Isi Makalah KLH
Isi Makalah KLH
PENDAHULUAN
1
tentang kesehatan lingkungan : Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian limbah.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana proses pengelolahan limbah di
rumah sakit Madani.
1.3.3 Untuk mengetahui permasalahan dan solusi limbah di rumah sakit
Madani.
1.3.4 Untuk mengetahui rekomendasi kelompok terhadap rumah sakit
Madani.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1) Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan;
2) Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain;
3) Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, dan penimbunan limbah B3;
4) Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk
mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah
B3, sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan;
5) Penghasil limbah B3 adalah orang yang usaha dan/atau kegiatannya
menghasilkan limbah B3;
6) Pengumpul limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah
B3 sebelum dikirim ke tempat pengolahan dan/atau pemanfaatan
dan/atau penimbunan limbah B3;
7) Pengangkut limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pengangkutan limbah B3;
8) Pemanfaat limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pemanfaatan limbah B3;
9) Pengolah limbah B3 adalah badan usaha yang mengoperasikan
sarana pengolahan limbah B3;
10) Penimbun limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
penimbunan limbah B3;
4
11) Pengawas adalah pejabat yang bertugas di instansi yang
bertanggung jawab melaksanakan pengawasan pengelolaan limbah
B3;
12) Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang
dilakukan oleh penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat
dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud
menyimpan sementara;
13) Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah
B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan
sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan/atau
pengolah dan/atau penimbun limbah B3;
14) Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan limbah
B3 dari penghasil dan/atau dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat
dan/atau dari pengolah ke pengumpul dan/atau ke pemanfaat
dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun limbah B3;
15) Pemanfaatan limbah B3 adalah suatu kegiatan perolehan kembali
(recovery) dan/atau penggunaan kembali (reuse) dan/atau daur
ulang (recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi
suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman bagi
lingkungan dan kesehatan manusia;
16) Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik
dan komposisi limbah B3 untuk menghilangkan dan/atau
mengurangi sifat bahaya dan/atau sifat racun;
17) Penimbunan limbah B3 adalah suatu kegiatan menempatkan
limbah B3 pada suatu fasilitas penimbunan dengan maksud tidak
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup;
18) Orang adalah orang perseorangan, dan/atau kelompok orang,
dan/atau badan hukum;
19) Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang bertanggung
jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan;
5
20) Menteri adalah Menteri yang ditugasi untuk mengelola lingkungan
hidup;
Pasal 2
Pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan
oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang
sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali.
Pasal 3
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang
menghasilkan limbah B3 dilarang membuang limbah B3 yang
dihasilkannya itu secara langsung ke dalam media lingkungan hidup,
tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Pasal 4
Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3
dilarang melakukan pengenceran untuk maksud menurunkan
konsentrasi zat racun dan bahaya limbah B3.
Pasal 5
Pengelolaan limbah radio aktif dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab atas pengelolaan radio aktif sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6
2.2.1 Pengelolahan Limbah Masyarakat atau non medis
Untuk pengelolahan limbah masyarakat di rumah sakit Madani sudah
dilakukan oleh pihak rumah sakit. Hal ini dilakukan dengan adanya proses
pemilahan sampah yaitu sampah organik dan non-organik beberapa tahun lalu.
7
setiap ruangan, lalu limbah tersebut dikumpulkan ke tempat penampungan
limbah B3.
b. Pengelolahan limbah medis tajam
Dalam pengelolahan limbah medis tajam ini, disetiap ruangan
diletakkan box yang berwarna coklat disekitar jangkauan perawat yang
telah menangani pasien. Setelah penuh, box tersebut di angkut ke tempat
penampungan limbah B3.
Langkah berikutnya yang dilakukan pihak rumah sakit setelah limbah
medis biasa dan limbah medis tajam terkumpul di tempat penampungan
limbah B3 kemudian diserahkan kepada pihak pengangkut atau transporter.
Dimana pihak pengangkut tersebut telah mempunyai izin untuk pengangkut
dari kementrian terkait. Dalam setiap proses itu ada dokumen yang harus
dibuat seperti pencatatannya tanggal pengangkutan, berat pengangkutan, plat
kendaraan pengangkutan, dimana terdapat sebanyak tujuh lembar dokumen
munifase. Jika sudah bisa menunjukkan tujuh dokumen tersebut, maka proses
tersebut telah selesai.
2. Pengelolahan limbah medis cair
Berdasarkan hasil observasi kelompok kami, penanganan limbah medis cair
di rumah sakit Madani ini menggunakan instalasi pengelolahan air limbah (IPAL),
dimana pada saat sisa cairan di tempat penampungan B3 ditumpahkan ke saluran
khusus yang terhubung sampai ke IPAL, kemudian di dalam IPAL di proses
sedemikian sehingga limbah cairnya tidak beracun lagi. Untuk mengetahui bahwa
IPAL bekerja dengan baik yaitu dengan melihat jika ikan yang ada di kolam
(bioindikator) tersebut mati maka ada kesalahan dalam IPAL tersebut, namun jika
ikan yang ada di kolam (bioindikator) sehat maka IPAL berguna dengan baik.
8
limbah organik maupun non organik dengan cara memisahkan tempat sampah
antara limbah organik maupun organik. mereka telah menyedikan pula bak
sampah non organik maupun organik. Akan tetapi ketika pengangkutan kedua
limbah tersebut, pihak pengangkut (Dinas Kebersihan dan Ketamanan) tidak
melakukan pemilahan antara limbah organik maupun non-organik, Mereka
mengangkut limbah tersebut secara bersamaan. karena pihak pengangkut
melakukan hal tersebut, pihak rumah sakit tidak mengadakan lagi pemilahan
limbah organik maupun non-organik karena menurut pihak rumah sakit perlakuan
tesebut sia-sia sehingga mereka hanya berfokus pada pemilahan limbah medis.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Menurut KBBI, limbah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau
pemakaian.
2. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta(gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius bahan limbah
beracun dan sebagian bersifat radio aktif (Depkes, 2016).
3. Pengelolahan limbah rumah sakit Madani dibagi menjadi dua yaitu
pengelolahan limbah masyarakat(non-medis) dan limbah medis.
Kemudian limbah medis ini dibagi menjadi limbah medis padat dan
limbah medis cair. Pengelolahan limbah padat dikumpulkan di tempat
penampungan B3 sedangkan untuk limbah cairnya disalurkan ke IPAL.
4. Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan, permasalahan yang di
alami RS MADANI adalah pengelolahan limbah masyarakat, yaitu
limbah organik dan non-organik.
5. Rekomendasi kelompok terhadap rumah sakit yaitu meningkatkan
komunikasi antara pihak rumah sakit dengan Dinas Kebersihan dan
Ketamananan kota Palu sehingga memudahkan pemisahan antara tempat
sampah organik dan tempat sampah anorganik.
3.2 Saran
Rumah Sakit sebagai lembaga yang sosial ekonominya bertanggung jawab
atas pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak terlepas dari tanggung
jawab pengelolaan limbah yang di timbulkan. Oleh karena itu perlunya
pengelolahan limbah sesuai dengan manajemen yang telah ditetapkan agar
dampak dari limbah yang ada di rumah sakit tidak berpengaruh pada
Lingkungan sekitar Rumah Sakit.
10
DAFTAR PUSTAKA
Paramita, Nadia. “Sistem Pengelolaan Sampah Medis Rumah Sakit”. ISSN. 1907-
187X,2007
KESMAS. (2016). “Dasar Hukum Pengelolaan Limbah”. [online]. Tersedia :
http://www.indonesian-publichealth.com/peraturan-pengelolaan-
limbah/ yang diposting pada tanggal 14 April 2016. [Diakses pada
tanggal 20 Juli 2019]
Psychologymania.(2012).”Pengertian Limbah Rumah Sakit”. [Online]. Tersedia :
https://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-limbah-
rumah-sakit.html yang di posting pada bulan September 2012. [Diakses
pada tanggal 20 Juli 2019)
11
Lampiran Dokumentasi
12
Gambar IPAL di RS Madani
13