Anda di halaman 1dari 40

Kasus CKD:

Seorang perempuan berusia 35 tahun beragaman Hindu, pekerjaan swasta,


belum nikah, datang ke Rumah Sakit pada tanggal 5 Mei 2020 diantar oleh
keluargannya. Pasien memiliki riwayat kesehatan + 1 bulan yang lalu pasien
mengalami bengkak pada kedua kaki. Bengkak belum terlalu besar dan tidak
mengganggu aktivitas. Seminggu setelah bengkak, pasien muntah-muntah.
Hal tersebut diabaikan oleh pasien dan dianggap sakit masuk angina biasa.
Keesokan harinya muntah tersebut bertambah sering dan menyebabkan
pasien lemas.
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh lemas, kesadaran pasien
composmentis akan tetapi pasien sudah merasakan linglung, pasien memiliki
riwayat penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, konjungtiva anemis,
pasien mengalami keluhan nyeri pinggang terutama sebelah kiri ketika
dipalpasi mengeluh sangat nyeri, nyeri menyebar pada seluruh lapisan perut,
tidak sesak, BB:59Kg, TB: 157cm, BAK:2-3x/hari. Warna urine kuning
pekat seperti the, tidak nyeri saat BAK, BAB 1x/hari dengan konsistensi
lunak, tidak ada darah, TD:150/100,frekuensi nafas 18x/menit, frekuensi
nadi 88x/menit,Suhu 36,80C, dokter menganjurkan untuk segera dilakukan
cuci darah karena ureum sudah tinggi dan rawat inap untuk dilakukan
pemasangan tunel pada jugular dextra. Hasil renogram menerangkan kedua
fungsi ginjal sudah menurun dengan fungsi ginjal kiri nilai GFR 4,70
ml/menit dan ginjal kanan 4 ml/menit total GFR 8,7 ml/menit. Kesimpulan
gangguan terapi pasien HD 2x/minggu, UFG: 4,00, UFR: 1,00,Diet TKTP
1700 Kalori/24 jam. BB pre HD 59 Kg, BBpost HD 55Kg, IDWG 7,2%.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE
DI RUMAH SAKIT UMUM BANGLI
TANGGAL 5 Mei 2020 PUKUL 10.00 WITA

A. PENGKAJIAN
1. Identitas/Biodata
a. Identitas Pasien
Nama                        : Ny.A
Umur                        : 35 Tahun
Agama                     : Hindu
Jenis Kelamin           : Perempuan
Status                        : Belum menikah
Pendidikan                : Tidak tamat SD
Pekerjaan                 : Swasta
Suku Bangsa             : Indonesia
Alamat                      : Songan, Kintamani
Tanggal Masuk         : 5 Mei 2020
Tanggal Pengkajian   : 5 Mei 2020
No. Register              : 14.44.64
Diagnosa Medis        : Chronic Kidney Disease
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama                        : Tn.B
Umur                        : 40 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Saudara Kandung
Pekerjaan                  : Wiraswasta
Alamat                      : Songan, Kintamani
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
 Saat MRS : Lemas
 Saat ini : Lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien memiliki riwayat bengkak pada kedua kaki selama 1 bulan,
bengkak belum terlalu besar dan tidak mengganggu aktivitas,
seminggu setelah bengkak, pasien muntah-muntah. Hal tersebut
diabaikan oleh pasien dan dianggap sakit masuk angin biasa.
Keesokan harinya mmuntah tersebut bertambah sering dan
menyebabkan pasien lemas. Pasien kemudian diajak berobat ke
RSU Bangli. Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh lemas,
kesadaran composmentis akan tetapi pasien sudah merasakan
linglung, konjungtiva anemis. Pasien mengalami keluhan nyeri
pinggang terutama sebelah kiri yang menjalah sampai ke perut,
tidak sesak. BB : 59 kg, TB : 157 kg, BAK 2-3x dalam sehari,
warna urine kuning pekat seperti teh, tidak nyeri saat BAK. BAB
1x dalam sehari dengan konsistensi lunak, tidak ada darah, TD :
150/100 mmHg, frekuensi nafas 18x/menit, frekuensi nadi 88
x/menit, suhu 36,80C. Dokter menganjurkan untuk segera
dilakukan cuci darah karena ureum sudah tinggi dan rawat inap
untuk dilakukan pemasangan tunel pada jugular dextra. Hasil
renogram menerangkan kedua fungsi ginjal sudah menurun dengan
fungsi ginjal kiri, nilai GFR : 4,70 ml/menit dan ginjal kanan 4
ml/menit, total GFR 8,7 ml/menit. Kesimpulan gangguan berat
fungsi parenkim dan ekskresi ginjal kiri dan kanan. Terapi pasien
HD 2x/minggu, UFG 4,00, UFR : 1,00, Diet TKTP : 1700,
kalori/24 jam. BB/HD : 59 kg, BB post HD : 55 kg, IDWG 7,2%.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya memiliki riwayat hipertensi dari 5
tahun yang lalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan penyakit seperti ini tidak pernah terjadi
sebelumnya pada anggota keluarga lainnya. Pasien mengatakan
tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
e. Riwayat Sosiokultural
Pasien tidak boleh keramas jika sedang sakit
3. Pola fungsi kesehatan Gordon
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
 Persepsi : Pasien mengatakan kesehatan itu adalah hal yang
luar biasa.
 Manajemen kesehatan : Pasien mengatakan jika sakit hanya
berobat ke dokter praktik.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan berat badannya sebelum sakit adalah 59 kg.
pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan.
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi penuh.
Pasien mengatakan minum sebanyak 2500 cc/hari.
 Saat sakit :
Saat pengkajian berat badannya adalah 59 kg. Pasien
mengatakan makan 2x sehari dengan diet TKTP yang
disediakan rumah sakit. Minum 1500 cc/hari.
c. Pola Eliminasi
1) BAK
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAK 2-3x sehari,
dengan bau khas, warna pekat seperti warna teh
2500cc/hari
 Saat sakit : Pasien mengatakan BAK 4-5 x sehari, dengan
bau khas. warna kuning jernih.800cc/hari
 Balance cairan
Hari / sift Pagi Siang
Selasa +366 +291
Rabu +239 +266
Kamis +314 +296
2) BAB
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari, dengan
bau khas, warna khas, dan konsistensi lembek.
 Saat sakit : Pada saat pengkajian pasien mengatakan sudah
BAB 1 x sehari, dengan bau khas, warna khas, dan
konsistensi lembek. Pasien mengatakan tidak ada
perubahaan pada saat sebelum sakit dan saat sakit.
d. Pola Aktifitas dan Latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum ✓

Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang
lain dan alat, 4: tergantung total
2) Latihan
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa beraktifitas atau
melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
 Saat sakit : Pasien mengatakan tidak bisa beraktifitas atau
melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri karena
merasa lemas dan sedang dirawat di rumah sakit.
e. Pola kognitif dan Persepsi
 Kognitif : pasien mengatakan mengetahui tentang
penyakitnya
 Persepsi : Pasien mengeluh lemas
f. Pola Persepsi-Konsep diri
- Citra tubuh : pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuh
karena merupakan ciptaan Tuhan.
- Harga diri : pasien mengatakan hubungan dengan orang lain
atau keluarga baik. Walaupun dalam kondisi sakit.
- Ideal diri : Pasien mengatakan berharap cepat sembuh dan bisa
kembali ke rumah.
- Gambar diri : Pasien mengatakan puas terhadap posisinya
sebagai wanita karier
- Peran diri: Pasien mengatakan tugasnya dalam keluarga
sebagai wanita karier yang bekerja setiap hari.
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit : pasien mengatakan tidurnya nyenyak. Tidur
selama 7 jam dari pukul 22.00 sampai pukul 05.00 pagi. Pasien
mengatakan tidak mengalami gangguan tidur seperti insomnia,
pasien mengatakan kadang-kadang tidur siang hanya setengah
jam saja.
 Saat sakit : Pasien mengatakan tidurnya nyenyak. Tidur selama
8 jam dari pukul 22.00 sampai pukul 06.00 pagi. Pasien
mengatakan tidak mengalami gangguan tidur seperti insomnia,
pasien mengatakan tidur siang hanya setengah jam saja.
h. Pola Peran-Hubungan
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga
baik.
 Saat Sakit : Pasien mengatakan tidak bisa menjalankan peran
sebagai wanita karier karena sedang di rawat di rumah sakit
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan belum menikah
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan mampu menangani stressnya saat dirawat
dirumah sakit dengan cara mengobrol dengan keluarganya yang
menjaga dirumah sakit.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan beragama Hindu dan sembahyang setiap hari

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : Mata : 4 verbal : 4 Psikomotor : 6
b. Tanda-tanda Vital : TD:150/100 mmhg Nadi:88 x/menit RR :
18x/menit suhu:36,80C
c. Kepala :
- Inspeksi : Bentuk kepala bulat. Warna rambut hitam. Rambut dan
kulit kepala bersih. Tidak ada lesi di kulit kepala. Bentuk wajah
oval.
- Palpasi : Tidak ada benjolan di kulit kepala.
d. Mata :
-Inspeksi : Bentuk mata simetris. Tidak ada kantung mata.
Konjungtiva tampak anemis, pasien memakai kaca mata. Reflek
pupil positif.
e. Hidung :
-Inspeksi : Tidak ada cuping hidung. Tidak ada secret. Tidak ada
pendarahan.. Warna kulit sama dengan kulit lainnya.
-Palpasi : tidak ada nyeri
f. Telinga :
-Inspeksi : Telinga tampak bersih, tidak ada lesi, pendengaran baik.
g. Mulut :
-Inspeksi : Mulut tampak bersih, tidak ada lesi pada mukosa, tidak
ada pembesaran tonsil. Gigi lengkap. Gigi dan lidah tamak bersih,
mukosa bibir tampak kering.
h. Leher :
-Inspeksi : Tidak ada hiperpigmentasi
-Palpasi : adanya pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan,
arteri karotis teraba.
i. Dada dan Punggung :
 Dada
-Inspeksi : dada simetris, bentuk dan postur normal, ada
otot bantu pernafasan, fase ekspirasi memanjang
-Auskultasi : suara nafas Bronchial,
-Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ictus cordis tidak tampak di
ICS V midclavicula
-Perkusi : suara sonor
 Jantung
-Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
-Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V
-Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2, tidak ada suara
tambahan (S3 dan S4)
j. Abdomen        :
-Inspeksi : warna sama dengan kulit lainnya, tidak ada
lesi,adanya kardiomegali
-Auskultasi : suara peristaltic 10x/menit
-Perkusi : Timpani
-Palpasi : adanya nyeri tekan pada pinggang menjalar ke perut
k. Ekstremitas     :
 Atas
-Inspeksi : warna kulit sawo matang. Tidak ada lesi. Tidak
ada benjolan. terpasang infus di tangan kiri. Tidak ada
hiperpigmentasi, kulit keriput
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Kulit kasar. Kulit terasa
hangat

 Bawah
-Inspeksi : tidak ada pembesaran tonjolan tulang. Tidak ada
lesi.
-Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Tidak ada pembesaran
limfonoid daerah ingual. Kulit terasa hangat
-Perkusi : Reflex patella positif
l. Genetalia :
Inspeksi :Tidak ada benjolan,teidak ada lesi,tanpak
menggunakan kateter urine bag
Palpasi :Tidak nyeri tekan
m. Anus :
Tidak terkaji
5. Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan diasnostik)
Hasil laboratorium darah lengkap
Tanggal : 05 Mei 2020
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hematologi lengkap 7,6 12,0-16,0 g/dl
Hemoglobin 24 37-47%
Albumin 2,4 3,5-4,5 g/dl
Eritrosit 2,9 4,3/6,0 juta/ uL
Leukosit 5240 4800-10800/uL
Trombosit 258000 150000-400000/ uL
Kimia klinik
Besi (Fe/iron) 25 62-173 ug/ dL
Ureum 231 20-15 mg/ dL
Kreatinin 9,19 0,5-1,5 mg/ dL
Asam urat 6,0 2,4-5,7 mg/ dL
Imunoserologi
Feritin 252 10-200 ng/ mL

6. Data Tambahan
Hasil Renogram
1) GFR kiri : 4,70 mL/menit
2) GFR kanan : 4 mL/menit
3) GFR total : 8,7 mL/menit
Hasil Theraphy HD
1) UFG : 4,00
2) UFR : 1,00

7. Therapy

Tgl Awal
NO Nama Dosis Rute Indikasi
Diberikan
1. 5 Mei 2020 Infus RL 20 Tpm IV Menambah elektrolit
tubuh
2. 5 Mei 2020 Ondansentron 2x1 IV Mengobati mual dan
muntah
3. 5 Mei 2020 Paracetamol 2x1 IV Mengurangi rasa nyeri

4. 5 Mei 2020 Furosemide 2x1 IV Menurunkan kadar


kalium dan natrium
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : Payah jantung kiri Resiko Hipervolemia
- Pasien mengeluh lemas
DO : Menimbulkan COP turun
- Pasien terlihat lemas
- Ekstremitas bawah kanan dan kiri Menimbulkan aliran daraf ginjal
pasien tampak edema turun
- BB pasien 59kg
- Pasien tampak menggunakan otot Menimbulkan RAA
bantu nafas
- Menimbulkan retensi Na dan H2O
naik

Resiko Hipervolemia

DS : Iritasi lambung Nausea


- Pasien mengeluh mual dan muntah
- Pasien merasa lemas Perdarahan
DO :
- Pasien tampak lemas Merasa mual dan muntah
- Hasil TTV :
- Suhu : 36,80C Uremia
- Nadi : 88 x/menit
- RR : 18 x/menit Keletihan
- TD : 150/100 mmHg
Nausea

DS : COP turun Intoleransi Aktivitas


- Pasien mengatakan badannya terasa
lemas Suplai O2 ke otak turun
DO :
- Pasien tampak lemas Metabolisme anaerob
- Pasien tampak pucat
- Hasil TTV : Timbunan asam laktat naik
- Suhu : 36,80C
- Nadi : 88 x/menit Fatique
- RR : 18 x/menit
- TD : 150/100 mmHg Intoleransi Aktivitas
- Hasil pemeriksaan Hematologi :
- Hemoglobin : 7,6 g/ dL
- Hematokrit : 24 %
- Albumin : 2,4 g/ dL
- Eritrosit : 2,9 / uL
- Leukosit : 5240/ uL
- Trombosit : 258000/ dL
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

1. Resiko Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan natrium ditandai


dengan edema perifer, gagal ginjal kronis
2. Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi ditandai dengan tampak
lemas
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, tekanan darah berubah
ditandai dengan anemia
Intervensi Keperawatan

No. No. Tujuan dan Intervensi Rasional


Diagnosa Kriteria Hasil
1. I Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang BB setiap 1. Pengkajian
keperawatan selama 3 x hari dan merupakan data
24jam, diharapkan kecenderungannya dasar dan
kelebihan volume cairan 2. Ajarkan pasien berkelanjutan
teratasi dengan kriteria hasil tentang penyebab untuk memantau
: dan cara mengatasi perubahan dan
1. Output dan input edema : mengevaluasi
cairan seimbang (1-2 Pembatasan diet, intervensi
cc/kg BB/jam) penggunaan dosis 2. Pasien
2. Tekanan nadi normal dan efek samping memahami
3. Denyut nadi normal obat yang tentang
4. Tidak terjadi diprogramkan penyebab dan
ansietas dan edema 3. Tinggikan dapat mencegah
ekstremitas ekstremitas yang peningkatan
5. Berat badan kembali edema cairan
stabil 4. Konsultasikan 3. Meningkatkan
6. Penegangan pada dengan dokter jika aliran balik vena
vena jugularis tidak tanda dan gejala 4. Mendapatkan
teraba kelebihan volume terapi yang lebih
7. Hematokrit dalam cairan menetap lanjut dari
batas normal atau memburuk dokter

2. II Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan 1. Mengetahui


keperawatan selama 3 x pengkajian lengkap kondisi pasien
24jam, diharapkan pasien rasa mual termasuk secara teratur
dapat meningkatkan frekuensi, durasi, 2. Mengetahui
aktivitas yang dapat tingkat mual, dan keluhan mual
ditoleransi dengan kriteria faktor yang yang dialami
hasil : menyebabkan oleh pasien
1. Pasien tidan mual pasien mual segera membaik
2. Pasien tidak muntah 2. Berikan istirahat 3. Mengurangi rasa
dan tidur yang mual dan
adekuat untuk muntah pada
mengurangi mual pasien
3. Anjurkan pasien 4. Mengurangi
makan sedikit tapi mual dan
sering dan dalam muntah yang
keadaan hangat dirasakan oleh
4. Berkolaborasi pasien secara
dengan Dokter terkontrol
tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
3. III Setelah diberikan asuhan 1. Monitor responden 1. Mengetahui
keperawatan selama 3x 24 emosi, fisik, sosial tingkat respon
jam diharapkan nyeri pasien dan spiritual fisik dan
dapat berkurang dengan terhadap aktivitas psikologis
kriteria hasil: 2. Bantu klien untuk pasien
1. Mampu mengontrol memilih aktivitas 1. Memaksimalkan
nyeri dan pencapaian kemampuan
(tau penyebab nyeri, tujuan melalui fisik dan
mampu menggunakan aktivitas yang psikologis
teknik non parmakologi konsisten dengan pasien
untuk mengurangu nyeri) kemampuan fisik, 2. Memaksimalkan
2. Melaporkan bahwa nyeri fisiologis dan aktivitas yang
berkurang dengan sosial dilakukan oleh
menggunakan 3. Rencanakan jadwal pasien
manajemen nyeri. antara aktivitas dan 3. Meningkatkan
3. Mampu mengenali nyeri istirahat aktivitas pasien
(Skala, intensitas, 4. Bantu dengan secara bertahap
frekuensi dan tanda aktivitas fisik 4. Meningkatkan
nyeri). teratur : misalnya pengetahuan
ambulasi, berubah pasien tentang
posisi, perawatan cara mengatur
personal sesuai pola hidup serta
kebutuhan aktivitas pasien
5. Sarankan metode- 5. Memaksimalkan
metode untuk kemampuan
meningkatkan fisik dan
aktivitas yang tepat psikologis dari
6. Berkolaborasi aktivitas yang
dengan ahli terapis dilakukan oleh
fisik, okupasi dan pasien
terapis rekreasional
dalam perencanaan
dan pemantauan
program aktivitas
Implementasi

Hari/ Tgl/ No Dx. Tindakan Keperawatan Evaluasi Nama


Jam dan
TTD
Selasa/ 5 I 1. Menimbang BB setiap hari dan DS :
Mei 2020 kecenderungannya - Pasien
Jam 13.00 mengatakan
WITA badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- BB : 59kg

Jam 13.20 2. Mengajarkan pasien tentang DS :


WITA penyebab dan cara mengatasi - Pasien
edema : Pembatasan diet, mengatakan pada
penggunaan dosis dan efek saat kakinya
samping obat yang bengkak
diprogramkan dikompres
dengan air hangat
DO :
- Pasien tampak
pucat
- Ektremitas bawah
pasien kanan dan
kiri tampak
edema

Jam 13.40 3. Meninggikan ekstremitas yang DS :


WITA edema - Pasien
mengatakan saat
tidur dan
beristirahat
kakinya dialasi
dengan bantal
DO :
- Posisi kaki pasien
tampak
ditinggikan
dengan dialasi
bantal
Jam 14.00 4. Berkonsultasi dengan dokter DS :
WITA jika tanda dan gejala kelebihan - Pasien
volume cairan menetap atau mengatakan
memburuk badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
lemas
- Pasien diberikan
obat furosemide 2
x1

Selasa/ 5 II 1. Memonitor frekuensi, durasi DS :


Mei 2020 dan tingkat mual - Pasien
Jam 14.30 mengatakan
WITA badanya terasa
lemas

DO :
- Pasien tampak
lemas
- Hasil TTV
pasien:
2. Memberikan istirahat dan tidur - S : 36,80C
Jam 14. 40 yang adekuat untuk mengurangi - TD:
WITA mual 150/100mmHg
- N : 88 x/menit
- RR : 18 x/menit
DS :
- Pasien mengatakan
badannya lemas

DS :
- Pasien tampak
pucat
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien tampak
DS :
- Pasien
mengatakan
Jam 14.45 3. Memberikan makanan yang badannya terasa
WITA sedikit tapi sering dalam lemas
keadaan hangat DO :
- Pasien tampak
pucat
- Keluarga pasien
memberikan
pasien makan
sedikit-sedikit
tapi sering

DS :
- Pasien
mengatakan
Jam 15.00 4. Berkolaborasi dengan Dokter badannya terasa
WITA tentang jenis obat, dosis dan lemas
frekuensi
DO :
- Pasien tampak
lemas
- Pasien diberikan
obat mual dan
muntah
ondansentron 2x1
Selasa/ 5 III 1. Memonitor responden emosi, DS :
Mei 2020 fisik, sosial dan spiritual - Pasien
Jam 15.20 terhadap aktivitas mengatakan
WITA terasa cepat Lelah
saat melakukan
aktivitas
DO :
- Pasien tampak
lemas, ADL
pasien dibantu
oleh keluarganya
kecuali makan
dan minum
secara mandiri
Jam 15.30 2. Merencanakan jadwal antara DS :
WITA aktivitas dan istirahat - Pasien
mengatakan
badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
lemas dan pucat
Jam 15.45 3. Menyarankan metode-metode DS :
WITA untuk meningkatkan aktivitas - Pasien dan
yang tepat keluarganya
mengatakan tidak
tahu cara
mengatur pola
aktivitas dengan
baik
DO :
- Pasien dan
keluarganya
tampak belum
mengerti tentang
cara mengatur
pola aktivitas
yang efektif
Jam 16.00 4. Berkolaborasi dengan ahli DS :
WITA terapis fisik, okupasi dan terapis - Pasien
rekreasional dalam perencanaan mengatakan
dan pemantauan program badannya terasa
aktivitas lemas saat
beraktivitas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- ADL pasien
tampak dibantu
kecuali makan
dan minum
secara mandiri
Hari/ Tgl/ No Dx. Tindakan Keperawatan Evaluasi Nama
Jam dan
TTD
Rabu/ 6 I 1. Menimbang BB setiap hari dan DS :
Mei 2020 kecenderungannya - Pasien
Jam 08.00 mengatakan
WITA badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- BB : 59kg

Jam 08.20 2. Mengajarkan pasien tentang DS :


WITA penyebab dan cara mengatasi - Pasien
edema : Pembatasan diet, mengatakan pada
penggunaan dosis dan efek saat kakinya
samping obat yang bengkak
diprogramkan dikompres
dengan air hangat
DO :
- Pasien tampak
pucat
- Ektremitas bawah
pasien kanan dan
kiri tampak
edema

3. Meninggikan ekstremitas yang


Jam 08.45 edema DS :
WITA - Pasien
mengatakan saat
tidur dan
beristirahat
kakinya dialasi
dengan bantal
DO :
- Posisi kaki pasien
tampak
ditinggikan
dengan dialasi
4. Berkonsultasi dengan dokter bantal
Jam 09.00 jika tanda dan gejala kelebihan DS :
WITA volume cairan menetap atau - Pasien
memburuk mengatakan
badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
lemas
- Pasien diberikan
obat furosemide 2
x1
Rabu/ 6 II 1. Memonitor frekuensi, durasi DS :
Mei 2020 dan tingkat mual - Pasien tampak
Jam 09.20 badanya terasa
WITA lemas

DO :
- Pasien tampak
pucat
- Hasil TTV
pasien:
- S : 36,50C
- TD:
150/100mmHg
- N : 84 x/menit
- RR : 18 x/menit
Jam 09.30 2. Memberikan istirahat dan tidur DS :
WITA yang adekuat untuk mengurangi - Pasien mengatakan
mual badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
pucat

3. Memberikan makanan yang DS :


Jam 09.45 sedikit tapi sering dalam - Pasien
WITA keadaan hangat mengatakan
badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- Keluarga pasien
memberikan
pasien makan
sedikit-sedikit
tapi sering

Jam 10.00 4. Berkolaborasi dengan Dokter DS :


WITA tentang jenis obat, dosis dan - Pasien
frekuensi mengatakan
badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
lemas
- Pasien diberikan
obat
ondansentron 2 x
1

Rabu/ 6 III 1. Memonitor responden emosi, DS :


Mei 2020 fisik, sosial dan spiritual - Pasien
Jam 10.20 terhadap aktivitas mengatakan
WITA terasa cepat Lelah
saat melakukan
aktivitas
DO :
- Pasien tampak
lemas, ADL
pasien dibantu
oleh keluarganya
kecuali makan
dan minum
secara mandiri
Jam 10.30 2. Merencanakan jadwal antara DS :
WITA aktivitas dan istirahat - Pasien
mengatakan
badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
lemas dan pucat
Jam 10.45 3. Menyarankan metode-metode DS :
WITA untuk meningkatkan aktivitas - Pasien dan
yang tepat keluarganya
mengatakan tidak
tahu cara
mengatur pola
aktivitas dengan
baik
DO :
- Pasien dan
keluarganya
tampak belum
mengerti tentang
cara mengatur
pola aktivitas
yang efektif
Jam 11.00 4. Berkolaborasi dengan ahli DS :
WITA terapis fisik, okupasi dan terapis - Pasien
rekreasional dalam perencanaan mengatakan
dan pemantauan program badannya terasa
aktivitas lemas saat
beraktivitas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- ADL pasien
tampak dibantu
kecuali makan
dan minum
secara mandiri
Hari/ Tgl/ No Dx. Tindakan Keperawatan Evaluasi Nama
Jam dan
TTD
Kamis/ 7 I 1. Menimbang BB setiap hari dan DS :
Mei 2020 kecenderungannya - Pasien
Jam 13.30 mengatakan
WITA badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- Setelah
melakukan
theraphy HD, BB
: 55kg
Jam 13.40 2. Mengajarkan pasien tentang DS :
WITA penyebab dan cara mengatasi - Pasien
edema : Pembatasan diet, mengatakan
penggunaan dosis dan efek badannya terasa
samping obat yang lemas
diprogramkan DO :
- Pasien tampak
pucat
- Edema ektremitas
bawah pasien
sudah tampak
berkurang
Jam 13.45 3. Meninggikan ekstremitas yang DS :
WITA edema - Pasien
mengatakan saat
tidur dan
beristirahat
kakinya dialasi
dengan bantal
DO :
- Posisi kaki pasien
tampak
ditinggikan
dengan dialasi
bantal
Jam 14.00 4. Berkonsultasi dengan dokter DS :
WITA jika tanda dan gejala kelebihan - Pasien
volume cairan menetap atau mengatakan
memburuk badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
lemas
- Pasien diberikan
obat furosemide 2
x1

Kamis/ 7 II 1. Memonitor frekuensi, durasi DS :


Mei 2020 dan tingkat mual - Pasien
Jam 14.20 mengatakan
WITA badanya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- Hasil TTV
pasien:
- S : 36,50C
- TD:
140/80mmHg
- N : 80x/menit
Jam 14.30 - RR : 16 x/menit
WITA 2. Memberikan istirahat dan tidur DS :
yang adekuat untuk mengurangi - Pasien mengatakan
rasa muntah badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
pucat

DS :
3. Memberikan makanan yang - Pasien
Jam 14.45 sedikit tapi sering dalam mengatakan
WITA keadaan hangat badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- Keluarga pasien
memberikan
pasien makan
sedikit-sedikit
tapi sering

4. Berkolaborasi dengan Dokter DS :


tentang jenis obat, dosis dan - Pasien
frekuensi mengatakan
badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
lemas
- Pasien diberikan
obat
ondansentron 2 x
1
Kamis/ 7 III 1. Memonitor responden emosi, DS :
Mei 2020 fisik, sosial dan spiritual - Pasien
Jam 15.20 terhadap aktivitas mengatakan
WITA terasa cepat Lelah
saat melakukan
aktivitas
DO :
- Pasien tampak
lemas, ADL
pasien dibantu
oleh keluarganya
kecuali makan
dan minum
Jam 15.30 secara mandiri
WITA 2. Merencanakan jadwal antara DS :
aktivitas dan istirahat - Pasien
mengatakan
badannya terasa
lemas
DO :
- Pasien tampak
lemas dan pucat
- Pasien tampak
tidur siang
Jam 15.45 selama 30 menit
WITA 3. Menyarankan metode-metode DS :
untuk meningkatkan aktivitas - Pasien dan
yang tepat keluarganya
mengatakan
sudah mengerti
cara mengatur
pola aktivitas
dengan baik
DO :
- Pasien dan
keluarganya
sudah mengerti
tentang cara
mengatur pola
aktivitas yang
Jam 16.00 efektif
WITA 4. Berkolaborasi dengan ahli DS :
terapis fisik, okupasi dan terapis - Pasien
rekreasional dalam perencanaan mengatakan
dan pemantauan program badannya terasa
aktivitas lemas saat
beraktivitas
DO :
- Pasien tampak
pucat
- ADL pasien
tampak dibantu
kecuali makan
dan minum
secara mandiri

Evaluasi
No Hari/Tgl/Jam No Dx. Evaluasi Hasil Nama/Paraf
1. Jumat/ 8 Mei I S:
2020/ Jam - Pasien mengatakan badannya terasa lemas
08.00 WITA O:
- Pasien tampak lemas
- Edema di ekstremitas bawah pasien tampak
berkurang
- BB pasien setelah dilakukan theraphy HD
55 kg
- Hasil TTV pasien
- Suhu : 36,50C
- TD : 140/80mmHg
- RR : 16x/menit
- Nadi : 80x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5,6)
2. Jumat/ 8 Mei II S:
2020/ Jam - Pasien mengatakan penyebab mual timbul
08.10 WITA karena sakit yang dideritanya
- Pasien mengatakan keluhan mual dan muntah
badannya terasa lemas

O:
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak pucat
- Hasil TTV pasien
- Suhu : 36,50C
- TD : 140/80mmHg
- RR : 16x/menit
- Nadi : 80x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi (1,2,3,4)
3. Jumat/ 8 Mei III S:
2020/ Jam - Pasien mengatakan badannya terasa lemas
08.30 WITA O:
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak pucat
- ADL pasien tampak dibantu oleh
keluarganya kecuali makan dan minum
secara mandiri
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi (1,2,3,4)

Anda mungkin juga menyukai