Anda di halaman 1dari 2

3.

Cerita Rakyat Timun Mas

Alkisah, hiduplah seorang janda tua sendirian bernama Sarni. Suatu hari ia pergi ke
hutan untuk mencari kayu. Tapi, ia bertemu dengan raksasa yang menginginkan
seorang anak untuk santapannya. Lalu, Sarni mengatakan ia tidak memiliki anak
sehingga raksasa memberikan biji timun dan mengatakan bahwa ia akan memiliki anak
nantinya. Dan, Sarni harus memberikan anaknya saat berumur 6 tahun.

Setelah 2 minggu kemudian, salah satu mentimun tersebut terlihat sangat besar. Sarni
membelahnya dan menemukan seorang bayi perempuan. Ia akhirnya hidup dengan
anak perempuan berparas cantik bernama Timun Mas. Suatu hari, raksasa datang
untuk menagih janji dan Sarni mencegahnya dengan beralasan semakin dewasa maka
akan semakin enak rasanya. Raksasa akhirnya menyetujui pernyataan Sarni.

Saat itu, Sarni bermimpi bahwa anaknya, Timun Mas diminta untuk menemui petapa di
gunung dan Timun Mas akhirnya menemui petapa dan mendapatkan empat buah
bungkusan kecil berupa biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. Timun Mas diminta
untuk melemparkan satu per satu apabila dikejar oleh raksasa. Ketika raksasa kembali
untuk mengambil Timun Mas, Sarni pun menawarkan untuk disantap karena tidak mau
kehilangan anak yang telah dibesarkannya.

Raksasa akhirnya mengejar Timun Mas dan Timun Mas mengikuti saran petapa untuk
melempar biji timun. Pada lemparan pertama sang raksasa mengalami kendala lilitan
tanaman timun. Kedua, ia menabur jarum yang tumbuh menjadi pohon bambu tajam
dan tinggi, setelah itu menabur garam dan muncullah lautan. Sayangnya, raksasa
masih mengejarnya hingga Timun Mas melempar bungkusan terakhirnya. Dia pun
selamat dari lautan lumpur mendidih yang menjerat raksasa.

4. Cerita Rakyat Batu Menangis

Cerita rakyat berikutnya berasal dari Kalimantan, yang menceritakan tentang hubungan


ibu dan anak. Sang anak memiliki paras cantik tapi memiliki sifat buruk dan manja.
Suatu hari sang ibu dan anaknya pergi ke desa untuk belanja. Namun, di perjalanan
banyak orang bertanya siapa yang berjalan di belakangnya. Pertama, anaknya
menjawab bahwa ibunya itu adalah pembantunya. Kedua ia menjawab ibunya itu
adalah budaknya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang oleh sang anak.

Hal itu, membuat sang ibu tak tahan mendengar jawaban sang anak sehingga ia
berdoa supaya anaknya dihukum. Anaknya kemudian berubah menjadi batu hingga
sampai setengah badan terkena kutukan. Anaknya meminta ampun kepada sang ibu.
Namun, ia akhirnya berubah menjadi batu menangis.

Baca juga: Main Bareng Bintang Laut di Pantai Telaga Bidadari, NTB


5. Cerita Rakyat Telaga Bidadari

Di sebuah telaga dihuni oleh seorang laki-laki tampan bernama Awang Sukma. Ia hidup
seorang diri dan gemar mencari burung. Tapi, suatu hari suasana sepi dan tak ada satu
pun burung yang hinggap.

Suatu hari, ia mendengar suara gemuruh orang sedang bercakap-cakap yang ternyata
berasal dari 7 bidadari yang sedang bermain air di telaga. Awan pun menuju telaga dan
mengambil salah satu pakaian dari bidadari tersebut. Saat mereka akan pulang,
seorang bidadari terlihat gelisah karena tidak menemukan pakaiannya. Awan pun
mendekati dan menawarkan untuk tinggal di rumahnya hingga akhirnya mereka
menikah dan dikaruniai seorang anak bernama Kumalasari. Rahasia pun terbongkar
dan akhirnya sang bidadari memilih kembali ke dunia khayangan menyusul kakak-
kakanya.

Anda mungkin juga menyukai