Anda di halaman 1dari 12

Pendekatan konvensional telah banyak ditinggalkan dan beralih ke pembelajaran berbasis

komputer atau yang biasa dikenal dengan pembelajaran daring (Thorne, 2003; Bersin,
2004).
Setiap dosen dapat berkreasi dan berinovasi dalam merencanakan dan menyusun
model pembelajaran (Mulyaningsih, Nurfiana, & Zahidin, 2017). Istilah model
pembelajaran daring atau Online Learning Models (OLM), pada awalnya digunakan untuk
menggambarkan sistem belajar yang memanfaatkan teknologi internet berbasis komputer
(computer-based learning/CBL). Dalam perkembangan selanjutnya, fungsi komputer telah
digantikan oleh telepon seluler atau gawai. Pembelajaran dapat berlangsung lebih luwes
dibandingkan jika menggunakan komputer. Orang dapat belajar di mana saja, kapan saja,
dan dalam situasi apa saja. Perkuliahan tidak hanya dapat dilakukan melalui proses tatap-
muka antara dosen dan mahasiswa. Kini, mahasiswa tetap bisa belajar meskipun jarak
dengan dosen berjauhan.
Dengan demikian, dalam praktiknya OLM tidak dirancang digunakan terpisah dari
perkulihan konvensional yang mengutamakan proses pembelajaran tatap-muka (face-to-
face leaning). OLM digunakan secara sinergis bersama pembelajaran tatap-muka. OLM
diposisikan sebagai pendukung perkuliahan mahasiswa. Hal tersebut dilandasi oleh
pemikiran bahwa pembelajaran daring murni belum dapat diterapkan secara penuh di
sebagaian besar perguruan tinggi di Indonesia.
Konsep Dasar Model Perkuliahan Melalui Daring
Pemanfaatan teknologi telekomunikasi untuk kegiatan pembelajaran di sekolah di
Indonesia semakin kondusif dengan munculnya sistem perkuliahan daring. Istilah daring
merupakan akronim dari “dalam jaringan“. Jadi perkuliahan daring adalah salah metode
pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan internet. Sistem perkuliahan daring ini
dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui
Program Kuliah Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (KDITT). KDITT merupakan
program pemerintah dalam menjangkau pelajar skala nasional (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI, 2014: 1).
Tujuan dari Program Kuliah Daring Indonesia Terbuka Terpadu menurut
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, (2014: xv) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketersediaan layan an pendidikan
2. Meningkatkan keterjangkauan la yanan pendidikan
3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan
4. Meningkatkan kesamaan dalam mendapatkan mutu layanan pendidikan, dan
5. Meningkatkan kepastian/keterjaminan mendap atkan mutu layanan
pendidikan yang baik.
Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengembangan perkuliahan daring, yakni konten,
kanal, infrastruktur atau teknologi informasi (Tl) (http://fri.or.id). Berkaitan dengan pra
syarat pembelajaran daring ada tiga hal yang perlu dilengkapi yaitu: (a) proses belajar
mengajar dilaksanakan melalui koneksi internet, (b) tersediannya fasilitas untuk kaum
pelajar dalam layanannya, seperti cetak, dan (c) disediakannya tutor jika terjadi kesulitan
dalam proses belajar (Newsletter of ODLQC, 2001). Selain hal itu, ada tambahan
persyaratan lain, seperti: (a) pihak penyelenggara kegiatan e-learning,
(b) maindset positif dosen dan mahasiswa dalam fungsi utama internet, (c) desain
sistem proses belajar yang bisa dipelajari oleh semua mahasiswa, (d) adanya proses
evaluasi dari rangkaian proses belajar mahasiswa, dan (e) mekanisme feedback dari pihak
penyelenggara.
Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran daring
merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN,
WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai
bentuk layanan belajar lainnya (http://eyepopping.manilasites.com/ profiles/).
Manfaat pembelajaran daring menurut Bates dan Wulf terdiri atas 4 hal, yaitu: 1)
Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity), 2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari
mana dan kapan

saja (time and place flexibility), 3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang
luas (potential to reach a global audience), 4) Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities) (Bates, 1997: 15).
Implementasi pembelajaran daring dengan demikian dapat memberikan manfaat
antara lain : 1) Adanya kenaikan grafik kualitas perguruan tinggi dan kualitas lulusan,
2) Terbentuknya komunitas sharing
ilmu tidak terbatas dalam satu lokasi,
3) peningkatan komunikasi yang
intens antara dosen dan mahasiswa,
4) Tidak terbatasnya sumber-sumber belajar, 5) meningkatnya kualitas dosen
dikarenakan mudah dosen dalam mendapatkan informasi.
Mengadaptasi Khoe Yao Tung, karakteristik pembelajaran daring, antara lain: 1)
Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen multimedia, 2)
Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video conferencing, chats
rooms, atau discussion forums, 3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya,
4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM, untuk meningkatkan
komunikasi belajar, 5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui, 6) Meningkatkan interaksi
antara mahasiswa dan fasilitator, 7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan
informal, 7) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet (Tung, 2000:
15).Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT) merupakan salah satu
bentuk pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. PDITT berfungsi agar dapat
menjembatani, meminimalisasi gap ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas pendidikan
tinggi di Indonesia. Pada web ini, mahasiswa yang telah terhubung dapat mengakses
beberapa mata kuliah yang disajikan dimana pun, dan kapan pun diinginkan.

I. PENUTUP
Formulasi model perkuliahan dalam jaringan (daring) merupakan sistem pembelajaran
jarak jauh yang menggunakan bantuan teknologi. Mahasiswa dan dosen tidak perlu
melakukan tatap muka selama proses pembelajaran berlangsung. Di samping itu semua
materi dan tugas pembelajaran dilakukan secara online.
Sistem perkuliahan daring memiliki kontribusi positif untuk menekan disparitas
kualitas perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Beberapa indikasinya di antaranya adalah
1) meminimalisir keterbatasan akses pendidikan tinggi yang berkualitas, karena perguruan
tinggi yang ada di daerah terpencil dapat mengakses pendidikan tinggi berkualitas yang ada
di kota-kota besar. 2) memutus keterbatasan fasilitas yang selama ini dianggap sebagai
salah satu kendala rendahnya kualitas pendidikan tinggi. Sistem kuliah daring tidak
membutuhkan fasilitas yang super canggih dan mahal, cukup menggunakan PC, notebook,
tablet, ataupun smartphone, yang saat ini harganya cukup terjangkau oleh masyarakat. 3)
menghilangkan keterbatasan pemahaman terhadap materi tertentu. Sistem kuliah daring
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dari pada sistem konvensional, karena
materi ditampilkan secara digital dan dalam bentuk animasi. 4) Sistem kuliah daring
memberikan akses yang luas terhadap sumber daya pendidikan, khususnya yang ada di
perguruan tinggi tekemuka.

Fasilitas perkuliahan dalam jaringan (daring) merupakan bagian penting dalam


pembelajaran saat ini, karena perkuliahan daring bisa menggantikan pembelajaran tatap
muka saat dosen berhalangan hadir, sehingga hal ini menjadi alasan pengembangan
perkuliahan secara daring. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan perguruan
tinggi terhadap tantangan digital dan respon mahasiswa adanya kegiatan perkuliahan
daring
Proses pembelajaran sebaiknya sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester
(RPS) yang sudah disusun dosen di awal perkuliahan, tetapi dosen terkadang
mengalami beberapa hambatan sehingga perkuliahan tidak berjalan dengan baik.
Perkuliahan dilakukan 15x tatap muka dengan pertemuan ke 8 adalah UTS dan
pertemuan ke
16 adalah UAS, dan dosen harus kesulitan mengganti waktu perkuliahan untiuk
memenuhi 15 tatap muka. Beberapa tahun ini, Unesa menyediakan fasilitas daring
sebanyak 4x. Fasilitas perkuliahan dalam jaringan (daring) merupakan bagian penting
dalam pembelajaran saat ini, karena perkuliahan daring bisa menggantikan pembelajaran
tatap muka saat dosen berhalangan hadir, sehingga hal ini menjadi alasan pengembangan
perkuliahan secara daring.
pelaksanaan kualitas perkuliahan daring (dalam jaringan) dengan mengetahui
kesiapan perguruan tinggi terhadap tantangan digital dan respon mahasiswa terhadap
pembelajaran daring materi digital berbasis interaktif-multimedia.
Media daring sebagai media penyampaikan perkuliahan yang mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era yang dijalankan untuk
mengikuti kebiasaan dan keseharian mahasiswa, sehingga perkuliahan sebagai suatu
keniscayaan untuk diterapkan pada dunia perguruan tinggi. tapi belum bisa diterapkan
sepenuh nya pada sekolah dasar.

Kuliah daring menjadi solusi untuk tetap menjalankan kegiatan belajar-mengajar di


tengah penyebaran virus corona (Covid-19) yang semakin meluas. Di tengah
pandemi Covid-19, yang diprediksi puncaknya di Indonesia pada pertengahan bulan
April ini.

Dalam menjalankan kuliah daring ini, beberapa hal kiranya perlu diperhatikan agar
aktivitas belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan nyaman.

Menurutnya dosen dan mahasiswa perlu membicarakan kembali kontrak belajar


khusus di kondisi darurat ini. “Selama kondisi darurat, dosen dan mahasiswa selalu
mengupdate kesepakatan, kuliah daring bisa tetap menyenangkan dan aman.
Sebagai upaya untuk mencegah wabah Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar
sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah. Mulai 16 Maret 2020 sekolah
menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring. Lalu, efektifkah pembelajaran jarak jauh
ini?  Pembelajaran secara daring dianggap menjadi solusi kegiatan belajar mengajar tetap
jalan di tengah pandemi corona. Meski telah disepakati, cara ini menuai kontroversi. Bagi
tenaga pengajar, sistem pembelajaran daring hanya efektif untuk penugasan. Mereka
menganggap untuk membuat siswa memahami materi, cara daring dinilai sulit.

Selain itu, kemampuan teknologi dan ekonomi setiap siswa berbeda-beda. Nggak semua
siswa memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan belajar jarak jauh ini. Koneksi lemot,
gawai yang nggak mumpuni, dan kuota internet yang mahal menjadi hambatan nyata.

Meskipun begitu, pembelajaran harus terus berlanjut. Setiap sekolah memiliki kebijakan
masing-masing dalam menyikapi aturan ini. Beberapa sekolah merombak jadwal mata
pelajaran yang akan diberikan kepada siswa setiap harinya. Mata pelajaran yang diberikan
dalam satu hari hanya tiga jenis, ditambah dengan lembar kegiatan yang harus diselesaikan
siswa setiap hari. 

Beberapa sekolah memberikan kebijakan agar siswa nggak hanya belajar materi pelajaran.
Tetapi juga mengasah life skill  dengan membantu kegiatan di rumah. 

Rosyida Qonita salah seorang guru di sekolah swasta MTs Ma'ahid Kudus mengaku jika
kegiatan pembelajaran daring ini nggak seefektif kegiatan belajar mengajar konvensional.
Menurutnya, beberapa materi harus dijelaskan secara langsung.

“Kalau efektivitas, beda jauh dengan KBM secara langsung, karena materi yang disampaikan
belum tentu bisa dipahami semua siswa," kata Qanita, "Ada keterbatasan untuk tanya jawab."
Qanita juga membeberkan kalau nggak semua siswa punya handphone sehingga mereka
nggak tahu cara mengerjakan tugas.

Berdasarkan pengalamannya mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi
penugasan. Hanya, karena tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, ada kemungkinan
akan menumpuk.

Berbeda dengan Geby pengajar di SD Islam Anajah yang sudah menggunakan aplikasi zoom
untuk mengajar. Interaksi dalam pembelajaran tetap terjadi seperti biasanya. Meskipun
terbatas dengan waktu. Dia mengajar mulai pukul 07.30 sampai 10.00 WIB.

Sekolah tempat dia mengajar mewajibkan adanya interaksi aktif dalam pembelajaran. Setiap
hari, dia dan pengajar lain diwajibkan melaporkan hasil pembelajaran beserta buktinya, yang
berisi progress serta kendalanya. Akan tetapi, dia pesimistis target kurikulum pembelajaran
bisa tercapai karena terbatasnya waktu.

“Target kurikulum nggak bisa tercapai dengan baik, mungkin nanti solusinya, ujian ditunda
sampai corona hilang. Karena menurut saya nggak efektif banget kalau maksain ujian
kenaikan kelas secara online,” kata Geby.

Sepertinya apa yang dirasakan para guru di atas juga dirasakan siswa. Fatiya kelas XI MA
Ma'ahid Kudus mengaku nggak paham dengan model pembelajaran ini.
"Kan harusnya di kasih materi atau belajar online sedangkan cuma ngasih tugas tugas tugas,"
kata Fatiya via whatsapp, Selasa (31/3).

Selain itu, dia menyayangkan banyak siswa yang mengerjakan sendiri tugas-tugasnya.

Dia berpendapat sistem ini membuat para siswa tambah nggak paham pada pelajaran.
"Mumet," tandasnya.

Senada dengan Fatiya, Maulana Lutvian, siswa kelas XI SMK Wisudha Karya Kudus.

Dia mengaku kurang paham dengan materi pembelajaran karena hanya disampaikan melalui
video tanpa ada proses tanya jawab.

Proses belajar mengajar di sekolahnya terbilang ringkas. 

"Kalau penjelasan materinya nanti di kasih video, dikirim lewat aplikasi Google Classroom,"


ungkapnya, Minggu (5/4).

Dibanding sistem daring, Vian lebih menyukai belajar secara konvensional. "Kalau di
sekolahan lebih jelas kalau dikasih penjelasan, kalau di rumah masih agak bingung," katanya.

Hm, serba sulit ya, Millens. Tapi semoga mereka tetap semangat ya. (Rafida
Azzundhani/E05)

Jakarta (ANTARA) - Merebaknya jumlah yang terinfeksi pandemi COVID-19 di


Indonesia direspons oleh beberapa banyak kepala daerah dengan mengeluarkan
kebijakan untuk meliburkan sekolah sebagai bagian dari jaga jarak fisik.  

Selain sekolah, kampus juga banyak diliburkan. Libur dalam arti bukan untuk
liburan melainkan mengganti proses belajar yang biasanya dilakukan dengan
cara konvensional, diganti dengan belajar daring.

Jangan sampai siswa diliburkan namun tidak melakukan apa-apa di rumah.


Padahal tujuan diliburkannya siswa agar bisa belajar di rumah, seperti imbauan
Presiden Jokowi agar rakyat Indonesia bisa belajar, bekerja dan beribadah di
rumah.

Virus corona awalnya menimpa masyarakat Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir
Desember 2019 dan menyebar secara eksponensial ke negara-negara lain
termasuk Indonesia. Korban dari pandemi ini juga tidak melihat kasta.

Beberapa pejabat dan atlet yang terpapar COVID-19 yaitu Nadine Dorries
(Menteri Kesehatan Inggris), Daniele Rugani dan Blaise Matuidi (pemain sepak
bola Juventus), Masoumeh Ebtekar (Wakil Presiden Iran urusan perempuan),
Salvatore Farina (Kepala Staf Angkatan Darat Italia), termasuk Budi Karya
Sumadi (Menteri Perhubungan RI), Bima Arya Sugiarto (Wali Kota Bogor) dan
Cellica Nurrachadiana (Bupati Karawang).
Di seluruh dunia, total yang positif COVID-19 sebanyak 787.631 orang, sembuh
166.276 orang dan meninggal 37.840 orang. Sedangkan di Indonesia, total yang
positif COVID-19  sebanyak1.528 orang, sembuh 81 orang dan meninggal 136
orang (Kemenkes, Johns Hopkins, diakses 31/3/2020 pukul 16.05 WIB).

Belajar daring

Belajar daring merupakan tantangan di era revolusi industri 4.0. Perkembangan teknologi saat
ini menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari, termasuk dalam dunia
pendidikan.

Rosenberg (2001) menjabarkan belajar daring merujuk pada penggunaan teknologi internet
untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.

Seperti diketahui bahwa internet merupakan jendela dunia. Hampir semua pertanyaan bisa
dijawab melalui internet.

Itulah sebabnya sekolah seyogianya tidak hanya mendidik siswa untuk menghafal. Namun,
adaptif terhadap kemajuan teknologi dan berpikir kritis.

Belajar daring sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru dalam pendidikan. Jauh sebelumnya,
sudah banyak lembaga yang mengadakan belajar daring.

Salah satu contohnya adalah edX, yaitu program kuliah daring yang digagas oleh Harvard
University dan MIT dengan menerapkan Massive Open Online Course (MOOC) dan
melibatkan lebih dari 140 universitas top di dunia.

Di Indonesia juga sudah diterapkan di sekolah baik secara penuh maupun sebagian. Selain itu
ada juga usaha rintisan (startup) Ruang Guru dan Zenius yang merupakan platform
pembelajaran berbasis kurikulum sekolah melalui video tutorial interaktif oleh guru dan
animasi di aplikasi ponsel.

Juga ada Klikcoaching.com yang merupakan platform layanan mentoring online untuk
meraih beasiswa ke luar negeri dan mentoring IELTS yang profesional dan dibimbing
langsung oleh mahasiswa Indonesia yang tersebar di berbagai negara seperti Jerman,
Amerika, Australia, Tiongkok dan sudah terbukti berhasil diterima kuliah di luar negeri.

Keunggulan

Belajar daring memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa keunggulan di antaranya ialah
efektifitas waktu dan tempat. Siswa bisa menghemat waktu ke sekolah atau kampus dengan
mengikuti proses belajar dari rumah.

Ini sangat berarti terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar dengan permasalahan
kemacetan.

Materi yang sudah dilaksanakan juga bisa diulang kembali sehingga siswa bisa memutar
kembali materi yang belum dipahami.
Bagi guru, materi yang sama bisa digunakan untuk kelas selanjutnya tentu dengan modifikasi
agar lebih menarik.

Hal lain ialah akrabnya para siswa baik yang level SD hingga universitas yang masuk
kategori generasi Alfa, Z dan Milenial dengan teknologi.

Kecepatan mereka dalam mengoperasikan teknologi untuk mencari informasi dan melakukan
komunikasi secara instan sangat luar biasa. Tanpa perlu diajari, mereka bisa mempelajarinya
sendiri.

Oleh sebab itu, mereka tidak hanya menjadikan guru dan buku di sekolah sebagai satu-
satunya sumber belajar, tetapi internet akan menjadi tempat berselancar sebagai sumber
belajar.

Ini juga bisa menjadi momentum untuk mendidik dan mengakrabkan generasi Indonesia
dalam pemanfaatan teknologi di era disrupsi ini.

Salah satunya mengajarkan bahwa kehadiran gawai tidak sekedar untuk menghabiskan waktu
di media sosial dan menonton YouTube melainkan bisa digunakan sebagai sumber
pengetahuan.

Kekurangan dan Tantangan

Selain kelebihan, belajar daring tentu ada kekurangannya. Guru sulit mengontrol mana siswa
yang serius belajar dan tidak. Interaksi dengan guru dan sesama siswa juga terbatas. Interaksi
menjadi hal fundamental dalam proses belajar, karena justru dari proses interaksi itu siswa
tidak sekadar belajar tentang teori melainkan praktek riil bahkan belajar hal baru yang tidak
diajarkan di kelas.

Senada dengan L. Gavrilova (2006) yang mengatakan bahwa kekurangan belajar daring yaitu
pembelajaran membutuhkan peralatan tambahan yang lebih.

Kebutuhan peralatan dan teknis seperti komputer, gawai, paket data internet ini menjadi
kendala terutama bagi mereka yang tinggal di desa dan baru menerapkan proses belajar
daring.

Bagi sekolah dan universitas yang telah menetapkan belajar daring selama masa pencegahan
pandemi harus mampu meracik agar program ini benar-benar berjalan secara optimal.

Dari situ, sekolah dan universitas harus memiliki panduan kurikulum dan teknis yang jelas.
Bagaimana agar materi tetap tersampaikan sesuai silabus dan penugasan. Platform yang
digunakan seperti Zoom, Skype, dan lain-lain juga harus disosialisasikan untuk menghindari
kendala teknis.

Guru juga harus piawai mengoperasikannya. Jika perlu ditunjuk operator khusus untuk
membantu guru-guru yang mengalami kendala karena faktor usia.

Belajar dari Tiongkok


Dampak dari virus korona di Tiongkok, hampir semua sekolah dan kampus
menerapkan sistem belajar daring.

Di kampus saya, Southwest University Chongqing misalnya, sebelum kuliah


daring dimulai kami diminta mengisi questioner online untuk mengetahui lokasi
tempat tinggal dan keadaan jaringan internet.

Silabus dan panduan teknis diberikan diawal sehingga kami paham alur dan apa
yang harus dikerjakan. Proses belajar dilakukan secara live face to face video
call, chating penugasan dengan platform DingTalk dan WeChat.

Sejauh ini saya rasa proses belajar daring di kampus cukup efektif meskipun
siswanya berasal dari lintas-negara, karena mayoritas sedang pulang ke
negaranya masing-masing.

Bahkan beberapa hari lalu diadakan pre-defense bagi salah satu teman


mahasiswa PhD asal Bangladesh melalui video call.

Pada akhirnya, dengan adanya belajar daring, semoga wabah pandemi Covid-19
di Indonesia segera berakhir, hubungan orangtua-anak semakin akrab dan putra-
putri Indonesia semakin cerdas. Bukan malah pergi ke luar kota dan sering
keluyuran ke mall.*
ANALISIS PENERAPAN METODE BELAJAR SISWA “SEKOLAH
DIRUMAH” DENGAN SISTEM DARING SELAMA MASA
PENANGGULANGAN COVID-19 DI TANAH AIR
Analisis penerapan metode belajar siswa “ sekolah dirumah “ dengan sistem daring selama
masa penanggulangan covid-19 ditanah air.

Seorang guru mempersiapkan metode pembelajaran jarak jauh di SDN Depok Baru 4, Depok, Jawa Barat, Senin
(16/3/2020). Pemerintah Kota Depok menginstruksikan seluruh sekolah untuk meliburkan siswa dari Taman Kanak-kanak,
SD, SMP, dan SMA selama 14 hari guna mengatisipasi penyebaran virus corona COVID-19. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi
Adha/foc. /ASPRILLA DWI ADHA

PIKIRAN RAKYAT - Pembelajaran secara daring diimplementasikan dengan beragam cara oleh


pendidik di tengah penutupan sekolah selama dua pekan untuk mengantisipasi virus corona.
Namun implementasi itu dinilai tidak maksimal dan menunjukkan masih ada ketidaksiapan di
kalangan pendidik untuk beradaptasi di iklim digital.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Heru Purnomo mengatakan, sejauh ini
banyak sekolah, utamanya di Jakarta, yang menerapkan metode pemberian tugas
secara daring bagi para siswa. Penugasan itu dilakukan melalui berbagai media sosial yang
tersedia, terutama whatsapp grup.
Ia menilai, dalam kondisi darurat karena adanya virus corona seperti sekarang, bentuk
penugasanlah yang dipandang efektif dalam pembelajaran jarak jauh. Konsekuensinya,
pengenalan konsep mengenai suatu pelajaran sebagaimana yang diterapkan dalam
pembelajaran tatap muka tidak bisa berjalan dengan baik.

Baca Juga: Inilah Tiga Prioritas Kerja Pemerintah Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19

"Dalam pembelajaran jarak jauh sampai saat ini, efektif dalam mengerjakan penugasan. Tapi,
dalam pembelajaran untuk memahami konsep, kemudian mengembangkan konsep itu sampai
refleksi, tidak berjalan dengan baik itu," katanya, Jumat 20 Maret 2020.

Ia menyebutkan langkah-langkah pembelajaran dalam situasi tatap muka biasanya mengikuti


tahapan-tahapan tertentu dalam skema ranah kognitif C1 sampai C6. Ranah tersebut menjadi
panduan dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa yang dimulai pertama kali dari
penyampaian pengetahuan, kemudian berlanjut ke pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan evaluasi.

Menurutnya, dalam pembelajaran tatap muka, akan ada penyampaian konsep pembelajaran dan
tujuannya terlebih dahulu. Kemudian pembelajaran berlanjut sampai pemahaman dan
pengembangannya. Tahapan-tahapan itu yang dinilainya tidak berjalan dengan baik dalam
situasi darurat seperti sekarang.

Baca Juga: Persib Bandung Belum Punya Lawan Uji Coba Tanding, Ini Penjelasan Tim
Pelatih

Pengamat pendidikan Indra Charimiadji mengatakan, selama empat hari terakhir, banyak guru
mengimplementasikan dengan cara-cara beragam belajar di rumah. Dari perbedaan
cara belajar itu, basisnya tetap pembelajaran secara daring.

"Ada yang membuat konsep ceramah online, ada yang tetap mengajar di kelas seperti biasa
tetapi divideokan dan yang menjadi lucu karena terlihat bangku-bangku kosong kemudian dikirim
ke aplikasi whatsapp siswa. Kemudian ada juga yang memanfaatkan konten-konten gratis dari
berbagai sumber," katanya.

Menurut dia, hal tersebut adalah suatu usaha awal yang baik, tetapi pada dasarnya tidak sesuai
dengan pedagogi digital (e-pedagogy). Dalam pedagogi digital, konten sudah tidak penting lagi
karena dengan adanya internet siapa saja mudah mendapatkan konten dan sebagian besar
disediakan gratis.

Baca Juga: Langka, Bunga Bangkai Raksasa Mekar dengan Tinggi Hampir 3 Meter di
Kebun Raya Cibodas

Fokus di pendidikan era 4.0, katanya, bukan lagi mengenai apa yang dipelajari, melainkan
bagaimana caranya belajar.

Baca Juga
Gadis ini hasilkan Rp30 juta sehari dengan metode simpel ini
Olymp Trade

Rasa sakit di persendian anda akan hilang selamanya


Artropant

Ingin hidup 120 tahun? Bersihkan pembuluh darah! Ini caranya


Naturatensi
Diabetes akan hilang sekali dan untuk selamanya!
SugaNorm

"Disinilah pentingnya posisi seorang pendidik karena mereka harus membimbing peserta didik
tentang caranya belajar termasuk belajar dengan memanfaatkan internet. Intinya guru-guru
Indonesia belum siap dengan melakukan pembelajaran dalam konsep daring," katanya.

Menurutnya, konsep pembelajaran berbasis digital pada dasarnya sudah diatur dalam
Permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Ia
merinci 14 poin mengenai pembelajaran berbasis digital dari Permendikbud itu.

Baca Juga: Piala Eropa 2020 Diundur Tahun Depan, Ini Deretan Timnas yang
'Diuntungkan'

Di antaranya seperti, perubahan pola pengajaran peserta didik dari awalnya diberi tahu menjadi
didorong untuk mencari tahu. Kemudian perubahan dari pembelajaran berbasis konten menuju
pembelajaran berbasis kompetensi dan lain-lain.

Menurutnya, Permendikbud itu sudah diterbitkan sejak 2016. Berarti sudah 4 tahun dilaksanakan
dan pastinya pemerintah telah mengeluarkan biaya trilyunan rupiah untuk melatih guru-guru agar
dapat melakukan proses pembelajaran sesuai dengan standar yang ada di dalam
Permendikbud.

Namun melihat kesulitan yang terjadi di lapangan dalam proses pembelajaran daring ini,


katanya, membuktikan bila peraturan/standar itu tidak pernah diikuti. Program-program pelatihan
guru yang memakan uang rakyat dengan jumlah besar dinilainya masih sebatas “event”.
Implementasinya tidak pernah terukur dan dievaluasi hasil belajarnya.

"Hal ini tentunya sangat berbahaya dalam mensukseskan program pembangunan SDM unggul
dimana pendidik adalah ujung tombaknya," katanya.***

Editor: Abdul Muhaemin

Anda mungkin juga menyukai