Anda di halaman 1dari 5

SYAIKH YUSUF QARDHAWI:

GURU UMAT ISLAM PADA MASANYA

M. Khalilurrahman
Fakultas Syari’ah UIN Maliki Malang
Telepon: 085649675668
Email: cholil_boyanes@yahoo.co.id

PENDAHULUAN ke-19 Masehi, terjadi polemik besar antara kaum


Mesir merupakan salah satu Negara di kawasan pem­ba­haru dan kaum tradisional. Di satu sisi, kaum
Timur Tengah yang sangat kaya dan dikenal dengan pem­baharu berusaha keras agar dapat menghadapkan
kha­zanah keislamannya. Semenjak masuknya Islam ke dan membawa Islam kepada persoalan-persoalan
Negara tersebut dan Amr bin ‘Ash menjadi gu­ber­nur kon­tem­porer yang tidak pernah muncul pada zaman
pertama di bawah ke-Khalifahan Umar Ibn al-Khat­tab, klasik, sedangkan di sisi lain kaum tradisionalis sama
di negeri ini telah bermunculan para pemikir muslim sekali menolak ide pembaharuan tersebut dan mereka
dan pembaharu yang sangat brilian. menangkapnya dengan penuh kecurigaan bahkan me­
Zaman keemasan Islam adalah zaman di ma­ re­ka menganggap bahwa ide pembaharuan hanyalah
na banyak bermunculan para ilmuwan muslim, ya­ merupakan sebuah ide besar berbau Barat yang akan
i­tu tepatnya pada masa Daulah Abbasiyah. Kita me­ meng­hancurkan prinsip-prinsip ajaran Islam, padahal
nge­tahui bahwa salah seorang imam madzhab Islam bagi para pembaharu, upaya tajdid ini adalah sebuah
terbesar, Muhammad bin Idris al-Syafi’i atau yang ke­niscayaan (necessity), karena tanpanya, Islam tidak
di­kenal dengan Imam Syafi’i, hampir separuh usianya akan dapat menyentuh persoalan-persoalan baru. Akan
be­liau habiskan di Mesir. Pada tataran militer, negeri tetapi, pembaharuan yang dilakukan harus tetap mem­
ini pernah dijadikan markas besar oleh mujâhid besar, perhatikan prinsip-prinsip pokok Islam yang tidak
Sha­la­huddin al-Ayyubi yang membebaskan al-Quds dapat berubah (tsawabit).1
da­ri tangan kaum Nashrani. Tentu saja arah berlawanan ini menimbulkan po­
Pada abad ke-19, kita mendengar tokoh pem­ba­ le­mik besar dan berkepanjangan. Akan tetapi, akhirnya
ha­ru seperti Jamaluddin al-Afghani (meskipun bukan polemik tersebut mulai menjinak dengan munculnya
ke­la­hiran Mesir) (1838-1897 M), yang bersama-sama be­be­rapa pemikir baru Mesir pada awal abad ke-20
de­ngan Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905 M) yang di antaranya adalah Syaikh Muhammad al-Gha­
me­ner­bitkan majalah al-‘Urwah al-Wutsqa di Paris. za­li dan Dr. Yusuf Qardhawi. Syaikh Muhammad al-
Af­ghani adalah seorang pembaharu yang berusaha ke­ Gha­zali adalah ulama yang merepresentasikan kaum
ras membela dunia Islam dan membebaskan mereka pem­ba­haru, sedangkan Syaikh Qardhawi adalah
da­ri genggaman para penjajah dan terkenal dengan ide reprsentasi kaum tradisonal. Dengan hadirnya dua
pan Islamismenya (al-Jami’ah al-Islamiyah). orang ulama ini, kubu  pembaharu dan tradisional
Adapun Muhammad Abduh adalah seorang ula­ mu­lai saling berdialog dan mendekati, sehingga ke­
ma yang berusaha keras melakukan pembaharuan dan mun­culan dua orang tokoh tersebut (meminjam isti­
mendialogkan ajaran Islam (terutama syarî’ah) de­ lah Thariq al-Busyra) seperti dua buah lautan yang
ngan  realitas masyarakat yang dihadapinya. Begitu ber­temu pada sebuah muara (multaqâ al-Bahrain),
pula muridnya, Sayyid Muhammad Rasyid Ridha yaitu lautan para pembaharu dan lautan kaum tra­di­si­
(1865-1935 M), yang meneruskan tafsir al-Manar kar­ onal, yang kemudian dua laut itu menjadi satu arus.
ya Muhammad Abduh dan menerbitkan majalah al- De­ngan demikian, dari kolaborasi ‘cantik’ antara dua
Manar. Kemudian disusul ulama-ulama Al-Azhar la­ pe­mikir ini, kita menemukan seorang pembaharu yang
innya yang tidak mungkin kami sebutkan satu per­satu. memiliki ruh tradisional dan pembela prinsip-prinsip
Tentu saja rentang waktu antara Imam Syafi’i de­ngan Islam (ushûl); dan seorang tradisionalis yang memiliki
Jamaluddin al-Afghani tersebut, di Mesir te­lah banyak jiwa pembaharu yang menggunakan tajdid se­bagai
pemikir besar lainnya yang muncul. jalan untuk mempertahankan eksistensi dan ushul
Pada wacana pemikiran kaum intelektual muslim 1 Muhammad Imarah, al-Madrasat al-Fikriyah: Madrasat al-Ihyâ wa al-Tajdîd.
Dalam al-Muslim al-Mu’âshir, edisi ke-100, tahun ke-25, h. 9.
Me­sir ini, sekitar awal abad ke-14 Hijriyah atau abad
171
172 Jurisdictie, Jurnal Hukum dan Syariah, Volume 2, Nomor 1, Juni 2011, hlm 171-175
Islam.2 Dengan demikian, gaya pemikiran Is­lam tuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Tepatnya ia dilahirkan
seperti ini, akan dapat menjadikan Islam lebih da­pat pada tanggal 09 September 1926 dari pasangan suami
berdialog dan harmonis dengan zaman, tetapi ia tidak istri yang sangat sederhana tetapi taat beagama. Ia ti­
kehilangan kemurniannya. dak berkesempatan mengenal ayah kandungnya de­
Dua orang ulama ini adalah alumni Universitas ngan baik, karena tepat usianya baru mencapai dua
Al-Azhar Mesir. Mereka sering sekali mendialogkan tahun, ayah yang dicintainya telah meninggal dunia.4
pe­mi­kirannya secara terbuka. Salah satunya adalah Setelah ayah kandungnya meninggal dunia, ia
ketika Syaikh Muhammad al-Ghazali menulis sebuah di­asuh dan dibesarkan oleh ibu kandung, kakek dan
buku yang berisi rekontruksi standar keshahihan ha­ pa­mannya. Akan tetapi pada saat ia duduk di tahun
dits berdasarkan makna (matan) dan tidak hanya men­ keempat Ibtidaiyah Al-Azhar, ibunya pun dipanggil
dasarkannya kepada kredibilitas para perawi (sanad) yang maha kuasa. Beruntung, ibu yang dicintainya
seperti yang dilakuakn oleh para ulama klasik. Buku ma­sih sempat menyaksikan putra tunggalnya ini ha­
tersebut berjudul: al-Sunnat al-Nabawiyyat baina fal seluruh al-Quran dengan bacaan yang sangat fa­
Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadits. Kemudian Syaikh sih, karena pada usia sembilan tahun sepuluh bulan,
Qar­dhawi berusaha mengkritik metodologi Syaikh ia telah hafal al-Qu’ran di bawah bimbingan seorang
al-Ghazali ini dengan metodolgi klasik yang sangat kuttab yang bernama Syaikh Hamid.5 Setelah ayah,
dikuasainya. Buku tersebut berjudul Kaifa nata’amal Ibu dan kakeknya meninggal dunia, ia diasuh dan di­
ma’a al-Sunnat al-Nabawiyah (Bagaimanakah seha­ bimbing oleh pamannya. Pendidikan formalnya di­
rus­nya memperlakukan Sunnah Nabawiyah). Ke­dua mulai pada salah satu lembaga pendidikan Al-Az­har
buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam ba­ha­sa yang dekat dengan kampungnya, yang hanya me­ne­
Indonesia. Kedua tokoh ini adalah dua orang ula­ rima calon siswanya yang sudah hafal al-Quran. Di
ma yang memiliki kedekatan secara personal dan lem­baga pendidikan inilah Qardhawi kecil mulai
per­nah bersama-sama menjadi penghuni penjara bergelut dengan kedalaman khazanah Islam di bawah
Thur, bahkan Qardhawi menulis buku yang secara bimbingan para gurunya.
khu­sus menceritakan kedekatannya dengan Syaikh Pada masa kecilnya, di dalam jiwa Qardhawi
Muhammad al-Ghazali yang berjudul: al-Syaikh al- ter­dapat dua orang ulama yang paling banyak mem­
Ghazali Kama Araftuhu: Rihlah Nishf Qarn.  Saat ini, be­ri­kan warna dalam hidupnya, yaitu Syaikh Al-
setelah Syaikh Muhammad al-Ghazali meninggal du­ Bat­tah (salah seorang ulama alumni Al-Azhar di
nia (bulan Maret tahun 1996),3 Syaikh Qardhawi te­ kampungnya) dan Ustadz Hasan al-Banna. Bagi Qar­
rus berjuang dan berkarya untuk kebangkitan umat. dhawi, Syaikh al-Battah adalah orang yang pertama
Tentu saja untuk memaparkan perjalanan dan jasa kali mengenalkannya kepada dunia fikih, terutama
mereka terhadap Islam. Kami hanya akan menulis se­ ma­dzhab Maliki, sekaligus membawanya ke Al-
bagian kecil kontribusi yang telah diberikan Qardhawi, Azhar. Sedangkan Syaikh al-Banna adalah orang yang
sa­lah seorang ulama yang masih hidup dan berusaha telah mengajarkannya cara hidup berjamaah, ter­u­
ke­ras meneruskan cita-cita para pendahulunya ter­se­ tama dalam melaksanakan tugas-tugas berdakwah.
but terhadap Islam. Me­ngenai pengaruh al-Bana dalam dunia pemikiran
dan spiritualnya, beliau pernah mengatakan: “Di an­
Perjalanan Hidup Syaikh Qardhawi
ta­ra orang-orang yang paling banyak memberikan
Syaikh Yusuf Qardhawi yang semenjak duduk di pe­ngaruh besar dalam dunia pemikiran dan spiritual
tingkat keempat Ibtida’iyah selalu dijuluki ‘Ya Alla­ ka­mi adalah Syaikh al-Syahid al-Banna.”6
mah’ atau syaikh oleh para gurunya, beliau dilahirkan Setelah keluar dari madrasah tersebut, beliau
di sebuah kampung kecil yang bernama Shaft Turab. melanjutkan ke Madrasah Ibtida-iyyah “Thantha”,
Ia adalah salah satu perkampungan asri Mesir yang yang diselesaikannya dalam waktu empat tahun.
ter­dapat di Provinsi Gharbiyah, dengan ibu kotanya Kemudian pindah ke Madrasah Tsanawiyyah yang
Than­tha. Dari Kairo, kampung tesebut berjarak se­ki­ sama selama lima tahun.7 Qardhawi terus melanjutkan
tar 150 kilo meter atau untuk menempuhnya mem­bu­ ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin.
2 Thariq al-Busyra. Syakhshiyat wa Qadhaya Mu’asharah. (Al-Hilal: Kairo, 4 Sulaiman bin Shalih Al-Khurasyi, “Al-Qaradhaawiy Fil-Mizan”, di­ter­je­
2002). h. 78 dan 80. mahkan M. Abdul Ghoffar, Pemikiran Dr. Yusuf al-Qaradhawi Dalam Tim­
3 Pada tahun ini, pada bulan yang sama di Mesir telah meningal tiga orang ulama bangan (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2003), h. 7.
bear yang menjadi simbol kebesaran umat Islam Msir, yaitu: Ustadz Khalid 5 Ishom Talimah, “al-Qardhawiy Faqiihaan”, diterjemahkan Samson Rahman,
Muhammad Khalid, kemudian  Syaikh Muhammad al-Ghazali, kemudian Manhaj Fikih Yusuf al-Qaradhawi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 3.
Syaikh Jad al-Haq Ali Jad al-Haq (mantan Syaikh al-Azhar), kemudian Dr. 6 http://web –iskandar. Tripod.com, Diakses pada hari Kamis, 24 Januari 2011.
Ishmat Saif al-Daulah.  7 Sulaiman bin Shalih Al-Khurasyi, Op Cit., h. 8.
M. Khalilurrahman, Syaikh Yusuf Qardhawi: Guru Umat Islam Pada Masanya 173

Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru ia perbaharui kehidupan dunia mereka.9
peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi “Zakat dan Pada tataran teknis, cita-cita shahwah tersebut
Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan”, berusaha diwujudkan dalam sebuah aktivitas hara­
yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. kah. Ia menyadari bahwa untuk mencapai tujuan
Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas ter­sebut­, tidak dapat dilakukan secara individual,
per­soalan zakat dengan nuansa modern. Dia terlambat tetapi ia membutuhkan sebuah kerja massal (‘amal
memperoleh gelar doktornya karena situasi politik jamâ’i) yang tersusun dan  terprogram secara rapi.
Mesir yang tidak menentu.8 Oleh karena hal inilah maka semenjak duduk di
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri ting­kat Tsanawiyah, Qardhawi telah memulai tugas
dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat ber­dakwah dengan bergabung bersama Ikhwan dan
ter­buka, dia membebaskan anak-anaknya untuk me­ se­menjak awal, ia telah dipersiapkan agar menjadi
nuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat sa­lah seorang kader terbaik mereka. Salah satunya
serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya ada­lah pada saat ia ditunjuk untuk menjadi da’i Ikh­
lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus wan untuk seluruh Mesir, dari Provinsi Alexandria
di­­tempuh anak-anak perempuannya dan anak laki- (Is­kandariyah) sampai Aswan dan Sinai, bahkan ia
lakinya. pernah ditugaskan berdakwah di beberapa negara Arab
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor seperti Suria, Libanon dan Yordania, dengan dana
fisi­ka dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya yang didapatkannya dari Ustadz Hasan al-Hudhaibi,
memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga Mursyid ‘am Ikhwan yang kedua, padahal saat itu ia
da­ri Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh ma­sih berstatus sebagai seorang mahasiswa.10
S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pen­ Selain menjadi aktivis di lapangan, Qardhawi
didikan ­S1-nya di Universitas Texas Amerika. Anak juga merupakan salah seorang pemikir yang ide-
laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang idenya banyak dijadikan sebagai referensi oleh para
teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Uni­ aktivis harakah. Menurutnya, yang dimaksud  dengan
ver­sitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu harakah adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan
telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik secara kolektif dan dimulai dari masyarakat paling
jurusan listrik. bawah (bottom up) dan terorganisir secara rapi da­
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anak­ lam upaya mengembalikan masyarakat kepada ajaran
nya, orang-orang bisa membaca sikap dan pandangan Islam.11  Menurut Qardhawi, tujuan utama yang ha­
Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh rus direalisasikan oleh sebuah harakah Islamiyah
anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Da­rul ada­lah bagaimana mewujudkan sebuah pembaharuan
Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Se­ (tajdîd). Melakukan tajdid adalah merupakan sebu­
dangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum ah sunnatullah yang akan terus berulang. Hal ini
dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, ditegaskan dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud
karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang dan al-Hakim: “Sesunggunya pada setiap seratus
menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua tahun, Allah akan mengutus untuk umat ini,  orang
ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada yang memperbaharui agamanya”. Yang di­mak­sud­
orang yang memandang dan mempergunakannya. kannya dengan pembaharuan (tajdid) adalah sebuah
Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qar­ upaya untuk memperbaharui pemahaman keagamaan, 
dhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam. keimanan,  sikap iltizam kepada agama serta mem­
per­baharui metode dakwah yang digunakan. Ia bu­
Kontribusi Qardhawi bagi Islam
kan­lah sebuah usaha untuk membuat aturan baru
Setidaknya Syaikh Qardhawi telah memberikan da­lam agama dengan merubah prinsip-prinsip baku
sumbangsih bagi agama Islam dalam dua hal, yaitu; (tsawabit) atau merusak tatanan ajaran yang qath’i.
Pertama, Dalam Dunia Dakwah (Harakah Dan Kedua, Pemikiran Yusuf Qardhawi Dalam Bi­
Shahwah Islamiyah), Shahwah adalah sebuah upa­ya dang Fikih, Seorang fakih yang benar-benar fakih
untuk membangkitkan umat dari keterlenaan, ke­ter­ ada­lah orang yang mengetahui secara lengkap ten­
belakangan, kejumudan dan melepaskan mereka dari
konflik internal melalui berbagai wujud usaha de­ngan 9 Muhammad Imarah. Al-Shahwah. Dalam al-Mausu’ah al-Islamiyah al-
‘Amah. (Kairo: Wazarah al-Auqaf, 2001) h. 850.
tujuan memperbaharui agama, sehingga dapat mem­ 10 Ishom Talimah, Op.Cit, 23-24.
8 Ishom Talimah, “al-Qardhawiy Faqiihaan”, diterjemahkan Samson Rahman, 11 Yusuf Qardhawi, Al-Ikhwan Al-Muslimun Sab’una ‘Aman fi al-Da’wah wa
Manhaj Fikih Yusuf al-Qaradhawi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 4. al-Tarbiyah wa al-Jihad. Maktabah Wahbah: Kairo 1999. h. 31.
174 Jurisdictie, Jurnal Hukum dan Syariah, Volume 2, Nomor 1, Juni 2011, hlm 171-175
tang al-Qur’an dan Ulum al-Qur’an, Sunnah dan Ilmu apa yang tercantum dalam beberapa ayat diantaranya
Hadits serta ilmu-ilmu yang berhubungan de­ngan su­rat al-Baqarah: 143, ar-Rahman: 7-9, dan al-A’raaf:
keduanya seperti, bahasa Arab dan sastranya, fi­kih 31 dimana ayat-ayat tersebut memerintahkan kita
perbandingan dan masalah-masalah khilafiyah. Se­ agar bersikap moderat. Selain dari beberapa ayat di
lain itu ia dituntut untuk menguasai ilmu ushul fikih, atas pada kehidupan Rasulullah juga dipenuhi dengan
maksud-maksud syari’ah dan benar-benar me­ngu­ sikap dan seruan kepada sikap moderat.14
asai masalah-masalah fikih. Dia juga dituntut untuk Selain sebagai ulama yang terkenal sangat me­
mengerti banyak tentang realitas kehidupan saat ini. megang teguh sikap moderasi, Yusuf Qardhawi me­
Sebagai seorang fakih maka syarat-syarat tersebut te­ milih metode fikihnya dengan semangat toleransi
lah dimiliki oleh Yusuf Qardhawi. (ta­sa­muh), lintas madzhab dan selalu menghendaki
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemikiran ke­mu­dahan bagi umat (taisir), serta mengakses peng­
Yusuf Qardhawi adalah peristiwa istimewa yang dia­ ga­lian hukum secara langsung dari sumbernya yang
laminya di tingkat Ibtida’iyah yaitu pada saat pertama asli, yaitu al-Quran dan sunnah shahihah. Dengan
ka­li ia mendengarkan ceramah ustad al-Banna. K­e­ me­tode inilah Qardhawi menjelajahi dunia fikih, dari
tika mendengarkan ceramahnya, intuisi Qardhawi tema-tema yang paling kecil seperti masalah lalat
ke­cil mulai dapat merasakan kehadiran seorang laki- yang hingap pada air, sampai masalah yang paling
laki alim yang telah menggadaikan seluruh hidupnya be­sar seperti ‘Bagaimanakah Islam menata sebuah
hanya untuk kepentingan Islam dan umatnya. Karena ne­gara’?, atau dari tema yang paling klasik seperti
kesadaran dan pemahaman akan pentingnya dakwah masalah thahârah, sampai yang paling kontemporer
yang dilakukan secara berjamaah, maka ia mulai ber­ seperti masalah demokrasi, HAM, peranan wanita
gabung bersama Ikhwanul Muslimin.12 Kelompok ini dalam masyarakat dan pluralisme (ta’addudiyah).
mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh ke­ Kesimpulan
lompok lainnya, yaitu fanatisme berlebihan terhadap
Yusuf Qardawi dilahirkan pada tanggal 09 Sep­
pen­dirinya, Hasan al-Banna.13 tember 1926, nama beliau mulai muncul pada awal
Al-Qardhawi terkenal sebagai salah seorang abad ke-20 saat beliau menjinakkan polemik antara
yang sangat berpegang teguh pada sikap moderasi, ka­um pembaharu dan tradisional, yang muncul se­ki­
ba­ik dalam bidang pemikiran, fikih, ataupun dakwah. tar ­awal abad ke 14 hingga abad ke 19. Tidak hanya
Pe­ngakuan ini bukan saja datang dari kalangan Is­ itu, nama Yusuf Qardhawi semakin besar karena
la­mis, namun juga dari orang-orang non-muslim. beliau telah banyak memberikan sumbangsih bagi
Diantaranya yaitu Syeikh Muhammad al-Ghazali, Dr. agama Is­lam dalam dua hal, yaitu; Pertama, Dalam
Muhammad Imarah dan lain-lain. Dunia Dak­wah (Harakah Dan Shahwah Islamiyah),
Sikap moderat yang diambil Yusuf Qardhawi dan Kedua, Pemikiran Yusuf Qardhawi Dalam
ber­sumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Karena Islam Bidang Fikih, beliau juga berpegang teguh pada sikap
sendiri adalah agama moderat, dan karakter umat moderasi.
Islam adalah umat moderat. Hal ini sesuai dengan
12 http://web –iskandar. Tripod.com, Diakses pada hari Kamis, 24 Juni 2010. 14 Ishom Talimah, Op Cit., 57-66.
13 Sulaiman bin Shalih Al-Khurasyi, Op Cit., 13.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. ‘Ilam al-Muwaqi’in. (Dar Imarah, Muhammad. Al-Shahwah. Dalam al-
al-Fikr: Beirut). h. 1976. Mausu’ah al-Islamiyah al-‘Amah. Wazarah al-
Busyra, Thariq. Syakhshiyat wa Qadhaya Mu’asharah. Auqaf:: Kairo. 2001.
(Al-Hilal: Kairo). h. 2002. Qardhawi, Yusuf. al-Shahwat al-Islâmiyyah baina al-
Farhat, Muhamad Nur. al-Bahtsu ‘an al-‘Aql: Hiwâr Juhûd wa al-Tatharruf. Bank al-Taqwa. (tanpa
ma’a fikr al-Hakimiyah wa al-Naql. (Dar al- kota). 1402 H.
Hilâl: Kairo).1997. Qardhawi, Yusuf.  pada jurnal al-Muslim al-Mu’ashir 
Imarah, Muhammad. al-Madrasah al-Fikriyah: yang berjudul: al-Fiqh al-Islami bain al- Ashalah
Madrasat al-Ihya wa al-Tajdid. Dalam al- wa al-Tajdid.  Edisi 3 (rajab 1395/Juli 1975. 
Muslim al-Mu’ashir, edisi ke-100, tahu ke-25 Qardhawi, Yusuf. Min Fiqh al-Daulat fî al-Islâm:
(Muharram-Rabi’ul Awwal 1422 H). Makanatuha, Ma’alimuha, Thabi’atuha, Mauqi­
M. Khalilurrahman, Syaikh Yusuf Qardhawi: Guru Umat Islam Pada Masanya 175

fuha Min al-Dimuqrathiyah, wa al-Ta’addudiyyah Qardhawi, Yusuf.  Syari’at al-Islam. A-Maktabah al-
wa al-Mar’ah wa Ghair al-Musliman. Dâr al- Islamiyah Beirut (tanpa tahun).
Syuruq: Kairo. 2001. Qardhawi, Yusuf. AL-Ikhwan AL-Muslimun Sab’una
Qardhawi, Yusuf. Aulawiyat al-Harakat al-Islamiyah ‘Aman fi al-Da’wah wa al-Tarbiyat wa al-Jihad.
fi al-Marhalat al-Qadimah. Mu’assasah Risalah: Maktabah Wahbah: Kairo 1999.
Beirut. 1997. Qardhawi, Yusuf. Ummatuna baina Qarnai. Dar al-
Qardhawi, Yusuf.  Al-Siyasah al-Syar’iyyah fi dhau’i Syuruq: Kairo. 2000.
nushuh al-Syari’ah wa maqashidiha. Maktabah Talimah, Isham. Al-Qardhawi Faqihan. Dar al-Tauzi
Wahbah, Kairo. 1998. Halaman 228. Mu’assasah Wa al-Nsyr al-Islamiyah: Kairo. 2000.
Risalah: Beirut. 1997.
Qardhawi, Yusuf.  Min ajli Shahwah Rasyidah. Dâr
al-Syuruq: Kairo. 2001.

Anda mungkin juga menyukai