07/MENKES/446/2020
TENTANG PETUNJUK TEKNIS KLAIM PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN
PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU BAGI RUMAH SAKIT
YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)
Disampaikan oleh:
SUNDOYO, SH, MKM, M.HUM
Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan
LATAR BELAKANG
01
RELAKSASI PELAKSANAAN
PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN
PASIEN COVID-19
02
UPAYA PENYELESAIAN KLAIM
DISPUTE
03
PENYESUAIAN DENGAN KMK
NO HK.01.07/MENKES/413/2020
TENTANG PEDOMAN
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
LINGKUP PENGATURAN
DIKTUM KESATU
Menetapkan Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Pelayanan DIKTUM KELIMA
Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu bagi Rumah Sakit yang Pada saat Keputusan Menteri mulai berlaku, rumah sakit yang
menyelenggarakan Pelayanan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) memberikan pelayanan COVID-19 untuk pasien yang mulai
yang selanjutnya disebut Juknis Klaim PIE sebagaimana tercantum dirawat sejak tanggal 28 Januari 2020 sampai dengan 14
dalam Lampiran I Agustus 2020, tetap dapat melakukan pengajuan penggantian
biaya pelayanan untuk pasien dengan status ODP, PDP, dan
DIKTUM KEDUA pasien konfirmasi dengan ketentuan sebagaimana tercantum
Juknis Klaim PIE menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat, dalam Lampiran II.
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, BPJS Kesehatan,
dan rumah sakit dalam pelaksanaan penggantian biaya DIKTUM KEENAM
pelayanan pasien Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Pada saat Keputusan Menteri mulai berlaku:
1. KMK No HK.01.07/Menkes/238/2020 tentang Petunjuk Teknis
Klaim Pembiayaan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
DIKTUM KETIGA bagi Rumah Sakit yang Menyelenggarakan Pelayanan
Rumah sakit penyelenggara pelayanan COVID-19 dapat Coronavirus Disease 2019 (COVID-19); dan
melakukan pengajuan penggantian biaya pelayanan pasien 2. SE No HK.02.01/Menkes/295/2020 tentang Klaim Penggantian
COVID-19 berdasarkan Juknis Klaim PIE untuk pasien yang Biaya Perawatan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
mulai dirawat sejak tanggal 15 Agustus 2020 Bagi Rumah Sakit yang Menyelenggarakan Pelayanan
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19),
dicabut dan dinyatakan tdk berlaku
DIKTUM KEEMPAT
Kementerian Kesehatan, BNPB, BPKP, dinas kesehatan DIKTUM KETUJUH
daerah provinsi, dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota Keputusan Menteri mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Juknis Klaim PIE sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
KETENTUAN BAGI rumah sakit yang
memberikan pelayanan COVID-19 untuk
pasien dengan status ODP, PDP, dan
pasien konfirmasi yang mulai dirawat
sejak tanggal 28 Januari 2020 sampai
01 LAMPIRAN I dengan 14 Agustus 2020
01 02 03 04
KEMENTERIAN DINKES
BPJS KESEHATAN PROV/KAB/KOTA
KESEHATAN RUMAH SAKIT
Melakukan penggantian Melakukan pengelolaan Melakukan pembinaan
biaya pelayanan pasien administrasi klaim dan pengawasan Memberikan pelayanan
COVID-19 penyelenggaraan kesehatan pasien COVID
Melakukan verifikasi
pelayanan COVID-19 di -19.
Melakukan pembayaran tagihan pelayanan
rumah sakit
kepada rumah sakit yang kesehatan dari rumah Melakukan rekapitulasi
melakukan pelayanan sakit yang melakukan Mempersiapkan
data pasien COVID-19
COVID-19 pelayanan COVID-19. kebutuhan data pasien
yang dilayani.
penyakit COVID-19 dan
Menyelesaikan klaim Koordinasi dengan
data Penyelidikan Melakukan pengajuan
dispute rumah sakit yang Kementerian Kesehatan
Epidemiologi (PE) di klaim biaya pelayanan
menyelenggarakan dalam rangka proses
wilayah kerjanya untuk pasien COVID-19 secara
pelayanan COVID-19 pembayaran tagihan klai
disesuaikan dengan berkala
m kepada rumah sakit yg
pengajuan klaim COVID-
telah dilakukan proses
19 rumah sakit Melengkapi berkas klaim
verifikasi
sesuai dgn pelayanan
Melakukan rekapitulasi
Melaporkan hasil proses yang diberikan
pasien bersama rumah
verifikasi berupa Berita
sakit
Acara kpd Kementerian Menerima pembayaran
Kesehatan klaim
DEFINISI
• Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
1. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal. You can simply impress your audience and
add amemiliki
2. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala unique zing and appeal
riwayat to your
kontak dengan kasus
Presentations. Easy to change colors,
konfirmasi/probable COVID-19. photos and Text. Get a modern
3. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakitPowerPoint
DAN tidakPresentation
ada penyebab lain
that is berdasarkan
beautifully
gambaran klinis yang meyakinkan. designed. You can simply impress your
audience and add a unique zing and
• Kasus Probable appeal to your Presentations. Easy to
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19
change DANand
colors, photos belum
Text.ada
Get hasil
a
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
• Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR (termasuk Tes
Modern
Cepat Molekuler/TCM dan mesin PCR Program HIV AIDS dan PIMS ).
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik), DAN Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
• Komorbid/penyakit penyerta :
Portfolio
suatu keadaan dimana pasien telah memiliki penyakit yang sudah diderita sebelumnya, bersifat kronik dan akan memperberat
perjalanan penyakit COVID-19 nya.
• Komplikasi :
•
Presentation
penyakit yang timbul akibat dari perawatan pasien COVID-19 yang tidak ada sebelumnya dan/atau merupakan perjalanan penyakitnya.
Co-insidens :
suatu keadaan dimana terdapat 2 (dua) penyakit atau lebih yang terjadi dalam satu episode perawatan pelayanan COVID-19 secara
bersamaan, tidak saling berhubungan, dan bukan merupakan penyakit kronis sebelumnya.
KRITERIA PASIEN 1. Pasien Suspek
•
•
usia ≥60 (enam puluh) tahun dengan atau tanpa komorbid.
Usia < 60 (enam puluh) tahun dengan komorbid.
• Suspek dgn ISPA berat/peneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain
berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
2. Pasien Probable.
RAWAT INAP 3. Pasien Konfirmasi
• Pasien konfirmasi tanpa gejala, yang tidak memiliki fasilitas
untuk isolasi mandiri di tempat tinggal atau fasilitas publik yang
dipersiapkan pemerintah yang dibuktikan dengan surat
1. Pasien suspek dengan atau keterangan dari kepala Pukesmas.
tanpa komorbid/penyakit • Pasien konfirmasi tanpa gejala dengan komorbid/penyakit
penyerta, melampirkan bukti penyerta.
pemeriksaan laboratorium • Pasien konfirmasi dengan gejala ringan, sedang, berat/kritis.
darah rutin dan X-ray foto 4. Pasien suspek/probable/konfirmasi dengan co-insidens
thorax. Bukti x-ray foto
thorax dikecualikan bagi ibu
hamil dan pasien dengan
kondisi medis tertentu seperti 1. Untuk WNI: Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga, atau
gangguan jiwa, gaduh
RAWAT JALAN surat keterangan dari kelurahan
gelisah yg dibutikan dengan
2. Untuk WNA: passport, KITAS atau nomor identitas UNHCR.
surat keterangan DPJP.
3. Orang terlantar: surat keterangan dari dinas sosial.
2. Pasien konfirmasi COVID-19
4. Apabila semua identitas sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai
dengan atau tanpa
dengan angka 3 tidak dapat ditunjukan, maka bukti identitas dapat
komorbid/penyakit penyerta,
menggunakan surat keterangan data pasien yang ditandatangani oleh
melampirkan bukti hasil
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan diberi stempel dinas
pemeriksaan laboratorium Berlaku bagi WNI dan WNA termasuk
kesehatan kabupaten/kota
RT-PCR dari Rumah Sakit tenaga kesehatan dan pekerja yang
atau dari fasilitas pelayanan mengalami COVID-19 akibat kerja, yang 5. Apabila semua identitas sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai
kesehatan lainnya. dirawat pada rumah sakit di wilayah dengan angka 4 juga tidak dapat ditunjukan, maka bukti identitas dapat
NKRI menggunakan Surat Keterangan/Surat Jaminan Pelayanan (SJP) dari
pimpinan rumah sakit
KRITERIA RUMAH SAKIT
ASESMEN KLINIS : dituangkan dalam resume medis, termasuk BUKTI X-RAY FOTO THORAX DIKECUALIKAN bagi ibu hamil dan
diantaranya gambaran radiologis menunjukkan perbaikan dan/atau pasien dengan kondisi medis tertentu seperti pasien gangguan jiwa,
pemeriksaan darah menunjukan perbaikan, yang dilakukan oleh DPJP. gaduh gelisah, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari DPJP
METODE PEMBAYARAN
Pelayanan yang diberikan dan maksimal lama perawatan ditentukan dengan menggunakan tarif
INA-CBG dan tarif per hari (cost per day) yang efektif dan efisien
NORMA TARIF
Perhitungan Tarif Rawat Jalan Perhitungan Tarif Rawat Inap
Menggunakan Tarif INA-CBG, dengan Tarif Klaim Pasien = (a+ ((n.b)-a)-c)-d
ketentuan :
a. Rumah sakit dapat mengajukan
penggantian biaya pelayanan COVID-
19 berupa jaminan pelayanan COVID- Tarif klaim pasien adalah tarif INA-CBG ditambah jumlah LOS (Length of
19 untuk pelayanan rawat jalan. Stay) pasien dikalikan cost per hari
b. Besaran jaminan pelayanan COVID-19 a = Tarif INA-CBG
untuk pelayanan rawat jalan sesuai
dengan tarif INA-CBG rawat jalan n = Jumlah LOS
rumah sakit kelas A regional 1 b = Tarif per Hari (Cost per Day)
c. Rumah sakit yang memberikan c = APD dan obat-obatan dari bantuan (bantuan pemerintah melalui APBN
pelayanan rawat jalan tidak sesuai tata
kelola pelayanan, maka tidak akan akan menjadi pengurang dari besaran klaim yang diajukan rumah sakit)
diberikan penggantian biaya pelayanan d = Layanan penunjang yang tidak dilakukan
COVID-19.
TARIF PER HARI (COST PER DAY)
NO KRITERIA TARIF PER HARI
2 Modern
Azitromisin serb inj 500 mg Rp. 110.000/vial
8
9
Waktu perdarahan
Anti HIV
19.000
151.000
3 Levofloksasin inf 5 mg/ml Rp. 19.206/vial 10 Analisa gas 86.000
4
Portfolio
Levofloksasin tab sal selaput Rp.
528/tablet
11.
12.
Albumin
Thorax AP/PA
25.000
115.000
500 mg
5 Presentation
Klorokuin tab 250 mg Rp. 850/tablet
Apabila rumah sakit tidak melakukan pemeriksaan laboratorium dan
6 Oseltamivir 75 mg Rp. 10.010/kapsul radiologi, maka biaya yang akan dibayarkan dari total klaim 1 (satu)
episode pelayanan COVID-19 per pasien akan dikurangi 1 (satu) kali
dengan total jumlah pemeriksaan yang tidak dilakukan
NORMA TARIF
TARIF UNTUK RUJUKAN
▪ Rumah sakit yang merujuk pasien COVID-19 ke rumah sakit rujukan dan rumah sakit lain yang memiliki fasilitas untuk melakukan penatalaksanaan
dan pelayanan Covid-19, maka diberlakukan norma pembayaran sebagai berikut:
a. Merawat ≤ 6 jam, dibayar tarif INA-CBG rawat jalan.
b. Merawat > 6 jam-2 hari, dibayar 70 % dari tarif klaim.
c. Merawat > 2-5 hari, dibayar 80 % dari tarif klaim.
d. Merawat > 5 hari, dibayar 100% dari tarif klaim.
e. Bila pasien suspek/probable/konfirmasi Covid-19 datang ke rumah sakit dengan kondisi berat, kemudian pasien tersebut meninggal, maka
dibayar 100% dari tarif klaim. Dibuktikan dengan resume medis yang telah dilakukan tindakan resusitasi. Step 4
KOMPLIKASI
Jika pasien dengan komplikasi akan melanjutkan perawatan komplikasinya, maka
pembiayaannya dijamin oleh JKN/asuransi kesehatan lain/pasien.
CO-INSIDENS
Step 4
KOMPLIKASI
Penggantian biaya pelayanan untuk
komorbid/penyakit penyerta,
KOMORBID/PENYAKIT komplikasi, dan co-insidens yang
PENYERTA dijamin oleh JKN dibuktikan dengan
surat eligibilitas peserta yang
dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan.
CO-INSIDENS
• Penggantian pembiayaan penyakit pada keadaan co-insidens bersumber dari luar
pembiayaan jaminan pelayanan COVID-19 sesuai dengan kepesertaan pasien
tersebut (JKN/asuransi kesehatan lain/mandiri (pasien/keluarga).
• Cost per day dari pasien suspek/probable/konfirmasi COVID-19 dengan co-insidens,
total tarif dikurangi komponen besaran tarif akomodasi rawat inap kelas 3 rata-rata
sebesar Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah).
NORMA PENGKODINGAN
Koding
NO DIAGNOSIS SUSPEK/ CONFIRM
Dalam pengajuan klaim pelayanan COVID-19 diklaimkan PROBABEL
menggunakan software INA-CBG. Ketentuan koding yang digunakan
sebagai berikut: RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN
a. Seluruh pasien dengan hasil pemeriksaan penunjang positif 1 1. Diagnosis Z03.8 B34.2
COVID-19 menggunakan kode B34.2 (Coronavirus Infection, utama Observation for other Coronavirus
Unspecified Site) sebagai diagnosis utama. suspected diseases Infection,
Unspesified
b. Untuk pasien Suspek/Probable menggunakan kode Z03.8
(Observation for other suspected diseases and conditions) 2. Diagnosis P.96.8 P.39.8
sebagai diagnosis utama. Utama Other specified Other specified
bayi di conditions origination infections specific
c. Untuk bayi baru lahir dengan hasil pemeriksaan penunjang
bawah 7 in the perinatal period to perinatal
positif COVID-19 menggunakan kode P39.8 (Other specified
hari period
infections specific to the perinatal period) sebagai diagnosis
utama. 2 Diagnosis Sesuai dengan Sesuai dengan
sekunder kondisi komorbid dan kondisi komorbid
d. Untuk bayi baru lahir dengan status Suspek/Probable
komplikasi pasien dan komplikasi
menggunakan kode P96.8 (Other specified conditions
pasien
originating in the perinatal period) sebagai diagnosis utama.
3 Prosedur Sesuai dengan Sesuai dengan
e. Jika terdapat diagnosis selain COVID-19, Suspek/Probable
prosedur yang prosedur yang
maka dikoding sebagai diagnosis sekunder.
dilakukan kepada dilakukan kepada
pasien pasien
PENGAJUAN KLAIM
PERMOHONAN
VERIFIKASI OLEH BPJS PEMBAYARAN OLEH
PENGAJUAN
KESEHATAN KEMENKES
KLAIM
✓ Rumah sakit mengajukan klaim secara kolektif BPJS melakukan verifikasi ✓ Kementerian Kesehatan melakukan
kepada Dirjen Yankes cq. Direktur PKR dan mengeluarkan Berita pembayaran ke rumah sakit dalam waktu 3
ditembuskan ke BPJS Kesehatan dan Dinkes Acara Verifikasi Pembayaran hari kerja setelah diterimanya Berita Acara
kabupaten/kota. Pengajuan klaim rumah sakit paling lambat 7 hari Hasil Verifikasi Klaim dari BPJS Kesehatan
lapangan/rumah sakit darurat dilakukan oleh ✓ Biaya klaim akan ditransfer ke rekening rumah
rumah sakit yang melakukan supervisi, sakit pemohon, setelah memperhitungkan
pembinaan dan pengawasan Uang Muka yang diberikan
KLAIM DISPUTE
✓ Pengajuan klaim per 14 hari kerja. Dalam hal
terdapat kekurangan berkas, BPJS Uang muka maksimal 50% dari setiap jumlah klaim yang diajukan.
mengembalikan klaim dan rumah sakit dapat Dalam hal terdapat klaim dispute, Jika uang muka lebih besar dibandingkan dengan hasil verifikasi
BPJS Kesehatan:
mengajukan kembali setiap hari kerja maka dilakukan penyelesaian oleh a. Selisih lebih bayar tersebut akan menjadi faktor pengurang
Tim yang dibentuk oleh Menteri pada pembayaran klaim berikutnya.
b. Selisih lebih bayar tersebut harus dikembalikan ke
✓ Berkas klaim dlm bentuk softcopy meliputi: Kesehatan. Penyelesaian klaim Kementerian Kesehatan melalui rekening klaim COVID-19 atau
1. Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) dispute oleh Tim bersifat final. kas negara, apabila rumah sakit tidak lagi memberikan
2. Rekapitulasi pasien pelayanan COVID-19 paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
dibayarkan uang muka.
3. Surat Perintah Kerja (SPK)
PEMBIAYAAN DAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
01 SUMBER PEMBIAYAAN
02 MASA KADALUARSA KLAIM 03 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Sumber pembiayaan
berasal dari DIPA Masa kadaluarsa klaim adalah Kementerian Kesehatan, BNPB,
Kementerian Kesehatan, 3 (tiga) bulan setelah penetapan BPKP, Dinas Kesehatan Daerah
DIPA Badan Nasional Corona Virus Disease 2019 Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Penanggulangan Bencana, (COVID-19) sebagai jenis Daerah Kabupaten/Kota melakukan
dan/atau sumber lainnya penyakit yang menimbulkan pembinaan dan pengawasan terhadap
yang sesuai dengan kedaruratan kesehatan pelaksanaan Juknis Klaim PIE sesuai
peraturan perundang- masyarakat dicabut oleh dengan kewenangan masing-masing.
undangan. Pemerintah Pusat.
LAMPIRAN II
JAMINAN PELAYANAN COVID-
19 PADA OPD, PDP, DAN
PASIEN KONFIRMASI COVID-19
DEFINISI a. Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan sistem
pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk
dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19.
2. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38oC) atau riwayat demam
disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan pelayanan lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
3. Pasien Konfirmasi COVID-19 adalah pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes
positif melalui pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Pemeriksaan laboratorium RT-PCR termasuk Tes
Cepat Molekuler/TCM yang digunakan untuk pemeriksaan TB dan mesin PCR Program HIV AIDS dan
PIMS yang digunakan untuk memeriksa Viral Load HIV.
4. Komorbid/penyakit penyerta adalah suatu keadaan dimana pasien telah memiliki penyakit yang
sudah diderita sebelumnya, bersifat kronik dan akan memperberat perjalanan penyakit COVID-19 nya.
Komorbid/penyakit penyerta antara lain penyakit imunokompromise, Jantung, Hati, Diabetes Melitus
(DM), Asma, Hipertensi, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Tuberculosis (TB), Human
Immunodeficiency Virus (HIV), Ginjal, pascastroke, Kanker, dan penyakit kronis lain yang dapat
memperberat perjalanan penyakit COVID-19.
5. Komplikasi adalah penyakit yang timbul akibat dari perawatan pelayanan PDP atau pasien konfirmasi
COVID-19 yang tidak ada sebelumnya dan/atau merupakan perjalanan penyakitnya.
6. Co-insidens adalah suatu keadaan dimana terdapat 2 (dua) penyakit atau lebih yang terjadi dalam
satu episode perawatan pelayanan COVID-19 secara bersamaan, tidak saling berhubungan, dan
bukan merupakan penyakit kronis sebelumnya.
KRITERIA PASIEN PASIEN RAWAT INAP
PASIEN RAWAT JALAN
ODP
a. ODP usia ≥60 (enam puluh) tahun dengan atau
tanpa komorbid/penyakit penyerta.
Pasien ODP/PDP dengan atau tanpa
komorbid/penyakit penyerta
01 b. ODP usia kurang dari 60 (enam puluh) tahun
dengan komorbid/penyakit penyerta.
Option B
NORMA TARIF
Perhitungan Tarif Rawat Jalan Perhitungan Tarif Rawat Inap
Menggunakan Tarif INA-CBG, dengan Tarif Klaim Pasien = a+ ((n.b)-a)-c
ketentuan :
a. Rumah sakit dapat mengajukan
penggantian biaya pelayanan COVID-
19 berupa jaminan pelayanan COVID- Tarif klaim pasien adalah tarif INA-CBG ditambah jumlah LOS (Length of
19 untuk pelayanan rawat jalan. Stay) pasien dikalikan cost per hari
b. Besaran jaminan pelayanan COVID-19 a = Tarif INA-CBG
untuk pelayanan rawat jalan sesuai
dengan tarif INA-CBG rawat jalan n = Jumlah LOS
rumah sakit kelas A regional 1 b = Tarif per Hari (Cost per Day)
c. Rumah sakit yang memberikan c = APD dan obat-obatan dari bantuan (bantuan pemerintah melalui APBN
pelayanan rawat jalan tidak sesuai tata
kelola pelayanan, maka tidak akan akan menjadi pengurang dari besaran klaim yang diajukan rumah sakit)
diberikan penggantian biaya pelayanan
COVID-19. pengurang layanan
penunjang untuk
perhitungan tarif rawat inap
belum diberlakukan
TARIF PER HARI (COST PER DAY)
NO KRITERIA TARIF PER HARI TARIF PENGURANG:
3 Isolasi tekanan negatif dengan ventilator 14.500.000 5 Klorokuin tab 250 mg Rp. 850/tablet
Dalam pengajuan klaim pelayanan COVID-19 diklaimkan NO DIAGNOSIS ODP PDP CONFIRM
menggunakan software INA-CBG. Ketentuan koding yang digunakan
sebagai berikut: RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN
a. Seluruh pasien dengan hasil pemeriksaan penunjang positif 1 a. Diagnosis Z03.8 B34.2
COVID-19 menggunakan kode B34.2 (Coronavirus Infection, utama Observation for Coronavirus Infection,
Unspecified Site) sebagai diagnosis utama. other suspected Unspesified
diseases
b. Untuk pasien Suspek/Probable menggunakan kode Z03.8
b. Diagnosis P.96.8 P.39.8
(Observation for other suspected diseases and conditions)
Utama bayi Other specified Other specified
sebagai diagnosis utama. di bawah 7 conditions infections specific to
c. Untuk bayi baru lahir dengan hasil pemeriksaan penunjang hari origination in the perinatal period
perinatal period
positif COVID-19 menggunakan kode P39.8 (Other specified
infections specific to the perinatal period) sebagai diagnosis 2 Diagnosis Sesuai dengan Sesuai dengan
utama. sekunder kondisi kondisi
komorbid/penyakit komorbid/penyakit
d. Untuk bayi baru lahir dengan status Suspek/Probable penyerta dan penyerta dan
menggunakan kode P96.8 (Other specified conditions komplikasi pasien komplikasi pasien
originating in the perinatal period) sebagai diagnosis utama.
3 Prosedur Sesuai dengan Sesuai dengan
e. Jika terdapat diagnosis selain COVID-19, Suspek/Probable prosedur yang prosedur yang
maka dikoding sebagai diagnosis sekunder. dilakukan kepada dilakukan kepada
pasien pasien
PENGAJUAN KLAIM
PERMOHONAN
VERIFIKASI OLEH BPJS PEMBAYARAN OLEH
PENGAJUAN
KESEHATAN KEMENKES
KLAIM
✓ Rumah sakit mengajukan klaim secara kolektif BPJS melakukan verifikasi ✓ Kementerian Kesehatan melakukan
kepada Dirjen Yankes cq. Direktur PKR dan mengeluarkan Berita pembayaran ke rumah sakit dalam waktu 3
ditembuskan ke BPJS Kesehatan dan Dinkes Acara Verifikasi Pembayaran hari kerja setelah diterimanya Berita Acara
kabupaten/kota. Pengajuan klaim rumah sakit paling lambat 7 hari Hasil Verifikasi Klaim dari BPJS Kesehatan
lapangan/rumah sakit darurat dilakukan oleh ✓ Biaya klaim akan ditransfer ke rekening rumah
rumah sakit yang melakukan supervisi, sakit pemohon, setelah memperhitungkan
pembinaan dan pengawasan Uang Muka yang diberikan
✓ Pengajuan klaim per 14 hari kerja. Dalam hal
terdapat kekurangan berkas, BPJS Uang muka maksimal 50% dari setiap jumlah klaim yang diajukan. Jika
mengembalikan klaim dan rumah sakit dapat uang muka lebih besar dibandingkan dengan hasil verifikasi BPJS
mengajukan kembali setiap hari kerja Kesehatan:
a. Selisih lebih bayar tersebut akan menjadi faktor pengurang pada
pembayaran klaim berikutnya.
✓ Berkas klaim dlm bentuk softcopy meliputi:
b. Selisih lebih bayar tersebut harus dikembalikan ke Kementerian
1. Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) Kesehatan melalui rekening klaim COVID-19 atau kas negara, apabila
2. Rekapitulasi pasien rumah sakit tidak lagi memberikan pelayanan COVID-19 paling lambat
3. Surat Perintah Kerja (SPK) 3 (tiga) bulan sejak dibayarkan uang muka.
KLAIM DISPUTE
• Dalam hal klaim yang diajukan oleh rumah sakit telah
dilakukan verifikasi oleh BPJS Kesehatan namun
terdapat ketidaksesuaian/klaim dispute, maka rumah
sakit dan BPJS Kesehatan menyelesaikan terlebih
dahulu ketidaksesuaian/klaim dispute tersebut PENYELESAIAN OLEH
• Penyelesaian Klaim dispute dengan cara rumah sakit
mengajukan kembali klaim dispute kepada BPJS
TIM YG DIBENTUK
Kesehatan. Penyelesaian klaim dispute tersebut MENTERI KESEHATAN
mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur dalam
Lampiran II Keputusan Menteri ini.