DISUSUN OLEH:
MARAQONITA ZUHRIYYAH RAMADHANI
X IPA 1 / 20
UH PKn
~ WAWASAN Nusantara ~
RUMUSAN MASALAH
3. Jelaskan dan berikan contoh masalah kependudukan yang terjadi akhir-akhir ini
yang dapat mempengaruhi jumlah penduduk.
PEMBAHASAN
Letak dan bentuk geografis. Indonesia terletak antara Benua Asia dan Benua
Australia serta antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia terletak pada 6°
LU–11° LS, 95°- 141° BT, berada di garis khatulistiwa.
Keadaan dan kemampuan penduduk. Ini sangat dipengaruhi oleh kelahiran, kematian,
pendatang, orang yang meninggalkan wilayah, migrasi, transmigrasi, dan pusat industri.
Keadaan dan kekayaan alam. Indonesia kaya akan sumber daya alam baik dari darat,
lautan, maupun di dalam tanah. Kekayaan ini harus dapat digunakan secara maksimal
oleh masyarakat dengan tetap memperhatikan lingkungan untuk bisa bersaing dengan
negara lain.
Aspek Pancagatra yaitu :
Ideologi merupakan prinsip dasar bagi suatu negara yang menjadi cita-cita dan yang
ingin diperjuangkan.
Politik. Sistem politik yang diterapkan menentukan kehidupan politik suatu negara.
Yang terpenting adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai pancasila yang merupakan
cerminan dari demokrasi pancasila.
Ekonomi merupakan aktivitas pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor
produksi yang ada. Kemudian meningkatkan kelancaran barang dan jasa secara merata ke
seluruh daerah untuk tercapainya kesejahteraan rakyat.
Sosial budaya. Mengembangkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan agar tidak
mudah terpengaruh oleh ancaman yang datang baik dalam maupun luar negeri.
Pertahanan keamanan. Kemampuan dalam mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi ancaman yang dapat membahayakan negara dan keberlangsungan hidup
bangsa berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila.
2. Penjelasan
Angka Kematian Kasar, yaitu angka yang memberi tahu kita sebesar apa kematian
setiap 1000 penduduk dalam satu tahun.
Angka Kematian Khusus, angka ini menunjukkan berapa kematian tiap 1000
penduduk pada golongann umur tertentu dalam waktu satu tahun.
Angka Kematian Bayi, yaitu angka yang menunjukkan besarnya kematian bayi di tiap
1000 kelahiran bayi hidup dalam waktu satu tahun.
3. Transisi Demografi
Suatu keadaan dimana terjadi perubahan drastis pada angka mortalitas dan/atau angka
natalitas akan menjadikan kondisi yang bernama transisi demografi. Keadaan ini akan
sangat mempengaruhi kondisi pertumbuhan penduduk di suatu wilayah.
Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian menetap di dalam
negeri
Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar
negeri
Re-emigrasi, yaitu penduduk yang telah melakukan emigrasi kemudian kembali
menetap di negeri asalnya
Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota
Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain untuk
tujuan pemerataan jumlah penduduk.
Hubungan Trigatra dan Pancagatra dengan Wawasan Nusantara adalah Trigatra dan
Pancagatra merupakan kajian dalam wawasan nusantara karena keduanya termasuk dalam
Astagatra yang memiliki hubungan yang erat yang saling interdependensi atau saling
ketergantungan dengan aspek-aspek dalam wawasan nusantara.
Contohnya:
Astagatra dalam pendekatan kesejahteraan dan keamanan mempunyai peranan besar baik
untuk kesejahteraan maupun untuk keamanan.
Kemudian, keadaan dari pertahanan dan keamanan suatu bangsa yang stabil dan dinamis,
serta maju dan berkembang di seluruh aspek kehidupan akan memperkokoh dan
menunjang kehidupan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
5. Iya.
Sejak mewabah di China Desember lalu sampai sekarang, virus corona telah menginfeksi
lebih dari 110.000 orang dengan pasien meninggal mencapai lebih dari 3.600 orang di
lebih 80 negara di seluruh penjuru dunia.
Selain aksi-aksi dalam mencegah dan mengobati penyakit Covid-19, dampak sosial yang
ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2 itu juga sangat signifikan di Asia.
Kaum perempuan lah yang terkena dampaknya secara tidak proporsional.
"Krisis selalu memperburuk ketimpangan gender," kata Maria Holtsberg, penasihat risiko
bidang kemanusiaan dan bencana di UN Women Asia dan Pacific.
Berikut adalah lima akibat yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19 dalam kehidupan
sosial para perempuan di Asia.
1. Penutupan sekolah
"Saya sudah berada di rumah selama lebih dari tiga minggu sekarang, bersama anak-
anak," kata jurnalis dan ibu dari dua anak, Sung So-young.
Sung tinggal di Korea Selatan, yang baru-baru ini mengumumkan menunda jadwal masuk
tahun ajaran baru hingga dua minggu ke depan. Sehingga, anak sekolah diliburkan hingga
23 Maret mendatang.
Pada 4 Maret lalu, sekitar 253 juta murid sekolah di Korea Selatan, China, dan Jepang
dari tingkat pra-sekolah dasar hingga menengah atas tidak bersekolah, menurut angka
terbaru dari UNESCO.
Langkah itu menyulitkan para perempuan di Asia, seperti yang dialami Sung, karena di
banyak negara Asia timur para ibu memikul beban yang tidak proporsional di rumah, dan
dia mengatakan merasa "tertekan".
"Sejujurnya, saya ingin pergi ke kantor karena saya tidak bisa benar-benar fokus di
rumah," kata Sung. "Tapi suamiku adalah pencari nafkah dan dia tidak bisa meminta
cuti."
Sung bersama putrinya berusia 11 tahun dan putranya berusia lima tahun menghabiskan
hari dengan bermain dan menonton film. Dia mencoba menyelesaikan pekerjaan rumah
ketika kedua anaknya sedang tertidur.
Situasi yang dialami Sung merupakan cerminan atas catatan buruk Korea Selatan tentang
kesetaraan gender di tempat kerja. Pada tahun 2020, the World Economic Forum
menempatkan Korea Selatan diperingkat 127 dari 155 negara tentang partisipasi
perempuan dalam ekonomi.
Bahkan, Sung telah mendengar anekdot bahwa beberapa perusahaan memotong upah
karyawan perempuan yang tidak dapat datang ke kantor karena harus mengasuh anak
akibat dari penutupan sekolah.
"Banyak perusahaan tidak mengatakan ini, tetapi mereka masih melihat ibu yang bekerja
sebagai beban, dan kurang kompetitif. Lagi pula, jika Anda tidak memiliki anak, Anda
bisa datang ke kantor lebih sering," katanya.
Pemerintah Jepang mengumumkan bahwa minggu ini akan memberikan insentif bagi
perusahaan hingga US$80 per orang per hari jika para karyawan mengambil cuti untuk
merawat anak-anak yang libur karena penutupan sekolah.
Pusat-pusat penitipan anak dan klub usai-sekolah diizinkan untuk beroperasi guna
membantu para orang tua, namun langkah itu tetap saja menimbulkan pertanyaan tentang
efektivitas penutupan.
"Menutup sekolah tidak membantu menghentikan sepenuhnya penyebaran virus. Itu
hanya menambah beban para ibu yang bekerja," kata Natsuko Fujimaki Takeuchi, pemilik
usaha kecil.
"Ini sangat menantang untuk bisnis saya, saya tidak mendapatkan dukungan yang sama
dengan perusahaan besar dapatkan di tengah gangguan ekonomi."
2. Kekerasan rumah tangga
Ketika jutaan orang di China menghabiskan waktu di dalam rumah atau ruangan untuk
melindungi diri dari virus corona, di sisi lain, aktivis hak asasi mengatakan terjadi pula
peningkatan kekerasan dalam rumah tangga.
Guo Jing, aktivis perempuan yang baru saja pindah ke Wuhan - tempat asal virus corona-
pada November 2019, mengatakan ia secara pribadi telah menerima laporan-laporan dari
orang muda yang tinggal di kota yang dikarantina itu yang menyaksikan kekerasan dalam
rumah tangga di antara orang tua mereka.
Jing mengatakan para penelepon tidak tahu ke mana harus mencari bantuan.
Kemudian, Xiao Li, seorang aktivis China yang tinggal di wilayah perbatasan antara
Provinsi Henan dan Provinsi Hubei, mengatakan ke BBC tentang kekhawatirannya
setelah seorang kerabat meminta bantuannya usai diserang oleh mantan suami.
"Awalnya, kami merasa tidak mungkin bisa mendapatkan izin bagi dia untuk
meninggalkan desanya," kata Li.
"Setelah menerima banyak bujukan, polisi akhirnya memberikan izin keluar dan masuk
kepada saudara lelaki untuk dapat bertemu dan menjenguk dia serta anak-anak."
Ketika laporan-laporan tentang kekerasan dalam rumah tangga bermuncul di media
sosial, beberapa perempuan membuat poster yang mengingatkan setiap orang untuk
membantu menghalangi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, dan tidak hanya
menjadi penonton yang pasif.