Mukadimah:
Alhamdulilahil-ladzi fad-dholla baniy aadama bil ‘ilmi wal a’mal, wassholaatu wassalaamu ‘ala nabiyyinaa
Muhammadin, wa’ala aalihi washokhbihi wat-tabi’iina lahum bi-ikhsaani ila aakhiril-ayyam. Amma ba’du.
Sapaan penghormatan :
Yang terhormat para Dewan Juri
Yang saya hormati Bapak /Ibu para orang tua kami
Dan yang saya sayangi teman-teman sekalian.
Isi
Paragraf pembuka :
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Dewan Juri sekalian yang telah memberi kesempatan kepada
saya berdiri disini untuk menyampaikan pidato saya yang bertema Taat Beribadah
Isi
Paragraf isi :
Teman - teman sekalian, Ibadah mrupakan jembatan penghubung antara Rabb dan hambanya. Jembatan untuk
mendapatkan kasih saying dan magfiroh dari Allah swt. Semakin kokoh jembatan tersebut, maka semakin
melimpahlah ramhat, ampunan dan kasih sayang Allah kepadanya. Karenanya, sudah seharusnya semangat
ibadah kita dipupuk dan dipelihara. Tak lain supaya ibadah yang kita lakukan menjadi sebuah kenikmatan di
dalam kehidupan kita.
Allah SWT berfirman didalam alqur’an surah adz-Dzaariyaat ayat 56 yang berbunyi :
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Teman-teman sekalian, dari ayat diatas Allah menegaskanahwa tujuan diciptakannya jin dan manusia tidak lain
adalah untuk beribadah kepada-Nya. Beribadah dalam arti menyembah, mengabdi, menghamba, tunduk, tata
dan patuh terhadap segala yang dikehendaki-Nya. Ketundukan, ketaatan dan kepatuhan dalam kerangka ibadah
tersebut harus menyeluruh dan total, baik lahir maupun batin. Tujuan ibadah adalah untuk mencari ridha Allah
Swt.
Orang yang merasakan nikmatnya iman, bisa merasakan kenikmatan dalam bermunajat dan ketaatan kepada
Allah SWT. Karenanya wajar jika Rasulullah selalu menunggu-nunggu waktu beribadah seperti seorang
kehausan yang menanti datangnya air. Ketika masuk waktu salat, beliau bersabda kepada Bilal, ”Hai Bilal,
hiburlah kami dengan shalat.” Dan tidak heran pula ketika beliau bersabda, ”dan jadikan shalat sebagai
penyejuk hati.”
Ibadah merupakan bukti rasa syukur manusia kepada Allah Swt. yang telah menciptakan manusia dengan
sebaik-baik bentuk dan yang dengan kemurahanNya Allah Swt. memberikan fasilitas hidup.
Teman-teman sekalian, sudah sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah SWT, karena Allah masih
memberi kita waktu, memberikan kita kesempatan hidup di muka bumi ini untuk beribadah kepada nya.
Mendekatkan diri kepadaNya, karena Allah sangat suka kepada hambanya yang senantiasa memohon dan
meminta ampunanNya seorang hammba yang taat dalam beribadah, tidak saja sholat lima waktunya ia jaga,
sholat sunnah yang ia kerjakan akan tetapi amal-amal ibadah yang lainnya pun ia kerjakan, semua semata-mata
hanya untuk mendapatkan ridhanya Allah SWT.
Selalu berdoa
Dalam beribadah kita selalu membutuhkan motivasi yang kuat. Untuk membangun motivasi kita tidak
selayaknya hanya mengandalkan diri kita saja. Rasul telah mencontohkan satu doa yang biasa beliau baca
sehabis shalat yang berisi permohonan agar kita senantiasa meminta bantuan kepada allah untuk memiliki
kekuatan dalam beribadah.
“Ya Allah bantulah aku untuk senantiasa berdzikir kepada-Mu, senantiasa bersyukur kepada-Mu, dan senantiasa
beribadah dengan baik kepada-Mu.”
Doa adalah senjata orang beriman. Karena itu sudah semestinya kita sering memohon kepada-Nya untuk
mendapatkan bimbingan dan petunjuk-Nya. Kekuatan doa sangat luar biasa. Bahkan doa bisa mengubah takdir
sebagaimana dalam keterangan berikut,”Tiada sesuatu yang bisa menolak takdir selain doa, dan tidak ada
yang bisa menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seseorang diharamkan rejeki baginya
disebabkan dosa yang diperbuatnya.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
Dzikir adalah ingatan yang terus menerus ada kepada Allah dalam hati serta menyebut nama-Nya dengan lisan.
Bukan berarti kita setiap waktu harus melafakan dzikir dan hati terfokus pada asma allah. Tapi bagaimana amal
dan tingkah laku kita mencerminkan seorang hamba yang selalu merasa diawasi oleh Allah. Di samping dzikir
dalam hati dan lisan, ia juga dzikir dengan anggota badan. Merasa takut ketika akan berbuat hal yang nista.
Karena kita tahu, bahwa Allah Maha Melihat apa yang diperbuat hambanya.
Memang, bergaul dengan orang-orang yang soleh, bukan berarti akan membuat kita terbebas dari berbuat dosa.
Namun, jika kita bergaul dengan lingkungan yang tidak soleh, maka rintangan yang dihadapi akan jauh lebih
besar. (pm)
Paragraf Penutup
Sekian Pidato yang saya sampaikan kekurangan hanya milik manusia biasa dan kesempurnaan hanya milik
Allah SWT, dengan demikian saya hanyalah makhluk yang penuh dengan kekurangan mohon untuk dimaafkan,
wabillahi taufiq wal hidayah Wassalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.