Percobaan 5
Percobaan 5
Percobaan 5
PENDAHULUAN
Gaya kepemimpinan merupakan cara atau alat yang digunakan oleh seseorang
pada saat ingin mempengaruhi perilaku orang lain. Hersey & Blanchard dalam
perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam bekerja dengan dan melalui orang
suatu gaya kepemimpinan dan di satu sisi gaya kepemimpinan tertentu diduga
situasional atau the situational leadership theory yaitu “tidak ada satu cara terbaik
1
Administrasi Niaga Politeknik Negeri Ujung Pandang dimana pimpinan jurusan
para staf dan dosen jurusan yang juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Pandang”
Pandang?
digunakan.
1. Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada Program Studi D3
Niaga
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah orang yang paling berorientasi hasil, dan kepastian dari hasil ini hanya
adalah pionir sebagai orang yang bersedia melangkah kedalam situasi yang
tidak diketahui”.
Pemimpin dan pimpinan merupakan dua istilah yang hampir sama namun
mengemukakan bahwa “pejabat sudah pasti pimpinan, tapi belum tentu dapat
3
berperan sebagai pemimpin. Sedangkan definisi pimpinan menurut Pasolong
(2014:2).
4
menyatakan bahwa “manajemen adalah suatu proses membeda-bedakan atas:
Thoha (2014:261).
2.2.1 Definisi-Definisi
Inggris “style” yang berarti mode seseorang yang selalu nampak menjadi ciri
gaya kepemimpinan (leadership style) adalah berbagai pola tingkah laku yang
adalah merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat
5
orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya
dengan dan melalui orang lain seperti dipersepsikan orang-orang itu. Pola-pola
itu timbul pada diri orang-orang pada waktu mereka mulai serupa, pola itu
seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku orang lain
seperti yang ia lihat. Hal ini sama dengan yang dikemukakan Stoner dalam
pekerjaan”. Stoner membagi dua gaya kepemimpinan yaitu: (1) Gaya yang
6
Gaya kepemimpinan kontinum termasuk dalam gaya
Ketujuh model ini masih dalam kerangka dua gaya otokratis dan
7
sudah menunjukkan kemajuan, dibatasinya penggunaan otoritasnya
keputusan.
8
Gambar 2.1 Perilaku Kontinum Pemimpin
gambar berikut:
9
Gambar 2.2 Manajerial Grid
2. Grid 9.9, Team Management. Pada grid ini, manajer mempunyai rasa
10
dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja
dikatakan sebagai manajer Tim yang riil (the real team manajer). Dia
5. Grid 5.5, Middle of the road Management. Pada grid ini, Manajer
11
Dia tidak menciptakan target yang tinggi sehingga sulit dicapai, dan
dalam modelnya, sehingga model ini dikenal dengan Gaya Kepemimpinan Tiga
atas dan ke bawah menggambarkan gaya efektif dan tidak efektif dari seorang
pemimpin. Pada kotak atas, terdapat empat gaya kepemimpinan efektif, yaitu:
ini disebut sebagai motivator yang baik, mau menetapkan standar kerja
12
organisasinya, dan sangat memperhatikan pengembangan mereka sebagai
individu.
Manajer ini mengetahui secara tepat apa yang ia inginkan dan bagaimana
terhadap tugas maupun hubungan kerja. Manajer ini sangat tertarik pada
1. Compromiser, Gaya ini memberikan perhatian yang besar pada tugas dan
terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai. Manajer semacam ini
13
sesuai. Manajer seperti ini tidak mempunyai kepercayaan pada orang
lain, tidak menyenangkan, dan hanya tertarik pada jenis pekerjaan yang
segera selesai.
4. Deserter, Gaya ini sama sekali tidak memberikan perhatian baik pada
tugas maupun pada hubungan kerja. Dalam situasi tertentu gaya ini tidak
begitu terpuji, karena manajer seperti ini menunjukkan sikap positif dan
berikut:
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task oriented) dan (2) kepemimpinan
yaitu:
14
1. Kekompakan tinggi dan kerja rendah: Gaya kepemimpinan ini berusaha
hubungan antar kelompok, kalau ada, sedikit dan kadang-kadang saja. Maka
gaya ini tidak akan jalan, jika dipergunakan bagi kelompok yang bertujuan
tuntutannya adalah hasil kerja atau tercapainya tujuan bukan pada keakraban,
untuk kelompok yang baru dibentuk, yang membutuhkan tujuan dan sasaran
yang jelas, dan kelompok yang telah kehilangan arah, tidak mempunyai lagi
tujuan dan sasaran, tidak mempunyai kriteria untuk meninjau lagi hasil
kerjanya, yang sudah kacau dan tak berarti lagi. Karena gaya ini memberi
kejelasan tujuan dan sasaran kerja serta pengawasan yang ketat atas usaha
mencapai tujuan dan sasaran itu. Gaya kepemimpinan yang direktif ini tepat
dipergunakan dalam usaha dagang yang penuh persaingan, situasi gawat dan
dikalangan militer.
15
3. Kerja Tinggi dan Kekompakan Tinggi. Gaya kepemimpinan ini ideal
tujuan dan sasaran itu, serta usaha untuk membina hubungan antara para
pada sejarah dan keadaan kelompok yang ada. Apakah kelompok itu memang
sudah dan masih mampu menjalankan tugas untuk mencapai tujuan bersama
masih mempergunakan struktur kerja dan cara kerja yang sehat; apakah
kelompok itu sudah dan masih peka terhadap kebutuhan kelompok? Kalau
16
Gaya kepemimpinan ini disebut pula dengan Teori Path-Goal atau
House’s path goal theory yang dikembangkan oleh Robert J. House, yang
berakar pada teori harapan yang dikembangkan oleh Victor Vroom dan juga
Martin G. Evans.
sebagaimana berikut:
standar kinerja bagi mereka, dan mengontrol perilaku ketika standar kinerja
dikeluarkan.
mereka.
17
mencapai tujuan yang menantang. Gaya ini sama dengan pandangan teori
penetapan tujuan.
terbagi tiga yaitu: (1)Teori Genetik, (2) Teori Sosial, dan (3) Teori Ekologis.
1. Teori Genetik
karena bakat yang dimiliki luar biasa, atau dengan kata lain seorang
2. Teori Sosial
Pemimpin harus dibangun atau dibentuk, tidak begitu saja muncul atau
3. Teori Ekologis
Gabungan dari teori genetik dan teori sosial. Teori berasumsi bahwa
18
Hanya membagi dua teori kepemimpinan yaitu: (1) Teori Kepemimpinan
gaya kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard.
pada tugas sangat tinggi, anggota diberi instruksi yang jelas dan dibiasakan
dengan peraturan, struktur, dan prosedur kerja. (2) Anggota sudah mampu
belum dapat bekerja tanpa struktur. (3) Anggota mempunyai kemampuan lebih
besar dan motivasi berprestasi mulai tampak dan mereka secara aktif mencari
tanggung jawab yang lebih besar. (4) Tahap di mana anggota mulai percaya diri,
19
dapat mengarahkan diri dan berpengalaman, pemimpin dapat mengurangi jumlah
Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin ini, ada dua hal yang
mendukung.
dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengarahan dalam komunikasi satu arah ini
20
Gambar 2.4 Empat Dasar Kepemimpinan
instruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi pengikutnya, dan secara
ketat mengawasi tugas mereka. Dalam hal ini pemimpin memberikan batasan
peranan pengikutnya dan memberi tahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana
pemimpin.
dan banyak memberikan dukungan. Dalam gaya ini dirujuk sebagai Konsultasi,
pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini
dukungan dan sedikit pengarahan. Gaya ini dirujuk sebagai Partisipasi, karena
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuat keputusan yang dipegang
secara bergantian. Dengan penggunaan gaya 3 ini, pemimpin dan pengikut saling
tukar menukar ide dalam pemecahan masalah, komunikasi dua arah ditingkatkan,
21
dan pemimpin juga mendukung usaha-usaha mereka dalam menyelesaikan tugas
pengikutnya.
kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pengontrolan atas tugas-
kematangan bawahan dalam empat tingkat: rendah (M1), rendah ke sedang (M2),
22
Gambar 2.5 Gaya Kepemimpinan Situasional
Orang yang tidak mampu dan mau (percaya diri) (M1) memiliki tanggungjawab
kemampuan dan antusias, tampaknya merupakan gaya yang sesuai digunakan bagi
mereka yakin atas kemampuannya tetapi tidak mau, maka keengganan mereka
23
tanpa mengarahkan, partisipasi (G3) mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi
dengan tingkat kematangan seperti ini adalah mampu dan mau atau mempunyai
3) Sifat inkuisitif,
4) Kemampuan analitik,
6) Kapasitas integratif,
8) Keterampilan mendidik,
9) Rasionalitas,
10) Objektivitas,
11) Pragmatisme,
24
12) Kemampuan menentukan skala prioritas,
17) Keteladanan,
19) Adaptabilitas,
20) Fleksibilitas,
21) Ketegasan,
22) Keberanian,
2) Intelegensi.
25
6) Objektivitas yang tinggi.
1) Pemimpin yang baik mampu menciptakan lingkungan yang tepat. Cara yang
dasar bawahanya.
perencanaan.
4) Pemimpin yang baik mampu menghindari tujuan dosa yang mematikan: (a)
berusaha untuk disukai bukan dihormati, (b) tidak minta nasihat dana bantuan
peraturan bukan keahlian, (d) tidak menjaga untuk di kritik tetap konstruktif,
(e) tidak mengembangkan rasa tanggung jawab dari diri orang lain, (f)
memperlakukan orang dengan cara yang sama, (g) tidak membuat setiap orang
26
1) Kejujuran (honest)
integritas dari seorang pemimpin. Integritas berarti apa saja yang dilakukan oleh
ke depan dan perhatian terhadap masa depan organisasi. Jelas bahwa pemimpin
atau memilih tujuan. Pemimpin yang diharapkan mempunyai orientasi yang baik
3) Kompeten (Competent)
karena adanya level motivasional yang terkadung keinginan atau kemauan dana
4) Inspirasi (Inspiring)
inspirasi pada pengikutnya. Tidak cukup hanya mempunyai impian tentang masa
27
depan, tetapi juga dapat menyampaikan wawasan dengan cara tertentu yan
antusias berenergi.
yaitu:
3. Kesejahteraan dan kebahagian yang lebih merata, menuju pada taraf kehidupan
“fungsi kepemimpinan adalah seseorang untuk melakukan dua hal fungsi utama,
yaitu:
fungsi kepemimpinan yaitu “sebagai penentu arah, pimpinan sebagai wakil dan
28
1) Pimpinan sebagai penetu arah, yaitu setiap birokrasi, baik di bidang
diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu, baik
yang sifatnya jangka panjang, jangka pendek yang tidak mungkin tercapai
2) Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara birokrasi, yaitu dalam rangka mencapai
tujuan, tidak ada birokrasi yang bergerak dalam suasana terisolasi. Artinya,
tidak ada yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa memelihara hubungan
yang baik dengan berbagai pihak di luar birokrasi itu sendiri, yaitu pihak
stakeholder.
4) Pemimpin sebagai mediator, yaitu dalam kehidupan birokrasi, selalu saja ada
situasi konflik yang harus di atasi, baik dalam hubungan keluar maupun dalam
29
kotak di kalangan para anggota birokrasi dapat diakibatkan oleh sikap yang
fungsi pengambil keputusan, (2) fungsi instruktif, (3) fungsi konsultatif, (4) fungsi
Untuk menjadi pemimpin yang baik dan dapat bekerja sama dengan bawahan,
1. Kekuatan
yang harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang lama serta tidak
2. Stabilitas Emosi
Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil, artinya dia tidak
la menghormati martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan orang lain, dan
semua bakat serta potensi anak buah, untuk bisa bersama-sama maju dan
tentang sifat, watak dan perilaku anggota kelompoknya agar ia bisa menilai
30
kelebihan dan kelemahan pengikutnya, yang disesuaikan dengan tugas-tugas atau
4. Kejujuran
Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang lebih tinggi. Yaitu
jujur pada diri sendiri dan pada orang lain (terutama bawahannya). Dia selalu
menepati janji, tidak "selingkuh" atau munafik, dapat dipercaya, dan berlaku adil
5. Objektif
objektif (tidak subjektif, berdasar prasangka sendiri). Dia akan mencari bukti-
bukti nyata dan sebab-musabab setiap kejadian dan memberikan alasan yang
6. Dorongan pribadi
dalam hati sanubari sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri
orang.
7. Keterampilan Berkomunikasi
maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar dan mudah
31
macam-macam sumber tenaga manusia, dan mahir mengintegrasikan pelbagai
opini serta aliran yang berbeda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.
8. Kemampuan mengajar
Pemimpin yang baik itu diharapkan juga menjadi guru yang baik.
Mengajar itu membawa siswa (orang yang belajar) secara sistematis dan intensif
9. Keterampilan sosial
mengatasi segi empat dan kelemahan setiap anggotanya, agar dapat ditempatkan
untuk memupuk kerja sama yang baik dalam suasana rukun dan damai.
memperbaiki yang tidak mapan. Tujuan semua ini ialah tercapainya evfektivitas
32
kerja, keuntungan maksimal, dan kebahagian-kesejahtereaan anggota sebanyak-
banyaknya.
1. Kekuasaan
2. Kewibawaan
mampu "mbawani" atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada
3. Kemampuan
biasa.
1. Kekuasaan Menghargai
33
2. Kekuasaan Memaksa
dipengaruhi.
Kekuasaan yang ada ketika seorang bawahan atau orang yang dipengaruhi
4. Kekuasaan Keahlian
5. Kekuasaan Rujukan
bawahannya. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat pada kerangka konseptual pada
gambar berikut:
34
PT Maradeka Gaya
Kelapa Terpadu Kepemimpinan Hasil
1. Gaya Instruksi
2. Gaya konsultasi
3. Gaya partispasi
4. Gaya delegasi
Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan
Blanchard dalam Pasolong (2013:50)
Umpan Balik
35
BAB III
METODE PENELITIAN
36
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Tipe
3.3.1 Populasi
suatu sampel dalam penelitian”. Pada penelitian ini, yang menjadi populasi adalah
3.3.2 Sampel
dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian”.
Penelitian ini akan menggunakan teknik random sampling yaitu sistem yang
Penarikan sampel yang dilakukan dengan cara acak atau mengundi tanpa
37
Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
3.4.1 Kuesioner
Yaitu suatu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diisi oleh
3.4.2 Wawancara
harus dijawab oleh informan itu sendiri melalui face to face antara penulis Civitas
Adapun alat bantu yang digunakan yaitu, buku catatan, dan dokumentasi.
Data Kuantitatif, yaitu data yang menunjukkan angka yang disajikan dalam
tabel.
1. Data Primer
38
Husein Umar (2013:42) menyatakan bahwa “Data primer merupakan data
yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti
hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh
peneliti”.
2. Data Sekunder
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-
diagram”.
tingkat yang lebih konkret agar konsep tersebut dapat diukur secara empiris”.
Adapun yang menjadi definisi operasional pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
39
pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini perilaku tugas tinggi dan hubungan
melaksanakan pekerjaan.
dua arah terhadap bawahan, tetapi masih banyak memberikan pengarahan dan
keputusan masih tetap ada pada pimpinan, dalam hal ini perilaku tugas tinggi
melaksanakan pekerjaan.
keputusan sebagian besar berada pada bawahan, dalam hal ini perilaku tugas
40
a. Pimpinan memberikan kelonggaran kepada bawahan dalam mengambil
keputusan.
melaksanakan pekerjaan.
bagi bawahan untuk melaksanakannya, dalam hal ini perilaku tugas rendah
melaksanakan pekerjaan.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu analis yang
skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi sesorang
41
Skala Likert ini digunakan untuk mendapatkan nilai dengan kategori
Kategori Skor
Sangat Sesuai (SS) 5
Sesuai (S) 4
Kurang Sesuai (KS) 3
Tidak Sesuai (TS) 2
Sangat tidak Sesuai (STS) 1
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
STS TS KS S SS
deskriptif kuantitatif yang membahas tentang masalah yang akan diteliti dengan
1 1,7 2,5 3,3 4,1 5
menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan memberikan presentase terhadap
42
DAFTAR PUSTAKA
43