Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Pengendalian Internal

Pengendalian internal biasanya mutlak diperlukan seiring dengan tumbuh dan

berkembangnya transaksi bisnis perusahaan. Untuk mnejalankan pengendalian internal baik

tentu saja harus diikuti dengan kerelaan perusahaan untuk mengeluarkan bberapa tambahan

biaya . sistem pengendalian internalakan dijumpai dalam perusahaan, dimana kategori ukuran

bisnisnya dalah menengah keatas.

1. Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Hery, pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur

untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan,

menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa

semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi

atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh karyawan perusahaan.ketentuan yang dimaksud

meliputi peaturan di bidang perpajakan, pasar modal, hukum bisnis, undang-undang anti

korupsi,dan sebagainya. Demikian juga pengendalian internal digunakan untuk memantau

apakah kegiatan operasionalmaupun financial perusahaan telah berjalan sesuai prosedur dan

kebijakan yang telah di tentukan oleh manajemen

American institute of certified public accountans (AICPA), pengendalian internal

mencakup struktur organisasi,seluruh metode-metode dan berbagai ketentuan yang

terkoordinasi yang dianut dalam sebuah perusahaan untuk menjaga harta kekayaan,memeriksa
ketelitian, serta sudah seberapa jauh data akuntansi bisa di percaya mengembangkan efisiensi

usaha serta mendorong dipatuhi kebijakan perusahaan yang sudah diterapkan.

Comite of sponsoring organization mendefinisikan bahwa pengendalianintern ialah

sistem/proses diimplementsikan oleh dewan komisaris, dan karyawan dalam perusahaan yang

bertujuan menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan pengendalian tersebut diraih,

meliputi efektifitas serta efesiensi operasi,keandalan pelaporan keuangan, dan kepathan

terhadap peraturan perundang-undangan bisa di capai.

2.1.2. Tujuan Pengendalian Internal

Sistem Pengendalian Internal (SPI) adalah proses yang di desain untuk memastikan

agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan maksimal. Tujuan organisasi ada 3 aspek yaitu :

Program Penjangkuan dan Pendampingan Kepatuhan terhadap regulasi dan Grant

Agreement Akurasi Pelaporan keuangan

Sistem Pengendalian Intern yang efektif dan efisien dapat membuat tercapainya

tujuan organisasi dengan maksimal. Sistem Pengendalian Intern dapat berjalan dengan efektif

dan efisien jika komponen-komponen berikut terdapat dan terimplementasi sesuai dengan

yang diharapkan, yaitu :

a. Peraturan Organisasi yang lengkap dan sesuai dengan aturan dari Pemerintah, serta

PP tersebut benar-benar dipatuhi.

b. Standar Operasional Prosedur yang informatif dan lengkap, serta telah

disosialisasikan secara menyeluruh.

c. Sistem Informasi Akuntansi yang dapat menghasilkan laporan-laporan keuangan


yang akurat dan dapat diandalkan.

d. Internal Audit memiliki posisi yang independen pada struktur organisasi, Internal

Auditor memiliki kompetensi yang memadai dan departemen Internal Audit

mendapatkan support yang memadai dari Manajemen.

e. Pemeriksaan secara berkala (tahunan atau interim) dari Eksternal Audit, Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang dipilih adalah KAP yang memiliki Auditor yang

kompeten.

f. Sumber daya manusia yang kompeten dan sesuai dengan standar yang dibutuhkan

pada posisinya masing-masing.

g. Penghargaan dan Sanksi (reward and punishment) yang benar-benar

diimplementasikan oleh Manajemen dalam organisasi.

Tujuan daripengendalian internal tidak lain untuk memberikan jaminan yang memadai,

bahwa;

1. Aset yang dimiliki perusahaan telah diamankan sebagaimana mestinya dan

hanya digunakan untuk kepentingan perusahaan semata, bukan untuk

kepentingan individu (perorangan) oknum karyawan tertentu. Dengan demikian

pengendalian internal diterapkan agar supaya seluruh aset perusahaan dapat

terlindungi dengan baik dari tindakan penyelewengan,pencurian, dan

penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan wewenang dan kepentingan

perusahaan.

2. Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat diandalkan. Ini

dilakukan dengan cara memperkecil risiko baik atas salah saji laporan keuangan
yang disengaja (kecurangan) maupun yang tidak disengaja (kelalaian).

3. Karyawan telah menaati hukum dan peraturan

2.1.3. Unsur Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi unsure Pengendalian Intern dalam sistem akuntasi pengeluaran kas

adalah:

A. Organisasi

1. Fungsi penyimpnan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi dengan pemisahaan

ini catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat berfungsi

sebagai pengawasan semua mutasi kas yang disimpan oleh fungsi penyimpanan

kas.

2. Transaksi penerimaan dan pengeluarankas tidak boleh dilakukan oleh sendiri

oleh bagian kas sejak awal sampai akhir, tanpacampur tangan fungsi

lain.Transaksi pengeluaran kas dilakukan oleh fungsi pembelian,penerimaan

barang, fungsi akuntansi, fungsi pengeluaran kas. Dengan pelaksanaan transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas oleh lebih dari satu fungsi ini, kas perusahaan

terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi

dapat dijamin ketelitian dankeandalannya.

B. Sistem Otoritas dan Prosedur Pencatatan

1. Pengeluaran kas harus mendapatt otoritas dari pejabat yang berwenang.

Transaksi pengeluaran kas di otorisasi oleh pejabat yang berwenang dengan

menggunakan dokumen bukti kas keluar. Berdasarkan bukti kas keluar ini kas

perusahaan berkurang dan catatan akuntansi dimutahirkan (up dated).

2. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapat persetujuan dari


pejabat yang berwenang. Jika terjadi pembukuan dan penutupan rekening giro

perusahaan di bank tanpa otoritas dari pejabat yang berwenang, akan terbuka

kemungkinan penyaluran penerimaan kas perusahaan ke rekening giro yang

tidak sah dan pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan pribadi karyawan.

3. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus di dasarkan atas bukti kas keluara

yang telah mendapat otoritas daripejabat yang berwenang dan yang dilampiri

dengan dokumen pendukung yang lengkap. Setiappencatatan ke dalam catatan

akuntansi di dasarkan pada dokumen sumber yang diotorisi ole pejabat yang

berwenangdan dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yan telah

dip roses melalui sistem otorisasi yang berlaku.

C. Praktik Sehat

1. Saldo kasdi tangan harus di lindungi dari kemungkinan pencurian atau

penggunaan yang tidak smestinya .Saldokas ini perlu di lindungi dari

kemungkinan pencurian dengan cara menyimpan dalam lemari besi dan

menempatkan kasir di suatu ruangan yang terpisah.

2. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus di

bubuhi cap “lunas” oleh bagiankas.

D. Karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya.

Unsure mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang paling

penting. Untuk mendapat karyawan yang karyawan yang kompeten dan dapat di percaya,

berbagai cara ini dapat di tempuh:

1. Seleksi calonkaryawan berdasarkan pesyaratan yang ditentukan oleh


pekerjaannya.untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan yang

sesuai dengan tuntunan tanggung jawab yang di pikulnya,

2. Perkembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahan,

sesuai dengan tuntutan pekerjaannya.

2.1.4. komponen pengendalian internal

Laporan COSO dan AU 319, consideration of internal controlin the financial statement

audit (SAS 78) mengidentifikasi lima komponen pengendalian intern yang saling

berhubungan sebagai berikut:

1. Lingkunagn pengendalian (control environment) adalah kondisi lingkungan

organisasi yang menetapkan corak suatu organisasi dan memngaruhi kesadaran akan

pengendalian.

2. Penilaian risiko (risk assessment) adalah proses yang meliputi identifikasi, analisis,

dan pengelolaan risiko yang di hadapi.

3. Informasi dan komunikasi (information and communication) adalah

pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi yang memungkinkan

setiaporang dapat melaksanakan tanggung jawab mereka.

4. Aktivitas pengendalian (control activities) adalah kebijakan dan prosedur yang

membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

5. Pemantauan (monitoring) adalah kondisi dimana seluruh sistempengendalian

organisasi harus di monitor untuk menilai mutu dari sistempengendalian tersebut.


2.1.5. PrinsipPengendalian Internal

1. penetapan tanggung jawab

sesungguhnya, karakteristik yang paling utama (paling penting) dari pengendalian

internalialah penetapan tanggung jawab ke masing-masing karyawan secara spesifik.

Penetapantanggung jawab di sini supaya masing-masing karyawan dapat bekerja

sesuai dengan tugas-tugas tertentu (secara spesifik) yang telah di percayakan

kepadanya. Pengendalian atas pekerjaan tertentu akan menjadi lebih efektif jika hanya

ada satu orang yang bertanggung jawab atas tugas/pekerjaan tertentu tersebut.

2. Pemisahan tugas

Pemisahan tugas disini maksudnya ialah pemisahan fungsi atau pembagian kerja. Ada

dua bentuk yang umum dari penerapan prinsip pemisahan tugas ini, yaitu :

a) pekerjaan yang berbeda seharusnya di kerjakan oleh karyawan yang berbeda

pula.

b) Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani pekerjaan

pencatatan aset dan karyawan yang menangani angsungaset secara fisik

(operasional).

Sesungguhnya, rasionalisasi dari pemisahan tugas itu bahwa tugas/pekerjaan dari

seorang karyawan seharusnya dapat memberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi

pekerjaan karyawan lainnya. Jadi hasil pekerjaan seorang karyawan dapat di periksa silang

(cross check) kebenarannya oleh karyawan lainnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi


telah terjadi. dengan membubuhkan atau memberikan tanda tangan (atau inisial) ke

dalam dokumen, orang yang bertanggung jawab ats terjadinya suatu transaksi atau

peristiwa dapat di identifikasi dengan mudah. Dokumentasi atas transaksi seharusnya

dibuat ketika transaksi terjadi, dokumen juga seharusnya bernomor urut tercetak

(preprinted dan prenumbred) dan seluruhdokumen seharusnya dapat dipertanggung

jawabkan.dokumen yang bernomor urut sangat membantu untuk mencegah terjadinya

pencatatan transaksi yang tidak cacat. Adapundokumen yang bernomor urut tercetak

dilakukan untuk menghindari terjadinya dokumen atas transaksi fiktif.dokumen ini

sebagai sumber bukti (pendukung) transaksi seharusnya dapat dengan segera di

teruskanke bagian/departemen akuntansi untuk menjamin pencatatan transaksi secara

tepat waktu, akurat,dan memenuhi criteria kehandalan catatan akuntansi secara

kronologis.

4. Pengendalian fisik, mekanik, dan eektronik

Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik ini sangat penting.

Pengendalian fisik terutama terkait dengan pegamanan aset. Pengendalian mekanik

dan elektronik juga mengamankan aset. Berikut ini beberapa contoh penggunaan

pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik ;

1) Uang kas dan surat berharga sebaiknya di simpan dalam safe deposits box;

2) Catatan akuntansi yang penting juga harus di simpan dalam filling cabinet

yang terkunci;

3) Tidak semua atau sembarang karyawan dapat keluar masuk gudang tempat

penyimpanan persediaan barang dagangan;

4) Penggunaan kamera dan televise monitor;


5) Adanya sistem pemadamkebakaran atau sistem yang memadai;

6) Penggunaan paswood sistem.

5. Pengecekan independen dan verifikasi internal

Kebanyakan sistem pengendalian internal memberikan pengecekan independen

atau verifikasi internal. Prinsip ini meliputi peninjauan ulang, perbandingan, dan

pencocokan data yang telah disiapkan oleh karyawan lainnya yang berbeda. Untuk

memperoleh manfaat maksimum dari pengecekan independen atau verifikasi internal,

maka:

1) Verivikasi seharusnya dilakukan secara periodic/berkala atau dilakukan

atasdasar dadakan;

2) Verifikasi sebaiknya di lakukan oleh orang yang independen;

3) Ketidakcocokan/ketidaksesuaian dan kkecualian seharusnya dilaporkan ke

tingkat manajemen yang memang dapat mengambil tindakan korektif secara

tepat.

Terdapat tujuh belas prinsip pengendalian intern menurut COSO 2013, yaitu sebagai

berikut :

1. Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.

2. Dewan pengawas independen terhadap manajemen dan melaksanakan pengawasan

terhadap pengenbangan dan kinerja pengendalian intern.

3. Manajemen (dengan pengawasan dewan pengawas) menetapkan struktur,jalur

pelaporan, kewenangan, dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan.

4. Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan


mempertahankan individu yang kompeten.

5. Organisasi mendorong individu untuk mengembangkan akuntanbilitas ats tanggung

jawab terhadap pengendalian intern.

6. Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untukmemungkinkan

identifikasi dan penilaian risiko.

7. Organisasi mengidentifikasi resiko pencapaian tujuan di seluruh entitas dan

menganalisis risiko sebagai dasar untuk menetukan bagaimana risiko harus dikelola.

8. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraund dan menilai risiko terhadap

pencapaian tujuan.

9. Organisasi mengidentifikasi dan mengevaluasi perubahan yang dapat memengaruhi

sistempengendalian intern secara signifikan.

10. Organisasi memilih dan mengembangkankegiatan pengendalian yang berkontribusi

memitigasi risiko sampai tingkat yang dapat diterima.

11. Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian umum atastekhnologi

informasi untukmendukung tercapainya tujuan.

12. Organisasi menerapkan kegiatan pengendalian melalui kebijakan yang menetapkan

apa yang diharapkan dan prosedur untuk menerapkan kebijakan.

13. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang

berkualitas dan relefan untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen

pengendalian intern.

14. Organisasi mengomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan

tanggung jawab pengendalian intern, yang diperlukan untuk mendukung fungsi

pengendalian intern.
15. Organisasi mengomunikasikan dengan pihak luar mngenai hal-hal yang terkait dengan

berbagai hal yang dapat memengaruhi berfungsinya seluruh komponen pengendalian

intern.

16. Organisasi memilih,mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan

dan/terpisah untuk memastikan apakah komponen pengendalian intern eksis dan

berfungsi baik.

17. Organisasi mengevaluasi dan mengomunikasikan kekurangan pengendalian intern

secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil

tindakan korektif, termasuk manajemen senior dan dewan direksi.

2.2.1. Sistem Pengendalian Internal

1. Pengertian SistemPengendalian Internal

Pengendalian internal (internal control) adalah suatu proses, yang dipengruhi

olehdewan direksi entitas, manajemendanpersonel lainnya, yang dirancang untuk memberikan

kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut:

evektifitas danefisiensi operasi; keandalan laporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum

dan peraturan yang berlaku.

Menurut Mulyadi (1992), sistem pengendalian internal (SPI) meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di koordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

sistem pengendalian internal (SPI) merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur

organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di

dalamperusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,memeriksa


ketelitian dan kebenaran data akuntansi,mendorong efisiensi, dan membantu mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Sistempengendalian internal (internalcontrol sistem) terdiri atas berbagai kebijakan,

praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan

umumnya :

1. Menjaga aktiva perusahaan.

2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.

3. Mendorong efisiensi dalamoperasionalperusahaan.

4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak

manajemen.

2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Sistempengendalian internal (internal contol sistem) terdiri atas berbagai

kebijakan, praktik dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat

tujuan umumnya:

1. Menjaga aktiva perusahaan.

2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan senta informasi akuntansi.

3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan.

4. Mengukur kessuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak

manajemen.
2.2.2. Kas

1. Pengertian Kas

Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk kegiatan
perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling likuid. Oleh karena itu kas di letakkan pada
bagian aktiva lancara yang paling atas .

Kas pada perusahaan dapat berupa kas yang ada diperusahaan itu sendiri (cash on hand)
sertakas yang ada di bank ( cash in bank)

Karena sifatnya yang likuid, kas dapat dengan mudah di selewengkan. Dengan demikian,
tindakan pengamanan dan pengawasan terhadapkas bisa dilakukan secara efektif serta
diperlukan sistem pengendalian internalyang cukup memadai.

Menurut Hery, kas meliputi uang logam, uang kertas, cek, wesel pos dan deposito.
Perangko bukan merupakan kas melainkan biaya yang dibayar dimuka (repaid expense) atau
beban yang di tangguhkan (deferred expense). Pada umumnya perusahaan membagi kas
menjadi dua kelompok, yaitu uang yang tersedia di kasir perusahaan (cash on hand) dan uang
yang tersimpan di bak (cash in bank) .

Kas merupakan aset yang paling lancer dibandingkan aset lainnya.oleh sebab itu, kas
merupakan aset yang paling di gemari untuk dicuri, di manipulasi, dan diselewengkan. Dalam
neraca kas selalu disajikan pada urutan pertama, setelah itu diikuti akun piutang usaha, dan
seterusnya sesuai urutan tingkat likuiditas.

Pengertian kas dalam arti luas tidakhanya meliputi uang kertas dan uang logam semata,
tetapi juga mencakup cek, wesel, dan order pembayaran. Semua bentukkas tersebut sering di
sebut dengan “benda kas”. Sedangkan pengertian kas dalamarti sempit adalah sejumlah uang
tunai dalambentuk uang kertas dan uang logam

Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini di tempatkan pada urutan
teratas dari aktiva lancar. Yang termasuk dalamkas ialah seluruh alat pembayaran yang dapat
digunakan segera, seperti uang kertas, uang logam, dan uang yang ada dalam rekening giro
yang ada di bank.

Yang tidak termasuk dalampengertian kas, baik menurut akuntansi maupun perpajakan
ialah:

a. Deposito;
b. Prangko dan materai;
c. Kas bon dan uang muka;
d. Cekmundur dan cek kosong.
2. Prosedur Penerimaan Dan Pengeluaran Kas

A. Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi, penerimaan kas terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut:

1. Prosedur penerimaan kas dan penjualan tunai.


2. Prosedur penerimaan kas daripiutang.
3. Prosedur penyetoran kas ke bank.

Sumber penerimaan kas dalam perusahaan manufaktur berasal dari penjualan tunai dan

penerimaan kas dari piutang.

1. Penerimaan kas dari penjualan tunai

Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Berdasarkan unsure

pengendalian yang baik, fungsi akuntansi harus di pisahkan dari kedua fungsipokok

yang lain, yakni fungsi operasi dan fungsi dan fungsi penyimpanan.halini dimaksud

untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data

akuntansi. Dengan kata lain, suatu sistem yang menggabungkan fungsi akuntansi

dengan kedua fungsi pokok yang lain, maka fungsi operasi dan fungsi penyimpanan

akan membuka kesempatan bagi karyawan bagi karyawan perusahaan untuk

melakukan kecurangan dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi

kecurangan yang dilakukan. Fungsi penerimaan kas berada di tangan bagian akuntansi

umum. Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya penggunaan kas

dari penjualan tunai oleh bagian kasa atau kepentingan pribadinya.

Unsure pengendalian internal yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai oleh bagian kasa untuk kepentingan pribadinya adalah sebagai berikut :

a. Struktur organisasi

1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.


2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,fungsi kas,

fungsipengiriman, danfungsiakuntansi.

b. Sistem otoritas dan prosedur pencatatan

1) Penerimaan order dari pmeblian otorisasi oleh fungsi-fungsi penjualan dengan

menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

2) Penerimaan kas di otorisasikan oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap

“lunas” pada faktur penjualan tunai dan menempelkan pita register kaspada faktur

tersebut.

3) Penjualandengan kartu kredit bank di dahukui dengan permintaan otorisasi dari bank

penerbit kartu kredit.

4) Penyerahan barang di otorisasikan oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan

cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

5) Pencatatan ke dalambukujurnaldi otorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara

memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

c. Praktek yang sehat

1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya diopertanggung

jawabkan oleh fungsi penjualan.

2) Jumlah kas diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bankpada hari yang

sama dengan transaksi penjualan tunai atau harikerja berikutnya.

3) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodic dan secara

investigasi oleh fungsi pemeriksaan intern.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dnegan tanggung jawab.


2. Penerimaan kas daripiutang

Berdasarkan sistempengendalian internalyang baik, sistempenerimaan kas daripiutang

harus menjamin diterimanya kas oleh debitur dari perusahaan, bukan oleh karyawan yang

tidak berhak menerimany.untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan,

sistempenerimaan kas daripiutang mengharuskan:

a) Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara memindah bukukan

melalui rekening bank (giro blyet).jika perusahaan hanya menerima dalam bentuk cek

dan debitur, yang ceknya atas nama perusahaan akan menjamin kas yang

diterimaperusahaan masukke dalam rekening peusahaan.

b) Kas yang diterima dalambentuk cek dari debitur harus segera di setor ke bank dalam

jumlah penuh.

Fungsi yang terkait dalam sitem penerimaan kas dari piutang adalah:

a. Fungsi secretariat

b. Fungsipenagihan

c. Fungsi kas

d. Fungsi akuntansi

e. Fungsi pemeriksaan intern

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas daripiutang adalah:

a. Surat pemberitahuan

b. Daftar surat pemberitahuan

c. Bukti setor bank

d. Kwitansi
B. Pengeluaran Kas

Menurut mulyadi, pengeluaran kas terdiri darijaringan prosedur sebagai berikut :

1. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.

2. Prosedur pembayaran kas.

3. Prosedur pencatatan pengeluaran kas.

Pengendalian intern yang baik mengharuskan setiap pengeluaran kas dilakukan dengan

cek. Untukpengeluaran yang jumlahnya kecil dilakukan melalui danakaskecil yang di

selenggarakan dengan sistem. Pengeluaran kas dengan cek dapat menjamin diterimanya

pembayaran tersebut oleh perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan di

libatkan pihak ketiga (dalamhalini bank) untukikut serta mengawasi pengeluaran kas.dengan

demikian,sistempengeluaran kas ini hanya akan menyangkut pengeluaran kas dengan cek

saja, sedangkan kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek diatur dalamsistem kas

kecil.prosedur pengawasan yang penting adalah:

1) Semua pengeluarankas menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran

kecil di bayar dengan kas kecil.

2) Dibentuk kas kecil yang diawasi ketat.

3) Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen) yang lengkap.

4) Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.

5) Diharuskan membuat laporan kas harian.


2.2.3. SitemPengendalian Internal Kas

Pengendalian intern secara lengkap adalah meliputi rencana organisasi dan semua metode
serta kebijakan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta
kekayaan ,menguji ketepatan dan sampai seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya
,meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong di tatinya kebijakan pimpinan yang telah di
gariskan

Penemrimaan kas memiliki tindakan pengamanan sebagai berikut:

a. Karyawan yang memegang kas, perlu dipisahkan dengan karyawan yang mencatat
penerimaan kas.
b. Setiap transaksi penerimaan uang harus segera dilakukan pencatatan.
c. Peenggunaan kas register untuk kas yang langsung dapat diterima oleh pemegang uang
(kasir).

Pengeluaran kas memiliki tindakan pengamanan sebagai berikut:

a. Untuk pengeluaran kas dalamjumlah tertentu harus di dukung oleh bukti-bukti yang
kuat
b. Otoritas untuk pengeluaran kas harus jelas
c. Perlu diadakan pemeriksaan fisik kas (cash opname) secara mendadak

Kas kecil (petty cash)

Kas kecil merupakan dana yang disiapkan untuk membayar kebutuhan yang segera dan
dalamjumlah yang relative kecil atau dengan kata lain pembayaran ini terlalu kecil bila dibayar
menggunakan cek atau giro. Pemegang kas kecil melakukan pembayaran-pembayaranyang
diperlukan dan mempertanggung jawabkan dana yang dipegangnya.jika kemudia habis, ia
dapat meminta uantuk pengisian kembali.tentu saja pengisian kembali dana kas kecil tersebut
perlu dukungan dengan bukti-bukti yang kuat.

Terdapat dua sistempengendalain kas kecil, yaitu sistem dana tetap (impress fund sistem)
dan sistem dana berfluktuasi (fluctuating fund sistem)

Sistem dana tetap

Sisteminimerupakan sistem pendanaan yang bersifat tetap, maksudnya adalah bahwa


jumlah pada setiappengisian kembali besarnya sesuai dengan bukti pengeluaran sehingga
jumlah keseluruhan dana tetap.

Sistem dana berfluktuasi


Sistemini merupakan sistem pendanaan yang jumlahnya tidak tetap,pencatatan dalam
sistem ini berbeda dengan dana tetap karena setiap kali terjadi transaksi,kas akan langsung di
catat.buku pengeluaran kas berfungsi sebagai buku jurnal yang selanjutnya akan di jadikan
dasar untuk pencatatan kepada perkiraan-perkiraan buku besar .

Kas di bank (cash in bank)

Suatu perusahaan sering menggunakan istilah rekening giro, yaitu sejenis simpana di
bank yang setiap saat dapat diambil dan mudah digunakan sebagai alat pembayaran dengan
menggunakan cek.

Cek merupakan perintah tertulis yang di tandatangani oleh pemegang rekening giro atau
oleh petugas perusahaan pemegang rekening girotersebut yang ditunjuk untuk meminta kepada
banka agar pembayaran sejumlah uang sesuai dengan tertera pada cek, pihak-pihak yang
terlibat dalam memberikan cekini adalah :

 Drawer yaitu pihak yang menarikatau mengambil rekening gironya dari bank atau yang
menandatangani
 Drawee,yaitu pihak bank yang menyimpan rekening giro atau bank yang ditarik
 Payee, yaitu pihakyang menderima pembayaran atau seseorang yang menderima
pembayaran cek tersebut

Perusahaan yang memiliki rekening giro di bank akan menerima rekening Koran bank
(bank statement) yang berisi tentang mutasi rekening perusahaan. Oleh karenaitu secara
periodic (biasanya setiap akhir bulan), bank memberikan laporan kepada pemegang rekening
giro. Laporan ini berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan :

 Saldo awal rekening giro untuk bulan/periode yang bersangkutan.


 Setoran-setoran selama bulan/periode yang bersangkutan dan penambahan lainnya.
 Penarikan-penarikan cek serta pengurangan lainnya yang dilakukan oleh bank.
 Saldo akhir rekening giro untuk bulan/periode yang bersangkutan.

Rekening Koran ini pada dasarnya adalah merupakan salinan daripenyelenggaraan


catatan yang dilaksanakan bank yang berhubungan dengan rekening pemegang giro.

Rekomsisliasi bak

Meskipun perusahaan dan bank masing-masing telah mencatat mutasinya ,akan tetapi serring
ditemukan perbedaan jumlah saldo rekening antara perusahaan dan bank. Perbedaan tersebut
umumnya berasal dari pihak perusahaan sudah melaksanakan penctatan tetaapi pihak bank
belum melkukan penctatan demikian pula sebaliknya.

Perbedaan-perbedaan yang terjadi antara lain disebabkan oleh:


1. Pihakperusahaan sudah mencatata tetapi belumdi catat oleh bank
2. Pihak bank sudah mencatat , tetapi perusahaan belummelakukan pencatatan

Anda mungkin juga menyukai