MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PAUD
Semester GasalJurusan Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Disusun Oleh :
Nurul Istiqomah – 1511505338
M. Irvan Al Fauzani, Ch. – 1511505339
Bram Kristian – 1511505341
Nur Laely Fajri – 1511505347
Lindri Putri Ningrum – 1511505362
Batsilah pijakan ini selama 15 menit. Setelah semua penjelasan di atas dapat
dengan jelas oleh anak didik, barulah guru boleh menginstruksi bahwa permainan
siap dimulai.
c. Pijakan selama bermain
Adapun rangkaian kegiatan pada pijakan ini adalah sebagai berikut :
1. Guru membawa anak-anak pada lokasi atau tempat bermain yang telah
dipersiapkan
2. Guru memberi contoh pada anak yang belum mengetahui cara menggunakan
alat perminan edukatif
3. Mengajukan beberapa pertanyaan positif sebagai stimulasi
4. Mencatat berbagai bentuk permainan anak
5. Mengumpulkan hasil kerja dengan melengkapai nama dan tanggal
6. Mencatat tahapan perkembangan yang dicapi
Batasi kegiatan bermain ini selama 60 menit. Sebelum waktu habis (+/-) 5 menit,
guru harus memberi instruksi bahwa permainan segera di akhiri.
Dalam lingkungan yang siap, materi dan aktivitas tertentu mendukung tiga area dasar
keterlibatan anak, yaitu: kehidupan praktis atau pendidikan motorik, materi sensorik untuk
pelatihan indera, dan materi akademik untuk pengajaran menulis, membaca dan
matematika.
a. Kehidupan praktis
Lingkungan yang siap menekankan aktivitas motorik dasar sehari hari misalnya
melepas dan memakai sepatu sendiri. Aktivitas seperti ini membuat anak tidak
tergantung pada orang dewasa dan mengembangkan konsentrasi. Penganut
Montessori yakin bahwa semakin anak tenggelam dalam aktivitas, mereka secara
bertahap memperpanjang rentang konsentrasi. Seiring mereka mengikuti rangkaian
tindakan yang teratur, mereka belajar memperhatikan hal-hal yng detail.
Pengajaran verbal guru diupayakan seminimal mungkin. Penekanan pada proses
pengajaran adalah pada menunjukkan cara – memberi contoh dan memperhatikan.
Aktivitas kehidupan praktis diajarkan melalui empat tipe latihan yang berbeda,
yaitu kepedulian orang melibatkan beberapa aktivitas, kepedulian lingkungan,
hubungan sosial, serta analisis dan kontrol gerakan.
b. Materi sensorik
Inti program Montessori adalah rangkaian khusus materi pembelajaran yang
membantu anak belajar dan yang mendukung gagasan Montessori mengenai cara
terbaik memfasilitasi pemelajaran anak. Banyak materi ini di rancang untuk
melatih dan menggunakan indera guna mendukung pembelajaran. Fungsi materi
sensorik adalah membantu membuat anak lebih mengenali kapasitas tubuh untuk
meneerima , menafsirkan, dan menggunakan rangsangan. Kedua , materi sensorik
membantu mempertajam kekuatan anak untuk mengamati dan membedakan secara
visual. Keterampilan ini berfungsi sebagai dasar bagi kesiapan membaca awal
umum. Ketiga, materi sensorik meningkatkan kemampuan anak untuk berfikir,
sebagai proses yang bergantung pada kemampuan membedakan,
mengklasifikasikan, dan mengatur. Anak secara konstan menghadapi keputusan
mengenai materi sensorik. Aktivitas sensorik bertujuan untuk mempersiapkan anak
untuk menyambut periode sensitif yaitu menulis dan membaca. Materi pelatihan
dan pengembangan indera memiliki karakteristik kontrol kesalahan, pemisahan
kualitas tunggal, keterlibatan aktif serta daya tarik.
c. Materi akademik untuk menulis, membaca dan matematika
Materi montessori adalah akademik yang dirancang khusus untuk mendorong
kemampuan menulis, membaca dan matematika. Mmontessori berkata bahwa anak
”masuk secara spontan” ke menulis dan membaca. Ia mengantisipasi paktik saat ini
seperti pendekatan kontemporer keseluruhan bahasa dalam memadukan menulis
dan membaca serta mmpertahankan bahwa melalui menulis anak belajar membaca.
Montessori yakin bahwa banyak anak siap menulis pada usia 4 tahun.
Fitur-fitur lain dari sistem Montessori adalah kelompok usia yang beragam.
Manfaat dari kelompok anak dengan beragam usia adalah anak dapat belajar dari yang lain
dan saling membantu, beragam mater tersedia untuk semua usia, dan anak-anak yang lebih
besar menjadi contoh dan teman bekerja sama bagi anak-anak yang lebih kecil. Di kelas
Montessori anak-anak bebasbelajar pada tingkat kemampuan dan prestasi mereka sendiri.
Mereka memutuskan untuk ikut serta dalam kegiatan yang mana dan mengerjakan dengan
tingkatan mereka sendiri.
3. Guru
Pengajaran adalah hal yang rumit dan menuntut, tentunya memerlukan
pengetahuan, keterampilan, dang pengaturan. Guru harus banyak mengetahui
tentang isi studi sosial bukan untuk memberikan informasi pada anak – anak
tapi sebagai pedoman dalam mengajukan pertanyaan yang bermakna; untuk
merencanakan ksempatan pengalaman anak – anak ; untuk mengetahui sumber
daya yang tersedia; dan untuk menilai perkembangan studi tersebut.
4. Lingkungan Pembelajaran
Kelas Bank Street atau perkembangan interaksi adalah lingkungan yang
dinamis yang menerima peran serta aktif, kerjasama, dan kemandirian, dan
keragaman dalam ekspresidan komunikasi. Permainan seperti puzzle,
manipulative (berbagai benda untuk bermain dengan bentuk benda seperti
segitiga, kubus, lingkaran, dsb.)Ada juga kegiatan bercocok tanam, memasak,
menganyam.
Alokasi ruang memberikan tempat yang cukup untuk permainan
sandiwara, menyusun balok, dan pertemuan kelompok kecil. Keluwesan jadwal
memberikan waktu tambahan bagi anak – anak untuk menggali potensi secara
aktif, untuk berjalan – jalan, untuk terlibat dalam perluasan ide dan minat, dan
bekerja sama. Keluwesan terdapat dalam konteks familiar seperti rutinitas
waktu, makan camilan, makan siang, bererita, istirahat, dan waktu khusus, dan
waktu di luar ruangan.
6. Keluarga
Guru harus menyadari beragam makna keluarga bagi anak – anak dalam
kelas dan tidak membuat anggapan mengenai susunan keluarga atau nilai – nilai
yang dianut. Misalnya, nilai keluarga bisa berbenturann dengan nilai – nilai
sekolah dan budaya yang lebih luas. (Delpit(Delpit(Delpit, 206; Ramsey, 2004;
Wasow, 2000).
7. Masyarakat
Perlahan minat anak – anak pada dunia luar selain keluarga mulai meluas.
Saat guru memberikan, menyusun, dan mengarahkan rasa ingin tahu dan minat
anak – anak dan memulai studi tentang hidup masyarakat. Dalam pembahasan
berikutnya, anak – anak memiliki kesempatan untuk berpikir dan
mengungkapkan gagasan mereka, informasi mereka dan kekeliruan informasi.
8. Penilaian
Sejumlah penilaian yang dilekatkan dengan kurikulum memberikan guru
sarana yang penting untuk mengetahui bagaimana anak – anak belajar dan
tumbuh. Bank Street sudah lama menyokong berbagai pendekatan pada
penilaian, berdasarkan pemahaman, bagaiman anak yang sedang tumbuh
memahamai dunianya dan memberikan sejumlah kesempatana bagi siswa untuk
mewakili pemahaman tersebut.
Sebaliknya, kebijakan federal saat ini mendeifnisikan hasil yang
diharapkan dari siswa dalam bentuk nilai tes, khususnya kemampuan untuk
membaca dan menulis dan matematika, yang mendorong gerakan reformasi
sekolah menempatkan penilaian di gari depan perubahan pendidikan untuk
meraih standard prestasi akademik yang lebih tinggi.
Sebuah penekanan yang dikemukakan oleh Zimiles (1987) bahwa tidak
ada penilaian yang siap dilaksanakan yang mengukur semua atribut pembelajar
ini dengan pantas. Guru kelas didesak untuk menyokong anak – anak dalam dua
cara, yaitu : 1. Dengan memeriksa kualitas piranti penilaian dan mengajukan
pertanyaan yang sesuai mengenai pelaksanaan. 2. Dengan memprsiapkan anak –
anak untuk mengerjakan tes tanpa mengorbankan kurikulum yang kaya dengan
kesempatan untuk pembelajaran akademik, sosial, emosional, dan fisik.
Dalam penilaian digunakan data untuk analisis yang meliputi : cakupan
penuh kegiatan harian kelas, interaksi, dan hasil karya (misalnya : bermai,
membaca, memechakan soal matematika, bekerja dengan materi, dan
berinteraksi dengan yang lain).
Selain itu, pengujian dan penilaian seksama portofolio hasil karya anak –
anak sepanjang waktu menampilkan kisah penting pertumbuhan melalui karya
seni, tulisan, penghitungan, dan perakitan.
1. Kompetensi
Bagaimana individu menggunakan keterampilan dan pengetahuannya dalam
kehidupan.
2. Individualitas
Menekankan fungsi kemandirian, kemampuan untuk membuat pilihan,
mengambil inisiatif, risiko kegagalan, dan menerima bantuan tanpa
kehilangan kebebasan.
3. Sosialisasi
Ada dua tingkat, tingkat pertama berhubungan dengan kontrol dan memikir
ulang, adaptasi, dan internalisasi perilaku; tingkat kedua mengacu kepada
perkembangan hubungan dengan orang lain yang ditandai dengan
kepedulian, kejujuran, tanggungjawab, dan kerjasama.
Daftar Pustaka
Indrijati, Herdina. Dkk. 2016. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini :
Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Prenada Media Group
http://www.scribd.com/doc/41293336/Developmental-Interaction-Approach-Assignment