Konsep Manusia
Konsep Manusia
“KONSEP MANUSIA”
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah ﷻyang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Manusia”.
Sholawat serta salam kepada sang revolusioner, sang perubah dunia, orang nomor satu
dimuka bumi ini yang tidak bisa mengalahkan orang yang terbaik dimuka bumi ini sampai saat ini
yaitu baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad ﷺyang telah membawa umatnya dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam rangka ikhtiar memakmurkan bumi, manusia telah diberi modal dasar yang telah
melekat pada diri manusia di awal penciptaannya yakni berupa akal dan pikiran. Maka dengan
ada nya akal dan pikiran maka manusia dapat melakukan penelitian dan mencari pengetahuan
bagaimana mengelola semua amanah yang di berikan Allah SWT. Memelihara di sini tidak hanya
secara fisik saja. Tetapi segala yang ada di alam harus di pelihara karena manusia sejatinya
bergantung pada alam atau mahluk lain.
Termasuk juga dalam memelihara akidah dan akhlak manusia itu sendiri sebagai sumber
daya manusia yang akan memanfaatkan alam, dan merupakan tugas manusia menciptakan
keseimbangan alam ini. Karena dunia ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kelompok 6
1
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................1
A. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an ..............................................................................3
B. Siapa itu manusia .................................................................................................................5
C. Tugas manusia .....................................................................................................................6
D. Kedudukan Manusia.............................................................................................................8
E. Pandangan Ilmuan Barat Tentang Manusia .........................................................................9
2
A. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an1
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. Sebagaimana dalam firman-Nya QS.At-Tin ayat 4: “Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Manusia juga adalah makhluk yang paling mulia dibandingkan makhluk-makhluknya yang
lain, “ Kepada masing-masing baik golongan ini maupun golongan itu kami berikan bantuan dari
kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan tuhanmu tidak dapat dihalangi.” (Al-Isra: 20).
Di dalam Al Qur’an, dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh
Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam
firman-Nya : At-Tiin ayat 4:
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah". (QS. As Sajdah : 7) "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr :
26)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan
berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan
jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (istri). Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah
dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak...".
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan:
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim).
Ayat-ayat diatas mengandung makna bahwa untuk manusia Allah menjadikan pasangannya dari
jenis yang sama sehingga dapat terjadi rasa ketertarikan antara yang satu dengan yang lainnya
untuk berkembang biak.
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tidak langsung
hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan
11
https://www.kumpulanmakalah.com/2016/10/penciptaan-manusia-menurut-al-quran.html
3
kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan
perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi
Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula
ditinjau secara medis. Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dijelaskan
secara terperinci melalui firman-Nya diatas, yaitu surat Al-Mu’minun ayat 12-14.
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik".
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang
diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio)
selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal
darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian
diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan)
empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR.
Bukhari-Muslim).
4
B. Siapa itu manusia2
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dan yang paling sempurna yang diciptakan
oleh Allah SWT, sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an “Dan sesungguhnya
telah kami muliakan anak-anak Adam” (QS. Al-Isra :70)
Selain itu, manusia juga makhluk hidup yang dianugerahi oleh Allah SWT akal dan pikiran,
manusia sudah mengetahuinya sejak zaman dahulu bahwa mereka adalah makhuk yang dapat
berbicara, namun ketika para ilmuan menemukan bahwa semua makhluk hidup dapat berbicara
dengan bahasanya masing-masing, maka defenisi itu diubah, yang semula manusia merupakan
makhluk yang dapat berbicara, menjadi manusia : makhluk yang berakal. Sebab, manusia adalah
satu-satunya makhluk ciptaan Allah SWT yang telah dianugrahi potensi akal oleh Allah SWT, yang
membuat manusia menjadi makhluk yang paling sempuran dan mulia di muka bumi ini, selain itu
manusia juga satu-satunya makhluk hidup yang dianugerahi roh oleh Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi, gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia, Sesunggunya manusia itu amat zalim dan bodoh” (QS. Al-Ahdzab ; 72)
Amanat yang diberikan kepada manusia itu adalah akal dan amanat untuk mengemban
kewajiban dari Allah SWT. Jadi manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang dibebani
kewajiban untuk mentaati dan mematuhi Allah dan RasulNya. Untuk itu Allah SWT memberikan
kekuatan akal guna untuk membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang baik
dan mana yang buruk.
Jadi manusia adalah makhluk hidup yang berakal, manusia diberikan oleh Allah SWT
kemampuan untuk dapat belajar dan mengembangkan segala macam ilmu pengetahuan, karena
itulah ilmu manusia akan terus bertambah dari masa ke masa. Seiring berkambangna ilmu
pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia, maka semakin pintar pula manusam semua
pertanyaan yang ada dalam kehidupan ini dapat mereka jawab, namun ada satu pertanyaan yang
tidak dapat dijawab oleh manusia itu sendiri, dan anehnya pertanyaan itu adalah sesuatu yang
paling dekat dengan manusia itu sendiri, yaitu tentang dirinya sendiri.
2
https://www.kompasiana.com/fikri_attamimy/5520cbb38133116c7419fc22/siapakah-manusia-sebenarnya
5
C. Tugas manusia
Menurut Muin Salim, penciptaan manusia di bumi sekurang-kurangnya mengemban tiga tugas
pokok3, yaitu:
1. Manusia sebagai ‘Abid
2. Manusia sebagai Pemimpin Formal
3. Manusia sebagai Makhluk Pembangun.
Burhanuddin Yusuf, Jurnal Aqidah-Ta Vol. II No. 2 Thn. 2016 (diakses 9 Juni 2020)
3
4
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Pustaka Progressif, 1984), h. 950.
6
hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi”. Mereka berkata: ”Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” (Al-Baqarah:30).
Terdapat pula dalam QS. Shad /38: 26
َ ُّ
ين َي ِضلون َع ْن َ اَّلل إ َّن َّالذ
َّ َ ْ َ َ َّ ُ َ َ َ ْ َّ َ َ ّ َ ْ َّ َِ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ِ ً َ َ َ َيا َد ُاو ُد إ َّنا َج َع ْل َن
ِ ِ ِ يل ِ اس ِبالحق وال تت ِب ِع الهوى في ِضلك عن س ِب ِ ض فاحكم ْ بي الن ِ َ اك خ ِليفة ِ يف األر ِ
َ َ ْ َ ُ َ ٌ َ ٌ َ َ ْ ُ َ َّ َ
اب
ِ اَّلل لهم عذاب ش ِديد ِبما نسوا يوم ال ِحس ِ يل ِ س ِب
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu,
karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari
jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
Ayat di atas menegaskan kedudukan Nabi Daud as. sebagai seorang
khalifah Allah. Bahwa sebagai khalifah dalam pengertian pemegang wewenang
untuk mengatur masyarakat, nabi Daud as juga dituntut untuk menegakkan hukum-hukum Allah
di tengah-tengah masyarakat. Dengan menjauhi segala tipu
daya setan yang mengajak untuk melakukan penyalah gunaan
kekuasaan, sehingga berujung pada perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah.
3. Manusia sebagai Makhluk Pembangun
Salah satu kelebihan manusia atas makhluk-makhluk Allah ﷻlainnya adalah bahwa
manusia itu diberi kelebihan berupa akal, hati dan nafs. Tiga kelebihan ini memberi kemampuan
atau daya kepada manusia untuk memahami dan mengetahui hal-hal yang ada di sekitarnya, baik
yang dapat dicapai oleh inderanya maupun yang tidak dapat dicapai dengan inderanya (ghaib).
Karena kemampuan itu, manusia kemudian mampu menciptakan budaya dan peradaban, dan
dengan peradabannya itu, manusia membangun kehidupan ke arah yang lebih maju. Di dalam
Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa bumi dan seluruh isinya diperuntukkan untuk manusia " هو الذي
ِ
ماف األرض جميعا جعل لكم ي. Kaitan dengan tugas atau kedudukan manusia sebagai abid, dipahami
bahwa Allah ﷻmenyiapkan bumi dan seisinya untuk dinikmati oleh manusia dalam rangka
menunaikan salah satu tugas keabidannya tersebut.
Dalam hal ini, Allah swt berfirman dalam QS. Shaad /38:27 sebagai berikut:
َّ َ َ َ َّ ٌ ْ َ َ ُ َ َ َ َّ ُّ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ
ين كف ُروا ِم َن الن ِاراطال ذ ِلك ظن ال ِذين كفروا فويل ِلل ِذ ِ وما خلقنا السماء واألرض وما بينهما ب
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah.
Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu
karena mereka akan masuk neraka.
7
D. Kedudukan Manusia
5
Konsultasisyariah.com,”Penjelasan Manusia Lebih Mulia Dibandingkan Jin”,(diakses 9 Juni 2020)
8
4. Makhluk yang diberi kemampuan oleh Allah, dan dibekali dengan pendengaran,
penglihatan, akal pikiran, hati, lisan serta pena yang mendukungnya dalam meraih ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana firman Allah QS.Al-Alaq :1-5
َ َ ْ َّ َ َ ْ َّ َّ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ْ ْاق َ ْرأ ب
اس ِم َرّبك ال ِذي خل َقخل َق اإلن َسان ِم ْن َعلقاق َرأ َو َرُّبك األك َر ُمال ِذي َعل َم ِبالقل ِم َعل َم اإلن َسان َما ل ْم ِ َ
َي ْعل ْم
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.
Perbedaan mendasar terhadap konsep manusia menurut pandangan barat dan islam
dapat ditemukan pada hakikat penciptaan manusia. Dalam Islam jelas manusia diciptakan oleh
Allah6 ﷻmelalui beragam proses, bermula dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan
kemudian ditiupkan ruh dalam segumpal daging tersebut. Sedangkan dalam pandangan barat
tidak ditemukan secara rinci dan teliti mengenai hakikat penciptaan manusia sehingga hal ini
menjadi pembeda paradigma pedagogis manusia. Karenanya teori Darwin pada masa lampau
menjadi jawaban atas hakikat penciptaan manusia. Masih banyak penganut teori Darwin yang
menganggap bahwa manusia itu kemungkinan besar tercipta melalui proses evolusi yang panjang
(dari monyet). Para penganut teori Darwin ini, menempatkan manusia sejajar dengan binatang
dan menerangkan terjadinya manusia atau hakikat penciptaan manusia dari sebab-sebab
mekanis.
Azhar Arsyad, menyatakan bahwa ada sekian pakar (ahli pendidikan Barat) berbicara
tentang manusia yang hanya menggambarkan satu atau dua aspek tentang manusia. Contohnya,
mereka menggambarkan bahwa “manusia adalah binatang cerdas yang menyusui”.
salah satu tokoh barat, John Locke (1632-1704), menerangkan hakekat manusia dengan
menekankan pembahasan tentang akal sebagai gudang dan pengembang pengetahuan. Menurut
John Locke, akal mempunyai kekuatan-kekuatan serta materil untuk melatih kekuatan-kekuatan
itu. John Locke meyakini bahwa anak yang lahir di dunia ibaratnya kertas putih kosong, Orangtua
dan lingkungannya lah yang memberi warna dan membuat kertas itu menjadi lecek atau tetap
bersih. Dalam psikologi pendidikan, pandangan John Locke tersebut di-kategorikan sebagai
paham behaviorisme, bahwasannya lingkungan sekitar menentukan perkembangan hidup
seorang anak manusia, namun ia sendiri juga dapat merubah lingkungan itu.
6
https://www.kompasiana.com, “Konsep Manusia Dalam Pandangan Tokoh Barat”, (diakses 9 Juni 2020)
9
Beberapa filsuf, Socrates misalnya, menyebut manusia sebagai Zoon politicon atau hewan
yang bermasyarakat, dan Max Scheller menyebutnya sebagai Das Kranke Tier atau hewan yang
sakit yang selalu bermasalah dan gelisah. 7
Selain yang telah disebutkan di atas, beberapa rumusan atau definisi lain tentang manusia adalah
sebagai berikut:
1. Homo sapiens atau makhluk yang mempunyai budi.
2. Homo faber atau Tool making animal yaitu binatang yang pandai membuat
bentuk peralatan dari bahan alam untuk kebutuhan hidupnya.
3. Homo economicus atau makhluk ekonomi.
4. Homo religious yaitu makhluk beragama.
5. Homo laquen atau makhluk yang pandai menciptakan bahasa dan
menjelmakan pikiran dan perasaan manusia dalam kata-kata yang tersusun.
7
Siti Khasinah, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2013 VOL. XIII, NO. 2, 296-31, (diakses 9 Juni 2020)
10