Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH AGAMA HINDU

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Agama-agama

Dosen Pengampu:

Siti Nur Fadhilah, M. Sos

Penyusun :

Kamilatunnisa’
Khairunnisya

FAKULTAS ILMU DAKWAH


STID MOHAMMAD NATSIR KAMPUS PUTRI
CIPAYUNG-JAKARTA TIMUR
2019
SEJARAH LAHIRNYA AGAMA HINDU

A. Asal usul Lahirnya Agama Hindu di Dunia

Asal usul agama hindu dimulai dari masuknya bangsa arya ke india sejak tahun 1500 SM.
Dari masuknya agama arya ke Indonesia membawa perubahan besar dalam tata
kehidupan masyarakat di india.perubahan terjadi karena bangsa arya mengadakan
integrasi kebudayaan dengan bangsa Dravida sehingga dari situ lahirlah agama hindu.

Selain itu bangsa arya juga menulis kitab-kitab weda sebagai keyakinan dan kepercayaan
dari agama hindu, misalnya kitab suci seperti Reg Weda,Sama Weda,Yayur Weda dan
Atharwa Weda.

Asal-usul agama hindu didasarkan juga pada corak kehidupan masyarakat hindu yang
berkeyakinan terhadap kepercayaan pada dewa-dewa yang mengatur corak kehidupan
pada mereka masing-masing.dari corak kehidupan masyarakat tersebut dapat dibedakan
menjadi (4) kasta, diantaranya:

1. kasta Brahmana'(yakni kasta Keagamaaan), yang terdiri dari para pendeta


2. kasta Ksatria'(yakni kasta pemerintahan),yang terdiri dari para raja juga keluarganya,para
bangsawan dan para prajurit
3. kasta Waisya'(yakni kasta pertanian dan perdagangan),yang terdiri dari para
pengusaha,para pedagang,dan juga para petani
4. kasta Sudra'(yakni kasta kaum pekerja keras), yang terdiri dari para pelayan, pekerja
keras, juga rakyat jelata.

Kasta-kasta tersebut memiliki makna sebagai pembeda dari struktur maupun golongan
kehidupan dimana kepercayaan agama hindu itu bersifat politeisme (memuja banyak
dewa), yang dimana dari pemujaan terhadap dewa tersebut dibuatkan patung-patung yang
sesuai dengan peranan dewa-dewa tersebut dalam kehidupan manusia.

Dari tujuan dibuatnya patung-patung tersebut sebagai simbol dari dewa-dewa yang
disembahnya misalnya seperti Dewa Brahmana'sebagai Dewa Pencipta, Dewa Wisnu
sebagai Dewa Pelindung, dan Dewa Siwa sebagai Dewa pelebur atau pembinasa. Ketiga
Dewa tersebut diberi nama Trimurti yang artinya penguasa. Adapun dewa-dewa lainya
seperti dewi saraswati sebagai dei kesenian dan ilmu pengetahuan, Dewi Sri sebagai
Dewi Kesenian. Selain itu umat hindu beranggapan bahwa, tempat suci adalah tempat
yang hanya digunakan untuk bersemayamnya para dewa saja sehingga umat hindu
tersbiasa mengadakan ziarah ke tempat-tempat suci untuk memohon keselamatan dan
kesejahteraan bagi umat di dunia.

Umat hindu mempunyai suatu kepercayaan dalam hal bersuci dimana mereka
beranggapan bahwa Air sungai gangga dapat mensucikan segala dosa walau betapapun
besarnya. Begitu pula tulang dan abu orang mati yang sudah dibakar dibuang ke dalam
air sungai gangga tersebut, mereka berkeyakinan bahwa dari situ orang yang meninggal
langsung akan masuk ke dalam surga.
B. Sejarah Agama Hindu di Indonesia

Agama hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Indonesia memiliki
suatu daerah yang dimana mayoritasnya memeluk agama hindu, daerah tersebut ada di
Bali. Agama hindu lahir dilatar belakangi oleh adanya keyakinan dari agama hindu itu
sendiri yang mepunyai kepercayaan terhadap dewa yang mereka sembah dan kasta yang
dapat membedakan dari golongan kehidupan mereka itu sendiri.

Menurut R. Antoine sangat sulit untuk mendifinisikan hinduisme, dikarenakan hinduisme


bukan satu agama yang hanya dengan syahadat tunggal dimana semua orang tidak harus
mematuhinya. Hinduisme lebih condong sebagai sebuah federasi dari berbagai
pendekatan terhadap realitas yang berada dibalik kehidupan dan Indonesia pula
keberadaan agama hindu sudah diakui pemerintah sebagai keberadaan agama yang sah
karena di Indonesia sendiri bukan hanya agama islam saja yang ada tetapi juga banyak
masyarakat yang menganut agama selain islam seperti halnya agama hindu yang
kebanyakan dari masyarakat bali yang menganut dari Indonesia.

Agama hindu sendiri adalah agama yang terkenal akan agama yang menyembah serta
memuja dan mempercayai para dewa. Dewa yang paling terkenal pada saat itu adalah
'Trimurti"yang merupakan kesatuan dari tiga dewa yakni':

Dewa Brahma (sebagai pencipta)

Dewa Wisnu (sebagai Dewa Pemeliharaan)

Dewa Siwa (Sebagai Dewa pelebur)

Di dalam praktik pemujaannya dewa-dewa tersebut diwujudkan dalam sebuah bentuk


patung dimana patung merupakan unsur yang penting dari agama hindu sedangkan
sumber ajaran dari agama hindu merupakan kitab weda yang dianggap sebagai kitab suci
dari agama tersebut.

Dalam agama hindu ada ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan panca
sradha. Panca sradha merupakan keyakinan dasar umat hindu.kelima keyakinan tersebut,
antara lain:

Widhi Tattwa-percaya kepada tuhan yang Maha Esa dan segala aspeknya.

Atma Tattwa-percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk

Karmaphala -percaya dengan adanya hukum sebab akibat dalam setiap perbuatan

Punarbhawa-percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)

Moksha -percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.


C. Konsep ketuhanan Agama Hindu

Konsep ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah Monoteisme (terutama dalam
Veda, Agama Hindu Dharma dan Advaita Vedanta), sedangkan konsep lainnya
(ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya
konsep ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena
berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara
menyeluruh.

Dalam agama hindu lima pilar sebagai dasar keyakinan yang disebut dengan panca
sradha, yang artinya:

Brahma artinya umat hindu percaya dan yakin akan adanya tuhan yang Maha Esa

Atman artinya umat hindu percaya dan yakin bahwa ada percikan-percikan keTuhanan
yang besemayam dalam diri setiap makhluk hidup yang disebut Atman

Karma Phala artinya umat hindu yakin dan percaya bahwa setiap perbuatan sekecil
apapun pasti ada akibatnya

Purnabhawa artinya umat hindu percaya dan yakin bahwa setiap manusia akan
mengalami kelahiran kembali (reinkernasi) untuk menyempurnakan karmanya.

Moksa artinya umat hindu percaya dan yakin akan adanya akan adanya tujuan tertinggi
dalam rangka bersatunya Atman dengan Brahman.

Brahman hindu meyakini bahwa segala apa yang ada di alam semesta baik makhluk
hidup maupun benda mati bersumber dari penguasa tertinggi yaitu tuhan yang Maha
Esa.

Atman dalam konsep hindu bahwa segala ciptaan tuhan adalaah berasal dari diri sendiri
yang dimana segala ciptaaan di alam adalah sebagai visualisasi keberadaan
tuhan.dasarnya atman itu adalah suci karena bersumber dari partikel tuhan,hanya saja
bersentuhan dengan material (badan,jasa makhluk hidup) maka kesucian tersebut
terselubung dan dibungkus oleh karmawasana dan badan halus.

Karma phala dalam keyakinan agama hindu bahwa segala sesuai dengan dengan yang
dilakukan oleh manusia pasti ada akibatnya dan setiap akbat dari perbuatan tersebut
pasti ada akibatnya.kesimpulanya dalam konsep hindu phala bahwa setiap perbuatan itu
ada artinya baik hal besar maupun kecil

Punarbhawa dalam agama hindu menyakini bahwa badan manusia tidak abadi
sedangkan atman yang selalu menghidupi jasa manusia selalu menglami kelahiran
kembali dengan menggunakan badan yang baru. Yang bertujuan untuk memperbaiki
karma sehingga atman menjadi semakin suci.
D. PANCA SRADA
Ada lima macam keyakinan dalam agama Hindu yangdisebut dengan “Panca Sradha”.
Panca Sradha yang berarti limakeyakinan/kepercayaan atau keimanan yang harus
dipedomanioleh setiap umat Hindu dalam hidup dan kehidupannya. PancaSradha tersebut
terdiri dari:
a. Percaya dengan adanya Tuhan/Brahmana (Widhi Sraddha)
Widhi tatwa yang merupakan salah satu bagian daripanca sradha yang neyatakan bahwa
umat Hindu percaya danyakin dengan adanya Tuhan. Adapun sifat-sifat Brahman antara
lain :
 Sat: sebagai maha ada satu-satunya, tidak adakeberadaan yang lain diluar beliau.
DengankekuatanNya Brahman telah menciptakan bermacam-macam bentuk,
warna, serta sifat banyak di alamsemesta ini. Planet, manusia, binatang, tumbuh-
tumbuhan serta benda yang disebut benda matiberasal dari Tuhan dan kembali
kepada Tuhan bilasaatnya pralaya tiba.
 Cit: sebagai Maha Tau. Beliaulah sebagai sumber iilmu pengetahuan, bukan
pengetahuan agama, tetapi sumber segala pengetahuan. Dengan pengetahuan maka
dunia ini menjadi berkembang dan berevolusi,dari bentuk yang sederhana bergerak
menuju bentukyang sempurna.
 Ananda adalah kebahagiaan abadi yangbebas dari penderitaan dan suka duka. Maya
yang diciptakan Brahman menimbulkan illusi, namuntidak terpengaruh sedikitpun
terhadap kebahagiaanBrahman. Pada hakikatnya semua kegembiraan,kesukaran,
dan kesenangan yang ada, yangditimbulkan oleh materi bersumber pula
padaAnanda ini, bedanya hanya dalam tingkatan.Kebahagiaan yang paling rendah
ialah berwujudkenikmatan insingtif yang dimiliki oleh binatang padawaktu
menyantap makanan dan kegiatan sex.Tingkatan yang lebih tinggi ialah
kesenangan yangbersifat sementara yang kemudian disusul duka.Tingkatan yang
tertinggi adalah suka tan pawali duhka,kebahagiaan abadi, bebas dari daya tarik
ataukemelekan terhadap benda-benda duniawi
b. Percaya dengan adanya atma (atma sradha)
Dalam Bagawad Gita dijabarkan mengenai sifat-sifat Atman dianataranya adalah:
 Achedya : Tak terlukai oleh senjata·
 Adahya : Tak terbakar oleh api
 Akledya : Tak terkeringkan oleh angin
 Acesya : Tak terbasahkan oleh air
 Nitya : Abadi
 Sarwagatah : Dimana-mana ada
 Sthanu : Tak berpindah-pindah
 Acala : Tak bergerak
 Sanatana : Selalu sama
 Awyakta : Tak dilahirka
 Acintya : Tak terpikirkan
 Awikara : Tak berubah dan sempurna laki-lak dan perempuan
c. Percaya dengan adanya hukum karma phala (KarmaphalaSradha)
Karmaphala terdiri dari dua kata yaitu karma danphala, berasal dari bahasa
sanskerta. “karma” artinya perbuatan dan “Phala” artinya buah, hasil, atau pahala.
JadiKarmaphala artinya hasil dari perbuatan seseorang. Umat Hindu harus percaya bahwa
perbuatan yang baik (subhakarma) membawa hasil yang baik dan perbuatan yang
buruk(asubha karma) membawa hasil yang buruk. Phala dari karma itu ada tiga macam
yaitu:
1. Sancita Karma Phala dari perbuatan dalam kehidupan terdahulu yang belum
habis dinikmati danmasih merupakan benih yang menentukan kehidupan
manusia sekarang.
2. Prarabda KarmaphalaPhala dari perbuatan manusia pada kehidupan ini tanpa
ada sisanya lagi.
3. Kriyamana KarmaphalaPhala perbuatan yang tidak dapat dinikmati pada saat
berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.
d. Percaya dengan adanya Punarbhawa/Sasmara (PurnarbhawaSradha)
Kata purnarbhawa terdiri dari dua kata Sanskertayaitu “punar” (lagi) dan “bhawa”
(menjelma). Jadipurnarbhawa adalah keyakinan terhadap kelahiran yangberulang-ulang
yang disebut juga penitisan atau samsara.Dalam pustaka suci Weda tersebut dinyatakan
bahwapenjelmaan jiwa Atman berulang-ulang ini membawa akibatsuka dan duka.
Punarbhawa atau samsara terjadi oleh karena jiwa Atman masih dipengaruhi oleh Wisaya
dan Awidyasehingga kematiannya akan diikuti oleh kelahiran kembali. Sampya yaitu
moksa yang dicapai semasa masih hidupdi dunia, yang dapat di capai oleh para maharesi
padawaktu melaksanakan yoga Samadhi, sehingga dapatmenerima wahyu dari Tuhan.
e. Percaya dengan adanya Moksa (Moksa Sradha)Usaha untukmenghayati dan mengamalkan
ajaran agama Hindu kelima
Tingkatan moksa sesuai dengan kondisi Atman dalam hubungannyadengan Tuhan.
Tingkatan-tingkatan tersebut adalah :
1. Sarupya yaitu moksa yang dicapai semasa masih hidupdimana kedudukan
Atman mengatasi unsur-unsur maya,misalnya Budha, Krisna, Rama dan
Awatara-awatara yang lainnya.
2. Salokya yaitu moksa yang dicapai oleh Atman setelahberada dalam posisi
kesadaran yang sama dengan Tuhan,tetapi belum bisa bersatu dengan Nya,
dalam hal iniAtman telah mencapai tingkatan dewa.
3. Sayujya yaitu pada tahapan ini dimana Atman telahbersatu dengan Brahman,
seperti apa yang disebutBrahman Atman Aikyan atau Atman dengan
Brahmansatu atau telah bersatu.

E. AJARAN TENTANG ATMAN


Atman di dalam Weda diartikan dengan nafas, jiwa, dan pribadi. Pusat segala fungsi
jasmani dan rohani yang diciptakan oleh Tuhan yang maha suci. Setelah atman masuk
kedalam jasmani , ia bisa menjadi kotor lantaran nafsu duniawi manusia, agar atman ini
tetap suci maka harus diberi sesajen, sedangkan yang boleh melakukan sesajen dan kurban
hanya laki-laki, dengan adanya sesajen ini diharapkan atman kembali dalam keadaan suci
ke tempat asalnya. 1

Menurut ajaran Hindu, Atman atau jiwa berasal dari percikan kecil dari Brahman yang
berada di dalam setiap makhluk hidup. Atman menurut ajaran Hindu adalah Brahman atau
Tuhan yang ada dalam diri manusia. Atman juga menganut paham hukum sebab akibat.
Jika orang di dunia ini berbuat baik, maka Atmannya akan menuju surga. Sebaliknya jika

1
Gia safitri, Makalah Sejarah Agama-Agama, IAIN Palangkaraya, 2018
https://giasafitri.blogspot.com/2019/01/makalah-sejarah-agama-hindu.html
Atmannya berbuat jahat, maka akan jatuh ke dalam neraka. Atman yang masuk dalam
neraka akan mengalami siksaan sesuai dengan hasil perbuatannya. Karena itu, Atman
menurut ajaran Hindu, terjadi penjelmaan terus menerus sampai jiwatman sadar akan
hakekat dirinya sebagai Atman. Jika Atman sampai pada kesadaran dirinya sebagai Atman,
maka ia terlepas dari awidya dan mencapai kebahagiaan dan kedamaian yang abadi serta
kembali bersatu dengan asalnya atau Moksa.2

Moksa berasal dari bahasa sanskerta dari akar kata “MUC” yang artinya bebas atau
membebaskan. Moksa dapatjuga disebut dengan Mukti artinya mencapai kebebasan jiw
atman atau kebahagiaan rohani yang langgeng. Jadi, moksaadalah suatu kepercayaan
adanya kebebasan dari keterikatan benda-benda yang bersifat duniawi dan terlepasnya
Atman dari pengaruh maya serta bersatu kembali dengan sumbernya. Moksa merupakan
tujuan akhir bagi umat Hindu, dengan menghayati danmengamalkan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-harisecara baik dan benar.

Tujuan dari kehidupan umat Hindu adalah Atman,yang berarti tujuan Dharma adalah untuk
mencapai moksa(moksa artham) dan kesejahteraan umat manusia (jagadhita)

Ciri-ciri orang yang telah mencapai jiwatman mukti adalah:


1. Selalu dapat ketenangan lahir dan batin
2. Tidak terpengaruh dengan suasana suka maupun duka
3. Tidak terkait dengan keduniawian
4. Tidak mementingkan diri sendiri, selalu mementingkan orang lain (masyarakat banyak)

Untuk mencapai moksa, terdapat beberapa tingkatan-tingkatan bergantung terhadap karma


(perbuatannya) selamahidupnya apakah sudah sesuai dengan ajaran-ajaran agamaHindu.
Tingkatan-tingkatan seseorang yang telah mencapaimoksa dapat dikategorikan sebagai
berikut:

2
Siti Syuhada, SKRIPSI Atman (Jiwa) Dalam Agama Hindu Jurusan Perbandingan Agama UIN Sunan Syarif
Kasim Riau, 2010
https://docplayer.info/57357197-Atman-jiwa-dalam-agama-hindu-skripsi.html
1. Apabila seseorang yang sudah mencapai kebebasan rohani dengan meninggalkan
mayat disebut moksa.
2. Apabila seorang yang sudah mencapai kebebasan rohanidengan tidak meninggalkan
mayat tetapi meninggalkanbekas-bekas misalnya abu, tulang disebut moksa.
3. Apabila seorang yang telah mencapai kebebasan rohaniyang tidak meninggalkan mayat
serta tidak membekas disebut Parana Moksa.3

F. SEKTE-SEKTE DALAM AGAMA HINDU

1. Sekte Bhakti

Sekitar tahun 500 S.M muncul beberapa kecenderungan yang kemudian dikenal
sebagai sekte Bhakti,yang menekankan pada pengertian tentang ajaran“pemujaan”,
pelayanan atau kebaktian yang mencakuppengertian percaya, taat dan berserah diri
kepada dewa.Pemujaan dan kebaktian kepada dewa itu dinyatakan dalampuja yang
perwujudannya kadang-kadang dinyatakandengan mempersembahkan berbagai macam
buah-buahan dan bunga-bungaan kepada para dewa disertai dengan penyelenggaraan
upacara mengitari kuil-kuil tertentu. Pujadan bakti tersebut dilakukan dengan khidmat dan
dengansikap badan tertentu, seperti sikap merebahkan danpeniarapan diri di dekat patung
yang terdapat di dalam kuilatau tempat-tempat yang dianggap suci lainnya sambil
mengucapkan beberapa do’a.

Bhakti ada dua macam, yaitu pertama :bhakti yangdigolongkan sebagai kurang
sempurna atau lebih bersifatrendah saja, artinya bahwa kalau motivasinya adalah hal-
halyang duniawi. Misalnya motivasi yang berhubungan denganpersoalan sakit, bahaya atau
keinginan-keinginan yangsifatnya pribadi, seperti keinginan untuk mendapatkan anak laki-
laki, ingin sukses dan sebagainya. Kedua : Bhakti yangsempurna, yaitu bila puja dan bhakti
tersebut dilakukan bukan hanya kerena tujuan mencapai dewa dan dengan hati tulus dan
mengesampingkan segala suatu. Bhakti yang lebih inggi dan sempurna ini bukan merupakan
usaha yangbersifat manusiawi semata-mata tetapi merupakan anugrahdan rahmat yang

3
Khotimah, Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya, Daulat Riau cet.I 2013 hal.
benar-benar murni. Bhakti semacam inibukan untuk mencari selamat, karena benar-benar
sudahmerupakan kelamatan itu sendiri.4

2. Sekte Wishnu

Sekte wishnu merupakan aliran yang mene-kankanpemujaan kepada Wishnu, istrinya dan
avataranya. Seperti dikumukakan dalam beberapa literature,sekitar abad ke-4 ada dua dewa
yang sangat terkenal yaitun Wishnu dan Siwa. Pada masa purana, sekitui 300-1200, Wishnu
menjadi sangat tinggi kedudukannya dan sangat luaspengaruhnya karena ajaran avataranya
yang dikembangkansaat itu. Dalam purana, Wisnu dinyatakan mempunyaibeberapa avatara.
Ada yang menatakan sepuluh avatara(secara tradisional), akan tetapi kalau diperhatikan
benar-benar mungkin terdapat lebih dari duapuluh avatara.Diantara sepuluh avatara tersebut
ialah:

 Matsyavatara, sebagai ikan, untuk menolong manusia ketika dunia tenggelam karena banjir
besar. Umat manusia sekarang ini adalah keturunan yang diselamatkan oleh ikan tadi.
 kumavatar, sebagai kura-kura, untuk mengambil minumanpara dewa (amrta) yang dicuri
raksasa dan dibuang kesamudra.
 varahavatara, sebagai rusa, untuk membunuh seorangraksasa jahat, Hiranyaka, yang
menenggelamkan bumikedalam samudra dan memasukannya ke dunia bawah(patala), dan
mengangkat bumi keembali.
 Narasimhavatara, sebagai senga setengah manusia, untuk membunuh Hirayakasipu,
seorang daitya yang tidak dapatmati terbunuh oleh manusia maupun binatang, baik
padawaktu siang hari ataupun malam hari, dan yang melarang orang yang menyembah
wisnu serta menyiksa para pemujanya.
 Vamanavatara, sebagai seorang kerdil , untuk merebutkembali khayangan yang dikuasai
oleh seorang adityayang bernama raja Bali, sehingga Bali dapat diusir darikhayangan dan
para dewa dapat menempatinya sepertisemula.
 Parasumavatara (parasu=kapak) yaitu sebagai rama yang bersenjatakan. Kapak berguna
untuk menghancurkan para kesatria yang bertindak tidak sopan dan menghina ayahnya.

4
Ibid hal.106-107
 Ramavatara, Yati sebagai Rama Dasarati dan kerajaanAyodya, yang terkenal dalam kisah
Ramayana.
 Krisnavara, untuk membunuh kamsa, raja Mathura, danmelepaskan umat manusia dari
kajahatannya.
 Buddhavatara, yaitu sebagai Buddha Gautama yangsengaja memberikan pencerahan dari
ajaran sesat untukmenjeremuskna para dewa kedalam jurang kesengsaraan.
 Kalkinavatar, yaitu sebagai penjelmaan wishnu yang akan datang ketika kejahatan sudah
sangat memuncak pada akhir zaman Kali yuga, dan umat manusia sudah tidakmau kembali
ke jalan kebaikan. Setelah itu dunia akanmulai lagi dengan zaman Katayuga dengan
manusia-manusia yang baru.

Dalam alira wisnu masih terdapatdewa lain yang juga dipuja, seperti Brahma Sang
Pencipta,istrinya, Saraswati, yang banyak di puja oleh para senimanmusik dan sastrawan
serta para siswa yang mengharapkankelulusan Anak Siwa yang berkepala gajah, yaitu
Genesha, sertaanak yang lainnya yaitu Skandha (kartikeya, Subramanaya)banyak dipuja di
Tamilnad. Istri Wisnu sendiri, yaitu Laksmini,disembah dan dipuja sebagai dewi
keberuntungan.5

3.Sekte Siwa

Sekte ini lebih tua dari sekte wisnu. Di sini Siwadianggap sebagai dewa tertinggi, sementara
brahma danwisnu di anggap sebagai penjelmaan dari siwa. Istri siwa atausaktinya adalah
Uma dan parvati. Siwa dipuja sebagai dewatertinggi dengan nama Mahadevara. Sekte ni
juga terpecah-pecah menjadi bebrapa aliran lagi, seperti pasupata, kalamuka,lingayas dan
kapalika. Aliran-aliran ini mendasarkan pandangan pada kefilsafatan.

Tokoh aliran Siwa yang terkenal adalah Meykanda yang mengajarkan konsep pati
(Tuhan),pasu, (jiwa) dan pasa (ikatan, persatuan). Menurut meykanda,pati (Tuhan) itu
kekal, berada tanpa sebab dan mahakuasa.Tuhan adalah Siwa, yang berada dimana-mana
merasuki segala yang ada. Karena itu Siwa mengetahui segala sesuatu.Segala sesuatu adalah
ciptaan melalui “sakti-Nya”. Pasu (jiwa)juga kekal. Pasu terkungkung oleh mala (semacam

5
Ibid hal.108-111
karat) yangterdiri dari tiga pasaa (jerat,ikatan), yaitu anava, karma, danmaya sehingga
sehingga jiwa selalu berada dalam samsara.

4.Sekte Sakti

Sekte Sakti ini masih dikategorikan sebagai bagian dari aliran siwa namun sekte ini
yang disembah dan di puja bukan lagi siwa melainkan saktinya dalam bentuk durga,
olehkarena itu hal ini labih memiliki makna lebih luas dan lebihmendalam, maka lebihtepat
kalau dianggap sebagai salahsatu aliran keagamaan sendiri dalam agama Hindu. Sakti
adalah kekuatan prinsip aktif yang menyebabkan siwa mampu mencipta. Tanpa sakti
tersebut siwa tidak akan dapat membuat apa-apa karena siwa adalah pasip. Karena itu sakti
menjadi lebih penting dari pada siwa sendiri. Segala sesuatu terjadi karena bersatunya
prinsip pasif dengan prinsif aktif,yaitu persatuan siwa dengan saktinya Durga. Persatuan
antara Siwa dan saktinya adalah persatuan antara laki-laki dan perempuan, yang
dilambangkan sebagai linga dan yoni.Karena itu hubunga seks mempunyai arti yang sangat
pentingdalam sekte ini. Karena segala sesuatu tercipta melalui persatuan tersebut, maka
segala sesuatu mengandungkekuatan dan sakti siwa.

Dalam sekte ini ada metode cakra-puja yang banyak dikenal dengan sebutanTantra-
kiri. Sejumlah laki-laki dan perempuan mengadakan pertemuan rahasia pada malam hari,
dan menyeru pada dewi agar hadir ditempat pertemuan itudiselenggarakan Yoni (symbol
seks wanita). 6

5.Sekte Tantra

Untuk sekte Tantra ini dapat dikategorikan sebagaibagian dari sekte sakti, tapi
karena beberapa pertimbangandianggap sebagai salah satu sekte sendiri dalam agamaHindu.
Aliran ini disebut dengan Tantrayana karenamendasarkan diri pada kitab-kitab Tantra.
Sekte Tantramerupakan perpaduan yang sinkritiksi dari berbagai macamkepercayaan
primitive di India. Aliran ini juga terdapat dalamagama Buddha, sementara dalam agama
Hindu terdapatdalam kalangan para pemuja Siwa.

6
Ibid hal.112
Sekte ini mementingkan peranan guru spiritual yang akan membimbing murid-
murudnya karena ajaran-ajarannya bersifat rahasia.SekteTantrayana terbagi menjadi dua
aliran besar, yaituTantrayana kiri(vemancari) dan Tantrayanan kanan(Daksinacari).
Perbedaan antara keduanya terletak padapersonifikasi dewa yang dijadikan objek ajaran.
Akan tetapiadapula yang cenderung membedakan dengan melihat sifatajarannya yang
dihubungkan dengan kecenderungan pada masalah seks. Karena aliran ini mementingkan
mantra-mantra, maka juga disebut dengan mantrayana. Tantrayana menekankan bahwa
manusiadigolongkan berdasarkan kemampuan spritualnya menjadi pasu (binatang
mahluk),vira (pahlawan) atau Dyva, (dewa),dan masing-masing kemampuan memiliki
corak kemampuan tersendiri.7

F. SEMBAHYANG DALAM AGAMA HINDU

Sembahyang dalam agama Hindu diawali dengan persiapan terlebih dahulu. Sembahyang
ini meliputi persiapan secara lahir dan batin. Secara lahir persiapan itu dapat meliputikebersihan
badan, sikap duduk yang baik, pengaturan nafas,sikap tangan dan lain-lain yang merupakan sarana
penunjang persiapan ini yaitu pakaian yang bersih tidak mengganggu ketenangan pikiran, adanya
bunga (kembang) dan dupa.Sedangkan persiapan bathin adalah ketenangan dan kesucianfikiran.
Adapun langkah-langkah persiapan dan sarana-saranasembahyang adalah sebagai berikut:

1. Asuci, Laksana Pertama-tama kita harus membersihkan badan dengan


mandi.Kebersihan dan kesejukan badan mempengaruhi ketenanganhati.
2. Pakaian, Pakaian pada waktu sembahyang supaya diusahakan pakaian yang bersih
serta tidak menganggu ketenangan pikiran.Pakaian yang ketat atau sangat longgar dan
warna yangmenyolok hendaknya dihindari. Pakaian harus disesuaikandengan dresta
setempat.
3. Bunga, dan KawangenBunga dan kewangen adalah lambing kesucian karena itu perlu
di usahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jikapada saat sembahyang tidak ada
kewangen, maka dapat digantidengan bunga (kembang). Berkenaan dengan itu ada
beberapabunga (kembang) yang tidak baik untuk sembahyang, sebagaimana

7
Ibid hal.116
disebutkan dalam Agastyaparwa sebagai berikut: “inilah bunga yang tidak patut
dipersembahkan kepada Hyang Widhi,yaitu bunga yang berulat, bunga yang gugur
tanpa di guncang, bunga yang berisi semut, bunga yang layu yaitu bunga yang lewatasa
mekarnya, bunga yang tumbuh di kuburan. Itulah jenis-jenis bunga yang tidak patut
dipersembahkan oleh orang-orang baik”.
4. Dupa, Apinya dupa adalah simbul Sanghyang Agni, ialah saksi danpengantar sembah
kita kepada Hyang Widhi, sehingga disamping sarana-sarana yang lain maka dupa ini
perlu juga didalam sembahyang.
5. Sikap, Duduk Sikap duduk dapat dipilih sesuai dengan tempat dan keadaan sehingga
tidak mengganggu ketenangan hati. Sikap duduk yang baik untuk pria adalah bersilah
dan adan tegak lurus.Sikap ini disebut dengan “Padmasana” dan sikap duduk
bagiwanita adalah “Barjrasana”, yaitu sikap duduk bersimpuhdengan badan juga tegak
lurus. Kedua sikap ini sangat baik untuk memenangkan dan memusatkan pikiran.

Setelah sikap badan itu baik, maka dilanjutkan denganmelaksanakan puja Trisandhaya, dengan
langkah-langkah sebagaiberikut:

1. Asana. Asana ini adalah sikap duduk bersilah (bagi pria) danbersimpuh (bagi wanita) serta
memusatkan pikirankehadapan Hyang Widhi.
2. Pranayama Pranayama artinyamengatur jalannya nafas. Guna untuk menenangkan
danmengheningkan pikiran agar dapat menyatu dengan HyangWidhi.
3. Karasoddahana (pembersihan tangan) •Tangan kanan: Om Suddhamammam svaha (om
bersihkanlah hamba) •Tangan kiri:Om ati sudha mam svaha (om lebih bersihan hamba)

Urutan-urutan sembah,baik pada waktu sembahyang sendiri maupun sembahyang bersama


yang di pimpin olehsulinggih atau seseorang pemangku adalah seperti berikut ini,namun
sebelumnya yang perlu diperhatikan adalah tangan dikatupkan dan diletakkan di depan ubun-ubun.
Adapun urutan-urutan sembah tersebut adalah sebagaiberikut:

1. Sembah Puyung
Mantram :om atma tattvatma suddha mam svaha
Artinya : om atma, atmanya kenyataan ini,bersihkanlah hamba
2. Sembah kehadapan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagaisanghyang Aditya.
Mantram : om adityasyapara jyotiRakte teja namo‘stute,Sveta pankaja madhayastha
Bhaskarayanamo ‘stute.
Artinya : om, sinar surya yang sangat hebat, engkau bersinar merah, hormat pada
Mu pembuatsinar.
Sarana : bunga
3. Sembah kehadapan Hyang Widhi sebagai Ista Dewata padahari dan tempat
persembahyangan. Ista Dewata artinyadewata (perwujudan tuhan) yang dipuja pada
waktupersembahyangan pada saat itu. Ista Dewata (perwujudantuhan) dalam berbagai
wujudnya seperti Brahma, wisnu,Iswara, Saraswati, dan sebagainya. Karena itu
mantramnyabermacam-macam sesuai dengan Dewata yang dipuja padahari dan tempat
itu. Misalnya pada saat Saraswati yang dipujaadalah Dewi Saraswati dengan Sarswati
stave (mantramsarastawati). Demikian pula pada hari lain di puja Dewatayang lain
dengan stawa-stawa atau mantram-mantram yanglain pula.Pada persembahan umum,
seperti padapersembahyangan hari purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah
Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai DewaSamodaya. Karena itu mantramnya
adalah sebagai berikut:
Mantram :om nama deva adhisthanayaSarva vyapi yai sivanaPadmasana
ekapratishayaArdhanaresvaryai namo’ namah
Artinya : om, kepada dewa yang bersemayam padatempat yang tinggi, Kepada
hyang widhiyang sesungguhnyalah berada dimana-mana, kepada dewa
yang bersemayam padatempat duduk bunga teratai sebagai satutempat,
kepada Ardhanaresvari, hambamenghormat.
Sarana : kawangen
4. Sembah kepada Hyang Widhi sebagai pemberi Anugerah
Mantram :om anugrahkan manohara Devadattanugrahhaka Arcanam
sarvanugrahakaYajnanga nirmalatmakaLaksmi siddhisca dirgha om
anugrahakamanohara Devadattanitgrahaka Arcanam sarvanugrahakaOm
deva devi mahasiddhi Yajnanga nirmalatmakaLaksmi siddhisca
dirghayuhNirvighna sukha vrddisca
Artinya : om engkau yang menarik hati, pemberi,anugrah, anugrah pemberi dewa,
pujaan semua pujaan, hormat kepada-Mu pemberisemua anugrah
kemahasidhian Dewa danDewi, berwujud yadnya, pribadi
suci,kebahagiaan, kesempurnaan, panjangumur, bebas dari rintangan,
kegembiraandan kemajuan.
Sarana : kewangean
5. Sembah Puyung
Mantram :om deva suksma paramacinyanya nama svaha
Artinya :om, hormat pada Dewa yang tak terpikirkanyang maha tinggi dan ghaib.
Setelah persembahyangan selesai maka dilanjutkandengan mohon tirtha dan bija.
Tirtha adalah air suci, yaitu airyang telah disucikan dengan suatu cara tertentu dan
disebutdengan Thirta Wangsuh pada Hyanga Widhi (Ida Bhatara). Tirtaini dipercikan di
kepala, di minum dan dipakai mencuci muka.Hal ini dimaksudkan agar pikiran dan hati
kita menjadi bersihdan suci, yaitu bebas dari segala kotoran, noda dan dosa,kecemaran dan
sejenisnya. Sedangkan Wija atau bija adalah bijiberas yang dicuci dengan air cendana. Bija
(wija) ini adalahlambing kumara yaitu putra bija Bhatara (Dewa) siwa. Kumarahini adalah
beni ke siwa an yang bersemayam di dalam diri setiaporang. Dengan demikian “Mawija”
(Mabija) mengandungpengertian menumbuh kembangkan benih ke siwa an itu dalamdiri
kita. Benih itu akan bisa tumbuh dan berkembang apabila ditanam di tempat yang bersih
dan suci, maka itu pemasangan bija(wija) ini dilakukan setelah mathirta.

G. HARI-HARI BESAR AGAMA HINDU

1. Hari Nyepi (Tahun Baru)

Hari nyepi sebagai tahun baru caka, yang jatuh sehari sesudah Teleming IX
(kesangan), yaitu pada penanggal apisan(satu) sasih X.

2. Hari Ciwaratri

Ciwaratri berarti malam renungan suci atau malam peleburan dosa. Hari Ciwaratri
jatuh pada hari dimulai dengan melakukan puasa dan yoga Samdhi dengan maksud untuk
memperoleh pengampunan dari Hyang Widhi atasdosa yang diakibatkan oleh widya
(kegelapan). Hari ciwarati disebut juga hari Pajagran, karena pada hari ini Hyang
Widhiyang bermanifestasi sebagai ciwa dalam fungsinya sebagaipelebur melakukan yoga
semalam suntuk. Karena pada haritersebut umat Hindu memohon kehadapan-Nya agar
segala dosa-dosa mereka dapat dilebur.Ada tiga pokok kewajiban yang harus dilakukan di
dalam pelaksanaan brata Ciwaratri, yaitu berpuasa sepanjang (24 jam) pada Purwaining
Tilem Kapitu (daripagi sampai pagi yang berikutnya) berpantang tidur (pajagran)dan
melaksanakan pemujaan kehadapan Hyang Widhi Wasa

3. Hari Saraswati
Hari saraswati adalah hari raya untuk memuja HyangWidhi (Tuhan Yang Maha Esa) dalam
manifestasi dan kekuatannya menciptakan ilmu pengetahuan dan ilmu kesucian. Hari raya
saraswati merupakan hari legenda sanghyang aji saraswati atau turunnya Weda yang
dilaukan setiap Sabtu wuku watugunung, yang jatuhnya setiap 210 hari sekali. Dirayakan
pada waktu pagi di Pura dan diadakan persembahyangan bersamadan para bijaksana
biasanya melakukan tapa, brata, yoga dan Samadhi yang tidak berbicara. Hal ini, bertujuan
untuk menghormati dan mengangungkan Hyang Widhi dan memohon anugerahnya, serta
meneliti dan mengkaji secara teliti, sejauh mana kita mampu menjalankan ajaran suci dan
ilmu pengetahuan itu dalam sehari-hari.Dewi saraswati dilukis sangat cantik dan bertangan
empat, yang masing-masing memegang Genitri, Kropak, Wina dan Teratai sertadi
dekatnya terdapat burung merak dan angsa.

4. Hari Galungan
Galungan adalah pemujaan kepada Hyang Widhi yang dilakukan dengan penuh
kesucian dan ketulusan hati,memohon kesejahteraan dan keselamatan hidup serta agar
dijauhkan dari awidya. Galungan adalah hari pawedalamjagat, yaitu pemujaan bahwa telah
terciptanya jagat dengan segala isinya oleh Hyang Widhi. Hari ini dirayakan masih sulit
ditentukan, hanya menurut keterangan hari raya tersebut dilaksanakan pada tahun Saka
804. Galungandisambut selama tiga hari, hari-hari tersebut yaitu:
1. Hari selasa wage wuku dungulan, disebut hari penampalan danpada hari ini
segala bentuk nafsu hendaklah dikendalikandalam rangka menyambut hari raya
galungan (besoknya).
2. Hari rabu kliwon wuku dungulan, merupakan klimaks darihari raya dungulan.
Pada hari ini, mereka bergembira danmember sesajen kepada setiap tempat suci
karena untuk memusatkan fikiran kepada kesucian supaya mendapat
keberkatan dari Hyang Widhi.
3. Hari kamis umanis wuku dukulan, hari yang terakhir dimana penjor yang
digantung digoyang-goyangkan untuk memohon anugerah dari Hyang Widhi
wasa. Penjoradalah lambing kemenangan dharma melawan adhrama.

5. Hari Kuningan

Kuningan jatuh setiap Sabtu Kliwon Wuku Kuningan,yakni sepuluh hari setelah
hari galungan. Hari kuningan adalah hari peyogaan Hyang Widhi yang turun ke
duniadengan diiringi oleh para dewa dan pitara pitarimelimpahkan kurnia-Nya kepada
umat manusia. Karena itu, pada hari kuningan, mereka hendaklah menghaturkan
baktimemohon kesentosan, keselamatan, perlindungan dan tuntutan lahir bathin. Pada hari
kuningan, sajen(banten) yangdihaturkan harus dilengkapi dengan nasi yang
berwarnakuning. Tujuannya adalah sebagai tanda terima kasih ataskesejahteraan dan
kemakmuran yang dilimpahkan olehHyang Widhi Wasa. Pada hari ini mereka membuat
tamiang,endongan, dan kolem yang dipasang pada padmasana, sanggah (merajan) dan
penjor.Tamiang adalah symbol alat penangkis dari serangan. Endongan adalah symbol
tempat makanan yang berisi buah-buahan, tumpeng serta lauk pauk. Kolem merupakan
symbol tempat istirahat dari tidur. Upacara persembahyangan hari kuningan harus sudah
selesai sebelum tengah hari.

6. Hari Purnama dan Tilem


Purnama dan tilem juga merupakan hari suci bagiumat hindu, yang harus disucikan dan
dirayakan untukmemohon berkah, rahmat dan kurnia dari Hyang WidhiWasa. Pada hari
purnama adalah peyogaan sanghyang candradan pada hari tilem adalah peyogaan
sanghyang sarya.Kedua-duanya sebagai kekuatan dan sinar suci Hyang Widhi dalam
manistasinya berfungsi sebagai pelebur segala mala(kekotoran) yang ada di dunia.Hari
purnama jatuh padasetiap bulan penuh (skula paksa) sedangkn tilem jatuh setiapbulan mati
(krasa paksa). Baik purnama maupun tilem.

Anda mungkin juga menyukai