Anda di halaman 1dari 24

1

I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis_hypogaea_L.) merupakan salah satu bahan

pangan komoditi pertanian sebagai sumber protein nabati yang mempunyai

kandungan protein yang relatif tinggi. Kacang tanah juga memegang peranan

penting sebagai pemenuh kebutuhan kacang-kacangan yang biasa digunakan

untuk bahan pangan, pakan dan bahan baku industri. Kebutuhan kacang tanah

dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah

penduduk di Indonesia.

Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (2013) dalam 100 g

Kacang Tanah nilai gizinya sebagai berikut: protein 2,3 g, lemak 0,3 g,

karbohidrat 4,0 g, Ca 220 mg, P 38 mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1940 mg,

vitamin B 0,09 mg dan vitamin C 102 mg. Tanaman Kacang Tanah memiliki

nilai ekonomis tinggi, sehingga memiliki prospek yang baik dalam

pengembangan usaha dan perlu ditingkatkan kualitas dan produksinya.

Produksi kacang tanah di Kabupaten Bungo tergolong masih relatif

rendah pada luas area perkebunan sebesar 199 ha hanya mendapatkan produksi

sebesar 141 ton/ha dengan produktifitas 11,84 kw/ha.

Rendahnya produksi salah satunya diduga disebabkan karena masalah

kesuburan tanah yang relatif rendah, mengingat sebagian besar jenis tanah di

Kabupaten Bungo termasuk tanah jenis ultisol yang di identikan dengan sifat

tanah yang masam dan miskin unsur hara (Setiono, 2015).


2

Seiring perkembangan pertanian saat ini untuk menuju pertanian

berkelanjutan maka salah satu alternative yang dapat dilakukan adalah dengan

penambahan bahan organik salah satunya yaitu pemberian pupuk kandang

ayam sebagai sumber hara untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil

tanaman

Berdasarkan analisis secara unum kandungan pupuk kandang ayam

adalah N2 : 1,5%, P205 : 1,3%, K20 : 0,8%, Ca0 : 4,0% dan 29 % bahan organik.

Kandungan ini sangat membantu tanah dalam sifat fisik dan biologinya yang

sering rusak akibat tanah yang keras (Pinus Lingga 2011).

Pupuk kandang ayam juga meningkatkan kemampuan tanah untuk

menyimpan air yang nantinya berfungsi untuk mineralisasi bahan organik

menjadi hara yang dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman selama masa

pertumbuhannya (Sudartiningsih,2010).

Pupuk kandang ayam adalah pupuk yang berasal dari kotoran ayam,

berfungsi memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah (Pranata,

2008).

Penambahan pupuk kandang pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik

tanah seperti kemampuan mengikat air, porositas dan barat volume tanah.

Interaksi antara pupuk kandang dan mikroorganisme tanah dapat memperbaiki

agregat dan struktur tanah menjadi gembur. Hal ini dapat terjadi karena hasil

dekomposisi oleh mikroorganisme tanah seperti polisakarida dapat berfungsi

sebagai lem atau perekat antar partikel tanah. Keadaan ini berpengaruh

langsung terha-dap porositas tanah. Tanah berpasir, pupuk kandang dapat


3

berperan sebagai pemantap agregat yang lebih besar daripada tanah liat

(Hartatik dkk, 2002).

Kondisi tanah yang gembur akan memberikan kemudahan bagi

tanaman kacang, terutama dalam perkembangan biji, kuncup buah menembus

tanah, dan pembentukan polong yang baik (Adisarwanto, 2000).

Fungsi biologis dari pupuk kandang adalah sebagai sumber energi dan

makanan mikroorganisme tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas

mikroorganisme tanah yang sangat bermanfaat dalam penyediaan hara

tanaman. Dengan demikian pemberian pupuk organik pada akhirnya akan

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Badan Litbang Pertanian

2005).

Hasil Penelitian Marlina dkk, (2015) menunjukkan dengan pemberian

pupuk kandang 10 ton ha memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik

Dari uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah Terhadap

Pemberian Dosis Pupuk Kandang Ayam Pada Tanah Masam.

1.2.Rumusan Masalah

1) Apakah pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah pada tanah masam?

2) Berapakah dosis pemberian pupuk kandang ayam yang terbaik untuk

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah pada tanah masam?


4

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah

sekaligus untuk mengetahui dosis terbaik pemberian pupuk kandang ayam

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah di tanah masam.

1.4.Hipotesis

1. Diduga pemberian pupuk kandang ayam dapat memberikan pengaruh nyata

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah pada tanah masam.

2. Diduga pemberian dosis pupuk kandang 20 ton/ha dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah pada tanah masam.


5

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Botani Tanaman Kacang Tanah

Tanaman Kacang Tanah (Arachis_hipogaea_L.) masih satu famili dengan

kentang dan ketela rambat. yakni famili Brassica juncea (Brassica juncea) oleh

karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama pada sistem

perakaran, struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya(Sarief, 2013)

Kacang Tanah termasuk ke dalam kelompok tanaman umbi akar yang

mengandung zat-zat gizi lengkap yang memenuhi syarat untuk kebutuhan gizi

masyarakat. Kacang Tanah hijau bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah

sebagai campuran makanan maupun dalam bentuk olahan dalam berbagai

macam masakan. Selain itu berguna untuk campuran pengobatan (herbal)

berbagai macam penyakit (Cahyono, 2003).

Klasifikasi tanaman Kacang Tanah (Rukmana, 2002) sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Sub-kelas : Dicotyledonae

Ordo : Papavorales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Arachis_hipogaea_L.

Sistem perakaran tanaman Kacang Tanah memiliki akar serabut (radix

primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris)


6

menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 10-15 cm. Akar-akar ini

berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta

menguatkan berdirinya batang tanaman (Rukmana, 2002).

Batang tanaman Kacang Tanah termasuk pendekdan beruas-ruas

sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk

dan penopang daun (Rukmana, 2002).

Kacang Tanah berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop.

Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar

membentuk krop (Sunarjono, 2004).

Tanaman Kacang Tanah umumnya mudah berbunga dan berbiji secara

alami baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Stuktur bunga Kacang

Tanah tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang

(tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga Kacang Tanah terdiri atas

empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning

cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua

(Rukmana, 2002).

2.2.Syarat Tumbuh

2.2.1. Iklim

Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung

kelangsungan hidup tanaman karena ketersedian air tanah yang mencukupi.

Tanaman Kacang Tanah tergolong tanaman yang tahan terhadap curah hujan,

sehingga penanaman- pada musim hujan masih bisa memberikan hasil yang

cukup baik. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman Kacang
7

Tanah adalah 1000-1500 mm/tahun. Akan tetapi tanaman Kacang Tanah yang

tidak tahan terhadap air yang menggenang.(Cahyono, 2008)

Tanaman Kacang Tanah pada umumnya banyak ditanam di dataran

rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap suhu dan cuaca panas (tinggi) juga

mudah penyesuaian nya secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia

(Haryanto dkk, 2007).

Kelembapan udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman Kacang

Tanah yang optimal berkisar antara 80%-90%. Kelembapan udara yang tinggi

lebih dari 90 % berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman.

Kelembapan yang berlebih tidak sesuai dengan yang dikehendaki tanaman,

menyebabkan mulut daun (stomata) tertutup sehingga penyerapan gas

karbondioksida (CO2) terganggu. Dengan demikian kadar gas CO2 tidak dapat

masuk kedalam daun, sehingga kadar gas CO2 yang diperlukan tanaman untuk

fotosintesis tidak memadai. Akhirnya proses fotosintsis tidak berjalan dengan

baik sehingga semua proses pertumbuhan pada tanaman menurun. (Cahyono,

2007).

Suhu udara yang tinggi lebih dari 50 C dapat menyebabkan tanaman

Kacang Tanah tidak dapat tumbuh dengan baik (tumbuh tidak sempurna).

Karena suhu udara yang tinggi lebih dari batasan maksimal yang di kehendaki

tanaman, dapat menyebabkan proses fotosintasis tanaman tidak berjalan

sempurna atau bahkan terhenti sehingga produksi pati (karbohidrat) juga

terhenti, sedangkan proses pernapasan (respirasi) meningkat lebih besar.

Akibatnya produksi pati hasil fotosintsis lebih banyak digunakan untuk energi
8

pernapasan dari pada untuk pertumbuhan tanaman sehingga tanaman tidak

mampu untuk tumbuh dengan sempurna.dengan demikian pada suhu udara

yang tinggi tanaman Kacang Tanah pertumbuhannya tidak subur, tanaman

kurus, dan produksinya rendah, serta hasil buah nya juga rendah (Cahyono,

2007).

2.3. Kemasaman Tanah

Tanah yang cocok untuk ditanami Kacang Tanah adalah tanah yang

subur, gembur dan banyak mengandung humus, tidak menggenang (becek),

tata aerasi dalam tanah berjalan dengan baik. Derajat kemasaman (pH) tanah

yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 4 sampai pH 5

(Haryanto dkk, 2006)

Keasaman tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan hara

didalam tanah, aktifitas kehidupan jasad renik tanah dan reaksi pupuk yang

diberikan ke dalam tanah. Penambahan pupuk ke dalam tanah secara langsung

akan mempengaruhi sifat kemasamannya, karena dapat menimbulkan reaksi

masam, netral ataupun basa, yang secara langsung ataupun tidak dapat

mempengaruhi ketersediaan hara makro atau hara mikro. Ketersediaan unsur

hara mikro lebih tinggi pada pH rendah. Semakin tinggi pH tanah ketersediaan

hara mikro semakin kecil (Hasibuan, 2010).

Pada pH tanah yang rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan

pada penyerapan hara oleh tanaman sehingga secara menyeluruh tanaman akan

terganggu pertumbuhannya. Di samping itu, kondisi tanah yang masam

(kurang dari 5,5), menyebabkan beberapa unsur hara , seperti magnesium,


9

boron (B), dan molbdenium (Mo), menjadi tidak tersedia dan beberapa unsur

hara, seperti besi (Fe), alumunium (Al), dan mangan (Mn) dapat menjadi racun

bagi tanaman. Sehingga dengan demikian bila Kacang Tanah ditanam dengan

kondisi yang terlalu masam, tanaman akan menderita penyakit klorosis dengan

menunjukkan gejala daun berbintik-bintik kuning dan urat-urat daun berwarna

perunggu dan daun berukuran kecil dan bagian tepi daun berkerut (Cahyono,

2003).

Kacang Tanah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun untuk

pertumbuhan yang paling baik adalah jenis tanah hitam berpasir seperti tanah

masam. Pada tanah-tanah yang mengandung liat perlu pengolahan lahan secara

sempurna antara lain pengolahan tanah yang cukup (Suhardi, 1990).

Sifat biologis yang baik adalah tanah banyak mengandung bahan

compos (humus) dan bermacam-macam unsur hara yang berguna untuk

pertumbuhan tanaman, serta tanah yang banyak terdapat jasad renik tanah atau

organisme tanah pengurai bahan Tricompos.(Cahyono, 2003).

2.4.Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang ayam mempunyai kadar serat yang tinggi seperti

selulosa, pupuk kandang ayam dapat memberikan beberapa manfaat yaitu

menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan

tanah, memperbaiki tekstur dan struktur tanah, meningkatkan porositas, aerase

dan komposisi mikroorganisme tanah, memudahkan pertumbuhan akar

tanaman, daya serap air yang lebih lama pada tanah. (Sarief, 2013)
10

Pupuk kandangayam mempunyai kandungan unsur hara berbeda-beda

karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri yang ditentukan

oleh jenis makanan dan usia ternak tersebut.Unsur hara yang terdapat pada

pupuk kandang ayam menurut (Syekhfani, 2011) yakni N 2,33 %, P2O5 0,61

%, K2O 1,58 %, Ca 1,04 %, Mg 0,33 %, Mn 179 ppm dan Zn 70,5 ppm

(Marbun, 2006).

Winarso, (2011) menyatakan peran unsur hara N berfungsi untuk

pertumbuhan tanaman dari sifat kerdil selanjutnya P berfungsi untuk

diperlukan pada stadia awal pertumbuhan untuk meningkatkan perkembangan

akar, pembentukan anakan, dan mempercepat tanaman berbunga sedangkan K

sendiri berfungsi untuk diperlukan untuk memperkuat dinding sel tanaman dan

berperan memperluas kanopi daun untuk proses fotosintesis pada tanaman.

Hardjowigeno (2013) menyatakan peran unsur hara merupakan bagian

penting dari dinding sel penting untuk menunjang proses pertumbuha daun-

daun muda, sedangkan Mg adalah aktivator yang berperan dalam transportasi

energi beberapa enzim di dalam tanaman. Kemudian Mardianto (2009)

menyatakan unsur hara Mn sengat berperan dalam aktivator enzim ,

pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis sementara Zn berperan

sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi

metabolisme nitrogen dan fotosintesis.

Kotoran ayam memiliki nilai ekonomis karena termasuk pupuk organik

yang dibutuhkan oleh semua jenis tumbuh- tumbuhan. Sebagian besar kotoran

hewan dapat digunakan untuk pupuk setelah mengalami pengomposan yang


11

matang, yaitu bila secara fisik (warna, rupa, tekstur dan kadar air) tidak serupa

dengan bahan aslinya Jenis kotoran hewan yang umum digunakan adalah

kotoran ayam, kerbau, kelinci, ayam, dan kambing. Tidak ada bukti yang

signifikan mengenai keunggulan masing-masing jenis kotoran hewan, tetapi

secara umum kotoran ayam banyak digunakan sebagai pupuk kandang karena

ketersediaannya lebih banyak dibandingkan kotoran hewan lain (Sarief, 2013).


12

III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Penelitiaan

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Sei Binjai Kecamatan Bathin

III Kabupaten Bungo, yang terletak pada ketinggian tempat 260 meter dari

permukaan laut, dengan pH rata-rata 4 dan jenis tanah Masam (Monografi

Desa Sei Binjai, 2017).

Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan mulai dilaksanakan mulai

tanggal 1Agustus 2018 sampai dengan selesai.

3.2.Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk kandang ayam

yang sudah matang, benih kacang tanah varietas Kelinci, dolomit pupuk Urea,

TSP, dan KCL.

Sedangkan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya

cangkul, meteran, gembor, handsprayer, plang, timbangan, tali plastik, bambu,

kalkukator, gelas ukur dan label.

3.3.Rancangan Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 Pengulangan kelompok. Sebagai

perlakuan pemberian pupuk kandang ayam yang terdiri dari 5 taraf perlakuan :

P0 : Tanpa Perlakuan pupuk kandang ayam

P1 : Pupuk kandang ayam 5 t/ha setara dengan 0,9 kg/petak

P2 : Pupuk kandang ayam 10 t/ha setara dengan 1,8 kg/petak


13

P3 : Pupuk kandang ayam 15 t/ha setara dengan 2,7 kg/petak

P4 : Pupuk kandang ayam 20 t/ha setara dengan 3,6 kg/petak

Jumlah petak percobaan 20 petak, ukuran petak percobaan 1,5 m x 1,2 m,

jarak tanam 30 X 30 cm, tiap petak percobaan ada 20 tanaman maka jumlah

tanaman seluruhya sebanyak 400 tanaman, tiap petak diambil 6 tanaman

sampel, maka jumlah tanaman sampel ada 120 tanaman. Denah percobaan dan

tata letak tanaman dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.

3.4.Pelaksanaan Penelitian

3.4.1.Persiapan Lahan

Lahan dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa tanaman kemudian

dicangkul dan diratakan. Setelah itu membuat bedengan sebanyak 20 buah

dengan ukuran untuk satu bedengan adalah 1,5 m x 1,2m dengan tinggi

bedengan 20 cm. jarak antar bedengan 0,5 m.

3.4.2.Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan dilakukan bersamaan dengan persiapan lahan,

dengan cara mencampurkan secara merata bedengan dengan perlakuan yang

telah ditetapkan.

3.4.3.Penanaman

Penanaman dilakukan setelah bedengan ditugal dengan kedalaman 5 cm,

selanjutnya memasukkan benih 2 benih tiap lubang tanam dengan jarak tanam

30 X 30 cm. Setelah benih dimasukkan tutup kembali lubang tanam dengan

media tanah yang diambil dari sekitar bedengan. Setelah tanaman tumbuh 2
14

minggu dilakukan penjarangan hanya memelihara satu tanaman saja tiap

lubang tanam.

3.5.Pemeliharaan

3.5.1.Penyiraman

Dilakukan 2 kali sehari, pagi antara pukul 07.00 – 09.00 WIB dan sore

antara pukul 16.00 - 17.00 WIB atau disesuaikan dengan kondisi curah hujan

pada saat penelitian.

3.5.2. Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar dilakukan pada saat satu minggu sebelum tanam,

dengan cara menabur secara merata pada bedengan dengan dosis 1,8 kg/petak

Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang ayam

3.5.3.Penyisipan

Penyisipan dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh atau tumbuh

abnormal, dilakukan pada saat 7 hari setelah penanaman benih. Bahan untuk

penyisipan diambil dari tanaman cadangan yang telah ditanam diluar bedengan

penelitian yang umurnya sama dengan tanaman yang ada didalam bedengan.

3.5.4.Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hri setelah tanam,

yaitu dengan cara memotong dengan menggunakan gunting bagian tanaman

yang tumbuh dua tanaman untuk di ambil satu tanaman saja tiap lubang tanam.
15

3.5.5.Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut gulma-

gulma yang tumbuh disekitar areal bedengan.

3.5.6. Pembumbunan

Pembubunan dilakukan 3 minggu setelah tanam. Dilakukan dengan

menggunakan cangkul secara hati hati agar tidak merusak perakaran tanaman.

3.5.7. Pencegahan Hama dan Penyakit

Pencegahan hama dilakukan dengan cara ditaburkan insektisida

(curater)pada lubang tanam dengan dosis 50 gr/petakhal ini dilakukan untuk

menghalau semut pada fase awal. Untuk mengendalikan jamur maupun

penyakit dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan antrachol dengan dosis

60ml/15 ltr air pada tangki semprot.

3.6.Parameter yang Diamati

3.6.1.Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan 4 kali selama penelitian diukur

dari permukaan ajir tanaman hingga titik tumbuh, pengukuran tinggi tanaman

dilakukan pada saat 14 hst hingga umur 35 hst dengan interval 7 hari sekali.

3.6.2.Diameter Batang (cm)

Diameter batang diukur pada ketinggian 2 cm diatas permukaan ajir,

pada arah berlawanan dengan menggunakan meteran ataupun jangka sorong.

Pengamatan dilakukan satu kali yaitu pada akhir penelitian.


16

3.6.3.Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun diamati dengan cara menghitung seluruh daun yang tumbuh

pada tanaman tetapi dengan syarat daun yang sudah terbentuk sempurna

Pengamatan dilakukan pada saat umur 35 hst.

3.6.3.Banyak Buah Polong per Tanaman (g)

Perhitungan dilakukan pada akhir penelitian dengan cara membersihkan

tanaman kacang tanah pada tanaman sampel di air yang mengalir hingga bersih

kemudian dikeringkan dngan menggunakan oven selama 24 jam selanjutnya

ditimbang dengan menggunakan timbangan digital.

3.6.4 Bobot Polong Kering Per Hektar

Bobot polong kering per ha diperoleh dengan cara menimbang seluruh

polong kering kacang tanah per bedengan yang sudah bersih dari kotoran dan

kemudian dikonversikan dalam ton ha-1 dengan rumus :

Luas 1 Ha (A) 1
Hasil Per Hektar = X hasil per petak (C) X
Luas petak unit (B) 1000
Keterangan:

A : Luas 1 ha (cm2)

B : Luas Petak percobaan (cm2)

C : Hasil Panen Perpetak (Kg)

3.7. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), Hasil

pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam


17

apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New

Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5 % (Steel and Torris, 1994)
18

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, 2000. Kondisi Berbagai Macam Tanah. Jurnal Jom Faperta


Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. Provinsi Jambi. 2017. Luas Panen Produksi dan
Produktivitas Kacang Tanah. Provinsi Jambi.
Cahyono, 2003. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Pada Barbagai
Konsentrasi efektif Mikroorganisme (EM-4) dan Waktu Fermentasi.
Jurnal Agronomi 11 (2) : 47-50.
Cahyono, Haryanto, 2007.Penyesuaian Tanaman Kacang Tanah di Dataran
Rendah Jurnal Jom Faperta Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI.2013. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Haryanto, 2006. Membuat Kompos. Pupuk Organik Cair dan Padat,
Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hasibuan, 2010. Keasaman Tanah Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit
Universitas Lampung. pp. 212-302.
Pranata, 2008. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Hayati dan Dosis Pupuk N, P, K
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah Kultivar
Talenta . Agricultural Scientific Jurnal 1 (4) : 177-188.
Pinus Lingga. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Edisi Rensi. Jakarta ; Penebar
Swadaya
Sudartiningsih, 2010. Pengaruh Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiate L). Jurnal Agroteknologi
Fakultas Pertanian. UNJA. Jambi.
Sarief, E.S. 2013. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhatara Karya Aksara. Jakarta

Haryanto, 2003. Bertanam kacang Tanah Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.


Hal 10-14.
Mardianto (2009. Pupuk dan Cara Pemupukan Kompos Bokasi Pupuk
Kandang. Bhatara. Jakarta
Marlina, 2008. Dasar – dasar Ilmu Tanah. Alih bahasa: Endang D.W, D.W.
Lukiwati dan R. Trimulatsih. UGM Press. Yogyakarta
19

Marbun dkk, 2006. Pemanfaatan Kandang Ayam Pada Tanaman Kacang Tanah
Kiki Suheiti no 08.
Winarso, 2001. Karakterisasi Morfologis Trichoderma spp. Indigenus Sulawesi
Tenggara. Jurnal Agroteknos 4 (2) : 87-93.
Rukmana, 2002 Klasifikasi tanaman kacang tanahSoil Biology and
Biochemistry,36.(8):1229-1244
Rosmarkam, A. dan W. Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius
Jakarta.
Setiono, Komponen hasil dan hasil kacang tanah terhadap pemberian pupuk
kandang sapi dan dolomit di tanah masam jenis ultisol http://ojs.umb-
bungo.ac.id/index.php/saingro/index Diakses Tanggal 5 Januari 2018.
Suhardi, 1990 deskripsi Vaietas Garuda http://www.panahmerah.id
product/valentino-f1. Diakses Tanggal 5 Januari 2018.
Sunarjo dan Musdiko, 2005. Selection and evaluation of growth promoting
rhizobacteria on pepper and maize. Bioagro 20 (1) : 37-48.
Sunarjono, 2004. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta
Suprapto, Hermanus, dan Sarjono. 2009. Uji Daya Hasil Galur Unggul Kacang
Tanah Keturunan ssp pada Dua Jarak Tanam. Fakultas Pertanian.
UNJA.Jambi.
Hartatik dkk, 2002. Penambahan pupuk kandang pada tanaman dan Interaksi
antara pupuk kandang dan mikroorganisme tanah dapat memperbaiki 20
(1) : 37-48.

Badan Litbang Pertanian, 2005. Fungsi biologis dari pupuk kandang adalah
sebagai sumber energy Diakses Tanggal 5 Januari 2018.
20

Lampiran 1. Denah Perobahan Menurut Rancangan Acak Kelompok

(RAK)

I II III IV
b.50
U

P3 P1 P0 P3

a.50

P4 P0 P2 P4

P0 P3 P1 P2

P2 P4 P3 P1

P1 P2 P4 P0

S
Keteranagan :
I – IV = Kelompok.
P0 – P4 = Perlakuan
a = jarak antar perlakuan
b = Jarak antar kelompok
21

Lampiran 2. Tata Letak Tanaman

150 cm

X b X X X X c
a
X X X 15Xcm
X X X
120 cm
X X X X X
X X X
X X X X X
d
15 cm
Keterangan:

a = 30 cm (jarak antar tanaman)

b = 30 cm (jarak dalam barisan)

c = 15 cm

d = 15 cm

x = Tanaman sampel
22

Varietas Dua Kelinci

Dilepas tahun : 1996

Asal : filipina

Nama galur : GH51

Umur : ± 85 - 95 hari

Tipe tumbuh : Tegak

Rata-rata tinggi tanaman : 39,5 cm (27–49)

Bentuk batang : Bulat

Warna batang : Hijau gelap

Warna daun : Hijau

Warna bunga : kuning cerah

Warna ginofor : kuning

Bentuk polong : Bulat agak berpinggang

Bentuk dan warna biji : Bulat lonjong (oval)

Jumlah biji per polong : 2/1/3 biji

Jumlah polong per tanaman : 21 polong (18–34)

Warna polong muda : Coklat muda

Warna polong tua : Coklat muda

Bobot 100 biji : 36,3 gram

Potensi hasil : 6,2 ton/ha polong segar

Rata-rata hasil : 3,5 ton/ha polong kering

Sumber. SK Mentan/5011/Kpts/SR.120/12/2013

http//www.kacangtanah.varietasduakelinci.com
23

Lampiran 4: Jadwal Kegiatan Penelitian akan dimulai dari bulan Juli


sampai dengan Oktober 2018

O
Jenis Agus
Septe
N Juli k
Kegiata tus
mber
o t
n 3 4
1 234123412
Persiapa
1
n tempat
Pemberi
an
2
Perlakua
n
Penana
3
man Biji
Penyian
4
gan
Penyira
6
man
Pembum
7
bunan
Pengend
alian
8 Hama
dan
Penyakit
Pengam
atan
9
Paramet
er
1 Analisis
0 data
24

Anda mungkin juga menyukai