Askep Hiv Aids Komplikasi Kandidiasis
Askep Hiv Aids Komplikasi Kandidiasis
Di susun oleh:
Kelompok 3 :
1. Pury Adriana (A2R17027)
2. Puspita Windy Aprianti (A2R17028)
3. Rizky Gusti Saleh (A2R17029)
4. Rodotun Nafisah (A2R17030)
5. Rofiul Maunah (A2R17031)
6. Ronaldo Firdakusuma (A2R17032)
7. Siti Zuliza (A2R17033)
8. Septi Handayani (A2R17034)
9. Umaimah Ayu Laksmi (A2R17035)
10.Via Gesti Ardianti (A2R17036)
11.Wahyu Evi Safitri (A2R17037)
12.Winda Karunia Putri (A2R17038)
13. Yuli Kristanti (A2R17039)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul penyakit HIV dengan komplikasi kandidiasis
Makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan HIV - AIDS .
Pembuatan makalah ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak.Untuk itu, pada
kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yth :
Makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
kritik ataupun masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Besar harapan kami, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya, dan kelompok pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................3
2.1 Pengertian........................................................................................................................3
2.2 Klasifikasi.........................................................................................................................3
2.3 Etiologi.............................................................................................................................5
2.4 Manifestasi Klinis...........................................................................................................6
2.5 Patofisiologi......................................................................................................................7
2.6 Pemeriksaan Penunjang................................................................................................10
2.9 Diagnosa.........................................................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................16
3.1. Kasus.............................................................................................................................16
3.2 Analisa kasus..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23
iii
BAB I PENDAHULUAN
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi
merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida
albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama. Kandidiasis oral pertama
sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi
oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur
dalam famili Deutromycetes, dan tujuh diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C.
parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat menjadi
patogen, dan C. albicanmerupakan jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh manusia
sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik. Terdapat sekitar 30-40%
Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65%
pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88%
pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien
leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS
Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur itu pada
moniliasis / candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral thrush, sehingga ia
menamakan jamur itu thrush fungus. Veron (1835) menghubungkan penyakit pada bayi
tersebut dengan infeksi pada saat dilahirkan dengan sumber infeksi dari alat kandungan
ibunya. Berg (1840) berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan
perawat yang tercemar jamur merupakan faktor penting dalam penyebarab infeksi ini.
Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna putih diberikanlah
nama Oidium Albicans. Nama oidium kemudian berubah menjadi monilia. Beberapa
1
nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara lain Wilkinson yang
menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya Berkhout (1923) menamakan jamur itu
dalam genus candida.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui definisi dari HIV dan Kandididasis
2. Mahasiswa mengetahui klasifikasi Kandididasis
3. Mahasiswa mengetahui etiologi HIV
4. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis dari Kandidiasis
5. Mahasiswa mengetahui patofisiologi Kandidas?
6. Mahasiswa mengetahui pemerikasaan penunjang dari Kandididasis ?
7. Mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan Kandididasis ?
8. Mahasiswa mengetahui Diagnosa Keperawatan yang muncul dari Kandidiasis?
2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang
menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian
merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel
darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh
maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya
melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena
influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita
penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun
bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
Kandidiasis adalah penyakit jamur teratas diantara jamur lainnya yang bersifat
akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans.
dan Jamur ini dapat menginfeksi semua organ tubuh manusia baik pria maupun wanita,
Jamur inidikenal sebagai organism komensal disaluran pencernaan damn mukotan dan
sering dikenal sebagai jamur oportunistik yang dapat mengenai mulut, vagina, kulit,
kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis,
atau meningitis.(Mansjoer,2000)
2.2 Klasifikasi
1. Thrush
3
pendarahan. Plak tersebut berisi netrofil, dan sel-sel inflamasi sel epitel yang mati dan
koloni atau hifa. (Greenberg M. S., 2003). Pada penderita AIDS biasanya lesi menjadi
ulserasi, pada keadaan dimana terbentuk ulser, invasi kandida lebih dalam sampai ke
lapisan basal (Mc Farlane 2002). Penyakit rongga mulut ini ditandai dengan lesi-lesi
yang bervariasi yaitu, lunak, gumpalan berupa bongkahan putih, difus, seperti beludru
yang dapat dihapus atau diangkat dan meninggalkan permukaan merah, kasar, dan
berdarah, dapat berupa bercak putih dengan putih merah terutama pada bagian dalam
pipi, pallatum lunak, lidah, dan gusi. Penderita penyakit ini biasanya mempunyai
keluhan terasa terbakar atau kadang-kadang sakit didaerah yang terkena.
Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah dan bibir, berupa
bintik-bintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah.
Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau keganasan. Kandidiasis
tipe ini disebut juga kandidiasis leukoplakia, lesinya berupa plak putih yang tidak
dapat dikerok, gambaran ini mirip dengan leukoplakia tipe homogen.
(Greenberg.2003). Karena plak tersebut tidak dapat dikerok, sehingga diagnosa harus
ditentukan dengan biopsi. Keadaan ini terjadi diduga akibat invasi miselium ke
lapisan yang lebih dalam pada mukosa rongga mulut, sehingga dapat berproliferasi,
sebagai respon jaringan inang. (Greenberg M 2003). Kandidiasis ini paling sering
diderita oleh perokok.
Disebut juga “denture stomatitis” atau “alergi gigi tiruan”. Mukosa palatum
maupun mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini
dikategorikan sebagai bentuk dari infeksi Kandida. Kandidiasis ini hampir 60%
diderita oleh pemakai gigi tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai gigi
tiruan pada waktu tidur. Secara klinis kronis atrofik kandidiasis dapat dibedakan
menjadi tiga tipe yaitu :
4
1. Inflamasi ringan yang terlokalisir disebut juga pinpoint hiperemi,
gambaran eritema difus, terlihat pada palatum yang ditutupi oleh landasan
geligi tiruan baik sebagian atau seluruh permukaan palatum tersebut (15%-
65%) dan hiperplasi papilar atau disebut juga tipe granular (Greenberg,
2003).
2. Akut atrofik kandidiasis atau disebut juga antibiotik sore mouth. Secara
klinis permukaan mukosa terlihat merah dan kasar, biasanya disertai gejala
sakit atau rasa terbakar, rasa kecap berkurang. Kadang-kadang sakit menjalar
sampai ke tenggorokan selama pengobatan atau sesudahnya kandidiasis tipe
ini pada umumnya ditemukan pada penderita anemia defiensi zat besi.
(Greenberg, 2003).
3. Angular cheilitis, disebut juga perleche, terjadinya di duga berhubungan
dengan denture stomatits. Selain itu faktor nutrisi memegang peranan dalam
ketahanan jaringan inang, seperti defisiensi vitamin B12, asam folat dan zat
besi, hal ini akan mempermudah terjadinya infeksi. Gambaran klinisnya
berupa lesi agak kemerahan karena terjadi inflamsi pada sudut mulut
(commisure) atau kulit sekitar mulut terlihat pecah-pecah atau berfissure.
(Nolte, 1982. Greenberg, 2003).
2.3 Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus
(HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut
HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama
HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1.
Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
5
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam
hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita.
Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
6
Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada
waktu malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan
sariawan oleh jamur kandida di mulut.
Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar mulut bayi
dan sering menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak seperti kerak susu
namun sulit dilepaskan dari mulut dan lidah bayi. Bila dipaksa dikerok, tidak mustahil
justru lidah dan mulut bayi dapat berdarah.
Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental
berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa
mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah, nyeri, dan terasa
seperti terbakar.
Secara umum kandidiasis pada mulut bayi tidak berbahaya dan dapat sembuh
sendiri (walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti kandidiasis ini tidak dapat
menyebabkan penyakit lain. Kandidiasis dapat menyebabkan bayi menangis saat makan
dan minum (kebanyakan disebabkan karena nyeri), selain itu, bayi menjadi malas
minum ASI sehingga berat badannya tak kunjung bertambah. Candida pada mulut bayi
7
juga dapat bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang memperberat (misalnya
pemakaian antibiotik jangka panjang).
2.5 Patofisiologi
AIDS merupakan penyakit sistem imun manusia yang disebabkan oleh virus
HIV. Defek imunitas seluler terkait dengan AIDS dapat menjadikan orang yang
terinfeksi beresiko terhadap berbagai infeksi oportunistik. Infeksi yang disebabkan oleh
jamur Candida merupakan infeksi yang paling umum, yaitu jamur dimorfik yang
biasanya ada dalam rongga mulut dalam keadaan nonpatogenik pada indivudu sehat,
tetapi di bawah kondisi yang menguntungkan jamur Candida memiliki kemampuan
untuk berubah menjadi bentuk hifa patogen (yang menyebabkan penyakit). Infeksi HIV
mengarah pada hilangnya kompetensi imunitas, gambaran yang paling mencolok
adalah penurunan sel T CD4+. Imunosupresi biasanya didahului oleh periode laten
secara klinis yang lama. Selama infeksi fase asimptomatik, jumlah sel T CD4+ masih
mendekati normal tetapi fungsi sel T CD4+ tampaknya terganggu, seperti yang
ditunjukkan oleh kegagalan sel T CD4+ berproliferasi dalam respon untuk mengingat
antigen, mitogens, dan alloantigen HLA dan defek produksi sitokin T-helper 1 (Th1),
seperti interleukin-2 (IL-2) dan gamma interferon (IFNˠ).Hasil proses patogen ini
adalah kerusakan jaringan limfoid, menyebabkan imunosupresi berat. Ketika jumlah sel
T CD4+ jatuh di bawah 200 sel µl darah- , AIDS dapat didiagnosis. Respon imun
terhadap HIV dan patogen lainnya kolaps, dan pasien sangat rentan terhadap infeksi
oportunistik yang disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya dikendalikan dengan
baik oleh imunitas yang diperantarai sel, seperti jamur Candida. Jamur Candida adalah
organisme komensal dalam mulut dari orang sehat, ada kemungkinan bahwa
mekanisme pertahanan membatasi proliferasi pada status carrier terganggu selama
proses multifase infeksi HIV. Namun, gangguan yang tepat yang mendukung
perkembangan Candida pada permukaan mukosa pada urutan perkembangan infeksi
HIV belum jelas. Meskipun dari data klinis diketahui dengan baik faktor-faktor
predisposisi yang menyebabkan oral candidiasis bahwa keseimbangan antara C.
Albicans dan host melibatkan imunitas yang diperantarai sel yang utuh, populasi sel
dan mekanisme yang terlibat dalam imunitas protektif terhadap mikroorganisme di
lokasi mukosa.
8
Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik yang
System imun turun
tak terkontrol, immunodefisiensi
Kandidiasis oral
2.7 Penatalaksanaan
10
1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
2. Topikal
a. Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit,
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari,
b. Nistatin: berupa krim, salap, emulsi,
c. Amfoterisin B,
d. Grup azol antara lain:
1) Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
2) Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
3) Tiokonazol, bufo
4) Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
5) Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
3. Sistemik
a. Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat
ini tidak diserap oleh usus.
b. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik
c. Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam
dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5
hari atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau dengan
flukonazol 150 mg dosis tunggal.
d. Itrakonazol bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang
dewasa 2 x 100 mg sehari selama 3 hari.
4. Khusus
a. Kandidiasis intertriginosa :
b. Diaper disease :
11
Mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas dan lembab.
Pengeringan udara, sering mengganti diaper dan selalu menggunakan bedak
bayi atau pasta zinc oxide merupakan tindakan pencegahan yang adekuat.
c. Paronikia :
2.9 Diagnosa
12
Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, Mengindikasikan kebutuhan untuk
intensitas, frekuensi dan waktu. intervensi dan juga tanda-tanda
Tandai gejala nonverbal misalnya perkembangan komplikasi.
gelisah, takikardia, meringis.
13
INTERIVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
Rencanakan diet dengan orang terdekat, jika Melibatkan orang terdekat dalam
memungkinakan sarankan makanan dari rencana member perasaan control
rumah. Sediakan makanan yang sedikit tapi lingkungan dan mungkin
sering berupa makanan padat nutrisi, tidak meningkatkan pemasukan.
bersifat asam dan juga minuman dengan Memenuhi kebutuhan akan
pilihan yang disukai pasien. Dorong makanan nonistitusional mungkin
konsumsi makanan berkalori tinggi yang juga meningkatkan pemasukan.
dapat merangsang nafsu makan
Batasi makanan yang menyebabkan mual Rasa sakit pada mulut atau
atau muntah. Hindari menghidangkan ketakutan akan mengiritasi lesi pada
makanan yang panas dan yang susah untuk mulut mungkin akan menyebabakan
ditelan pasien enggan untuk makan.
Tindakan ini akan berguna untuk
meningkatakan pemasukan
makanan.
14
Berikan obat anti emetic misalnya Mengurangi insiden muntah dan
metoklopramid. meningkatkan fungsi gaster
15
kriteria hasil : 1. Nafsu makan meningkat
Observasi tanda tanda infeksi pada daerah Untuk mencegah adanya infeksi
mulut pada daerah mulut
16
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Kasus
Suatu hari Ny. A datang ke IGD RSUD dr. ISKAK dengan kondisi badan kurus
kering, pucat, lemas, dan nyeri pada daerah mulut. Setelah dilakukan anamneses oleh
seorang perawat paasien mengataakan pada 3 minggu yang lalu pasien mengalami
sariawan namun setelah diobati dengan obat warung tidak kunjung sembuh selama satu
minggu dan luka di area mulut tammbah luas dalam kurun waktu 2 minngu dengan
konsis luka seperti bitik2 dan bercak putih dan yang dirassakan oleh Ny. A adalah nyeri
yang amat hebat. Dan Ny. A putus pengobatan HIV sudah 1 tahun yang lalu dan Ny. A
pernah MRS 5 Tahun yang lalu dengan penyakitt HIV dan TB, lalu Ny.a khawatir akan
kondisi dirinya dan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit
b. Riwayat kesehatan
17
1. Keluhan utama: nyeri pada bibir
2. Alasan utama masuk: pasien mengatakan nyeri pada bibir
3. Riwayat penyakit sekarang:
Sudah 2 minggu ini pasien mengalami nyeri hebat pada bibir terlebih saat
mengunyah makanan,nyeri seperti terbakar,skala 5 ,nyeri terjadi terus
menerus. Pada tanggal 09 April 2019 jam 07.00 pasien datang ke IGD
RSUD Dr.Iskak Tulungagung. Lalu jam 09.00 pasien dipindahkan ke
ruang Dahlia dan mendapatkan perawatan lebih intensif sampai sekarang..
4. Riwayat penyakit dahulu:
Pasien adalah penderita HIV sejak 5th yang lalu, tidak pernah
mempunyai penyakit TD tinggi, DM, TBC, atau penyakit lain yang
menyebabkan masuk Rumah Sakit. Penyakit yang pernah diderita hanya
batuk pilek panas biasa dan dengan berobat atau membeli obat kemudian
sembuh.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa dari pihak keluarga tidak ada
yang pernah menderita penyakit yang sama dengan yang dialami pasien.
c. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital:
TD: 120/90 RR:16x/menit BB: 45kg
N: 80x/menit S:38,5 TB: 165cm
1. Pernafasan
Gejala: dispnea pada saat aktivitas, nyeri dada
Tanda: dipnea, takipnea, batuk non produktif, tanda-tanda distress
pernafasan, parau
2. Sirkulasi
Gejala: palpitasi nyeri dada
Tanda: takikardia, disritmia, sianosis, anemi
3. Neurosensori
Gejala:nyeri sarafyang menunjukkan kompresi akar saraf oleh
pembesaran kelenjar limfe, kelelahan otot
Tanda:
1. status mental letargi, menarik diri, kurang perhatian terhadap sekitar
2. paraplegia
4. Nyeri dan kenyamanan
Gejala: nyeri pada nodus yang terkena
Tanda: fokus pada diri sendiri, perilaku hati-hati
5. Integeritas ego
Gejala: gejala-gejala stress yang berhubungan dengan ancaman
kehilangan pekerjaan, perubahan peran dalam keluarga
Tanda: perilaku menarik diri, marah dan pasif agresif
18
6. Keamanan
Gejala:
1. riwayat infeksi karena abdominalis sistem imun
2. riwayat ulkus/perforasi/perdarahan gaster
3. demam pel obstein, diikuti demam menetap dan keringat malam
tanpa menggigil
4. integeritas kulit: kemerahan
tanda:
1. demam
2. kelenjar limfe asimetris, tidak ada nyeri, pembengkakan
3. pembesaran tonsil
7. Eliminasi
Gejala: perubahan karakteristik urine/feses, riwayat obstruksi usus
Tanda:
1. Nyeri tekan kuadran kanan atas dan kuadran kiri atas
2. Penurunan keluaran urine
3. Disfungsi usus dan kandung kemih
8. Makanan dan cairan
Gejala: anoreksia, disfagia(tekanan pada esofagus), penurunan BB
Tanda:
1. Pembengkakan pada wajah, leher, rahang atau ekstremitas atas
2. edema ekstremitas bawah
9. Aktivitas/istirahat
Gejala: kelelahan, atau malaise umum, kehilangan produktivitas dan
penurunan toleransi aktivitas, kenutuhan tidur dan istirahat lebih banyak
Tanda: penurunan kekuatan bahu merosot, jalan lamban dan tanda-tanda
lain yang menunjukkan kelelahan
10. Seksualitas
Gejala: masalah fertilitas, kehamilan, dan penurunan libido akibat efek
terapi
11. Penyluhan/pembelajaran
Gejala: Pengetahuan tentang faktor resiklo dalam keluarga dan
lingkungan (pemajanan agen karsinogenik kimiawi)
B. Diagnosa Keperawatan
a. nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan ditandai
dengan keluhan nyeri, perubahan denyut nadi, kejang otot, ataksia,
lemah otot dan gelisah
b. perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh dihubungkan
dengan gangguan intestinal ditandai dengan penurunan berat badan,
19
penurunan nafsu makan, kejang perut, bising usus hiperaktif,
keengganan untuk makan, peradangan rongga bukal.
c. hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
C. Analisa Data
penurunan BB secara
drastis
BB yang tidak ideal
jatah makan dari RS
masih utuh
TD: 120/80 mmHg
RR:16x/menit
N: 80x/menit
S:38,5˚C
BB: 45kg
TB: 165cm
20
3. DS: Hipertermi
pasien mengatakan
badannya demam sejak
2 hari terakhir, sering
berkeringat malam
DO:
TD: 120/80 mmHg
RR:16x/menit
N: 80x/menit
S:38,5˚C
D. INTERVENSI
21
Berikan analgesik atau antipiretik M,emberikan penurunan nyeri/tidak
narkotik. Gunakan ADP (analgesic nyaman, mengurangi demam. Obat yang
yang dikontrol pasien) untuk dikontrol pasien berdasar waktu 24 jam
memberikan analgesia 24 jam. dapat mempertahankan kadar analgesia
darah tetap stabil, mencegah kekurangan
atau kelebihan obat-obatan.
22
dapat mempengaruhi pilihan diet
atau cara makan.
Rencanakan diet dengan orang terdekat, jika Melibatkan orang terdekat dalam
memungkinakan sarankan makanan dari rencana member perasaan control
rumah. Sediakan makanan yang sedikit tapi lingkungan dan mungkin
sering berupa makanan padat nutrisi, tidak meningkatkan pemasukan.
bersifat asam dan juga minuman dengan Memenuhi kebutuhan akan
pilihan yang disukai pasien. Dorong makanan nonistitusional mungkin
konsumsi makanan berkalori tinggi yang juga meningkatkan pemasukan.
dapat merangsang nafsu makan
Batasi makanan yang menyebabkan mual Rasa sakit pada mulut atau
atau muntah. Hindari menghidangkan ketakutan akan mengiritasi lesi pada
makanan yang panas dan yang susah untuk mulut mungkin akan menyebabakan
ditelan pasien enggan untuk makan.
Tindakan ini akan berguna untuk
meningkatakan pemasukan
makanan.
23
INTERIVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
DAFTAR PUSTAKA
24
Padila. S.Kep.NS.2012. Keperawatan Medikal Bedah. Numed. Yogyakarta
Smeltzer , Bare, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Brunner dan suddart,
Edisi 8, Jakarta,EGCHerlman, T. Heather.2012.
NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC
25