Thomas
Resume Buku Februari 2020
TEORI DAN PRINSIP PENDIDIKAN
IDENTITAS BUKU
Judul : Teori dan Prinsip Pendidikan
Pengarang : Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd
Penerbit : PT Pustaka Mandiri
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 157 Halaman
BAB I
KONSEP PENDIDIKAN
A. Pengertian Pendidikan
Sebagai usaha sadar, proses pendidikan dilakukan secara terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat serta tuntutan perkembangan zaman.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar "didik"
(mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran. Sedangkan oendidikan mempunyai pengertian proses
pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.
BAB II
BAB IV
PROFESI GURU
b. Ilmu pengetahuan
Salah satu persyaratan ilmu pengetahuan adalah adanya teori, bukan hanya kumpulan
pengetahuandan pengalaman. Fungsi dari suatu teori adalah untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena.
c. Aplikasi ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan pada dasarnya mempunyai dua aspek yaitu aspek teori dan aspek
aplikasi. Kaitan dengan profesi, guru tidak hanya ilmu pengetahuan yang harus
dikuasai oleh guru tetapi juga pola penerapan ilmu pengetahuan tersebut sehingga
guru dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar.
B. Standar Profesi
Standar profesi adalah prosedur dan norma-norma serta prinsip-prinsip yang
digunakan sebagai pedoman agar keluaran (output) kuantitas dan kualitas pelaksanaan
profesi tinggi sehingga kebutuhan orang dan masyarakat ketika diperlukan dapat
dipenuhi.
Di beberapa Negara telah memperkenalkan “Standar Profesional untuk guru dan
Kepala sekolah”, misalnya di USA dimana National Board of Professional Teacher
Standards telah mengembangkan standard an prosedur penilaian berdasarkan pada 5
(lima) prinsip dasar (Depdiknas, 2005), yaitu:
Guru bertanggung jawab (commited to) terhadap siswa dan belajarnya.Guru mengetahui
materi ajar yang mereka ajarkan dan bagaimana mengajar materi tersebut kepada
siswa.Guru bertanggung jawab untuk mengelola dan memonitor belajar siswa.Guru
berpikir secara sistematik tentang apa-apa yang mereka kerjakan dan pelajari dari
pengalaman.Guru adalah anggota dari masyarakatbelajar.
Menurut Marsh terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan acuan bagi guru dalam
mengajar, yaitu:
a. Waktu Rasional Tutuan atau sasaran Isi Pengalaman belajar Evaluasi atau penilaian
Menurut Danim, (2002) untuk melihat apakah guru dikatakan professional atau tidak,
dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkatan pendidikan minimal
dari latar belakang pendidikan untuk jejang sekolah tempat dia menjadi guru.
Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran,
mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain. (Sudarwan Danim,
2002)
Secara rinci dikatakan bahwa tugas guru harus didukung dengan berbagai kemampuan
sebagai berikut:
Menguasai bahan ajarMemahami secara mendalam peserta didik yang
dilayaniMenguasai teori dan keterampilan keguruanMemiliki kemampuan
memperagakan untuk kerjaMemiliki sikap, nilai dan kecenderungan kepribadian yang
menunjang pelaksanaan tugas-tugas sebagai guru dan pendidikMemiliki kemampuan
melaksanakan tugas-tugas professional dan tugas-tugas administrative rutin
Sedangkan keterampilan teknis yang harus dikuasai adalah keterampilan khusus
sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik, di antara keterampilan itu adalah:
Keterampilan bertanya (question skill) Keterampilan memberi penguatan
(reinforscement skills) Keterampilan mengadakan variasi (variation skills)
Keterampilan menjelaskan (explanation skillsi) Keterampilan membuka dan menutup
pelajaran (set induction and closure) Keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil Keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengajar perseorangan
BAB V
A. Peran Guru
Guru sebagai elemen utama dalam pendidikan memiliki peran sebagai berikut:
Peran guru sebagai perencana pembelajaranGuru sebagai pengelola pembelajaranGuru
sebagai fasilitatorPeran guru sebagai evaluator
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen bahwa profesi guru merupakan pekerjaan bidang khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip, memilik minat, bakat, komitmen, kulaifikasi akademik, tanggung
jawab, memiliki kesempatan mengembangkan profesinya.
Selain menjalankan fungsinya seorang guru juga harus memiliki kestabilan emosi
dan sebagai anggota masyarakat setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat.
Interaksi yang baik antara guru dengan perserta didik merupakan sesuatu yang harus
terjadi, interaksi yang dimaksudkan adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa,
siswa dan guru, dan siswa dengan siswa lainnya.
Peran guru di atas, menurut Cagne dikelompokkan menjadi tiga bagian besar,
yaitu: Guru sebagai designer of instruction (perancang pengajaran) Guru
sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran) Guru sebagai evaluator of student
learning (penilai prestasi belajar siswa)
C. Supervisi
Menurut Sergiovanni (1971:10) supervise adalah satu proses yang digunakan oleh
personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan
yang bergantung secara langsung kepada personalia yang lain untuk menolong mereka
menyelesaikan tujuan sekolah itu. Jadi supervise itu bukan peranan tetapi merupakan
suatu proses. Terdapat dua bagian besar dalam teknik supervise, yaitu klinis dan
nonklinis.
Supervisi klinis adalah sebuah upaya berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan tanpa mengangkat/mencabut guru dari
habitat dan kultur aslinya.
Pelaksanaan supervise klinis menuntut perubahan paradigm guru dan supervisor.
Supervisi dilakukan bukan dalam konterks mencari kesalahan dan kelemahan guru yang
disupervisi. Antara guru yang disupervisi dan supervisor adalah mitra sejajar, bukan
merupakan hubungan antara bawahan dan atasan dan atau hubungan antara guru dengan
murid.
Supervisi klinis berlangsung dalam suatu siklus dengan tiga tahap utama, yaitu
tahap pertemuan awal, tahap obseravasi mengajar, dan tahap pertemuan setelah
observasi.
Sedangkan supervise nonklinis adalah supervise yang sifatnya bukan
penyembuhan akan tetapi pembinaan rutin oleh kepala sekolah sebagai pemimpin
tertinggi pada institusi sekolah dalam rangka membantu, mendorong dan meningkatkan
kompetensi para guru dalam melaksanakan pekerjaannya.
Supervisi nonklinis dilakukan baik secara terjadwal ataupun tidak sebagai bagian
tugas kepala sekolah dalam melakukan pembinaan staf untuk memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang berbagai hal yang ada di sekelilingnya yaitu siswa didik. Tugas utama
seorang supervisor pada dunia pendidikan modern saat ini adalah melakukan observasi
dan membantu guru dalam membuat kondisi pembelajaran yang efektif, memastikan
kerja sama dalam pembuatan keputusan serta bertindak sebagai seorang fasilitator dan
pemandu.
BAB VII
A. Hakikat Belajar
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat
adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan. Winkel berpendapat
bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relative
konstan dan berbekas.
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, namun
tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku
akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas (Muhibbidin Syah, 2000:116)
antara lain: Perubahan intensional Perubahan positif dan aktifPerubahan efektif dan
fungsional
B. Tujuan Pembalajaran
Bila tujuan pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari
hasil belajar akan muncul tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Tujuan pembelajaran ranah kognitif
Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan (C1)Kemampuan kognitif tingkat
pemahaman (C2)Kemampuan kognitif tingkat penerapan (C3)Kemampuan kognitif
tingkat analisis (C4)Kemampuan kognitif tingkat sintesis (C5)Kemampuan kognitif
tingkat evaluasi (C6)
2. Tujuan pembelajaran ranah afektif
Pengenalan (Receiving)Pemberian respon (Responding)Penghargaan terhadap nilai
(Valuing)Pengorganisasian (Organization)Pengamalan (Characterization)
3. Tujuan pembelajaran ranah Psikomotorik
Peniruan (Imitation)Manipulasi (Manipulation)Ketepatan gerakan (Precision)
Artikulasi (Articulation) Naturalisasi (Naturalization)
C. Teori-Teori Belajar
Teori-teori belajar dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu teori
yang berorientasi pada aliran Behaviorisme, aliran Kognitif dan teori belajar Albert
Bandura.
Aliran Behaviorisme
Aliran behaviorisme pada dasarnya teori belajar yang dikenal
dengan kondisioning. Dalam teori kondisioning ini dibedakan menjadi dua, yaitu: (a)
teori belajar asosiatif dan (b) teori fungsionalistik. Teori belajar yang berorientasi pada
aliran kognitif Teori belajar Albert Bandura
D. Tipe-Tipe Belajar
Rita Dunn dalam De Porter, seorang pelopor bidang gaya belajar telah
menemukan banyak variable yang memengaruhi cara atau tioe belajar orang. Ini
mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan