Oleh :
RIMA DAMAYANTI
NIM. 13DB277079
2016
ASUHAN KEBIDANAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN
INTISARI
Dismenore Primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat
genital yang nyata. Dikemukakan bahwa angka kejadian Dismenore Primer sebesar
54,89% remaja Indonesia mengalaminya, Hal tersebut disebabkan terjadinya faktor
hormonal dalam tubuh. Dismenore primer jika tidak mendapat penanganan yang
tepat dapat mengganggu aktivitas penderita.
Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini mendapatkan gambaran dan
pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada dismenore Primer.
Kesimpulan dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada dismenore primer di
RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya dilaksanakan cukup baik.
1
Judul Penulisan Ilmiah2Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis 3Dosen STIKes
Muhammadiyah Ciamis4Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organitation)
adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial,
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dari
sistem reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya
dilakukan sejak remaja, karena seorang akan dapat mengenali kelainan
pada kesehatan reproduksinya sedini mungkin, terutama tentang
menstruasi (Kinanti, 2009).
Menstruasi adalah mengacu kepada pengeluaran secara periodik
darah dan sel-sel dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita.
Menstruasi pertama kali biasanya dialami perempuan sekitar usia 10-16
tahun, namun bisa juga lebih dini atau lebih lambat. Menstruasi
merupakan fitrah perempuan dan ini menandakan bahwa perempuan
tersebut sehat serta organ reproduksinya bekerja dengan normal. Saat ini
usia rata-rata datangnya menstruasi (menarche) semakin dini. Usia
termuda menarche adalah 8 tahun, sedangkan usia tertuanya adalah 17
tahun. Keadaan gizi yang semakin baik mempercepat kesiapan tubuh
untuk memulai menstruasi pada anak perempuan. Selain itu, info tentang
seks yang semakin mudah didapat memicu otak untuk segera
mengaktifkan hormon sosial (Imron Ali, 2011).
Perempuan dapat mengalami berbagai masalah dengan
menstruasi mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami
menstruasi atau menstruasi berkepanjangan. Siklus menstruasi setiap
perempuan berbeda-beda ada yang mengalami menstruasi tidak teratur,
dan ada juga yang relatif teratur. Ketidakaturan menstruasi dapat
disebabkan oleh adanya gangguan hormon ataupun faktor psikis seperti
stress, depresi, dan lain-lain.
1
2
namun sampai saat ini masih terus menjadi topik pembicaraan yang
sangat menarik minat sebagian kalangan wanita karena setiap bulan nya
wanita mengalami menstruasi dan tak jarang yang merasakan nyeri.
Gangguan-gangguan yang terjadi pada perempuan pada saat
menstruasi yaitu mengakibatkan nyeri haid (dismenorea), dismenore
adalah nyeri atau kram pada perut yang dirasakan sebelum dan selama
menstruasi (Ramaiah, 2006).
Angka kejadian nyeri menstruasi (Dismenorea) di dunia sangat
besar. Dari hasil penelitian di Amerika persentase kejadian dismenore
sekitar 60%, Swedia 72%, sementara di indonesia angka kejadian
dismenore sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer
dan 9,36% dismenore sekunder (misaroh, 2009). Penelitian di Amerika
menyebutkan bahwa dismenore dialami oleh 30-50% wanita usia
reproduksi dan 10-15% pada remaja. (Jurnal Occupation And
Environmental Medicine, 2008).
RSUD dr. soekardjo Tasikmalaya angka kejadian dismenore
tahun 2016 yaitu 18 pasien dialami oleh wanita usia subur, 3 pasien
diantaranya yaitu remaja wanita usia subur, yang mengeluh mengalami
dismenore cukup tinggi. Kebanyakan dari mereka yang memeriksakan
diri ke RSUD dr. Soekardjo tidak mengetahui tata cara bagaimana
menanggulangi rasa nyeri yang mereka alami dan tidak jarang dari
mereka yang mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa sakit tanpa
resep dokter. Dari berbagai gangguan yang terjadi pada perempuan
ketika mengalami menstruasi mereka juga di sisi lain harus beraktivitas
sama seperti perempuan yang tidak sedang mengalami menstruasi.
Menurut jurnal Nafiroh, D., Indrawati, ND. (2013) dalam artikel
jurnal Gambaran pengetahuan remaja tentang dismenore pada siswa
puteri di Mts NU Mranggen Kabupaten Demak. Hasil Penelitian :
penelitian yang diperoleh adalah mayoritas responden merupakan
remaja pertengahan (umur 13 -15 tahun) yaitu 84,8% dan mayoritas
responden memiliki pengetahuan kurang tentang Dismenore sebesar
78,3%. Kesimpulan mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang
tentang Dismenore yaitu sebesar 36 siswi atau 78,3%.
4
B. Rumusan Masalah
Latar belakang di atas, memberikan landasan bagi penulis untuk
membuat rumusan masalah, “Bagaimana memberikan asuhan kebidanan
pada kesehatan reproduksi dengan Dismenore Primer di RSUD dr.
Soekardjo Tasikmalaya?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan melakukan asuhan kebidanan kesehatan
reproduksi secara komprehensif dengan dismenore primer di RSUD
dr. Soekardjo Tasikmalaya dengan pendekatan managemen
VARNEY, dan pendekatan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dan menganalisa data
subjektif dan objektif dengan dismenore primer di RSUD dr.
Soekardjo Tasikmalaya.
b. Mampu menganalisa interpretasi data yang telah dikumpulkan
untuk menentukan diagnosa dengan dismenore primer di RSUD
dr. Soekardjo Tasikmalaya.
c. Mampu menganalisa identifikasi diagnosa dan masalah potensial
yang ditemukan serta melakukan antisipasi terhadap masalah
potensial dengan dismenore primer di RSUD dr. Soekardjo
Tasikmalaya.
5
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi perkembangan ilmu
kebidanan, khususnya Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi
dengan dismenore primer di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lahan Praktik
Dapat meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan serta
dapat dijadikan sebagai motivasi dalam melaksanakan asuhan
kebidanan khususnya pada remaja dengan dismenore primer.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai literatur/ bahan kepustakaan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan kebidanan dan terkhususnya dalam penanganan pada
remaja dengan dismenore primer.
c. Bagi Klien
Hasil pengkajian studi kasus ini dapat memberikan pengetahuan
dan menambahkan ilmu mengetahui tentang dismenore primer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
2. Remaja
Remaja adalah peralihan dari masa kanak-kanak dan masa dewasa
yang dimulai pada saat kematangan seksual yaitu antara usia 11-20
tahun. Pada masa remaja individu, mengalami perubahan sikis maupun
sosial. Masa remaja juga bisa disebut masa pubertas. Salah satu ciri yang
menandai masa pubertas perempuan adalah menstruasi (Kinanti, 2009).
menurut Kartono (2006), masa remaja awal atau masa remaja
sebenarnya itu merupakan suatu masa yang segera akan dilanjutkan oleh
masa adolesensi yang disebut pula sebagai masa remaja lanjut. Masa
remaja awal atau disingkat saja sebagai masa remaja itu tidak tidak dapat
dipastikan kapan dimulainya, dan bila akan berakhir, samahalnya dengan
masa pra remaja (pra pubertas). Sedangkan Menurut WHO menjelaskan
usia remaja adalah usia antara 12-24 tahun. Sedangkan berdasarkan
penggolongan umur masa remaja terbagi atas:
a. Masa remaja awal : masa remaja yang berusia 12-15 tahun.
b. Masa remaja tengah : masa remaja yang berusia 15-18 tahun.
c. Masa remaja akhir : masa remaja yang berusia 18-21 tahun
(Admin, 2008).
Menstruasi pertama (menarce) pada remaja putri sering terjadi pada
usia 11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang
usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada
kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarce sampai
terjadinya menopause (Misaroh, 2009).
Hal tersebut juga telah dinyatakan dalam al Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 222:
3. Dismenore
a. Pengertian
Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti
sulit atau menyakitkan atau tidak normal.‘’meno’’ berarti bulan dan
“rhea’’ yang berarti aliran. Sehingga dismenore didefinisikan sebagai
aliran menstruasi yang sulit atau nyeri haid (Calls, 2011).
Dismenore adalah rasa nyeri yang dirasakan di perut, yang berasal
dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (El-manan, 2011).
b. Etiologi Dismenore
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab
dismenore, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Beberapa
faktor yang berperan sebagai penyebab dismenore adalah :
11
1) Faktor Kejiwaan
Pada remaja puteri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika
mereka tidak mendapatkan penerangan yang baik tentang proses
haid, mudah timbul dismenore (Wiknjosastro,2008)
2) Faktor konstitusi
Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya
dapat mempengaruhi timbulnya dismenore (Wijayanti, 2009).
3) Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada
dismenore disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan
(Holder, 2011)
4) Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi
antara dismenore dengan migraine atau asma bronhial. Smith
menduga bahwa sebab dari alergi ialah toksin haid/ dalam
pengkajian ke depan ternyata etiologi dismenore primer yang paling
berperan adalah adanya peningkatan kadar prostaglandin
(Wiknjosastro, 2008).
5) Klasifikasi Dismenore
Dismenore diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a) Dismenore primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa
kelainan alat-alat genital yang nyata (Wiknjosastro, 2008).
Dismenore primer biasanya terjadi 6 bulan sampai 12 bulan
setelah menars (Holder, 2011). Oleh karena itu, siklus haid pada
bulan pertama setelah menars umumnya berjenis anovulatoar
(tidak disertai dengan pengeluaran ovum) yang tidak disertai
dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau
bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk
beberapa jam (Wiknjosastro,2008). Nyeri dismenore Biasanya 8
sampai 72 jam (Holder,2011). Dismenore Primer tidak dijumpai
keadaan patologic pelvic (Mansjoer, dkk).
12
2) Faktor Konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor diatas, dapat juga
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, Faktor-faktor seperti
anemia, penyakit menurun, dan seagainya dapat mempengaruhi
timbulnya dismenorea.
a) Anemia
Anemia adalah defisiensi atau hemoglobin atau dapat
keduanya hingga menyebabkan kemampuan mengangkut
oksigen berkurang hingga menyebabkan kemampuan
mengangkat oksigen berkurang. Sebagian besar penyebab
anemia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia
kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan
baik sel tubuh maupun sel otak dan dapat menurunkan daya
tahan tubuh seseorang, termasuk daya tahan tubuh terhadap
rasa nyeri (Manuaba, 2010).
b) Penyakit Menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang wanita akan
menyebabkan tubuh kehilangan terhadap suatu penyakit atau
terhadap rasa nyeri. Penyakit yang termasuk penyakit menahun
dalam hal ini adalah asma dan migraine. Faktor-faktor ini
(anemia, penyakit menahun dan sebagainya) dapat
mempengaruhi timbulnya dismenorea karena dapat
menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri (Alaettin,
2010)
c) Usia menarche
Menarche adalah menstruasi yang pertama kali datang.
Gejala pemasakan seksual pada wanita lebih nyata, yaitu
datangnya menarche atau menstruasi pertama, meskipun
masih sangat sedikit sekali (untuk mencapai pembuahan)
memakan waktu sekitar 1-1,5 tahun. Mestruasi akan dirasakan
sebagai beban berat atau dirasakan sebagai tugas yang tidak
menyenangkan dan menimbulkan rasa enggan dan dirasa
15
d. Pencegahan
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan
menyembuhkan nyeri menstruasi ,salah satu caranya dengan
memperhatikan pola dan siklus menstruasinya kemudian melakukan
antisipasi agar tidak mengalami nyeri menstruasi.
Berikut ini adalah langkah langkah pencegahan nya:
1) Hindari stress, tidak terlalu banyak fikiran terutama fikiran negatif
yang menimbulkan kecemasan.
2) Memiliki pola makan yang teratur.
3) Istirahat yang cukup.
4) Usahakan tidak mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri, jika semua
cara pencegahan tidak mengatasi menstruasi nyeri lebih baik segera
kunjungi dokter untuk mengetahui penyebab nyeri berkepanjangan.
Bisa saja ada kelainan rahim atau penyakit lainnya.
5) Gunakan heating pad (bantal panas), kompres punggung bawah
serta minum minuman yang hangat (Manuaba, 2008).
e. Penanganan Atau Cara Mengatasi
1) Secara Farmakologis
Upaya farmakologis yang dapat dilakukan dengan
memberikan obat analgesic sebagai penghilang rasa sakit. Menurut
Bare & Smeltzer (2002 dalam Hermawan, 2012), penanganan nyeri
yang dialami oleh individu dapat melalui intervensi farmakologis,
dilakukan kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan utama
lainnya pada pasien. Obat-obatan ini dapat menurunkan nyeri dan
menghambat produksi prostaglandin dari jaringan-jaringan yang
mengalami trauma dan inflamasi yang menghambat reseptor nyeri
untuk menjadi sensitive terhadap stimulus menyakitkan
sebelumnya, contoh obat anti inflamasi nonsteroid adalah aspirin,
ibuprofen.
Penanganan dismenore primer adalah (Calis, 2011):
a) Penanganan dan nasehat
b) Pemberian obat analgesik
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preprat kombinasi
aspirin, fansetin, dan kafein. Obat-obatan paten yang beredar
18
d) Relaksasi
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan
ketegangan.Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas
abdomen dengan frekuensi lambat, berirama (teknik relaksasi
nafas dalam). Contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan.
Sri Dewi Lestari (2013) jurnal kebidanan tentang “Pengaruh
Dismenore pada Remaja”.
1) Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan. Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa
pernyataan pasien tentang rasa nyeri pada saat menstruasi, akibat
rasa nyeri pada aktifitas, waktu rasa nyeri terjadi. Hasil data objektif
meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta hasil
pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan
lengkap berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data
penunjang.
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari
hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. Masalah dapat
muncul tapi dapat pula tidak. Hal ini muncul berdasarkan sudut
pandang klien dengan keadaan yang dialami apakah menimbulkan
masalah terhadap klien atau tidak. Masalah pada kasus ini yaitu
dismenorea primer dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah
dan kram pada perut sebelum menstruasi dan selama menstruasi.
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisis data. Kebutuhan yang muncul setelah
dilakukan pengkajian. Ditemukan hal-hal yang membutuhkan
asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari. Kebutuhan klien pada
dismenorea primer yaitu informasi mengenai dismenorea primer,
nutrisi, dan motivasi dari keluarga.
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosis yang
sudah di identifikasi. Langkah ini memutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien bidan
diharapkan dapat bersiap diri bila diagnosa/masalah potensial ini
benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan
21
D. Landasan Hukum
Wewenang Bidan berdasarkan Menteri Kesehatan (Pemenkes)
Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada wanita/ibu/dengan gangguan sistem reproduksi.
1. Pengetahuan Dasar :
a. Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit
menular seksual (PMS), HIV/AIDS.
b. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang
lazim terjadi.
c. Tanda, gejala dan penatalaksanaan pada kelainan ginekologi meliputi
: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
2. Keterampilan dasar
a. Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-kelainan dalam
reproduksi.
29
Admin, (2013) Seputar Menstruasi/ haid dan firasat datangnya haid dalam
http://rumah69.com/seputar/menstruasihaid [diakses 11 April 2016]
Al Quran surat Al Baqoroh: 222. Penerbit mentri agama Republik Indonesia tahun
(2002).
BKKBN. (2009) Menstruasi dan Keputihan. Cet. II. Jakarta : PKBI Pusat
Calls, (2011) Kenali Faktor Risiko dan Nyeri Menstruasi Tersedia dalam
http://viqylezta.blogspot.ae/ [diakses 22 Juni 2016]
Ikatan Bidan Indonesia (2011) Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, jakarta : IBI
Imron, Ali (2012), Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jogjakarta :Ar- Ruzz
Media
Susilawati, (2008) Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah (study kasus). Bandar
Lampung, Adila Pers
Varney, (2008) Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC
Varney, (2010) Prinsip Dokumentasi Kebidanan Dengan Varney dan SOAP tersedia
dalam http//calondosenbidan.blogspot.ae [diakses 17 Juni 2016]