Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN FILTER KERAMIK BERBAHAN DASAR TANAH LIAT

SEBAGAI KANDIDAT PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

Tri Joko Prihatin


Dosen Pembimbing: Widya Rosita, S.T., M.T., Ferdianyah, S.T., M.Eng.

Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Jalan Grafika No.2 Yogyakarta

ABSTRAK

PEMBUATAN FILTER KERAMIK BERBAHAN DASAR TANAH LIAT SEBAGAI KANDIDAT


PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR. Proses pembuatan filter keramik diawali dengan preparasi
bahan selanjutnya homogenisasi tanah liat (85%wt) dan jenis arang. Arang yang digunakan adalah arang
sekam padi, arang tempurung kelapa dan arang kayu kesambi masing-masing 15%wt. Dibuat adonan
hidroplastis dengan menambahkan 25 ml lalu dicetak dengan variasi tekanan 5,73 MPa, 7,01 MPa, 8,28 MPa
dan 9,55 MPa. Proses pengeringan dilakukan bertahap untuk menghindari keretakan. Selanjutnya pembakaran
dalam furnace. Suhu ditahan selama 4 jam pada 1000oC dengan kenaikan suhu 5oC/menit. Kemudian
penghalusan dan perendaman menggunakan aquades selama 24 jam untuk menghilangkan pengotornya.
Pengujian filtrasi dilakukan dengan mengalirkan limbah radioaktif simulasi 90Sr. Setelah itu dilakukan filtrasi
dengan air sampel untuk memperoleh filter keramik optimum. Hasil percobaan menunjukkan adanya pengaruh
tekanan pencetakan dan jenis arang yang digunakan. Filter optimum yang digunakan untuk pengolahan limbah
radioaktif cair dipilih filter keramik dengan bahan tambahan arang tempurung kelapa dengan tekanan
pencetakan 9,55 MPa. Filter tersebut memiliki unjuk kerja dengan kuat tekan sebesar 19,64 MPa, fluks 3,21
l/m2.jam, penurunan TDS 19,68%. Filter optimum memiliki faktor dekontaminasi 3,22 dan faktor rejeksi
terhadap Sr sebesar 0,69.

Katakunci : pengolahan limbah radioaktif cair, filter keramik, tanah liat, arang.

ABSTRACT

MAKING OF CLAY-BASED CERAMIC FILTER AS THE CANDIDATE OF LIQUID


RADIOACTIVE WASTE PROCESSING. The manufacturing process begins with the preparation of ceramic
material. The type of charcoal that used are charcoal husk, coconut shell charcoal and wood of kesambi
charcoal with 15%wt for each and 85%wt of clay. Hydroplastic dough is made by adding 25 ml and then casted
with variations in pressure 5.73 MPa, 7.01 MPa, 8.28 MPa and 9.55 MPa. The drying process is done
gradually to avoid cracking. Furthermore, the temperature was held for 4 hours at 1000oC and the temperature
rise of 5oC/minute. Tests carried out by the filtration of 90Sr radioactive simulation waste. Once that was done
with the filtration of water samples to obtain the optimum filter. The results showed the influence of the casting
pressure and the type of charcoal used to produce filter. Optimal filter used for processing liquid radioactive
waste with ceramic filters selected additional ingredients from coconut shell charcoal with a pressure of 9.55
MPa molding. Filter has the performance of 19.64 MPa for compressive strength, 3.21 l/m2.hour for flux, TDS
decreased to 19.68%. Optimal ceramics filters has decontamination factor of 3.22 and has rejection factor of
0.69.

Keywords : liquid radioactive waste processing, ceramic filter, clay, charcoal.

1. Pendahuluan kemungkinan dapat terserap ke dalam tubuh


makhluk hidup baik melalui saluran pencernaan
Limbah radioaktif memiliki potensi bagi maupun saluran pernafasan. Setelah memasuki
manusia. Dalam limbah ini terdapat kandungan organ tubuh makhluk hidup sebagian besar 90Sr
logam berat yang bersifat radioaktif. Salah satunya akan terdeposit di dalam tulang dan sumsum
adalah radionuklida 90Sr yang memancarkan tulang. 90Sr di dalam organ tubuh dapat
radiasi beta murni dan mempunyai waktu paro 28,1 menimbulkan efek yang sangat berbahaya
tahun. Radionuklida ini juga memiliki sifat kimia diantaranya menyebabkan terjadinya kanker tulang
yang sama dengan unsur kalsium, sehingga
dan leukemia. Untuk itu perlu dilakukan dimana σ : kuat tekan (N/m2); F: beban gaya (N);
penanganan yang baik [1]. A: Luas permukaan sentuh (m2)
Teknologi ultrafiltrasi telah banyak di bidang
indutri pengolahan air dan pengolahan limbah cair. III.4. Porositas
Pada pengolahan limbah bidang kenukliran, Porositas semu dapat ditentukan dengan
teknologi ultrafiltrasi digunakan untuk pengolahan metode serapan (adsorbtion methode). Persentase
limbah laundri dari instalasi PLTN dan porositas keramik dapat diketahui berdasarkan daya
laboratorium [2]. Pada penelitian ini penggunaan serap bahan terhadap air, yaitu volum air yang
ultrafiltrasi ditingkatkan pada level pengolahan diserap dengan volum total sampel. secara
limbah radioaktif tingkat menengah dengan matematis hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut
simulasi menggunakan isotop radionuklida 90Sr (Gurning,. J.1994) [6]:
yaitu stronsium stabil. ( )/
% = × 100% (3.4)
2. Dasar Teori III.5. Selektifitas
Selektifitas suatu membran merupakan ukuran
2.1. Pengolahan Limbah Radioaktif Cair kemampuan suatu membran untuk menahan suatu
Pengolahan limbah radioaktif pada dasarnya spesi atau melewatkan suatu spesi tertentu.
adalah usaha untuk memungut kembali zat Parameter yang digunakan untuk menggambarkan
radioaktif dari limbah dan mengungkungnya agar selektifitas membran adalah koefisien rejeksi (R).
tidak tersebar dan membahayakan manusia dan Koefisien rejeksi adalah fraksi konsentrasi zat
lingkungan [3]. terlarut yang tidak menembus membran dan
Pada pengolahan limbah radioaktif cair, fraksi dirumuskan sebagai [6]:
radioaktif dikonsentrasikan menjadi sejumlah = 1− (3.5)
residu dalam volume kecil yang kemudian
Dimana R: faktor rejeksi; Cp: konsentrasi produk
dipisahkan dari cairan limbah mula-mula.
Cf:konsentrasi awal limbah
Konsentrat aktif tersebut diperlakukan lebih lanjut
III.6. Faktor Dekontaminasi
dalam proses pemadatan, sedang beningan hasil
Faktor Dekontaminasi (FD) merupakan
pengolahanan diencerkan dan didispersikan ke
perbandingan antara aktivitas limbah cair sebelum
lingkungan atau didaur ulang lagi agar
diolah dengan aktivitas setelah diolah. Setiap
konsentratnya memenuhi keselamatan lingkungan
teknologi memiliki FD yang berbeda-beda,
[3].
sehingga pemilihan teknologi harus
Limbah radioaktif cair dapat diolah dengan
mempertimbang -kan hal tersebut dikaitkan dengan
beberapa cara yaitu pengolahan dengan metode
aktivitas limbah awal dan batas yang diijinkan di
kimia, evaporasi, penukar ion dan sorpsi [4].
negara tersebut [7].
III.2. Fluks = (3.6)
Fluks adalah jumlah volume larutan yang
mampu melewati suatu filter dalam waktu tertentu 3. TATAKERJA (BAHAN DAN METODE)
dan luasan tertentu yang diakibatkan oleh
perbedaan tekanan dalam suatu media yang 3. 1. Persiapan Bahan
dipisahkan oleh membran filter [1]. Fluks 3.1.1.Tanah liat
dirumuskan sebagai berikut: Pengeringan dilakukan dengan penjemuran
= ( 3.1 ) sinar matahari selama 12 jam. Penggilingan bahan
. menggunakan Ball Mill untuk selanjutnya dioven
2
Dimana J : fluks (l/m .jam); V: Volum produk (l);
50oC untuk menghindari penggumpalan sehingga
A: Luas permukaan sentuh (m2); t : waktu (jam)
mempermudah pengayakan dengan sieve 200 mesh.
3.1.2. Arang
III.3. Kuat Tekan
Terdapat tiga (3) jenis arang yang digunakan,
Tujuan uji beban pada dasarnya adalah untuk
yaitu arang sekam padi, arang tempurung kelapa
membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu
dan arang kayu kesambi. Dilakukan pengeringan
struktur atau bagian dari struktur sudah memenuhi
untuk selanjutnya dilakukan penggilingan dan
persyaratan peraturan bangunan yang ada, yang
pengayakan.
tujuannya untuk menjamin keselamatan umum.
Dibuat campuran bahan dengan komposisi
Oleh karena itu biasanya uji beban hanya
tanah liat sebesar 85%wt dan arang sebesar 15%wt
dipusatkan pada bagian-bagian struktur yang
untuk setiap jenis-nya dengan menimbang masing-
dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat
masing bahan arang. Setelah itu, dilakukan
keamanan berdasarkan data-data hasil pengujian
homogenisasi campuran selama 1 jam
material dan hasil pengamatan.
menggunakan ball mill homogenisasi.
σ= (3.3) Air limbah simulasi dibuat dengan melarutkan
padatan Sr(NO3)2 sebanyak 0,1581 gr dalam 1 L
aquades. Konsentrasi larutan sebesar 65 ppm Hasil penelitian porositas dapat dilihat pada
dimana aktivitasnya setara dengan 9,32 x 103 tabel 4.2. Semakin besar persentase porositas
μCi/ml (tergolong limbah radioaktif aktivitas menunjukkan semakin besar pula volume pori yang
menengah). terdapat di dalam filter, begitu juga sebaliknya.
Sesuai dengan tabel 5.2, filter yang memiliki nilai
3.2. Pembuatan Filter porositas rata-rata terbesar adalah filter berbahan
Campuran homogen sampel dibuat adonan tambahan arang kayu kesambi. Hal ini
dengan menambahkan aquades sebanyak 25 ml menunjukkan bahwa pada filter berbahan tambahan
sambil diaduk. Pencetakan filter menggunakan arang kayu kesambi terdapat lebih berpori
cetakan berbentuk silinder terbuat dari besi baja dibandingkan dengan filter berbahan tambahan
berukuran diameter 20 mm dan tinggi 60 mm. arang sekam padi dan arang tempurung kelapa.
Variasi tekanan pencetakan sebesar 5,73 MPa, 7,01
MPa, 8,28 MPa dan 9,55 MPa dilakukan untuk Tabel 4.2. Data Porositas Filter Keramik (%)
setiap komposisi sampel. Untuk selanjutnya proses
pengeringan bertahap dilakukan dengan cara Tekanan Bahan tambahan
mengangin-anginkan selama 2 hari, penyinaran pencetakan Arang Arang Arang
dengan lampu pijar 25 watt selama 18 jam dan (MPa) sekam tempurung kayu
penjemuran di bawah sinar matahari selama 12 Padi kelapa Kesambi
jam. Sampel kering dibakar di dalam furnace pada 5,73 31,96 35,65 42,31
suhu 1000oC ditahan selama 4 jam dengan 7,01 31,49 34,98 42,34
kenaikan suhu 5oC/ menit. 8,28 31,84 36,62 42,48
Sampel didinginkan selama 16 jam berada di 9,55 35,34 34,76 41,39
dalam furnace. Dilakukan penghalusan permukaan
filter agar halus permukaannya dan menyesuaikan 4.1.2. Kuat Tekan
ketinggian untuk memenuhi persyaratan uji kuat Kuat tekan filter menunjukkan kemampuan
tekan sampel. filter untuk menahan besarnya beban gaya yang
diberikan per satuan luas bidang sentuh.
3.3. Pengujian Data eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3,
Pengujian filter meliputi: filter dengan bahan tambahan arang sekam padi
a. Filtrasi dengan limbah simulasi
memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan
b. Filtrasi dengan air sampel untuk mendapatkan
dengan bahan lainnya.
nilai fluks dan produk filtrasi untuk dilakukan
Dalam arang sekam padi lebih banyak
analisis TDS.
terkandung silikat dibandingkan dengan kedua
c. Pengujian kuat tekan filter. arang lainnya. Silikat ini mengalami penggelasan
ketika sintering sehingga akan memperkuat filter.
Semakin besar kadar silikatnya maka semakin
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak pula terjadi penggelasan. Dari penggelasan
4.1. Karakteristik Filter Keramik ini ikatan antar komponennya semakin kuat,
Dilakukan analisis kadar tanah liat dengan sehingga semakin besar kuat tekan filter.
metode spektroskopi serapan atom. Hasil analisis
ditunjukkan oleh tabel 4.1. Tabel 4.3. Kuat Tekan Filter Keramik (MPa)
Tekanan Bahan tambahan
Tabel 4.1 Kadar Campuran Tanah Liat dari pencetakan Arang Arang Arang
Godean (MPa) sekam tempurung kayu
No Komponen Kadar (%) Padi Kelapa Kesambi
1 Alumunium (1,07 ± 0,02) × 10 5,73 23,29 21,80 16,43
2 Magnesium (1,36 ± 0,03) × 10 7,01 22,61 18,54 15,58
3 Silikon (2,48 ± 0,07) × 10 8,28 29,82 27,19 11,65
9,55 28,21 19,64 12,06
4.1.1. Porositas
Dalam filter keramik terdapat rongga berupa
pori-pori kecil yang terbentuk dari bahan tanah liat
dan pori-pori dari arang. Porositas dihitung
menggunakan asumsi pori-pori terbuka. Porositas
keramik menunjukkan perbandingan antara volum
total pori-pori terbuka dengan volum total filter
keramik. Pori-pori terbuka ditunjuk-kan volum pori
yang terisi air ketika proses perendaman.
Pengaruh Tekanan Pencetakan terhadap Kuat Tekan Pengaruh Tekanan Pencetakan terhadap Fluks
30 bahan 9 bahan
1
1
2
8 2
3
3
25
kuat tekan (MPa)
7

fluks (L/m2.jam)
6
20
5

15 4

3
10
6 7 8 9 10 2
tekanan pencetakan (MPa) 6 7 8 9 10
tekanan pencetakan (MPa)
bahan1 :tanah liat(85%wt)+ arang sekam padi(15%wt)
bahan2 :tanah liat(85%wt)+ arang tempurung kelapa(15%wt) bahan1 : tanah liat (85%wt)+ arang sekam padi (15%wt)
bahan3 :tanah liat(85%wt)+ arang kayu kesambi(15%wt) bahan2 : tanah liat (85%wt)+ arang tempurung kelapa(15%wt)
bahan3 : tanah liat (85%wt)+ arang kayu kesambi(15%wt)
Gambar 4.1. Grafik Kuat Tekan Filter Keramik
Gambar 4.2. Grafik Fluks Filter Keramik
Seperti tampak pada gambar 4.1 pengaruh
tekanan pencetakan setiap bahan memiliki Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan
kecenderungan berbeda-beda. Pada filter berbahan pencetakan masing-masing bahan cenderung
tambahan kayu kesambi cenderung mengalami mengalami penurunan fluks, seperti tampak pada
penurunan seiring kenaikan tekanan pencetakan. gambar 4.2. Hal ini menunjukkan semakin besar
Idealnya semakin besar tekanan pencetak-an maka tekanan pencetakan semakin kecil fluks pada filter
semakin besar pula kuat tekan. Dengan tekanan keramik
pencetakan besar, maka jarak antar partikelnya Dengan tekanan pencetakan yang besar maka
rapat, menyebabkan porositasnya lebih kecil. jarak antar partikel tanah liat semakin rapat
Diduga terdapat retakan kecil yang terdapat sehingga pori yang terbentuk berukuran lebih kecil.
pada sisi dalam, sehingga tidak mampu diamati Pori yang berukuran kecil hanya mampu
secara visual. Retakan kecil ini akan melewatkan sejumlah air dengan volum kecil pula.
mempengaruhi hasil pengujian kuat tekan. Ketika Dengan demikian nilai fluksnya juga kecil pada
diberikan gaya, distribusi gaya tidak merata karena luasan dan selang waktu yang sama.
retakan kecil ini. Selain itu juga terdapat pori-pori Gambar 4.2 menunjukkan bahwa filter
tertutup yang tidak terukur karena tidak mampu berbahan tambahan arang kayu kesambi memiliki
terisi air. Pori tertutup ini akan menurunkan unjuk fluks terbesar dibandingkan dengan campuran
kerja kuat tekan. arang tempurung kelapa dan campuran arang
sekam padi. Hal ini disebabkan filter keramik
4.2. Filtrasi Air Sampel berbahan tambahan arang kayu kesambi tersebut
Air sampel yang digunakan dalam penelitian memiliki porositas lebih besar dibandingkan
berasal dari Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung dengan filter berbahan arang lainnya.
Kidul. Secara visual, air sampel lebih keruh
dibandingkan dengan air tanah yang berasal dari V.2.2. Pengaruh Tekanan Pencetakan terhadap
laboratorium. Uji laboratorium menunjukkan kadar Penurunan TDS
Ca terlarut sebesar 62,72 mg/l, nilai TDS 249 ppm TDS (Total Dissolved Solid) yaitu ukuran zat
dan nilai kekeruhan 5,98 NTU. terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik)
yang terdapat pada air sampel. TDS
menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part per
4.2.1. Pengaruh Tekanan Pencetakan terhadap
Fluks million (ppm).
Fluks dari suatu filter dapat diartikan sebagai Air sampel yang digunakan pada penelitian
banyaknya umpan yang mampu dilewatkan ketika memiliki nilai TDS sebesar 249 ppm. Data
proses filtrasi pada filter setiap satuan luas eksperimen ditunjukkan pada tabel 4.5.
penampang filter pada selang waktu tertentu.
Tabel 5.5. Data Penurunan TDS (%)
2
Tabel 4.4. Data Fluks Filter Keramik (l/m .jam)
Tekanan Bahan tambahan
Tekanan Bahan tambahan pencetakan Arang Arang Arang
pencetakan Arang Arang Arang (MPa) sekam tempurung kayu
(MPa) sekam tempurung kayu Padi Kelapa Kesambi
Padi Kelapa Kesambi 5,73 17,27 14,86 14,46
5,73 3,17 4,15 8,51 7,01 16,88 17,27 16,06
7,01 3,10 3,51 7,22 8,28 19,28 17,67 16,87
8,28 2,41 3,37 8,34 9,55 20,48 19,68 18,07
9,55 2,47 3,21 6,91
Pengaruh Tekanan Pencetakan terhadap Penurunan TDS
Aktivitas awal pada umpan simulasi sebesar
21 bahan
9,32 x 103 μCi/ml dimana termasuk limbah
1
radioaktif cair kategori 4. Dalam pengolahannya
persentase penurunan TDS(%)
20 2
3
19
memerlukan perisai penahan radiasi. Produk filtrasi
18
simulasi filter keramik terhitung sebesar 2,895 x
103 μCi/ml. Dengan membandingkan keduanya
17
didapatkan faktor dekontaminasi sebesar 3,22.
16
Menurut Batas ambang kandungan stronsium
15
dalam air menurut SK DIRJEN BATAN
14
6 7 8 9 10
No.24/DJ/II/1993 sebesar 4.10-7 uCi/ml untuk
-5
tekanan pencetakan (MPa) umum dan 1.10 uCi/ml untuk pekerja radiasi [35].
bahan1 :tanah liat (85%wt)+ arang sekam padi (15%wt)
bahan2 :tanah liat (85%wt)+ arang tempurung kelapa (15%wt)
Untuk memenuhi batas aman tersebut bisa
bahan3:tanah liat (85%wt)+ arang kayu kesambi (15%wt) dilakukan variasi pemasangan filter, misal dengan
Gambar 4.3. Grafik Penurunan TDS melakukan penyaringan bertingkat. Variasi dapat
dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan gambar 4.3, filter berbahan
tambahan arang sekam padi memiliki penurunan
TDS terbesar dibandingkan dengan bahan 5. Kesimpulan
tambahan lainnya. Kadar silikat yang lebih tinggi
pada arang sekam padi dibandingkan lainnya Filter optimum sebagai kandidat pengolahan
menyebabkan lebih banyak terjadi penggelasan, limbah radioaktif cair addalah filter keramik
yang mana akan mempersempit dan mengisi pori- dengan bahan tambahan arang tempurung kelapa
pori pada filter keramik. Dengan ukuran yang lebih (15%wt) yang dicetak pada tekanan 9,55 MPa.
sempit, pori akan lebih selektif terhadap zat Filter tersebut memiliki karakteristik :
berdasarkan ukuran-nya. Zat terlarut dalam air a. Kuat tekan 19,64 MPa
sampel yang memiliki ukuran lebih besar dari pori b. Fluks 3,21 l/m2.jam
akan tertahan oleh pori-pori pada filter. c. Penurunan TDS sebesar 19,68%.
Pada gambar 4.3, terlihat kenaikan persentase d. Penurunan kekeruhan 89,13 %
penurunan TDS terhadap kenaikan tekanan e. Kadar kalsium pada hasil filtrasinya
penceta-kan filter. Perlu diingat, semakin besar sebesar 78,40 mg/l.
tekanan pencetakan semakin besar pula gaya yang f. R=0,69 pada umpan 65 ppm
diberikan untuk menekan material sehingga jarak g. FD=3,22
antar partikel tanah liat semakin rapat. Dengan
jarak semakin rapat maka rongga yang terbentuk Daftar Pustaka
ketika proses sintering, memiliki ukuran semakin
kecil. Dengan rongga yang kecil ini, filter hanya [1] Hasan, M. Heikal. Pengaruh Komposisi
akan melewatkan zat terlarut (baik itu zat organik Campuran dan Ukuran Butir terhadap
maupun anorganik) yang memiliki struktur lebih Unjuk Kerja Filtrasi dan Kekuatan mekanik
kecil dari rongga pori tersebut. Filter Keramik Berbahan Dasar Tanah Liat.
Skripsi, Jurusan Teknik Fisika Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada.
4.3. Filter Keramik sebagai Pengolahan Limbah Yogyakarta. 2009.
Radioaktif Cair [2] Application of Membrane Technologies For
Dengan pertimbangan semua parameter dipilih Liquid Radioactive Waste Processing.
filter dengan bahan tambahan arang tempurung Technical Report Series No.431. IAEA.
kelapa yang dicetak pada tekanan 9,55 MPa. Filter Vienna.2004.
tersebut memiliki kuat tekan sebesar 19,64 MPa, [3] Rosita, Widya. Pengaruh Ukuran Butir
fluks sebesar 3,21 l/m2.jam dan penurunan TDS Zeolit Cipatujah Dan Kecepatan Alir
sebesar 19,68%. Umpan Pada Pengolahan Limbah Cair Sr-
Konsentrasi stronsium pada produk filtrasi 90. Jurusan Teknik Nuklir Fakultas Teknik
limbah radioaktif simulasi sebesar 20,19 ppm Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.1997.
dimana konsentrasi pada umpan sebesar 65 ppm. [4] Ronodirjo, S. Pengolahan Sampah
Selektifitas filter dinyatakan dalam koefisien Radioaktif. Batan, Yogyakarta. 1982.
rejeksi sebesar 0,69. Selektifitas suatu membran [5] Standar Nasional Indonesia No. 06-6989.13-
merupakan ukuran kemampuan suatu membran 2 tentang uji kesadahan air
untuk menahan suatu spesi atau melewatkan suatu [6] Tambunana, Tiar Delimawati. Pembuatan
spesi tertentu. Koefisien rejeksi filter dihitung dari Keramik Berpori Sebagai Filter Gas Buang
perbandingan pengurangan kadar stronsium Dengan Aditif Karbon Aktif. Sekolah Pasca
setelah mengalami proses filtrasi terhadap Sarjana Universitas Sumatera Utara.Medan.
konsentrasi umpan. 2008.
[7] Putero, Susetyo Haryo. Teknologi
Pengolahan Limbah Radioaktif. Diktat,
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik
UGM. 2010
[8] Google. Kekeruhan. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/123456789/13980
/1/09E00369 12 agustus 2010
[9] SK DIRJEN BATAN No.24/DJ/II/1993

Anda mungkin juga menyukai