Anda di halaman 1dari 8

Vol.

IX No 2 AGUSTUS 2016 ISSN 1979 - 8091

PENGARUH CHESS GAME (PERMAINAN CATUR) TERHADAP PIKIRAN NYAMAN


(KOGNITIF) PADA LANSIA DEMENSIA
(The Effect Of Chess Game To Comfort Mind (Cognitive) At Elderly With Dementia)

Wildan AWL1, Joni Haryanto2, Khoridatul Bahiyah3


1 Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, email:wildan_awl@outlook.com
2 Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
3 Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

ABSTRAK
Demensia adalah bagian dari proses neurodegeneratif yang terjadi pada usia lanjut. Demensia
disebabkan oleh penurunan dalam fungsi kognitif. Melakukan permainan dapat menjadi salah satu intervensi
pada demensia pada usia lanjut. Permainan catur adalah permainan yang akrab di seluruh dunia dan juga di
Karanggeneng, Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh permainan catur untuk
kenyamanan pikiran (kognitif) pada lansia dengan demensia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasy eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dengan demensia di Lamongan.
Responden dalam penelitian ini 20 orang, yang terdiri 10 orang dalam kelompok intervensi dan 10 orang
kelompok kontrol. Responden yang dipilih melalui multi stage random sampling. Variabel bebas adalah
permainan catur, dan variabel dependen adalah pikiran nyaman (kognitif). Data dikumpulkan menggunakan
Montreal Cognitive Assesment kuesioner dan dianalisis menggunakan Paired T-Test dan Independent T-Test
dengan tingkat signifikansi α ≤ 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan selisih rerata
skor kenyamanan pikiran (-0,1) pada kelompok kontrol (p = 0.758), sebaliknya terdapat selisih positif (3,2)
rerata skor kenyamanan pikiran pada kelompok lansia yang melakukan permaikan catur (p = 0,001). Ada
perbedaan kenyamanan pikiran (kognitif) antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,008)
Dapat disimpulkan bahwa intervensi chess game (permainan catur) meningkatkan pikiran nyaman (kognitif)
pada lansia. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa permainan catur dapat digunakan sebagai salah satu
intervensi asuhan keperawatan untuk meningkatkan pikiran nyaman pada lansia dengan demensia.

Kata-kata Kunci : Permainan Catur, pikiran nyaman, Lansia

ABSTRACT
Dementia is a part of neurodegenerative process that occur in elderly. Dementia caused by decrease in
cognitive function. Playing game is one of activity that can be intervention for dementia in elderly. Chess
game is the game that familiar in whole world and also in Karanggeneng, Lamongan. This study aim to
analyze the effect of chess game to comfort mind (cognitive) at elderly with dementia. Design used in this
study was quasy experimental study. Population in this study was elderly with dementia in Lamongan. The
respondent in this study is 20 person, consist by 10 person in intervention group and 10 person in control
group. Respondent selected through multi stage random sampling. The independent variable was chess
game, and dependent variable was comfort mind (cognitive).Data were collected using MoCA-Ina
questionnaires and analyzed using Paired T-Test and Independent T-Test with a significance level of α ≤ 0.05.
The results showed that there was no difference in mean score difference in the comfort of mind (-0.1) in the
control group (p = 0758), otherwise there is a positive difference (3,2) mean score comfort of mind on elderly
people who do chess game (p = 0.001). There is a difference in the comfort of mind (cognitive) between the
intervention group and the control group (p = 0.008). It can be concluded that the intervention of chess
games ( increases comfort mind (cognitive) in the elderly. The results of this study suggest that the game of
chess can be used as a nursing intervention to improve the mind comfortably in the elderly with dementia .

Keywords: chess game, comfort mind cognitive, dementia elderly

PENDAHULUAN 2004; SIGN, 2006). Demensia dapat dipengaruhi


oleh beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Demensia adalah suatu proses Faktor intrinsik meliputi genetik, usia, dan jenis
neurodegeneratif dengan gejala penurunan kelamin; faktor ekstrinsik meliputi gaya hidup,
kognitif meliputi memori, bahasa, atensi, fungsi pendidikan, pekerjaan dan lingkungan.(McCullagh,
eksekutif, dan visuospasial. Gejala demensia 2001; Chen, 2009; Pattanayak, 2010; Thorpe,
meliputi penurunan ingatan, kesulitan 2009).
berkomunikasi, dan perubahan mood dan Peningkatan jumlah lansia telah terjadi di
kebiasaan (Mardjono, 2010; Grabowski et al, berbagai negara di dunia. Peningkatan ini terjadi

JURNAL KEPERAWATAN 63
Vol. IX No 2 AGUSTUS 2016 ISSN 1979 - 8091

karena adanya perbaikan pelayanan kesehatan, mempengaruhi mood dan emosinya. Permainan
yang dapat meningkatan derajat kesehatan pada tersebut membuat perasaan seseorang menjadi
seseorang (World Alzheimer Report, 2015). senang, yang kemudian meningkatkan tingkat
Peningkatan derajat kesehatan berpengaruh kenyamanan.Katherine Kolcaba (2003)
terhadap peningkatan Angka Harapan Hidup mendefinisikan dalam teorinya bahwa
(AHH). AHH yang meningkat juga memiliki kenyamanan meliputi empat aspek, yaitu
dampak negatif, yaitu bertambahnya jumlah kenyamanan fisik, psikospiritual, sosial, dan
penderita gejala neurodegeneratif, salah satunya lingkungan. Kenyamanan fisik berhubungan
adalah demensia (DepKes, 2013).Berbagai cara dengan sensasi tubuh dan mekanisme
dapat dilakukan untuk menjaga fungsi kognitif homeostatis; kenyamanan psikospiritual
agar tidak memperburuk tingkat demensia, berhubungan dengan kesadaran internal diri, yang
diantaranya yaitu dengan aktifitas kognitif yang meliputi harga diri, konsep diri, seksualitas, makna
dapat meningkatkan tingkat kenyamanan seperti kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan
memasak, mengerjakan hobi, membaca koran dan lebih tinggi; kenyamanan lingkungan berhubungan
majalah, dan menonton tv (Wreksoatmojo, 2013). dengan lingkungan, kondisi, dan pengaruh dari
Permainan catur juga merupakan salah satu luar; kenyamanan sosial berhubungan dengan
aktifitas kognitif. Namun, pengaruh chess game hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan
(permainan catur) terhadap pikiran nyaman sosial.
(kognitif) pada lansia demensia di Desa Permainan catur adalah permainan yang
Karanggeneng Kabupaten Lamongan masih perlu dilakukan dengan cara memindahkan bidak dari
dijelaskan. satu tempat ke tempat yang lain, dengan tujuan
Menurut World Alzheimer Report (2015), untuk memakan bidak milik lawan. Permainan
terdapat sekitar 46,8 juta orang yang menderita inimempunyai dua aspek, yaitu psikologis dan
demensia, dan proporsi pada negara miskin dan sosial. Pada aspek psikologis, permainan ini dapat
berkembang mencapai 58%. Jumlah ini sendiri menstimulasi pikiran lansia yang memainkannya
akan terus bertambah setiap 20 tahun, mencapai menjadi nyaman. Ketika suasana nyaman sudah
74,7 juta pada 2030 dan 131,5 juta pada 2050. ada dalampikiran manusia, maka berbagai
Asia Tenggara dengan 3,60 juta orang yang informasi yang telah diterima otak dapat diingat
menderita demensia yang merupakan angka dengan mudah, sehingga terjadi perbaikan
tertinggi ke-4 di benua Asia. Indonesia menjadi kognitif pada lansia. Pada aspek sosial, permainan
Negara ke-9 dari 10 negara dengan jumlah ini membuat lansia yang memainkannya saling
penderita demensia terbanyak di dunia, dengan berinteraksi antar individu, sehingga kenyamanan
11 juta orang. Penelitian Hartati (2010) sosial pun meningkat. Tujuan penelitian adalah
menyebutkan bahwa 15% dari jumlah lansia mengkaji Pengaruh Chess Game (Permainan
Indonesia mengalami demensia. Menurut Badan Catur) Terhadap Pikiran Nyaman (Kognitif)pada
Pusat Statistik (2015) menyatakan bahwa Jawa Lansia Demensia di Desa Karanggeneng
Timur mempunyai 2.924.387 lansia, sedangkan Kabupaten Lamongan.
Kabupaten Lamongan memiliki jumlah lansia
sebanyak117.565orang dari 27 kecamatan. BAHAN DAN METODE
Kecamatan Karanggeneng memiliki jumlah lansia
3678 orang. Berdasarkan data dari kantor balai Desain penelitian adalah Quasy-
Desa Karanggeneng, di Desa Karanggeneng Experiment. Populasi target pada penelitian ini
terdapat 271 orang lansia, yang merupakan angka adalah lansia demensia di Kabupaten Lamongan
tertinggi dari seluruh desa di Kecamatan berjumlah 17.635 orang. Populasi terjangkau pada
Karanggeneng. penelitian ini adalah lansia demensia di Desa
Studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 Karanggeneng Kabupaten Lamongan yang telah di
orang lansiatanggal 18 April 2016 di desa skrining dan memenuhi kriteria inklusi dan
Karanggeneng, menghasilkan data bahwa 4 dari 5 eksklusi berjumlah 36 orang. Kriteria inklusi dalam
orang tidak dapat mengingat dengan baik; 2 dari penelitian ini adalah lansia dengan hasil
5 orang tidak dapat menirukan kalimat dengan interpretasi skor Montreal Cognitive Assesment
baik; 4 dari 5 orang tidak dapat menerapkan (MoCA) 1-26, lansia yang mampu berkomunikasi,
fungsi eksekutif dengan baik; 4 dari 5 orang tidak lansia yang pernah atau bisa bermain catur, dan
dapat memberikan perhatian terhadap suatu lansia yang bersikap kooperatif. Kriteria eksklusi
kejadian dengan baik; dan 4 dari 5 orang tidak dalam penelitian ini adalah lansia dengan penyakit
dapat menggambarkan kemampuan visuospasial stroke dan Alzheimer, lansia yang memiliki riwayat
dengan baik. Pada studi pendahuluan tersebut 4 trauma padakepala, dan lansia dengan tuna netra.
dari 5 orang lansia mengalami demensia. Metode yang digunakan dalam pemilihan
Penelitian Granic (2014) menyebutkan tempat dilakukan dengan multistage sampling
bahwa ketika seseorang memainkan sebuah method, yaitu memilih tempat secara random
permainan, maka permainan tersebut dapat untuk representative tempat sampel dalam

JURNAL KEPERAWATAN 64
Vol. IX No 2 AGUSTUS 2016 ISSN 1979 - 8091

penelitian. Peneliti memilih salah satu kecamatan abstrak 1 item, pengulangan kembali 1 item, dan
di Lamongan dari 27 kecamatan, dilanjutkan orientasi terdiri dari 1 item.Skor tertinggi yaitu 30
memilih salah satu desa dari 474desa secara poin. Interprestasinya skor 26-30 disebut normal
random. Pemilihan sampel menggunakan dan 1-25 disebut dibawah normal.
pendekatan simple random sampling atau Lokasi penelitian di Desa Karanggeneng,
pengambilan sampel secara acak, agar dapat Lamongan. Penelitian dilakukan pada 1 – 15 Juni
mewakili populasi yang ditentukan peneliti. 2016, dengan 7 sesi dalam 2 minggu. Durasi tiap
Penelitian ini mempunyai besar sampel 20 orang, sesi 60 menit. Pretest dilakukan pada setiap klien
terdiri dari 10 orang kelompok kontrol dan 10 yang menjadi responden, pada masing-masing
orang kelompok perlakuan dari seluruh populasi kelompok perlakuan dan kontrol. Adapun hal yang
lansia di Desa Karanggeneng Kabupaten dinilai yaitu pikiran nyaman (tingkat kognitif ) dari
Lamongan. klien dengan menggunakan intrsumen Montreal
Variabel independen dalam penelitian ini Cognitive Assesment (MoCA). Permainan catur
adalah permainan catur, sedangkan variabel dilakukan oleh kelompok perlakuan, dan peneliti
dependennya adalah pikiran nyaman (kognitif). mengobservasi setiap intervensi menggunakan log
Instrumen yang digunakan untuk mengatur book. Setelah dilakukan intervensi permainan
variable dependen dalam penelitian ini adalah The catur selama 2 minggu, maka tahap selanjutnya
Montreal Cognitive Assesment yang telah dilanjutkan dengan posttest untuk mengetahui
dimodifikasi dalam bahasa Indonesia dalam kondisi akhir kognitif pada lansia, baik pada
pretest dan posttest. MoCA-INA secara kelompok kontrol maupun pada kelompok
keseluruhan terdiri atas 13 item tes yang perlakuan. Peneliti kemudian membandingkan
mencangkup 8 domain yaitu pikiran nyaman berdasarkan hasil test kognitif
visuospatial/executive terdiri dari 3 item, pretest dan posttest yang diperoleh. Posttest
penamaan terdiri dari 1 item, memori terdiri dari 1 dilakukan menggunakan intrsumen Montreal
item, perhatian terdiri dari 3 item, bahasa 2 item, Cognitive Assesment (MoCA).
Data yang terkumpul diolah dengan kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol
membuat penilaian pada kuesioner MoCA, berpendidikan tingkat SMA yaitu sebesar 50%.
kemudian dilakukan coding, tabulasi data, dan Raji (2010) menyatakan bahwa lansia yang
dianalisis data dengan menggunakan uji statistik memiliki pendidikan rendah beresiko empat kali
Paired T-Test dan Independent T-Test. lipat mengalami demensia dibanding dengan
lansia yang berpendidikan tinggi.
Hasil Dan Pembahasan Data terkait faktor keturunan demensia
menunjukkan bahwa 70% lansia dari kelompok
Karakteristik Lansia perlakuan dan 60% dari kelompok kontrol tidak
mempunyai riwayat ataupun saudara yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia mengalami demensia. McCullagh (2001)
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan mengungkapkan bahwa Individu yang mempunyai
seluruhnya berjenis kelamin laki-laki, hampir gen APOE beresiko empat kali lebih besar terkena
seluruhnya berusia 60-74 tahun, setengahnya demensia.
lulusan SLTA, sebagian besar tidak memiliki Data gaya hidup lansia menunjukkan
keturunan dimensia, merokok dan bekerja (tabel bahwa 60% responden dari kelompok perlakuan
1) dan 80% dari kelompok kontrol merokok, 60%
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia dari kelompok perlakuan dan 50% dari
persentase lansia dari kelompok perlakuan 100% kelompok kontrol sering minum kopi, dan 100%
berusia 60-74 tahun, sedangkan pada kelompok dari kelompok kontrol maupun kelompok
kontrol 95% berusia 60-74 tahun. Chen (2009) perlakuan menggosok gigi dengan pasta gigi.
menyatakan bahwa resiko demensia meningkat Nordström (2013) dan Sabia (2014) menyatakan
setiap 5 tahun sejak usia 65 tahun, dikarenakan bahwa merokok dapat meningkatkan jumlah
makin banyaknya neuron di otak yang menjadi plasma homosistein, yang merupakan salah satu
kusut (Neurofibrillary Tangles) dan munculnya faktor terjadinya stroke, gangguan kognitif,
berbagai plak. demensia alzheimer, dan demensia tipe yang lain.
Lansia pada kelompok perlakuan dan Pasta gigi yang mengandung fluoride juga dapat
kelompok kontrol semuanya berjenis kelamin laki- merusak otak dan menyebabkan penurunan daya
laki dengan persentase 100%. Menurut Chen ingat. Menurut McDonald (2014), konsumsi kopi
(2009) laki-laki memiliki angka kejadian demensia dalam jumlah sedang (3-5 cangkir per hari)
vaskuler yang lebih tinggi dari wanita. Hal ini selama 10 tahun menunjukkan dampak yang
terjadi karena laki-laki memiiki resiko terkena signifikan pada peningkatan memori serta
penyakit kardiovaskular yang lebih besar. penurunan risiko terkena demensia.
Data mengenai tingkat pendidikan
menunjukkan bahwa lansia terbanyak pada

JURNAL KEPERAWATAN 65
Vol. IX No 2 AGUSTUS 2016 ISSN 1979 - 8091

Tabel 1 Karakteristik Lansia di Desa Karanggeneng Kabupaten Lamongan,


Juni 2016
Karakteristik Kelompok
Kelompok Kontrol
Perlakuan
Umur f % f %
Laki-laki 10 100,0 10 100,0
Perempuan 0 0,0 0 0,0
Jumlah Total 10 100,0 10 100,0
Usia f % f %
60-74 ahun 9 90,0 10 100,0
>70 tahun 1 10,0 0 0,0
Jumlah Total 10 100,0 10 100,0
Pendidikan f % f %
SD 1 10,0 2 20,0
SLTP 4 40,0 3 30,0
SLTA 5 50,0 5 50,0
Perguruan Tinggi 0 0,0 0 0,0
Jumlah Total 10 100,0 10 100,0
Keturunan demensia f % f %
Ya 4 40,0 3 30,0
Tidak 6 60,0 7 70,0
Jumlah Total 10 100,0 10 100,0
Merokok f % f %
Ya 4 40,0 6 60,0
Tidak 6 60,0 4 40,0
Jumlah Total 10 100,0 10 100,0
Minum Kopi f % f %
Ya 5 50,0 6 60,0
Tidak 5 50,0 4 40,0
Jumlah Total 10 100,0 10 100,0
Kenyamanan Lingkungan f % f %
Ya 10 100,0 10 100,0
Tidak 0 0,0 0 0,0
Jumlah Total 10 100,0 10 100,0
Pekerjaan f % f %
Bekerja 3 30,0 6 60,0
Tidak Bekerja 7 70,0 4 40,0
Jumlah Total 10 100,0 10 100,0

Data mengenai tingkat kenyamanan


menyatakan bahwa 100% lansia dari kelompok PIKIRAN NYAMAN
kontrol maupun kelompok perlakuan merasa
nyaman dengan lingkungannya. Tingkat Hasil pikiran nyaman lansia berdasarkan
kenyamanan yang baik dapat mempermudah pengkajian Montreal Cognitive Assesment
stimulasi kognitif yang diterima oleh otak. menunjukkan rerata skor pikiran nyaman
Data mengenai pekerjaan menunjukkan (kognitif) pada kelompok kontrol sebelumnya 20,1
bahwa 60% lansia dari kelompok perlakuan dan dan setelah 20,0 dengan selisih -0,1, hasil Paired
70% dari kelompok kontrol lansia masih bekerja. T-Test 0,758 yang berarti tidak ada perbedaan
Menurut Sidiarto (2003), seseorang yang pekerja skor pikiran nyaman sebelum dan sesudah
keras/over working seperti petani dan buruhdapat perlakuan. Sedangkan rerata skor pikiran nyaman
mempercepat proses penuaan, dan (kognitif) pada kelompok perlakuan sebelum
mempengaruhi fungsi kognitif. Namun jika dilakukan intervensi chess game (permainan
pekerjaan tersebut secara terus menerus dapat catur) yaitu 20,3 dan setelah dilakukan intervensi
melatih otak, maka dapat memperlambat menjadi 23,5, dengan rata-rata kenaikan skor
penurunan fungsi kognitif. sebesar 3,2 ; hasil Paired T-Test 0,001. Hal ini
berarti ada perubahan nilai pikiran nyaman

JURNAL KEPERAWATAN 66
Vol. IX No 2 AGUSTUS 2016 ISSN 1979 - 8091

(kognitif) pada kelompok perlakuan sebelum dan perbedaan pikiran nyaman antara kelompok
sesudah diberikan intervensi permainan catur. Hal kontrol dengan kelompok lansia yang diberikan
ini diperkuat dengan hasil Independent T test permainan catur (Tabel 2).
(p=0,008<α=0,05), yang menunjukkan ada

Tabel 2 Hasil skor pikiran nyaman (kognitif) pre dan post test pada kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
No Skor Pre Skor Post Selisih(∆) Skor Pre Skor Post Selisih(∆)
1 22 22 0 15 19 +4
2 20 19 -1 22 25 +3
3 17 18 +1 19 21 +2
4 19 17 -2 21 25 +4
5 24 24 0 24 26 +2
6 20 20 0 20 23 +3
7 21 22 +1 17 21 +4
8 19 20 +1 21 25 +4
9 23 23 0 23 26 +3
10 16 15 -1 21 24 +3
Rerata 20,1 20,0 -0,1 20,3 23,5 +3,2
Paired T-Test p = 0,758 p = 0,001
Independent T-Test p = 0,008
Keterangan : skor 1-25 ( dibawah normal), skor 26-30 ( normal)

Hasil uji statistik Independent T-Test meliputi memori, bahasa, fungsi eksekutif, dan
sebagai perbandingan antara kelompok perlakuan visuospasial.
dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa pada Permainan catur dapat meningkatkan
saat posttest setelah dilakukan intervensi kenyamanan psikososial pada lansia. Pada aspek
permainan catur menghasilkan nilai p = 0,008. Hal psikologi, permainan catur meningkatkan mood
ini menjelaskan bahwa ada pengaruh pemberian dan emosi sehingga menimbulkan rasa nyaman.
intervensi permainan terhadap pikiran nyaman Demikian pula pada aspek sosial, permainan ini
(kognitif) pada lansia demensia. Hasil penelitian membuat lansia saling berinteraksi antar sesama
ini sesuai dengan Clemenson (2015) bahwa individu sehingga kenyamanan sosial pun
intervensi permainan yang diberikan dapat meningkat.
meningkatkan fungsi kognitif. Penurunan kognitif dapat menyebabkan
Lansia pada penelitian ini sebagian besar penurunan tingkat kenyamanan, sehingga
berusia 60-74 tahun. Menurut WHO (2012), membuat lansia sulit menerima informasi yang
rentangusia ini masuk dalam kategori lansia. diberikan. Ketika permainan catur dilakukan, maka
Lansia mengalami berbagai penurunan pada suasana nyaman akan ada dalam pikiran lansia
seluruh fungsi tubuh, salah satunya yaitu fungsi sehingga berbagai informasi yang telah diterima
kognitif. Penurunan fungsi kognitif merupakan otak dapat dengan mudah diterima dan diingat
salah satu gejala demensia. Menurut Mardjono kembali dengan baik. Saat lansia melakukan
(2010) menyatakan bahwa demensia adalah suatu permainan catur, fungsi visual dan kinestetik pada
proses neurodegeneratif dengan gejala gangguan lansia akan terangsang. Fungsi kinestetik
penurunan kognitif meliputi memori jangka terangsang saat memindahkan bidak dari satu
pendek dan jangka panjang, serta penurunan tempat ke tempat yang lain; sedangkan fungsi
intelektual. visual terjadi saat lansia berkonsentrasi untuk
Intervensi permainan catur diberikan melihat pergerakan dari bidak lawan.
secara terjadwal 7x dalam 2 minggu dengan Pada fungsi visual, proses melihat diawali
tujuan melatih fungsi kognitif dari reponden. dari serangkaian sel dan sinaps yang membawa
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa latihan informasi visual dari lingkungan yang dibawa ke
adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga otak untuk diolah. Proses ini melibatkan retina,
yang ada dengan mengulang-ulang aktivitas saraf optik, saluran optik, lateral geniculate
tertentu. Setelah dilakukan intervensi permainan nucleus (LGN), radiasi optik, dan kortex striate,
catur pada kelompok perlakuan didapatkan kemudian dilanjutkan ke thalamus yang
peningkatkan pikiran nyaman (kognitif). Pada merupakan bagian dari sistem limbik.(Remington,
kelompok perlakuan, didapatkan peningkatan 2012; Tovee, 2001). Demikian pula pada fungsi
pada sebagian besar aspek fungsi kognitif, kinestetik, rangsangan yang diterima oleh kulit

JURNAL KEPERAWATAN 67
Vol. IX No 2 AGUSTUS 2016 ISSN 1979 - 8091

yang merupakan bagian terluar tubuh. Faktor ini juga dapat mempengaruhi intervensi
Rangsangan kemudian diteruskan oleh saraf yang dilakukan.
aferen menuju ke spinal cord, lalu ke parabrachial Berdasarkan hasil penelitian, skor rata-
complex, periaqueductal grey, dan berakhir di ratapre test pikiran nyaman (kognitif) pada
sistem limbik. kelompok kontrol yaitu 20,10 dan skor rata-rata
Semua rangsang dan informasi yang post test menjadi 20,0 dengan rata-rata
telah sampai di sistem limbik, akan diolah oleh penurunan skor sebesar -0,1. Hasil uji statistik
hippocampus dan amygdale. Hippocampus Paired T-Test menunjukkan nilai p = 0,758. Hal ini
merupakan bagian dari sistem limbik yang bermakna bahwa tidak ditemukan perubahan nilai
mengatur tentang pembentukan memori, pikiran nyaman (kognitif) secara signifikan pada
sedangkan amygdale merupakan bagian yang kelompok kontrol. Responden pada kelompok
mengatur emosi dan perasaan. Rangsang dan kontrol 80% memiliki kebiasaan merokok, dan
informasi kemudian akan diteruskan ke pre frontal 40% memiliki riwayat keturunan demensia yang
cortex (Catani et al, 2013; Rolls, 2013). Jika hal ini lebih banyak dari persentase kelompok perlakuan.
dilakukan secara berulang, maka akan Pada kelompok kontrol juga tidak diberikan
mempengaruhi pikiran nyaman (kognitif) pada stimulasi untuk menjaga agar pikiran nyaman
lansia demensia. (kognitif) tetap baik. Faktor – faktor tersebut
Lansia pada kelompok perlakuan 100% dapat menjadi salah satu penyebab penurunan
berjenis kelamin laki-laki. Laki-laki memiliki pola skor rata – rata pikiran nyaman (kognitif) pada
pikir dengan lebih banyak menggunakan logika. kelompok kontrol.
Pola pikir menggunakan logika sangat membantu Dalam Fitzpatrick (2013) dan Sitzman
dalam melakukan permainan catur yang (2011), Kolcaba mengembangkan Teori
membutuhkan strategi, sehingga permainan catur Kenyamanan (Theory of Comfort ). Teori ini
ini cocok digunakan oleh lansia laki-laki. Faktor ini menyatakan bahwa manusia memiliki Health Care
dapat mempengaruhi nilai tingkat pikiran nyaman Needs (Kebutuhan Perawatan Kesehatan)
(kognitif). yangdidefinisikan sebagai kebutuhan untuk
Faktor lain yang mendukung peningkatan memperoleh kenyamanan. Kenyamanan dapat
nilai tingkat pikiran nyaman (kognitif) adalah diperoleh dari kenyamanan fisik, psikospiritual,
tingkat pendidikan dan pekerjaan responden, lingkungan, dan sosial. Kenyaman juga
konsumsi kopi (gaya hidup), dan faktor keturunan. dipengaruhi oleh Intervening Variables (variabel
Pada penelitian ini, 50% responden pada yang berpengaruh), yaitu didefinisikan sebagai
kelompok perlakuan tamat SMA dan 60% masih interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi
bekerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan persepsi resipien tentang kenyamanan. Pada
seseorang, maka semakin mudah pula dalam penelitian ini, kenyamanan diperoleh dari
menerima stimulasi kognitif pada otak. Sebaliknya, intervensi permainan catur, sehingga membuat
tingkat pendidikan yang rendah dapat membuat pikiran (psikologi) dan sosial responden menjadi
penurunan fungsi kogitif lebih awal. Apabila otak nyaman. Pikiran nyaman juga akan dipengaruhi
sering digunakan untuk aktif berpikir, baik dalam Intervening Variables (variabel yang
aktifitas sehari-hari maupun saat bekerja, dapat berpengaruh), meliputi faktor internal dan faktor
mempengaruhi kinerja otak, dan dapat eksternal. Faktor internal terdiri dari genetik, usia,
memperlambat terjadinya penurunan fungsi dan jenis kelamin. Faktor eksternal terdiri dari
kognitif. pendidikan, pekerjaan, dan gaya hidup.
Lansia pada penelitian kelompok Selanjutnya apabila kenyamanan pada
perlakuan 60% sering mengkonsumsi kopi, yang pikiran sudah tercapai, maka akan masuk ke
dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Menurut tahap Health Seeking Behavior (HSBs). Health
Kristina (2014), hal ini disebabkan kafein yang Seeking Behavior (HSBs) adalah suatu keadaan
memblok reseptor adenosin sehingga terjadi yang menggambarkan secara luas hasil yang
peningkatan neurotransmitter otak yaitu dopamin dihubungan dengan usaha mencari penyembuhan
dan norepinefrin yang akan memberikan efek kesehatan. Perilaku penyembuhan kesehatan
segar dan meningkatkan konsentrasi. Chen (2010) dapat berasal dari internal (penyembuhan dari diri
juga menyatakan bahwa kafein juga berfungsi sendiri), eksternal (aktivitas yang terkait dengan
untuk menghambat beberapa efek negatif dari kesehatan), atau berakhir dengan tidak ada usaha
kolesterol yang dapat membuat pembuluh darah penyembuhan, yang berakhir dengan kematian.
otak pecah serta menghambat aktivitas enzim Dalam penelitian ini, responden yang telah
acetylcholinesterase yang dapat memecah menyadari dirinya telah menderita demensia, akan
neurotransmitter dan asetilkolin. berusaha untuk mencari usaha agar bisa
Pada penelitian ini, 65% lansia pada mengurangi dampak dari demensia.
kelompok perlakuan tidak memiliki saudara yang Health Seeking Behavior (HSBs)
mengalami demensia. Sebagian besar lansia yang kemudian akan dipengaruhi oleh kebijakan dari
mengalami demensia mempunyai gen APOE. Institusional Integrity (institusi terkait). Kolcaba

JURNAL KEPERAWATAN 68
Vol. IX No 2 AGUSTUS 2016 ISSN 1979 - 8091

menjelaskan yang dimaksud dengan institusi


terkait adalah kelompok, komunitas, sekolah, Grabowski, T. J., & Damasio, A. R. (2004).
rumah sakit, tempat ibadah, panti asuhan, yang Definition, Clinical Features and
memiliki kualitas atau tempat yang lengkap. Neuroanatomies Basis Of Dementia. The
Hubungan antara kenyamanan dan institusi terkait neuropathology of dementia, 1.
akan terus berulang, dan akan dipengaruhi oleh
best prices (harga yang terjangkau) dan best Granic, I., Lobel, A., & Engels, R. C. (2014). The
policy (kebijakan dan pelayanan yang baik). Benefits of Playing Video Games. American
Dalam penelitian ini, lansia yang berusaha untuk Psychologist,69(1), 66.
mengurangi dampak dari demensia, juga akan
dipengaruhi oleh institusi terkait meliputi Hartati, S., & Widayanti, C. G. (2010). Clock
kelompok dan komunitas lansia, posyandu lansia, Drawing: Asesmen Untuk Demensia (Studi
hingga rumah sakit. Lansia akan Deskriptif pada Orang Lanjut Usia di Kota
mempertimbangkan dimana mereka dapat Semarang). Jurnal Psikologi Undip, 7(1), 1-
berobat, dengan mencari institusi yang 10.
mempunyai kebijakan dan pelayanan yang baik
dalam mengurangi dampak dari demensia, dan Kristina, Susi A. (2014). Minum Kopi Baik untuk
harga yang terjangkau dalam setiap pelayanan Kesehatan. Tribun News, 27 April, hal 15,
kesehatan. diakses 17 Mei 2016,
<http://farmasi.ugm.ac.id/files/piotribun/2
KESIMPULAN DAN SARAN 014-4-27-58026Minum-Kopi-Baik-untuk-
Kesehatan.pdf>
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan disimpulkan bahwa intervensi chess Mardjono M, Sidharta P. (2010). Neurologi Klinis
game (permainan catur) meningkatkan pikiran Dasar. Jakarta: Dian Rakyat
nyaman (kognitif) pada lansia. Hasil penelitian ini
menyarankan bahwa permainan catur dapat McDonald, Ian. (2014). Back in the Spotlight:
digunakan sebagai salah satu intervensi asuhan Could Coffe Consumption Reduce Your Risk
keperawatan untuk meningkatkan pikiran nyaman of Dementia?Alzheimer‟s Australia
pada lansia dengan demensia. Dementia Research Foundatioun, diakses
17 Mei 2016,
DAFTAR PUSTAKA <http://dementiaresearchfoundation.org.a
u/blog/back-spotlight-could-coffe-
Catani, M., Dell‟Acqua, F., & De Schotten, M. T. consumption-reduce-your-risk-dementia>.
(2013). A Revised Limbic System Model for
Memory, Emotion and Behaviour. Nordström, P., Nordström, A., Eriksson, M.,
Neuroscience & Biobehavioral Wahlund, L. O., & Gustafson, Y. (2013).
Reviews,37(8), 1724-1737. Risk factors in late adolescence for young-
onset dementia in men: a nationwide
Chen, J. H., Lin, K. P., & Chen, Y. C. (2009). Risk cohort study.JAMA internal
Factors for Dementia.Journal of the medicine,173(17), 1612-1618.
Formosan Medical Association,108(10),
754-764. Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan dan Perilaku
Chen, X., Ghribi, O., & Geiger, J. D. (2010). Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Caffeine Protects Against Disruptions Of
The Blood-Brain Barrier In Animal Models Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian
Of Alzheimer's And Parkinson's Diseases. Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Journal of Alzheimer's Disease, 20(S1),
127-141. Pattanayak, R. D., & Sagar, R. (2011). Depression
In Dementia Patients: Issues And
Clemenson, G. D., & Stark, C. E. (2015). Virtual Challenges For A Physician.JAPI, 59, 647.
Environmental Enrichment through Video
Games Improves Hippocampal-Associated Raji, M. A., Al Snih, S., Ostir, G. V., Markides, K.
Memory.The Journal of Neuroscience, S., & Ottenbacher, K. J. (2010). Cognitive
35(49), 16116-16125. status and future risk of frailty in older
Mexican Americans.The Journals of
Fitzpatrick, J.J., and Wallace, M. (2013). Gerontology Series A: Biological Sciences
Encyclopedia of Nursing Research. 3rd and Medical Sciences,65(11), 1228-1234.
Edition. Springer Publishing Company Inc,
New York.

JURNAL KEPERAWATAN 69
Vol. IX No 2 AGUSTUS 2016 ISSN 1979 - 8091

Remington Lee Ann. 2012. Clinical Anatomy and Sitzman, K.L., Lisa W.E. (2011). Understanding
Physiology of the Visual System 3rd the work of Nurse Theorist, A Creative
edition. St. Louis: Butterworth Heinemann beginning Second Edition. Jones and
Elsevier Bartlett: Canada

Rolls, E. T. (2015). Limbic Systems For Emotion Thorpe, Lilian. (2009). Depression vs. Dementia:
And For Memory, But No Single Limbic How Do We Assess? Canada: The Canadian
System. Cortex, 62, 119-157. Review of Alzheimer‟s Disease and Other
Dementias
Sabia, S., Elbaz, A., Britton, A., Bell, S., Dugravot,
A., Shipley, M.,& Singh-Manoux, A. (2014). Tovee, Martin J. (2001). An Introduction to The
Alcohol consumption and cognitive decline Visual System. New York: University of.
in early old age.Neurology, 82(4), 332-339. Cambridge.

Sidiarto LD, Kusumoputro S. (2003). Memori Anda World Alzheimer‟s Report. (2015). The Global
Setelah Usia 50. Jakarta: Penerbit Impact of Dementia: An Analysis of
Universitas Indonesia Prevalence, Incidence, Cost and Trends.
London: Alzheimer‟s Disease
SIGN (Scottish Intercollegiate Guidelines International.
Network). (2006). Management of Patients
with Dementia: A national clinical guideline Wreksoatmodjo, B.R. (2013). Pengaruh Social
(Edinburgh: SIGN) Engagement terhadap Fungsi Kognitif
Lanjut Usia di Jakarta.Disertasi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat

JURNAL KEPERAWATAN 70

Anda mungkin juga menyukai