Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NPM : 010118160
Kelas : CD
Smt :4
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAKUAN
SOAL/PERTANYAAN :
1. Uraikan tentang peristilahan Hak Asasi Manusia (HAM), pengertian HAM, sejarah HAM serta
Batas HAM!, terkait pengertian HAM apakah bayi yang masih dalam kandungan sudah
dianggap mempunyai hak dan bila bayi itu lahir kemudian meninggal hapuskah hak itu serta
2. Jelaskan mengenai hubungan HAM dengan Hukum dan Negara disertai contohnya?
3. Sebutkan mengenai pengaturan HAM baik secara internasional dan Nasional serta uraikan
mengenai konsepsi HAM baik di Negara-negara Liberal, Sosialis dan Negara-negara dunia
ketiga?
4. Terkait Deklarasi Sejagat HAM yang dikeluarkan oleh PBB pada tahun 1948, apakah
mempunyai daya ikat secara hukum terhadap Negara-negara di dunia mohon berikan
penjelasan ?
5. Jelaskan mengenai perkembangan Ham dewasa ini di dunia Internasional dan di Indonesia?
-OOOOO-
Disetujui oleh : Diperiksa oleh :
Wakil Dekan Bidang Akademik, Koordinator/Penguji Mata Kuliah,
SOAL JAWABAN
Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa HAM berasal dari
Tuhan. Dengan demikian setiap manusia memiliki hak yang sana. Karena
mempunyai hak yang sama agar tidak terjadi tabrakan kepentingan antara
manusia yang satu dengan lainnya, maka Negara berkewajiban untuk
mengaturnya sebagai batas dari penggunaan hak yang dimiliki manusia tersebut.
Alat yang dapat digunakan untuk membatasi penggunaan hak adalah berupa
aturan atau hukum.
- Sejarah Singkat Perkembangan HAM
Berbicara mengenai sejarah HAM, berari menelusuri suatu perjuangan
disertai berbagai pengorbanan yang amat besar, namun hingga saat ini belum
dapat dikatakan bahwa HAM telah ditegakkan secara utuh.
Perkembangan HAM :
1) Magna Charta 1215 ;
2) Petition of Rights 1628 ;
3) Bill of Rights 1679 (Inggris) ;
4) Bill of Rights 1768 (Amerika Serikat) ;
5) Declaration des Droit de L’homme et du Citoyen 1789 ;
6) Universal Declaration of Human Rights 1948.
Ditinjau dari segi waktu,maka terdapat tiga Negara yang tercatat sebagai
peletak HAM, yaitu Inggris, Amerika dan Perancis.
HAM yang kita kenal saat ini yang terdapat dalam piagam tertentu atau
dalam pasal UUD atau undang-undang adalah HAM yang telah diperjuangkan
sejak abad XII dan dari ketiga Negara (Inggris, Amerika dan Perancis) yang
dianggap sebaga peletak HAM yang pertama dalam arti yang pertama kali
memperjuangkan HAM adalah Inggris.
Perkembangan selanjutnya yaitu di Inggris pada tahun 167 telah lahir Bill
of Rights yang merupakan salah satu dokumen penting untuk menghormati
HAM.
Demikian pula di Amerika Srikat telah lahir Bill of Rights yang berisikan
hak-hak bagi warga Negara pada tahun 1768.
Dengan terjadinya Revolusi Perancis pada tahun 1789, maka telah
melahirkan suatu deklarasi yang dinamakan : “Declaration des Droit L’homme et
du Citoyen”. Dalam deklarasi ini diatur tentang jaminan terhadap hak-hak asasi
bagi para warganya.
Upaya penegakan HAM bukan merupakan upaya yang mudah. Pada abad ke
20 disaat HAM diperjuangkan telah terjadi arus balik, yaitu terjadinya penindasan-
penindasan yang dilakukan oleh negara dengan lahirnya sistem pemerintahan
otoriter. Hal ini menyebabkan warga masyarakat dari suatu negara berpindah
tempat dan mencari perlindungan di negara-negara yang dapat melindungi hak-hak
mereka. Penghormatan terhadap HAM mulai memudar dan untuk memulihkannya,
maka United Nation Organization (UNO) sebagai Badan Dunia telah mencetuskan
suatu piagam yang dinamakan :”Universal Declaration of Human Rights” pada
tanggal 10 Desember 1948. deklarasi ini berisikan 30 pasal dan diharapkan dengan
Universal Declaration of Human Rights 1948 ini, negara-negara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat meratifikasi ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam deklarasi. Deklarasi ini dibuat dengan tujuan agar HAM dapat
ditegakkan secara universal bagi semua negara.
- Bayi dalam kandungan belum mempunyai hak karena masih bagian ari
ibnya., bayi tersebut dapat dikatakan memiliki hak setelah bayi tersebut lahir
ke dunia.
Jika bayi tersebut sudah lahir, kemudian meninggal, maka hak bayi
tersebut tercabut kembali karena hak hidupnya pun sudah tidak ada, maka
otomatis hak-hak lain pun tercabut.
- Batasan HAM
3. 1) Secara Internasional
- Upaya penegakan HAM bukan merupakan upaya yang mudah. Pada
abad ke 20 disaat dilakukannya perjuangan terhadap HAM, telah terjadi
arus balik, yaitu terjadinya penindasan-penindasan yang dilakukan oleh
Negara terhadap warganya dengan system pemerintahan yang otoriter.
- Penghormatan terhadap HAM semakin memudar, yang ditandai dengan
terjadinya Perang Dunia I dan II yang melibatkan hampir seluruh Negara-
negara di dunia. Keadaan ini telah mendorong PBB sebagai badan dunia
untuk membentuk sebuah komisi pada tahun 1946 yang diberi nama
Commission of Human Rights (KOmisi Hak-hak Asasi Manusia).
- Komisi ini doberi tugas untuk mempersiapkan rancangan pengaturan
tentang Hak Asasi Manusia. Dari hasil kerja komisi tersebut telah
dituangkan dalam suatu deklarasi yang selanjutnya oleh PBB di
deklarasikan pada tanggal 10 Desember 1948, yang dikenal dengan
nama :´” Universal Declaration of Human Rights 1948” (Peringatan Umum
tentang Hak-hak Asasi Manusia).
- Deklarasi ini selain terdiri Preambule (Pembukaan), juga memuat 30
Pasal, dengan rincian :
- Pasal 1 dan 2 memuat asas-asas umum ;
- Pasal 3 sampai dengan 21 memuat hak-hak sipil dan hak-hak politik (Civil
Rights and Political Rights) ;
- Pasal 22 sampai dengan 27 memuat hak-hak ekonomi, social dan budaya
(economic, social and cultural rights)
- Pasal 28 sampai pasal 30 memuat Ketentuan Penutup.
- Tujuan Utama Universal Declaration of Human Rights yaitu merupakan
standar universal tentang HAM. Ternyata deklarasi ini menimbulkan
persoalan mengenai kekuatan mengikatnya. Deklarasi ini dibentuk tidak
berdasarkan perjanjian, maka tidak diperlukan adanya penandatanganan
dari Negara manapun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Universal Declaration of Human Rights 1948 ini merupakan kesepakatan
dasar yang mengikat masyarakat secara moral. Dengan perkataan lain,
deklarasi ini tidak mempunyai kekuatan mengikat secara hokum, hanya
mengikat secara formal.
- Agar HAM yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Rights
ini dapat mengikat secara hokum, maka diperlukan lagi perjanjian, yaitu
yang disebut Covenant. Untuk itu PBB membentuk lagi komisi yang
bertugas untuk merumuskan HAM dalam suatu perjanjian ;
- Komisi ini berhasil merumuskan 2 Covenant dan 1 Optional Protocol pada
tahun 1966, yaitu :
1) International Covenant on Civil and Political Rights 19
2) International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights,
1966 ;
3) Optional Protocol to the International Covenant on Civil and Political
Rights, 1966.
- Hasil kerja komisi ini berbeda dengan hasil kerja komisi tahap pertama.
Perbedaannya terletak pada untuk mengikatkan diri terhadap kedua Covenant maupun
Optional Protocol harus dilakukan dengan persetujuan.
2) Secara Nasional
- Secara Nasional pengaturan HAM terdapat dalam ketiga konstitusi yang
pernah dan sedang berlaku, yiatu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949 dan
UUD SEmentara 1950.
Dari ketiga konstitusi tersebut yang saat ini berlaku, yaitu UUD 1945.
- Dibandingkan dengan UUD Sementara 1950 dan Konstitusi RIS 1949,
pengaturan tentang HAM dalam UUD 1945 (sebelum amandemen)
relative sedikit, yaitu hanya ada 6 pasal (pasal 27, pasal 28, pasal 29,
pasal 30, pasal 31 dan pasal 34).
Hal ini dapat dimengerti, karena UUD 1945 lahir tiga tahun lebih dahulu
dibandingkan dengan Universal Declaration of Human Rights 1948.
- Dari segi kualitatif secara substansial pasal-pasal tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Pasal-pasal yang berkaitan dengan bidang politik, yaitu Pasal 27 ayat (1), Pasal 28
dan Pasal 30 ;
2) Pasal-pasal yang berkaitan dengan bidang social, yaitu Pasal 27 ayat (3), asal 29,
Pasal 31 dan pasal 34.
- Dengan tumbangnya Rezim Orde Baru, Indonesia memasuki era baru,
yaitu era Reformasi. Pada era Reformasi saat ini UUD 1945 telah
diamandemen sebanyak empat kali. Pada amandemen kedua telah
dilakukan perubahan terhadap pasal-pasal tentang HAM, yaitu telah
menempatkan pengaturan HAM pada Bab tersendiri, yaitu Bab X A, PAsal
28 a sampai dengan Pasal 28 j.
Dengan demikian pengaturan tentang HAM setelah diamandemen UUD 1945
menjadi lebih lengkap.
Selain itu juga telah diundangkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
dan UU NO. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
1. Konsepsi HAM Dalam Pemikiran Paham Liberalisme
Paham HAM dalam pemikiran liberal ini lahir sebagai reaksi terhadap
kecenderungan absolutisme raja-raja di Eropa.
Pada abad ke 17 di Eropa HAM mulai diperjuangkan yaitu dengan
lahirnya hokum alam dan hak-hak atas alam. Di dalam hukum alam (natural law)
salah satu muatannya dikenal adanya hak-hak pemberian dari alam (natural
rights), Karena dalam hokum alam dijumpai adanya system keadilan yang
universal, adanya hak pada hokum alam memberi indikasi dan bukti bahwa
hokum alam berpihak pada kemanusiaan.
Hukum alam berkembang 2500 tahun lalu, terbagi dalam dua ajaran, yaitu
: 1) Teori Hukum Alam Irrasional, yaitu hokum yang universal dan abadi
bersumber langsung pada Tuhan. Tokoh dari teori ini adalah Thomas Aquino
dan Dante. 2) Teori Hukum Alam Rasional, yaitu bahwa hokum alam yang
universal dan abadi berasal dari rasio manusia. Tokoh dari teori ini adalah Hugo
De Groot dan Immanuel Kant.
Sebagai modifikasi dari hokum alam, maka telah dikembangkan Teori
Perjanjian Masyarakat (Contract Social). Dalam kaitan ini yaitu Contract Social
yang dikembangkan oleh John Locke.
Menurut John Locke, manusia dalam keadaan status naturalis hidup
dengan damai sesuai dengan hokum akal. Namun demikian manusia dapat
berubah menjadi bersifat seperti binatang apabila jak-hak dasarnya diganggu
oleh orang lain. Agar hak-hak dasarnya tersebut terjamin maka mereka
mengadakan ikatan social (contract social) melalui dua fase. Fase pertama
disebut Pactum Unionis, yaitu antara individu mengadakana perjanjian
membentuk masyarakat atau Negara. Fase kedua ini merupakan perjanjian
penyerahan kekuasaan. Penyerahan kekuasaan ini tidak secara mutlak, karena
hak-hak dasar yang melekat pada individu (hak atas hidup, hak atas
kemerdekaan dan hak milik) tetap berada di tangan individu.
- 1945 – sekarang
Pada periode ini muncul penekanan pada hak-hak dasar seperti
berekspresi hak untuk bebas dan penjajahan dalam bentuk
apapun, memeluk agama dan lain sebagainya, salah satu buktinya
adalah banyak partai politik.
Selain itu banyak ciri khas lain yang muncul dari oleh seluruh
warga sebagai bukti partisipasi untuk memilih para pemimpin,
bukan hanya mewakili mereka sebagai anggota dewan legislatif,
kepala daerah, maupun pemimpin di tingkat nasional yaitu presiden
dan wakil presiden.