Anda di halaman 1dari 7

“BUDIDAYA CABAI MERAH RAMAH LINGKUNGAN”

Oleh:

Qelbi Ghefira

Agribisnis C

18024010140

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


2018/2019
Cabai merah(Capsicum annum)merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai
ekonomi tinggi dan cocok untuk dikembangkan didaerah tropika seperti Indonesia.Cabai
sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagiannya untuk ekspor alam
bentuk kering,saus,dan laninnya.

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan produksi cabai merah yang lebih kompetitif
diperlukan upaya peningkatan produksi yang mengacu pada peningkatan mutu maupun
produktivitas melalui penerapan teknologi budidaya mulai dari penentuan lokasi,penanganan
benih,penanaman,pemeliharaan,hingga penanganan panen yang tepat dan mengacu pada
budidaya sesuai dengan standadt operasional prosedur (SOP) yang mengarah pada pertanian
organik.
Dan Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanain yang mengandalkan bahan
bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintesis (ramah lingkungan),dan yang akhir akhir
ini dikembangkan petani.pengembangan ini juga didorong karena adanya konsumen yang
membutuhkan sumber pangan yang aman konsumsi,bebas dari penggunaan kimia
sintesis.Pertanian organik juga menjadi solusi bagi petani untuk mendapatkan sarana produksi
pertanian yang murah dengan menggunakan sumberdaya alam yang tersedia.
Dan salah satu konsep pertanian organik yang kemudian direkomendasikan adalah
penggunaan pupuk organik dan meminimalisir penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan usaha
tani atau budidaya tanaman.

 Syarat Tumbuh
Cabai merah dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi pada lahan
sawah atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 mdpl. Tanah yang baik untuk penanaman cabai
adalah berstruktur remah atau gembur,subur,banyak mengandung bahan organik ,PH tanah
antara 6-7.
Kandungan air tanah juga harus diperhatikan.Tanaman cabai yang dibudidayakan
disawah sebaiknya ditanam pada akhir musin hujan ,sedangkan ditegalan pada awal musim
hujan.

 Teknologi Budidaya Cabai


1.Varietas yang dianjurkan
Varietas yang dapat digunakan untuk budidaya cabai merah antara lain Lembang-
1,Tanjung-2,Hot chili,Hot beauty,dan lain sebagainya.Kebutuhan benih sebesar 250-350 g/ha.

2. Persemaian
Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian biji/benih ditempat
persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan)sebelim ditanam dilapagan.
2.1. Perlakuan benih
a.Benih direndam dalam larutan atonik selama 12 jam
b.Pemeraman selama 4-5 hari dalam kantong plasik hitam
c.Setelah 4-5 malam benih diperiksa,apabila biji sudah keluar kecambah,mka biji siap disemai

2.2. Persiapan Lahan Persemaian


Membuat bedengan persemaian dan naungan
a. bedengan lebar 1 m dan panjang tergantung kebutuhan, supaya tidak terlalu rapat untuk
10 gram benih disediakan 40-50 cm ke arah panjang.
b. Lahan dicangkul dengan kedalaman 20-25 cm. Buat bedengan dengan lebar 1 meter
dan tinggi 20-25 cm, mengarah utara-selatan,kemudian tanah diratakan.
c. Bedengan mengarah Utara-Selatan dan naungan menghadap ke Timur supaya cahaya
pagi bisa masuk. Ukuran naungan tiang depan 1-1,20 m dan tiang belakang 0,8 – 1 m, atapnya
dengan plastik transparan dan diatas plastik ditutup lagi dengan alang-alang atau daun nipah.

2.3. Membuat Media Semai


a. Media semai terdiri dari pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 1:1;0,25, cara
membuatnya adalah ambil tanah subsoil kira-kira 10-15 cm diatas 0ermukaan, keringkan,
kemudian diayak atau dihaluskan dengan kawat ram. Pupuk kandang yang sudah matang diayak
juga.
b. Sekam padi tidak perlu diayak, kemudian dicampurkan dengan perbandingan seperti diatas.
Supaya bercampur rata diaduk sampai tigakali, sehingga media tadi betul-betul menjadi media
siap untuk digunakan.

2.4. Penyemaian
Benih yang sudah direndam sebaiknya pada pagi hari, supaya benih yang sudah keluar
kecambahnya tidak rusak kepanasan. Caranya sebagai berikut ;
a. Padatkan tanah dasar bedengan supaya akar tidak tumbuh kedalam sehingga mudah
dipindahkan.
b. Sebarkan media yang telah disiapkan setebal 5-6 cm, di sisi kanan dan kiri di pasang
bambu atau kayu untuk menahan media tidak erosi bila disiram.
c. Media diratakan setelah itu disiram sampai basah, taburkan furadan untuk mencegah
hama, tiap ukuran 1 meter diberi 5 gram. Kemudian permukaan media supaya rata ditaburi tanah
yang sudah dihaluskan.
d. Semai benih dengan merata, kemudian tutup dengan tanah yang halus sehingga benih
tertutup tidak kelihatan lagi.
e. Setelah benih tertutup ditutup lagi dengan plastik hitam atau karung goni supaya tidak
masuk sinar, bila tidak ada keduanya bisa ditutup denganplastik transparan tetapi di atas plastik
harus ditutup lagi dengan daun pisang atau karung plastic
f. Setelah 3-4 hari benih sudah tumbuh dan tutup harus dibuka supaya bibit tidak terlalu
tinggi, bila terlambat membuka bibit akan bengkok-bengkok dan batang akan lemah
sehingga sukar untuk dipindahkan. Penyiraman harus menggunakan sprayer agar air berkabut
dan bibit tidak rusak.

2.5. Pemindahan Bibit


Pemindahan bibit dari persemaian ke polybag kecil atau pot terbuat dari daun pisang
dilakukan 9-10 hari setelah semai, media yang digunakan sama dengan media semai.
2.6. Pemeliharaan Bibit
a. Penyiramaan
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari /secukupnya tidak terlalu basah atau
kering,dan. Penyiraman harus dengan air bersih supaya daun tetap sehat.
b. Membuka dan menutup atap naungan
Bibit yang baru tumbuh memerlukan penyiraman yang minimal, pagi hari atap
daun nipah dibuka, kira-kira sampai jam 10.00, kemudian ditutup kembali. Pada
waktu muncul daun sejati, bibit mulai dilatih untuk mendapatkan sinar matahari yang
lebih banyak, sehingga atap haruslebih lama, makin lama mendapatkan sinar
semakin baik untuk perkembangan pertumbuhan
. c. Penyiangan
Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara dicabut supaya akar
tanaman tidak terganggu. Dengan tidak adanya gulma pertumbuhan bibit akan optimal.
d.Pemupukan
Pupuk yang diberikan adalah urea yang dilarutkan dalam air dengan dosis 1-2
gram tiap liter air, kemudian disiramkan. Pemupukan dilakukan dua kali yaitu umur 4 hari
setelah pemindahan dan 8 hari setelah pemindahan.
e. Pengendalian hama dan penyakit
Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan dengan dosis rendah sebanyak 2-3 kali
sebelum tanam ke lapangan.

3. Persiapan Lahan dan Penanamam

3.1. Persiapan Lahan


Persiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah,
meratakan permukaan tanah dan menghilangkan gulma.
a. Pengolahan lahan
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhann tanaman, maka perlu
dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah. Beberapa tahapan yang harus
dikerjakan yaitu :
 Tebang pohon-pohonan dan tebas rumput sampai lahan bersih 
 Bongkar tunggul dari pohon yang ditebang sampai keakar-akarnya 
 Meratakan lahan, karena tanah bergelombang
 Pencangkulan Pertama
masih merupakan bongkahan-bongkahan besar karena banyak mengandung liat dan
keras sekali, sehingga tanah tidak bisa hancur
 Pencangkulan kedua
Sebelum dilakukan pencangkulan kedua, tanah disiram dan dibiarkan beberapa hari,
pada waktu pengolahan lahan dalam keadaan kering (tidak ada hujan), hasil dari
cangkulan kedua tanah masih merupakan bongkahan-bongkahan tetapi lebih kecil dari
cangkulan pertama.
 Pencangkulan Ketiga
Sama seperti pencangkulan kedua, masih terus dilakukan penyiraman sebelum
dicangkul, hasil cangkulan ketiga tanah sudah lebih kecil tetapi belum layak untuk
ditanami, sehingga masih perlu dibasahi supaya pengolahan selanjutnya lebih mudah.
b. Pembuatan Saluran Keliling
Setelah pencangkulan ketiga, lahan diratakan dan dibersihkan dari sisa-
sisarerumputan dan akar-akar tanaman yang masih tersisa sambil menghancurkan tanah yang
masih berbentuk bongkahan-bongkahan kecil. Setelah lahan rata, dibuat saluran keliling untuk
mempermudah keluar masuknya air bila menyiram atau tidak tergenang bila musim hujan.
c. Membuat Bedengan
Lebar 1m dan panjang tergantung kebutuhan, jarak antar bedengan 70 cm, tinggi
bedengan 30 cm. Bentuk bedengan harus rata dan lurussupaya mudah untuk pemasangan mulsa,
dengan dibuatnya bedengan gumpalan-gumpalan tanah makin kecil.
d. Pemberian kapur
Tanaman sayuran dapat tumbuh dengan pH 5,5 sampai 6. Apabila pH tanah terlalu
rendah atau terlalu tinggi, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, tampak merana dan lama
kelamaan akan mati. Untuk mengatasinya tanah asam perlu dinetralkan dengan pengapuran. 2
ton/ha diberikan 2 minggu sebelum tanam. Kapur diberikan secara ditaburkan merata diatas
bedengan, kemudian dicangkul hingga bercampur dengan tanah
e. Pemberian pupuk kandang dan Sekam Padi
Dengan pemberian pupuk kandang yang yang cukup memadai kualitas ataupun
kuantitasnya, tekstur tanahnya akan remah dan kesuburan akan meningkat. . Selain pupuk
kandang diberikan juga bahan organik yang berasal dari sekam padi supaya tanah porusnya dan
tidak padat. Pemberian pupuk kandang 20 ton/ha dan sekam padi 6 ton/ha diberikan 1 minggu
sebelum tanam.
f. Pemberian Pupuk Buatan
Pemberian pupuk buatan dilakukan setelah pupuk kandang dan sekam padi kira-kira 3-4
hari sebelum tanam . Jenis pupuk buatan yang diberikan adalah ; Urea(200 kg/ha), SP-36 (300
kg/ha), KCl (300 kg/ha).
g. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)
Pemasangan mulsa dilakukan setelah pupuk kandang dan pupuk buatan diberikan, pemasangan
mulsa sebaiknya pada siang hari agar mulsa plastik bisa memanjang bila ditarik akan mudah
menutup tanah. Ada juga keuntungannya bagi tanaman antara lain:
 Rumput/gulma dalam bedengan tidak akan tumbuh sehingga mengurangi penyiangan,
kecuali pada lubang tanam.
 Menekan penguapan air dari dalam tanah terutama pada musim kemarau sehingga tidak
perlu sering menyiram
 Dan lain sebagainya.
h. Membuat Lubang Tanam
Membuat lubang tanam dilakukan 1-2 hari sebelum tanam, menurut jarak tanam dan alat
yang digunakan antara lain dengan kaleng susu bekas yang dilubangi, pakai pegangan kemudian
diisi arang atau kayu yang dibakar dan waktu membuat lubang harus siang hari. Jarak tanam
50x40/60x50 cm.
i. Penanaman
Bibit yang akan ditanam dengan menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)
sebaiknya jangan terlalu besar dan terlalu tinggi, karena bila tanaman terlalu besar daun akan bila
kepanasan daun akan kena mulsa dan akan mengalami kekeringan hingga mati. Penanaman
dengan MPHP, umur bibit 18-20 hari setelah disebar, dan sebelum ditanam bibit harus diseleksi
terlebih dahulu.Bibit yang memiliki pertumbuhan yang sama dikumpulkan menjadi satu, dan
yang lain yang kecil dipisahkan untuk persediaan penyulaman.Apabila penanaman pada musim
kemarau,maka lahan harus dilakukan penyiraman dulu sebelum ditanami bibit,dan waktu
penyiraman yang baik pada sore hari.
3.2. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi ;
penyiraman, pemasangan ajir, pemangkasan tunas, penyiangan, pemupukan susulan, dan
pengendalian hama dan penyakit.
 Penyiraman
 Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore, cukup satu cangkir
(300cc)
 Pemasangan Ajir
Ajir ditancapkan ± 10 cm didekat pohon, dipasang setiap pohon sebelah kiri dan
kanan, kemudian antara ajir sebelah kiri dan kanan dipasang palang yang diikat
kokoh.Pemasangan palang yang melebar dan memanjang dilakukan beberapa tingkat
mengikuti pertumbuhan tinggi tanaman sehingga tanaman berdiri kokoh.
 Perempelan tunas
Tunas yang tumbuh pada ketiak daun merupakan tunas yang tidak produktif dan
akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu tunas-tunas samping ini
perlu dirempel/dibuang. Perempelan tunas ini dilakukan pada tanaman cabai berumur
antara 7 sampadei 20 hari setelah tanam. Saat terbentuknya cabang, perempelan tunas
dihentikan. . Tanaman cabai yang sudah berumur 60 hingga 70 hari biasanya sudah
terbentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada dibawah cabang dapat
dirempel. 
 Penyiangan
Pada waktu tanaman berumur 20-30 hari, biasanya tumbuh rumput pada lubang
tanam. Maka dilakukan penyiangan dengan cara mencabut.
 Pemupukan Susulan
Pupuk yang digunakan 4 gr NPK (15:15:15), 2 gr Urea, 2,5 gr SP-18 dan 2,5 gr
KCl dengan cara dilarutkan dalam satu liter air, kemudian dikocorkan kedalam
lubang tanam. Pupuk susulan ini dilakukan setelah tanaman berumur 21 harinsetelah
tanam.
3.3. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai dan Pengendaliannya
Nama Hama: 1. Ulat grayak 2, Trips daun 3. Lalat buah 4.
Kutu daun (afid) 5. Tungau kuning 6. Ulat buah.
 Bagian Tanaman Yang Diserang: 1.Daun dan buah 2.Daun dan buah
3.Buah 4.Daun dan pucuk 5.Daun dan pucuk buah 6.Buah

Nama Penyakit: 1. Antraknose 2. Virus mosaik 3. Virus


kerupuk 4. Bercak daun 5. Penyakit layu.
 Bagian Tanaman Yang Diserang:1. Daun dan buah 2. Daun 3.Daun
4.Daun 5.Akar dan batang.

 Pengendalian Hama Penyakit


1. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik
yang telah dilubangin dan membuat rak pembibitan setinggi lebih kurang 1 m.
2. Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanman muda (sampai
30 hari) yang terserang segera dimusnakan dan disulam/diganti dengan tanaman yang sehat.
3.. Pada daerah-daerah yang telah terserang berat, tanaman muda yang terserang tidak
dimusnakan, tetapi dibuang bagian daun yang menunjukkan gejala kuning keriting dan kemudian
disemprotkan pupuk daun
4.. Menanan pembatas/barrier, jagung sebanyak 4-5 baris disekeliling pertanaman cabai
5. Memasang perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha
6. Penanaman tagetes (bunga tai ayam) terutama dipinggir pertanaman cabai
7.Dan lain sebagainya.

 Sumber:
.forclime.org/.../2-reports.html-download=57-petunjuk-teknis-budidaya-cabe-merah-ramah-
lingkungan

https://www.kompasiana.com/masfathan66/57f1ecfa507a61d70694865f/pertanian-ramah-
lingkungan-mengenal-pupuk-organik?page=all

Anda mungkin juga menyukai