Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

“Pembuatan Media dan Sterilisasi”

OLEH :

NAMA : KRISTIAN ADI WICAKSONO


NIM : Q1A117089
KELOMPOK: IV (4)
KELAS : TPG 2017

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroorganisme seperti organisme yang lain memerlukan nutrisi untuk

kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan media (jamak, medium)

untuk kultivasi mikroorganisme. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran nutrisi untuk menumbuhkan mikroorganisme. Selain untuk

menumbuhkan mikroorganisme, mediua dapat digunakan untuk isolasi, pengujian

sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroorganisme.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan media supaya

mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah sebao berikut : (1)Mengandung semua

nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba, (2)Mempunyai tekanan osmose,

tegangan permukaan, dan pH yang sesuai, (3)Tidak mengandung zat-zat

penghambat, dan (4)Steril.

Ketepatan komposisi mediua tergantung pada kebutuhan species yang

akan dikultivasi karena kebutuhan nutrisi sangat bervariasi. Pengetahuan tentang

habitat normal mikroorganisme sering berguna untuk menentukan media yang

cocok karena kebutuhan tergantung lingkungan alaminya. Meskipun persyaratan

media untuk menumbuhkan mikroorganisme sangat beragam, namun sebagai

organisme hidup mempunyai kebutuhan dasar yang sama yaitu memerlukan

sumber karbon, energi, air, nitrogen, fosfat, dan mineral.

Media yang digunakan dalam Mikrobiologi sangat beraneka macam.

Media dapat dibuat secara alami maupun membeli sudah dalam bentuk kemasan

jadi. Pembuatan media menggunakan bahan-bahan alami selain lebih murah juga
dapat untuk mengantisipasi jika tidak ada stok dari pabrik. Media dapat dibedakan

berdasarkan komposisi kimia, konsistensi, dan fungsinya .

Sterilisasi media dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung

macamnya media. Salah satu cara yang paling sering digunakan menggunakan

otoklaf. Prinsip kerja otoklaf adalah uap panas bertekanan (tekanan 1 atm). Suhu

121OC pasteurisasi untuk media yang mengandung bahan tahan panas tinggi.

Pengecekan apakah media terkontaminasi maka media didiamkan semalam

sebelum digunakan. Media yang telah terkontaminasi tidak boleh disteril 2 kali

karena akan merusak media tersebut (Rakhmawati, 2012).

1.2. Tujuan

Tujuan pada praktikum pembuatan media dan sterilisasi adalah untuk

menyiapkan beberapa media tumbuh mikroorganisme yang steril.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Media menurut komposisinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu media

kompleks (complex) dan sintetik (defined). Media kompleks tersusun atas bahan-

bahan kimia murni dengan macam dan komposisinya diketahui dengan pasti.

Media dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan konsistensinya yaitu mediua cair,

semipadat, dan padat. Media cair (liquid, broth) hanya mengandung nutrien-

nutrien yang dilarutkan dalam aquades. Contoh media cair adalah nutrient borth,

glukosa borth dan lain-lain. Media ini dapat digunakan untuk perbanyakan

mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi, dan berbagai uji lain. Media

padat (solid) mengandung nutrien-nutrien yang dilarutkan dalam aquades

ditambah bahan pemadat (solidifying agent) yaitu agar. Kriteria bahan yang baik

yaitu tidak digunakan oleh mikroorganisme, tidak mengahambat pertumbuhan

mirkoorganisme, dan tidak mencair pada suhu ruang. Media padat sering

digunakan untuk isolasi mikroorganisme, uji aktivitas biokimiawi, perhitungan

jumlah mikroorganisme, dan lain-lain. Media semipadat (semisolid) sama dengan

media padat tetapi konsentrasi bahan pemadat (agar atau gelatin) lebih sedikit

sehingga konsentrasinya seperti jeli. Media semipadat terutama digunakan untuk

eksperimen molalitas mikroorganisme ataupun hidrolisis gelatin (Rakhmawati,

2012).

PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk

pertumbuhan jamur di laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5

sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan

lingkungan netral dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara
25-30°C (Octavia, 2017). Jamur membutuhkan nutrisi (seperti karbon, nitrogen,

vitamin, unsur mineral, serta ketersediaan enzim) dan kondisi lingkungan tertentu

(seperti nilai pH yang sesuai, suhu yang sesuai, dan oksigen) untuk tumbuh dan

berkembang biak (Wongjiratthiti dan Yottakot, 2017).

Potato Dextrose Agar berdasarkan komposisinya termasuk dalam media

semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis

(dextrose dan agar). Kentang merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin

dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen agar

berfungsi untuk memadatkan media PDA. Masing-masing dari ketiga komponen

tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakkan

mikroorganisme terutama jamur. Media PDA instan dibuat oleh pabrik-pabrik

atau perusahaan tertentu sudah dalam bentuk sedia siap pakai, namun harganya

mahal, higroskopis, dan hanya dapat diperoleh pada tempat tertentu. Mahalnya

harga media instan yang mencapai Rp 500.000,- hingga Rp 1.500.000,- setiap 500

gr serta melimpahnya sumber alam yang dapat digunakan sebagai media

pertumbuhan mikroorganisme mendorong para peneliti untuk menemukan

medium alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak memerlukan

biaya yang mahal dan sekaligus dapat mengurangi keseluruhan biaya yang harus

dikeluarkan dalam penelitian. Bahan yang digunakan harus mengandung nutrisi

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan seperti dari bahan yang kaya akan

karbohidrat dan protein (Octavia dan Wantini, 2017).

Media Nutrien Agar (NA) merupakan media yang juga sering digunakan

untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuannya karena

pembuatannya yang terbilang murah dan tidak repot. Natrium klorida yang
ditambahkan kedalam media NA efektif untuk menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus dengan konsentrasi tertentu (Amalia et al., 2016). Untuk

perlakuan inkubasi terbaik bagi pertumbuhan mikroorganisme adalah pada

atmosfer mikro-aerobik dari 5-10% oksigen, 5 - 10% karbon dioksida (Nawal,

2015).
III.METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum pembuatan media dan sterilisasi dilaksanakan di Laboratorium

Proteksi Tananaman, Unit Pendidikan, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo,

Kendari. Pada hari Kamis, 2 Mei 2019 pukul 13.30 WITA - selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan media dan sterilisasi ini

adalah nutrient broth, agar, skim milk, akuades, spirtus, alkohol, aluminium foil,

kertas wrap, potato dextrose broth, media sintesis EMBA, pepton, NaCl, KH2PO4,

bromothymol blue , pati, dan tisu .

Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan media dan sterilisasi ini

adalah timbangan analitik, erlenmeyer, spatula, gelas kimia 250 ml, hot Plate,

Magnetic Stirrer, botol schoot, autoclave, lampu bunsen, dan kertas label.

3.3. Prosedur Kerja

a. Medium Nutrien Agar (NA):

1. Menimbang media sintetis nutrient broth sebanyak 1,125 gr.

2. Menimbang agar sebanyak 2,5 gr.

3. Mencampurkan media sintetis nutrient broth dan agar dalam gelas kimia 250

ml.

4. Menambahkan akuades sebanyak 125 ml.


5. Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic Stirrer,

setelah itu memasukkannya ke dalam botol schott.

6. Mensterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.

b. Media Potato Dextrose Agar (PDA) :

1. Mengupas dan membersihkan kentang hingga bersih, kemudian memotong

dadu kentang.

2. Menimbang kentang sebanyak 125 gr.

3. Merebus kentang dalam 500 ml akuades dalam waktu 15-20 menit, kemudian

menuang dalam erlenmeyer.

4. Menimbang agar dan dextrosa masing-masing 10g, kemudian masukkan ke

dalam erlenmeyer berisi sari kentang.

5. Menghomogenkan campuran di atas hot plate menggunakan magnetic stirrer

selama 15-20 menit. Setelah itu, memasukkan ke dalam botol schott.

6. Mensterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.

c. Media EMBA :

1. Menimbang media sintesis EMBA sebanyak 0,93 gr.

2. Media EMBA dimasukkan kedalam gelas kimia 250 ml.

3. Menambahkan akuades sebanyak 250 ml.

4. menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic stirrer,

setelah itu dimasukkan kedalm botol schoot.

5. Sterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.

d. Media Uji Aerob dan Anaerob :


1. Menimbang pepton 0,5 gr, NaCl 1,25 gr, KH2PO4 0,075 gr, agar 5 gr,

bromothymol blue (1%) 0,75.

2. Mencampurkan bahan-bahan tersebut kedalam gelas kimia 250 ml, lalu

menambahkan akuades sebanyak 250 ml.

3. Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic stirrer,

setelah itu dimasukkan kedalam botol schoot.

4. Sterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.

e. Media Uji Amilolitik :

1. Menimbang nutrien broth sebanyak 2.25 gr.

2. Menimbang agar sebanyak 2.5 gr, lalu tammbahkan 3.75% Starch/pati.

3. Mencapur bahan-bahan tersebut kedalam gelas kimia 250 ml, lalu tambahkan
akuades sebanyak 250 ml.
4. Menghomogenkan campuran media tersebutmenggunakanmagnetic stirrer,

setelah itu dimasukan kedalam botol schoot.

5. Mensterilkan media tersebut menggunakan autoclave.

f. Media Uji Proteolitik :

1. Menimbang nutrien broth sebanyak 2,25 gr.

2. Menimbang agar sebanyak 2,5 gr. lalu tambahkan 3.75% skim milik.

3. Mencapur bahan-bahan tersebut kedalam gelas kimia 250 ml, lalu

ditambahkan aquades sebanyak 250 ml.

4. Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic stirrel,

setelah itu diimasukan kedalam botol Schoot.

5. mensterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pada praktikum pembuatan media dan sterilisasi dapat dilihat pada

gambar di bawah ini :

(1) (2)

(3) (4
(5) (6

4.2. Pembahasan
Keterangan : (1)Media Nutrien Agar (NA), (2)Media Potato Dextrose

Agar (PDA), (3)Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), (4)Media

Uji Aerob dan Anaerob, (5)Media uji proteolitik, (6)Media Uji

Amilolitik.
Medium menurut kegunaanya dibedakan menjadi 3 yaitu media selektif,

diferensial, dan pengayaan. Medium selektif merupakan medium yang ditambah

zat-zat kimia tertentu bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan

mikroorganisme lain sehingga hanya mikroorganisme tertentu yang dapat tumbuh

contohnya medium MacConkey Agar untuk mendeteksi E. coli. Medium

diferensial merupakan medium yang dapat digunakan untuk membedakan jenis

mikroorganisme yang satu dengan yang lainnya di tandai dengan adanya satu

reaksi atau cirri khas misalnya Blood Agar. Medium diperkaya merupakan

medium yang ditambah zat-zat tertentu (serum, darah, ekstrak tumbuh-tumbuhan,

dan lain-lain) sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme

tertentu (Rakhmawati, 2012).

Nutrien agar adalah media umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga

digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,

dalam artian mikroorganisme heterotrof. Medium ini merupakan media sederhana

yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu

medium yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari

air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan

sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

Natrium efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan

konsentrasi tertentu yang ditambahkan ke dalam media NA (Amalia et al., 2016).

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan salah satu media yang digunakan

untuk pertumbuhan jamur Aspergillus flavus. Media PDA dibuat pabrik dalam

bentuk sediaan siap pakai, harganya mahal, higroskopis, dan hanya diperoleh

pada tempat tertentu. Melimpahnya sumber alam seperti singkong dapat


digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme. Media

pertumbuhan jamur Aspergillus flavus dimodivikasi menggunakan air rebusan

singkong sebagai komposisi utama pengganti karbohidrat dari kentang (Octavia

dan Wantini, 2017).

Media eosin methylene blue agar (EMBA) adalah media yang digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample.

Media EMBA ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi

untuk membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.

aerugenosa, dan Salmonella (Khakim dan Rini, 2018).

Bahan yang digunakan dalam pembuatan media uji aerob dan anaerob

salah satunya adalah pepton. Pepton adalah hidrolisat protein yang larut dalam air

dan tidak menggumpal jika dipanaskan. Nilai optical density bakteri ditumbuhkan

pada media yang menggunakan pepton ikan lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan bakteri pada media yang menggunakan pepton komersial. Pepton

dapat diperoleh dari hasil hidrolisis protein hewani yang berasal baik dari limbah

(jeroan), daging yang tidak bernilai ekonomis tinggi, gelatin, susu, kasein,

tanaman maupun khamir. Limbah ikan juga telah diteliti sebagai bahan dasar

penghasil pepton. Pepton ini juga merupakan sumber nitrogen utama dalam media

komersial untuk pertumbuhan mikroba yang terdiri dari campuran polipeptida,

dipeptida, dan asam amino yang dapat diperoleh dari bahan yang mengandung

protein melalui reaksi hidrolisis asam atau enzimatis (Saputra dan Tati, 2013).

Pembuatan media amilolitik menggunakan bahan yang salah satunya

adalah nutrient broth. Pembuatan probiotik memerlukan media kultur yang tepat

agar dapat menumbuhkan populasi bakteri probiotik dalam jumlah yang besar
sehingga berguna dalam proses produksi probiotik. Media kultur yang biasa

digunakan untuk menumbuhkan bakteri probiotik adalah nutrient broth. Media

tersebut merupakan media standar yang dapat digunakan untuk menumbuhkan

berbagai jenis mikroorganisme, dan mengandung berbagai komponen senyawa

karbohidrat, asam amino, pepton, dan vitamin kompleks, terutama vitamin B.

Bakteri yang tergolong proteolitik adalah bakteri yang memproduksi

enzim proteinase ekstraseluler. Enzi mini adalah pemecah protein yang diproduksi

didalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri memiliki enzim

proteinase di dalam sel, tetapi tidak semua enzim memiliki proteinase

ekstraseluler. Bakteri proteolitik dapat dibedakan atas beberapa kelompok yaitu

bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, tidak membentuk spora.


V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum pembuatan media dan sterilisasi yaitu, media

pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-

zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme

untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media

berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.

Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme

menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Media yang steril dapat dibuat dengan cara memperhatikan kebersihan saat

membuat media dan setelah media selesai dibuat, maka media tersebut

dimasukkan kedalam autoclave untuk disterilisasi.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum yang telah kita lakukan adalah sebagai berikut:

1. Kiranya laboratorium yang kita gunakan berikutnya dapat ditata dengan baik

sesuai dengan jumlah praktikan agar praktikum dapat berjalan efektif.

2. Sebaiknya asisten ketika menjelaskan prosedur kerja dan lain-lain harus

berada di tempat yang dapat dilihat oleh semua praktikan agar praktikan tidak

kesusahan dalam melihat. Serta kiranya praktikum ke depannya dapat berjalan

dengan teratur di mana sebaiknya dalam pembuatan semua media di

praktekkan oleh tiap-tiap sheet agar kami dapat mengerti cara pembuatan

media dengan detail.


3. Saran saya untuk praktikan, sebaiknya sudah belajar sebelum melakukan

praktikum agar tidak terjadi kesalahan yang fatal saat praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Amalia., R. D. Dwiyanti, dan Haitami. Daya Hambat Nacl Terhadap Pertumbuhan


Staphylococcus Aureus. Medical Laboratory Technology Journal. 2(2):42-
45.

Khakim, L., dan C. S. Rini. 2018. Identifikasi Eschericia coli dan Salmonella sp.
pada Air Kolam Renang Candi Pari. Journal of Medical Laboratory
Science/Technology. 1(2):89-93.

Nawal, G. 2015. Cultural Growth and Isolation of Food Borne bacteria.


International Journal of Advanced Research in Biological Sciences.
2(9):16–19.

Octavia, A., dan S. Wantini. 2017. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus


flavus Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar ) dan Media Alternatif dari
Singkong (Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan. 6(2):625-
631.

Rakhmawati, A. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme. UNY Press.


Yogyakarta.

Saputra, Dede., dan T. Nurhayati. 2013. Produksi Dan Aplikasi Pepton Ikan Selar
Untuk Media Pertumbuhan Bakteri. Jurnal PHPI. 16(3):215-223.

Wongjiratthiti, A., dan Yottakot, S. 2017. Utilisation of Local Crops as


Alternative Media for Fungal Growth. Pertanika J. Trop. Agric. Sci.
40(2):295-304.

Anda mungkin juga menyukai