Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN DI PT.

INDOFOOD Tbk
DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

PROPOSAL

OLEH :

Nasyifa Afifah (1801111141)

Novella Indriani (1801125239)

Novia Khoirunnisa (1801123836)

Rendi Prayoga (1801110091)

Wali Nurramadhan (1801123937)

Dosen Pengampu : Dr.H Seno Andri.,MM,M.si

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAN DAN POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Kepemimpinan.............................................................................3
2.2 Teori Kepemimpinan....................................................................................3
2.3 Sifat Kepemimpinan.......................................................................................8
2.4 Gaya Kepemimpinan......................................................................................9
2.5 Tahapan Revolusi Industri.............................................................................11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................13


3.1 Jenis penelitian...............................................................................................
3.2 Lokasi Penelitian ...........................................................................................
3.3 Informan.........................................................................................................
3.4 Sumber Data...................................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................
3.6 Analisis Data..................................................................................................
BAB IV HASIL
4.1 Informan..........................................................................................................
4.2 Observasi.........................................................................................................
4.3 Wawancara......................................................................................................

BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam perusahaan, pemimpin dapat mempengaruhi moral
kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja, dan terutama
tingkat prestisi suatu organisasi. Selain itu pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau
masyarakat untuk mencapai tujuan. Bagaimanapun juga kemampuan
dan keterampilan kepemimpinan dalam memberikan pengarahan
adalah faktor yang penting dari efektivitas manajer.
Dalam arti yang luas, kepemimpinan dapat digunakan setiap
orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu orgasnisasi atau
kantor tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik
perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan tidak harus dibatasi
oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan tidak
harus diikat dalam suatu organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan
bisa tejadi dimana saja asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi orang lain ke arah tercapainya suatu
tujuan tertentu (Thoha, 2004:9)

Ada beberapa gaya kepemimpinan menurut berbagai teori


kepemimpinan. Sebagian besar teori kepemimpinan seperti teori
model fledler, teori jalur tujuan, dan model pemimpin partisipasi
menyangkut gaya pemimpin transaksional. Disamping itu ada tipe
pemimpin lain yang mempengaruhi pengikut-pengikut untuk
mengatasi kepentingan diri karyawan demi kebaikan organisasi dan
mampu menimbulkan efek yang mendalam tehadap pengikut-
pengikutnya. Pemimpin tersebut adalah kepemimpinan
transformasional (Robbins, 2003:507) Bila karyawan
mempercayai seorang pemimpin, karyawan bersedia berkorban bagi
tindakan pemimpin, percaya bahwa hak dan kepentingannya tidak
akan disalah-gunakan. Keefektifan manajerial dan kepemimpinan
tergantung pada kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dari
para pengikut. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini orang
berpaling ke hubungan pribadi sebagai pedoman dan mutu, dari
hubungan ini umumnya ditentukan oleh tingkat kepercayaan kepada
pemimpin (Robbins, 2003:73).
PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu
perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia
yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim
Group. merupakan jenis perusahaan makanan dan minuman yang
sudah go public,yang mana produk yang mereka hasilkan dan jual
sudah menjadi salah satu bahan pangan yang harus ada.
Adapun bentuk kepemimpinan yang diterapkan di PT. Indofood
Sukses Makmur Pekanbaru adalah terkait kebijakan-kebijakan dan
peraturan-peraturan yang diterapkan di PT. Indofood Sukses Makmur
Pekanbaru yang cenderung beragam hal ini karena PT. Indofood
Sukses Makmur Pekanbaru memiliki beberapa manajer sesuai dengan
bagian yang ditangani oleh manajer tersebut, misalnya manajer
penjualan, manajer sumber daya manusia (HRD), manajer promosi
dan lain sebagainya yang tentu memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda dalam memimpin anak buahnya.
Spector (1985) dalam Bokti dan Talib (2009:299) menyatakan
bahwa rendahnya kepuasan terhadap pekerjaan merupakan indikator
dari perhitungan produktivitas dan nantinya mengarah pada tingkat
absensi yang semakin tinggi dan keenganan karyawan keluar dari
pekerjaannya. Sedangkan Robbins (2003:179) menyatakan kepuasan
merupakan sebuah sikap seseorang terhadap pekerjaan. Pendapat
tersebut diperkuat oleh Cherrington (1994:306) yang menyatakan
bahwa kepuasan kerja mengarah pada bagaimana karyawan menyukai
pada pekerjaannya.
Pemimpin pada PT.Indofood menerapkan gaya kepemimpinan situasional
karena meperlakukan bawahan tergantung situasi yang ada. Gaya kepemimpinan
seorang pemimpin sangat penting dalam menghadapi revolusi Industri 4.0 yang
membuat Institusi tersebut lebih efektif dan memiliki daya saing yang tinggi
dalam menghadapi revolusi 4.0. pemimpin yang mampu mengarahkan dan
membimbing perilaku pegawai sesuai tugas dan kewajibannya dalam kondisi
tertentu dapat mencapai hasil yang di inginkan Institusi. Oleh karena itu
kepemimpinan sangat berpengaruh dalam mengahadapi Revolusi Industri 4.0.

Kepemimpinan yang dijalankan PT.Indo food Sukses Makmur


menghasilkan motivasi kerja yang kuat, kreativitas yang tinggi, pegawai yang
berpartisipasi lebih dan memiliki komitmen yang teguh. Dengan demikian
PT.Indofood Sukses Makmur mampu menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Analisis Gaya kepemimpinan di PT.Indofood Tbk dalam mengahadapi
Revolusi Industri 4.0”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah :
1. “Bagaimana analisis gaya kepemimpinan di PT.Indofood”?
2. “Bagaimana analisis gaya kepemimpinan di PT.Indofood dalam
menghadapi revolusi industri 4.0”?

1.3 Tujuan penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ?
1. Untuk mengetahui kepemimpinan yang ada pada PT.Indofood
2. Untuk mengetahui pengaruh revolusi industri 4.0 pada PT.Indofood
3. Untuk mengetahui sejauh mana kepemimpinan menghadapi revolusi
industri 4.0 pada PT.Indofood
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk tambahan pengetahuan dan wawasan penulis tentang pengaruh
kepemimpinan dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan untuk perkembangan dan tolak ukur dalam menetapkan
kebijakan dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Dapat kita ketahui ada teori yang menyatakan bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan dibuat. Ada pula yang menyatakan bahwa pemimpin itu
terjadi karena adanya kelompok -kelompok orang-orang, dan ia melakukan
pertukaran dengan yang dipimpin. Teori lain mengemukakan bahwa
pemimpin timbul karena situasinya memungkinkan ada. Dan teori yang paling
mutakhir melihat kepemimpinan lewat perilaku organisasi. Orientasi perilaku
ini mencoba untuk mengetengahkan pendekatan yang bersifat social learning
pada kepemimpinan. Teori ini menekankan bahwa terdapat factor-faktor
penentu yang timbal balik dalam kepemimpinan ini. Faktor penentu ialah
pemimpin sendiri (termasuk didalamnya kognisinya), situai lingkungan
(termasuk pengikutnya dan variable-variabel makro), dan perilakunya sendiri
(Miftah thoha, 2013).

Robbins (2006:49) menyatakan bahwa kepemimpinan


merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju
pencapaian sasaran.

Kepemimpinan menurut Siagian (2008:24) adalah kemampuan


seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para
bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan
kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak
disenangi.

Sedangkan Yukl (2005; dalam Nurjanah, 2008) mengatakan


kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain untuk
memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan
bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk
memfasilitasi upaya individu dan kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
Selain itu Gibson et al., (2006:263) mengatakan bahwa
kepemimpinan (leadership) merupakan suatu usaha menggunakan
pengaruh untuk memotivasi individu dalam mencapai beberapa
tujuan.
Dalam menjalankan tugas pemimpin memiliki tiga pola dasar
gaya kepemimpinan yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas,
yang mementingkan hubungan kerjasama, dan yang mementingkan
hasil yang dapat dicapai (Rivai, 2004:11).
Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang-orang agar mereka berusaha untuk mencapai
tujuan-tujuan kelompok (Winarso,2000:56)

Jadi, dari penelitian diatas jelas sekali bahwa seseorang pemimpin dengan
kepemimpinannya haruslah mampu mempengaruhi, mengubah, dan
menggerakkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa


kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi individu-individu
lain dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama pada situasi tertentu.

2.2 Teori Kepemimpinan


2.2.1 Teori Sifat

Teori the Great Man menyatakan bahwa seorang yang dilahirkan


sebagai pemimpin akan menjai pemimpin tanpa memperhatikan apakah ia
mempunyai sifat sebagai pemimpin. Apa yang telah disebutkan diatas
merupakan salah satu dari sekian daftar sifat terhadap kepemimpinan sama
halnya dengan teori-teori sifat tentang kepribadian, yakni telah
memberikan pandangan yang deskriptif tetapi sedikit analitis atau sedikit
mengandung nilai yang prediktif.
2.2.2 Teori Kelompok

Berangapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuan-


tujuannya, harus suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan
pengikut-pengikut nya.kepemimpinan yang ditekanka pada adanya suatu
proses pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya ini. Sama pentingnya
adalah hasil penemuan lainnya yang lebih belakangan. Penelitian ini
menyatakan bahwa para bawahan juga dapat mempengaruhi para
pemimpinnya.

2.2.3 Teori Situsional dan Model kontijensi

Fiedler mengembangkan suatu teknik yang unik untuk mengukur


gaya kepemimpinan. Pengukuran ini diciptakan dengan memberikan suatu
skor yang dapat menunjukkan dugaan. Dua pengukuran yang digunakan
Sling bergantian da nada hubunganny dengan gaya kepemimpinan
tersebut: hubungan kemanusiaan atau gaya yang lunak yang tidak melihat
perbedaan yang besar antara teman kerja dan gaya yang berorientasi tugas
dihubungkan dengan pemimpin yang melihat suatu perbedaan besar
diantara teman kerja yang paling banyak dan paling sedikit.

2.2.4 Model kepemimpinan kontijensi dari Fiedler

Model ini berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan


dengan situasi yang menyenangkan itu diterangkan oleh fiedler dalam
hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris: Hubungan pemimpin –
anggota hal ini merupakan variable yang paling penting didalam
menentukan situasi yang menyenangkan, derajat dari struktur tugas
dimensi ini merupakan masukan yang amat pentig kedua, dalam
menentukan situasi yang menyenangkan, Posisi kekuasaan pemimpin
yang dicapai lewat otoritas formal dimensi ini merupakan dimensi yang
amat penting ketika didalam situasi yang menyenangkan.
2.2.5 Teori jalan kecil-tujuan (path – goal theory)

Teori ini menggunakan kerangka teori motivasi. Hal ini merupakan


pengembangab yang sehat karena kepemimpinan disatu pihak lain yang
berhubungan dengan kekuasaan. Teori path-goal yaitu kepemimpinan
direktif, kepemimpinan yang mendukung, kepemimpinan partisipatif, dan
kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. (Miftah Thoha, 2013).

2.3 Sifat Kepemimpinan

Bila berbicara mengenai kepemimpinan maka terlebih dahulu harus


membahas sifat-sifat kepemimpinan, Peter (2018 : 39) menganalisis sifat dari
lima pemimpin yang terkenal, pemimpin yang di bahas yaitu George
Washington, Winston Churcill, Mother Theresa, Bill Gates, Dan Oprah
Winfrey. Untuk lebih jelasnya teori-teori tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :

2.3.1 George Washington (1732-1799)


George Washington memperlihatkan banyak sifat kepemimpinan
yang spesial (brookhiser,1996; burn & dunn, 2004; fishman, 2001;
higginbotham, 2002). Peneliti mengidentifikasikan sebagai pria
sederhana dengan karakter moral hebat yang mendemonstrasikan
integritas, kebenaran, dan kebijaksanaan dalam kepemimpinan nya.
2.3.2 Winston Churcill (1874-1965)
Winston Churcill adalah seorang pemimpin yang menginginkan
apa yang benar untuk orang lain, dan untuk negaranya. Ia memiliki
kemampuan untuk membangun harapan dan menginspirasi orang lain
untuk bangkit dari tantangan. Sikap tabah dan optimisnya merupakan
inspirasi untuk rakyatnya dan semua sekutunya (Sandys & Littman,
2003).
2.3.3 Mother Teresa (1910-1997)
Mother Teresa adalah pemimpin yang mempraktikkan apa yang ia
katakan (Gonzales-Balado,1997; Sebba, 1997; Spink,1997;Vardey,
1995). ia memiliki misi yang sederhana yaitu peduli terhadap yang
membutuhkan.Mother Teresa fokus pada tujuannya. Ia adalah pelayan
masyarakat sesungguhnya, yang secara simultan selalu penuh tekad
dan tak gentar, serta rendah hati dan spiritual.

2.3.4 Bill Gates (1995)


Bill Gates merupakan orang cerdas dan memiliki visi. Visinya
tentang bagaimana mencapai kebutuhan teknologi orang-orang dimasa
mendatang. Dengan gaya personalnya, Gates adalah orang yang
sederhana berterus-terang, bersahaja, dan alturistis. Ia telah
mendemonstrasikan perhatian yang lebih pada orang miskin dan tidak
layak.

2.3.5 Oprah Winfrey


Perjalanan luar biasa Oprah Winfrey dari keluarga miskin hingga
menjadi pemimpin dunia yang berpengaruh dapat dijelaskan dari
beberapa kekuatan yang dimilikinya (Harris & Watson, 2007; Illouz,
2003; McDonald, 2007). Kekuatan utama adalah Winfrey komunikator
yang sangat baik. Winfrey memiliki gaya kepemimpinan karismatik, ia
spontan dan ekspresif serta memiliki kemampuan tak kenal takut untuk
menggungkapkan diri.
2.4 Gaya Kepemimpinan
2.4.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Leadership style (gaya kepemimpinan) didefinisikan sebagai
kebiasaan pemimpin, yang fokus pada apa yang dilakukan pemimpin
dan bagaimana perilaku mereka Peter (2018 : 112). Membagi
mengenai gaya kepemimpinan kedalam tiga kategori, yaitu gaya
kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya
kepemimpinan Laissez-Faire. Untuk lebih jelasnya, gaya
kepemimpinan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
2.4.2 Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter memberikan arahan dan kejelasan
dalam pekerjaan orang lain, serta tidak mendorong komunikasi antara
anggota kelompok, tetapi mereka lebih menyukai jika komunikasi
mengarah kepada mereka. Kepemimpinan otoriter berguna dalam
standar tujuan dan pekerjaan. Kekurangan dari kepemimpinan otoriter
adalah menumbuhkan ketergantungan, tunduk, dan hilangnya
individualitas. Kepemimpinan otoriter juga menimbulkan
ketidakpuasan, permusuhan, dan bahkan agresi.
2.4.3 Gaya Kepemimpinan Demokratis
Democratic Leadership Style (gaya kepemimpinan demokratis)
memperlakukan bawahan sepenuhnya dan mampu melakukan
pekerjaanya sendiri. Dalam evaluasi pemimpin demokratis
memberikan pujian dan kritik yang objektif.
Outcomes (hasil) dari kepemimpinan demokratis kebanyakan
positif. Pertama,menghasilkan kepuasan, komitmen, dan kekompakan
anggota kelompok. Kedua, terdapat lebih banyak keramahan, saling
memuji, dan tukar pikiran tentang kelompok. Ketiga, menghasilkan
motivasi pekerja yang kuat dan kreatifitas yang lebih besar, terakhir
anggota kelompok berpartisipasi lebih dan memiliki komitmen pada
keputusan kelompok.
Kelrmahan dari gaya kepemimpinan Demokratis yaitu
membutuhkan lebih banyak waktu, dan komitmen dari pemimpin.

2.4.4 Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire


Pemimpin Laissez-Faire berdiri sendiri. Beberapa menamakannya
non leadership (tanpa kepemimpinan) pemimpin ini memberi sikap
“lepas tangan,membiarkannya” terhadap pengikut. Dibawah
kepemimpinan Laissez-Faire bawahan memiliki kebebasan untuk
melakukan apa yang mereka inginkan ketika mereka ingin
melakukannya dan tidak mencoba menilai atau mengatur
perkembangan bawahan, serta memberikan kebebasan penuh kepada
bawahan.

2.5 Tahapan Revolusi Industri


2.5.1 Revolusi industri 1.0
revolusi industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-1850.
Saat itu terjadi perubahan secara besar-besaran dibidang pertanian,
manufaktur, transportasi, pertambangan,serta memiliki dampak yang
mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
didunia.Revolusi generasi 1.0 melahirkan sejarah ketika tenaga
manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin, salah satunya
mesin uap pada abad ke-18.
2.5.2 Revolusi Industri 2.0
Juga dikenal sebagai revolusi teknologi dimana fase pesatnya
industrialisasisi akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Revolusi
industri 1.0 yang berakhir pertengahan tahin 1800-an, diselingi oleh
perlambatan dalam penemuan makro sebelum revolusi industri 2.0
muncul tahun 1870. Revolusi industri 2.0 ditandai dengan kemunculan
pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam
(combustionchamber). Penemuan ini memicu kemunculan telepon,
mobil, pesawat terbang, dan lain sebagainya.
2.5.3 Revolusi Industri 3.0
Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimualinya
revolusi industri 3.0. revolusi industri 3.0 mengubah pola relasi dan
komunikasi masyarakat kontemporer. Praktek bisnis pun harus dirubah
agar tidak tertinggal zaman. Revolusi ini lebih memilih mesin
dibandingkan tenaga kerja manusia, mesin yang canggih memiliki
kemampuan memproduksi lebih cepat dan konsekuensinya tenaga
kerja manusia terelakkan.
2.5.4 Revolusi Industri 4.0
Pada revolusi industri generasi 4.0, manusia telah menemukan pola
baru ketika disruptif teknologi hadir begitu cepat dan mengancam
perusahaan-perusahaan icumbent. Pada era industri generasi 4.0 ini,
ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan
perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat.
Hal ini ditunjukkan oleh uber yang mengancam pemain-pemain besar
pada industri transportasi diseluruh dunia. Hal ini membuktikan bahwa
cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa
yang kecil.

Dengan adanya penjelasan diatas maka jelaslah bahwa Revolusi


Industri dari masa kemasa timbul akibat dari manusia yang terus-
menerus mencari cara termudah untuk beraktufitas dan setiap tahap
menimbulkan pergerakan yang semakin cepat hal itulah yang menjadi
penyebab munculnya Revolusi Industri dari 1.0 – 4.0.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivism,
digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah (sebagai lawannya
eksperimen) dimana peneliti adalah instrument kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan
dengan tri-anggulasi (gabungan ) analisis data bersifat iduktif atau kualitatif
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi
(Sugiyono, 2009).
Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku
yang dapat diamati (lexy,2006:4).
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan
semua data atau keadaan subjek atau objek penelitian kemudian dianalisis dan
dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini
dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalah dan dapat
memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada
berbagain masalah. Penelitian deskriptif secara garis besar merupakan
kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran atau gejala secara
sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat (supardi,2005:28)
3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di PT.Indofood CBP Sukses makmur Tbk. Kota Pekanbaru Jl.
JL. Kaharuddin Nasution Km No.12, Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru
City, Riau 28284.

3.3 Informan
Informan (narasumber) penelitian adalah seorang yang memiliki informasi
mengenai objek penelitian tersebut. Informan penelitian ada tiga macam:
informan kunci, informan utama, informan tambahan. (Suyanto, 2005).
3.4 Sumber Data
sumber data menurut Suharsimi (2006 : 129) adalah subjek dari mana
data itu diperoleh.meliputi :
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara
langsung dari sumber dan utama. Data primer disebut juga sebagai data
asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Data primer harus
dikumpulkan secara langsung, teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara dan
penyebaran kusioner ( Andi, 2010).

3.4.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber
tercetak, dimana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak lain
sebelumnya. Sumber data sekunder itu misalnya dari laporan, internet,
buku (weibisono, 2003).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data, adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih
mudah Ridwan (2004 : 137). dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
instrumen sekaligus sebagai pengumpul data yaitu: observasi, wawancara,
dan dokumentasi, yaitu sebagai berikut:

3.5.1 Observasi
Menurut Sutrisno hadi (1986) dalam metode penelitian bisnis
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
3.5.2 Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan
makna dalam suatu topik tertentu.
3.5.3 Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seorang (Sugiyono, 2013).
3.6 Analisis Data
Tringulasi adalah teknik untuk mengecek keabsahan data. Tringulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan aseauatu yang
lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian
(Moloeng, 2004).
BAB IV

HASIL

4.1 Informan

Informan

Nama :  Chandra Wangi

Jabatan : Sebagai Manajer Produksi

4.2 Observasi

Dari hasil observasi penulis di PT. Indofood penulis menemukan bahwa


karyawan di pt.indofood tersebut sibuk dengan pekerjaanya masing-masing tanpa
ada komunikasi antar karyawan, para karyawan sangat disiplin dan ramah. Tidak
ada batasan antara karyawan Dan Pimpinan, mereka bekerja seperti profesional
semestinya.

Berdasarlan observasi yang terjadi Pada PT.Indofood penulis dapat


mengetahui bahwa gaya kepemimpinan memiliki peran penting. Setiap pemimpin
memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Pemimpin Di PT. Indofood
Pertama,menghasilkan kepuasan karyawan, komitmen, dan kekompakan
karyawan. Kedua, terdapat lebih banyak keramahan, saling memuji, dan tukar
pikiran. Ketiga, menghasilkan motivasi pekerja yang kuat dan kreatifitas yang
lebih besar, terakhir karyawan berpartisipasi lebih dan memiliki komitmen pada
keputusan kelompok.Gaya kepemimpinanan di PT.Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk yaitu Gaya Kepemimpinan Demokratis.

4.3 Wawancara
Dalam wawancara dengan Manajer produksi dapat penulis simpulkan
bahwa Pimpinan dan bawahan komunikasi dua arah dan kompak. pemimpin
tidak memiliki gaya kepemimpinan demokratis melainkan gaya
kepemimpinan situasional dimana adakalanya karyawan dilakukan sebagai
intruksi pemimpin di cirikan dengan komunikasi satu arah dan memberikan
batasan peranan pengikutnya serta memberi tau segala sesuatu , sebagai
praktek seperti menerapkan komunikasi yang dilakukan dalam lingkungan
kerja dilakukan dua arah sehingga membuat komunikasi berjalan baik antara
pimpinan dan karyawannya dan konsultasi semua itu sesuai dengan situasi
yang ada. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR sudah cukup baik. Artinya
disesuaikan dengan situasi kerja, dan kondisi bawahan serta kebutuhan
organisasi. Kepemimpinan yang digunakan achievement oriented leadership
Seperti, pemberian tugas, dimana pegawai telah dipercaya mampu melakukan
tugas terstruktur tanpa harus menunggu perintah dari atasannya. Berkaitan
dengan upaya tersbut pengarahan kerja yang dilakukan menunjukkan secara
partisipatif terbukti dengan pemimpin berusaha meminta dan mempergunakan
saran-saran dari bawahannya dan memberikan pengarahan berupa terobosan-
terobosan demi majunya PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR. Komunikasi
pemimpin dengan pegawai terjalin dengan baik, yaitu sistem dua arah. Sesuai
dengan kepemimpinan partisipatif dibuktikan pemimpin selalu berkonsultasi
dengan para bawahan dan selalu memperhitungkan opini dan saran para
bawahannya. Selanjutnya upaya memotivasi pegawai, dimana pemimpin telah
memberi perhatian kepada para bawahan dan telah menciptakan suasana yang
bersahabat dalam unit kerja pegawai. Hal ini guna untuk menciptakan
kepuasan dari para bawahan yang pada akhirnya tercapainya tujuan bersama
yang dilandasi dengan kerja sama yang baik diantara pimpinan dan
bawahannya.
Hambatan yang dihadapi oleh pimpinan Dinas Ketahanan Pangan, yaitu:
Komunikasi harus terus berjalan dengan baik dan lancar karena sangat
mempengaruhi motivasi kerja karyawan PT.Indofood.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil penilitan :

 Kepemimpinan sangat mempengaruhi suatu organisasi dalam menghadapi


revolusi Industri 4.0, maka dari itu suatu Institusi mampu menciptakan
kepemimpinan yang baik agar para pegawai memiliki visi yang sama.
 Gaya kepemimpinan dibedakan menjadi 3, yaitu : gaya kepemimpinan
otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya kepemimpinan laissez-
faire.
 Sifat dari 5 pemimpin yang terkenak, pemimpin yang dibahas yaitu : Geor
Washington, Winston Chucill, Mother Thersh, Will Gates dan Oprah Win
frey.
 Teori kepemimpinan dibagi menjadi bagi : teori sifat, teori kelompok, teori
situsional dan model kontijengsi, model kepemimpinan kontijengsi dari
fietler, teori jalan kecil sampai tujuan.
 Ada 4 tahapan Revolusi Industri, yaitu : Revolusi Industri 1.0, Revolusi
Indusri 2.0, Revolusi Industri 3.0 dan Revolusi Industri 4.0.
 Gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan PT.Indofood Sukses
Makmur Tbk Adalah Gaya kepemimpinan Situsional.
 Komunikasi yang baik sangat mempengaruhi motivasi kerja karyawan
PT.Indofood Sukses Makmur Tbk, karena semakin baik kounikasi yang
terjalin maka semakin tinggi motivasi kerja karyawan begitu juga dengan
sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Thoha, Miftah. 2013. Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta: PT.Raja


Grafindo persada.

Nawawi, Hadari. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Yogyakarta : Gajah Mada University Pressa.

Gomes, Faustino Cardoso. 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan


Keempat. Yogyakarta: Penerbit Andi.

http://belajaryup.blogspot.com/2014/11/tugas-review-jurnal-
perusahaan.html
chromeextension://ohfgljdgelakfkefopgklcohadegdpjf/http://eprints.umm.a
c.id/38058/2/jiptummpp-gdl-firmanardi-48222-2-babi.pdf
https://otomasi.sv.ugm.ac.id/2018/10/09/sejarah-revolusi-industri-1-0-
hingga-4-0/
https://www.jojonomic.com/blog/gaya-kepemimpinan/

Anda mungkin juga menyukai