Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT APRESIASI NASKAH DRAMA DAN APRESIASI

TEATER

Andiana Perizga (1705121617)


Anisa Rahmadani (1705113743)
Mhd Virzha Nafandri Utama (1705122614)
Shintia Mailiasari (1705113799)

PENDAHULUAN

Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal, memahami, dan


menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan
atau rasa menikmati karya tersebut dan berakibat subjekapresiator dapat
menghargai karya sastra yang dinikmatinya secara sadar.
Sedangkan istilah apresiasi berasal dari bahasa latin Apreciation yang
berarti “mengindahkan”. Dalam konteks yang lebih luas itilah apresiasi
menurut Gove dalam Aminuddin (1987:34) mengandung makna (1)
pengenalan melalui perasaan atau kepekaan, dan (2) pemahaman dan
pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
Pada sisi lain, Squire dan Taba dalam Aminuddin (1987:35) berkesimpulan
bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni (1)
aspek kognitif, berkaitan dengan keterlibatan unsur intelek pembaca dalam
upaya menghayati unsur-unsur kesusastraan yang bersifat objektif (2) aspek
emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya
menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca (3) aspek
evaluatif, berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik
buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta segala ragam penilaian
lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal
cukup dimiliki oleh pembaca.
Sejalan dengan rumusan pengertian apresiasi di atas, Effendi (1973:33)
mengungkapkan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan pikiran yang baik
terhadap karya sastra.
Dari pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa apresiasi drama
adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga
menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan
kepekaan pikiran yang baik terhadap suatu karya sastra yang berupa drama
atau seni peran.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep Drama?
2. Apa saja unsur-unsur drama?
3. Apa saja jenis drama?
4. Apa pengertian apresiasi drama?
5. Apa jenis-jenis apresiasi drama?
6. Apa pengertian apresiasi teater?

TUJUAN
1. Untuk mengertahui konsep Drama
2. Untuk mengertahui unsur-unsur drama
3. Untuk mengertahui jenis drama
4. Untuk mengertahui apresiasi drama
5. Untuk mengertahui jenis-jenis apresiasi drama
6. Untuk mengertahui konsep apresiasi teater
PEMBAHASAN
1. Pengantar Drama

Dalam konteks kajian sastra drama menjadi salah satu genre sastra.
Ada tiga jenis genre sastra: puisi, prosa dan drama. Drama merupakan
bagian dari kajian sastra.Maka muatan-muatan subtstansial yang ada dalam
drama penting untuk digali dan diungkapkan serta dihayati.Kegiatan
menggali, mengungkapkan dan menghayati ini merupakan satu kerja
akademis yang disebut apresiasi drama.

2. Pengertian Apresiasi Drama

Sebelum mengenal lebih jauh tentang bagaimana apresiasi drama,


alangkah baiknya kalau kita mengenal terlebih dahulu dari segi arti apresiasi
dan drama.

a) Pengertian apresiasi menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:

· Aminudin (1987:34) mengemukakan bahwa apresiasi mengandung


makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan
terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi
dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-sungguh dan
melaksanakan kegiatan apresiasi sebagai bagian hidupnya dan sebagai satu
kebutuhan yang mampu memuaskan rohaniahnya.

· Henry Guntur Tarigan (1984: 233) apresiasi sastra adalah penaksiran


kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya
berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis.
Apresiasi satra sangat erat kaitannya dengan kritik sastra, yang merupakan
penelitian hasil dari pengamatan.

b) Pengertian drama menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:

· Drama berasal dari akar tunjang “drama” dari bahasa Greek (Yunani
Kuno) drau yang berarti melakukan (action) atau berbuat sesuatu (Ahmadi,
1990).

· Wiyanto (2002:1) sedikit berbeda, katanya drama dari bahasa Yunani,


drama, artinya bergerak.kiranya, gerak dan aksi adalah mirip. Jadi, tindakan
dan gerak merupakan cirri utama drama.Tiap drama mesti ada gerak dan
aksi, yang menentukan lakon.

c) Pengertian apresiasi drama menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:

· Herman J. Waluyo (2002: 44) berpendapat bahwa apresiasi biasanya


dikaitkan dengan seni. Apresiasi drama berkaitan dengan kegiatan yang ada
sangkut pautnya dengan drama, yaitu mendengar dan berakting dengan
penuh penghayatan yang sungguh-sungguh.Kegiatan ini membuat orang
mampu memahami drama secara mendalam, merasakan cerita yang
ditayangkan, serta mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam
drama dan menghargai drama sebagai seni dengan kelebihan dan
kelemahannya.

· Howes (1986:6-7) pengajar drama perlu menerapkan beberapa strategi


pengayaan, yaitu: (1) diskusi kelas. Diskusi dapat diawali dengan menonton
rekaman drama; (2) kunci pemaknaan adalah pemahaman karakter tokoh; (3)
perhatikan tata panggung, seperti tata lampu, amat penting sebagai
pendukung makna; (4) bentuk-bentuk teatrikal juga mendukung tema serta
karakter tokoh, (5) pemahaman ditingkatkan dengan menarik minat dan
perhatian subjek didik. Pengayaan dimaksudkan untuk menambah kepekaan
apresiasi dan kelak mampu bermain drama.

· Ardiana (1990) mengapresiasi karya drama seharusnya dilakukan


dengan mengakrabi, menggauli dengan sungguh-sungguh drama itu, agar
memperoleh pengalaman yag hakiki. Mengakrabi drama mengandung
makna bahwa subjek didik harus membaca, menonton, mencermati drama
itu, memahaminya, menikmatinya, menghargainya, mengenal secara
mendalam terhadap pengalaman manusia yang indah dalam drama.

Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut, bahwa apresiasi drama


adalah suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga
membuat orang tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan
mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam drama tersebut.

3. Unsur-unsur Drama

1) UnsurIntrinsik

Unsur intrinsik sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu tokoh,


penokohan, alur, setting, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat.

a) Tokoh

Tokoh merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya


naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa
yang dilakukan dalam tindakan.
b) Alur/plot

Stanton (1965:14), mengemukakan plot adalah cerita yang berisi


urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab
akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa lain.

c) Setting atau Latar

Setting atau latar disebut sebagai landasan tumpu, menyarankan pada


pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan social tempat terjadinya
peristiwa yang diceritakan

e) SudutPandang

Sudut pandang adalah cara atau pendangan yang digunakan


pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya kepada
pembaca.

f) GayaBahasa

Gaya Bahasa merupakan suatu bahasa yang digunakan untuk


berdialog antar pemain atau antar tokoh.

g) Tema

Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah


karya sastra yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantis dan
yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan
(Hartoko dan Rahmanto, 1986:142).
h) Amanat

Amanat menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang


diterima untuk mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya;
akhlak, budi pekerti, susika (KBBI:1994)

2) Unsur Ekstrinsik

• Pimpinan produksi atau Pimpro (bertanggung jawab atas kelangsungan


suatu drama)

•Sutradara

1) Tim Kreatif

• Make up

• Tata Busana / Kostum

• Sound system

• Organisasi pendukung lainnya dalam pementasan suatu drama

4. Jenis-jenis Drama

1) Jenis drama berdasarkan penyajian lakon dapat dikategorikan menjadi 8


jenis, yaitu;

a) Drama Tragedi (cerita duka) adalah drama yang penuh kesedihan.

b) Drama Komedi (cerita lucu) adalah drama penggeli hati. Drama ini penuh
kelucuan yang menimbulkan tawa penonton.
c) Drama Tragedikomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan
komedi. Isi lakonnya penuh cerita sedih, tetapi juga mengandung hal-hal
yang menggembirakan dan menggelitik hati.sedih dan gembira silih berganti.

d) Drama Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan iringan


musik.

e) Drama Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan


iringan melodi/musik.

f) Drama Farce adalah drama yang menyerupai dalegan, tetapi tidak


sepenuhnya dalegan. Cerita berpola komedi.Gelak tawa dimunculkan lewat
kata dan perbuatan.

g) Drama Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak. Para


pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-
gerakan.Jalan cerita dapat diketahui lewat gerakan-gerakan itu.

h) Drama Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari.

2) Jenis drama berdasarkan kuantitas cakapannya dibagi menjadi 3 jenis,


yaitu;

a) Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata.

b) Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit kata-kata.

c) Dialog monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.

4) Jenis drama berdasarkan bentuk sastra cakapnya dibedakan menjadi 2


jenis, yaitu

a) Drama Puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun


dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
1) Pembelajaran Apresiasi Drama

Moody (dalam Suminto A. Sayuti, 1985: 197) pengajaran sastra


membekali para siswa dengan empat keterampilan, yakni mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.Apresiasi drama dapat dilakukan dengan
memahami drama secara mendalami, merasakan cerita yang ditayangkan,
serta mampu menyerap dan mengkaji nilai-nilai ekstrinsik dan intrinsik yang
terkandung dalam drama dan menghargai drama sebagai seni dengan
kelebihan dan kelemahannya dari naskah yang dibuat atau dari jalan main
pementasan drama.

6. Jenis-Jenis Apresiasi Drama

a) Apresiasi langsung

Berhadapan atau interaksi secara langsung dengan karya sastra drama baik
dalam bentuk teks tertulis maupun dalam bentuk pementasan.

b) Apresiasi drama tidak langsung

Ketika belajar teori drama, sejarah drama, kritik drama. Baik dalam sekolah,
kuliah maupun belajar sendiri melalui buku maupun surat kabar dan majalah
sastra.

Dari sisi sifat:

1. Bersifat reseftif: menerima,ketika membaca naskah drama sudah


melakukan apresiasi karena sudah mengenal. Menerima pengalaman batin
naskah drama.

2. Produktif: menghasilkan karya kreatif baik dalam bentuk teks maupun


pementasan. Pada awalnya drama berupa teks.Akhirnya berkembang
kepementasan.Membuat teks drama berarti sudah mengapresiasi.
7. Tingkatan Apresiasi

Disick (dalam Herman J. Waluyo, 2002: 45) menyebutkan bahwa apresiasi


berhubungan dengan sikap dan nilai. Beliau juga menyebutkan adanya
empat tingkatan apresiasi, yaitu sebagai berikut:

a) Tingkatmenggemari

Seseorang yang baru sampai pada tingkat menggemari, keterlibatan batinnya


belum kuat.Dia baru terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan drama.
Jika ada drama dia akan senang membaca. Jika ada acara pembacaan
drama, secara langsung atau berupa siaran tunda di televisi, ia akan
menyediakan waktu untuk menontonnya.

b) Tingkatmenikmati

Keterlibatan batin pembaca terhadap drama sudah semakin mendalam.


Pemirsa akan ikut sedih, terharu, bahagia, dan sebagainya ketika melihat
drama mampu menikmati keindahan yang ada dalam drama itu secara kritis.

c) Tingkatmereaksi

Sikap kritis terhadap drama lebih menonjol karena ia telah mampu


menafsirkan dan mampu menilai baik-buruknya sebuah drama. Penafsiran
drama mampu menyatakan pemahaman drama dan menunjukkan di mana
letak pemahaman tersebut. Demikian juga, jika seseorang dalam
mengapresiasi dapat menyatakan kekurangan suatu drama, orang tersebut
akan mampu menunjukkan di mana letak kekurangan tersebut.
d) Tingkatproduktif

Apresiator drama mampu menghasilkan, mengkritik, dan membuat resensi


terhadap sebuah drama secara tertulis. Dengan kata lain, ada produk yang
dihasilkan oleh seseorang yang berkaitan dengan drama.

8. Cara mengapresiasi Sastra

a) Apresiasi Sastra Secara Reseptif

Dalam apresiasi sastra, drama dapat diapresiasikan secara reseptif.


Apresiasi drama secara reseptif dapat dilakukan dengan cara membaca,
mendengarkan, dan menyaksikan pementasan drama

b) Apresiasi Sastra Secara Produktif

Dalam apresiasi sastra, drama dapat diapresiasikan secara produktif.


Apresiasi drama secara produktif dapat dilakukan dengan cara membuat
naskah drama.

2) Mengapresiasi Karya Seni Teater

Teater yang sering disamakan dengan drama ini merupakan karya


seni yang menarik dan biasanya ditampilkan pada acara tertentu. Selain
sebagai sarana hiburan, anda juga bisa mengapresiasi karya seni teater.

Seni teater ini sendiri berkaitan erat dengan kemampuan untuk


memahami dan berkarya teater, kemampuan untuk membuat naskah,
kemampuan untuk berperan dalam casting, kemampuan untuk membuat
setting atau bahkan teknik penataan panggung.
Dalam berkarya teater, anda juga harus memahami bagaimana caranya
memerankan sebuah watak  yang tidak biasanya yang berada di luar dirinya.
Seni teater juga merupakan kesenian yang diungkapkan melalui pemeranan.

Oleh karena itu, untuk mengapresiasi karya seni teater anda pada
awalnya harus memahami apa itu teater, apa saja yang dibutuhkan oleh
sebuah teater dan segala sesuatu yang berhubungan dengan teater.

1.      Teater

Teater atau drama berarti perbuatan atau tindakan. Kata teater ini sendiri
berasal dari bahasa Yunani , yaitu draomai yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak dan lainnya. Drama sendiri merupakan hidup yang dilukiskan dalam
bentuk gerak.

Jika diartikan secara etimologis, teater adalah gedung pertunjukkan atau


auditorium. Sedangkan jika diartikan secara luas teater merupakan segala
tontonan yang dipertunjukkan di hadapan banyak orang.

Dengan kata lain teater atau drama adalah kisah hidup dan kehidupan
manusia yang diceritakan di dalam sebuah pentas dengan media
percakapan, gerak dan tingkah laku yang didasarkan pada naskah yang
ditulis oleh dekor, music, nyanyian, tarian dan lainnya.

2.      Unsur teater

Untuk mengapresiasi karya seni teater, anda perlu mengetahui beberapa


unsur penting yang harus ada di dalam sebuah pementasan teater, yaitu ;
a. Acting yang baik

Akting ini sendiri sebenarnya bukan hanya berupa dialog saja, melainkan
gerak. Sebuah dialog akan dikatakan sebagai dialog yang baik apabila :

–         Terdengar dengan jelas

–         Memiliki artikulasi yang baik

–         Mudah untuk dimengerti

–         Mudah untuk dihayati oleh pemerannya

Sedangkan sebuah gerak akan dikatakan sebagai gerak yang baik apabila :

–         Terlihat dengan jelas

–         Tidak ragu-ragu dan meyakinkan

–         Mudah untuk dimengerti

–         Mudah untuk dihayati oleh pemerannya

b. Tubuh manusia

  Unsur terpenting di dalam sebuah teater adalah pelakunya atau


pemerannya. Tanpa kehadiran pemeran, sebuah teater tidak akan berjalan
dengan baik. Dalam memilih pemeran, juga sangat perlu diperhatikan watak
yang akan diperankannya. Misalnya untuk memilih karakter kepala desa,
tentunya yang dipilih adalah orang yang tua.
c. Suara

Suara merupakan hal yang penting di dalam suatu pementasan drama


atau teater. Baik itu suara manusia ataupun suara pendukung. Dialog oleh
pemerang merupakan atribut yang bisa memenuhi unsur suara tersebut.

Selain itu, adapun bunyi penunjang atau efek khusus yang perlu anda
perhatikan. Misalnya jika anda ingin menampilkan teater yang bertemakan
misteri, maka suara yang perlu anda gunakan adalah suara yang dapat
memberikan kesan seram dan menakutkan.

d.       Bentuk teater

Pada dasarnya, banyak sekali bentuk teater yang bisa anda pilih. Di
antaranya adalah sebagai berikut ini :

–         Teater rakyat yang biasanya menceritakan kehidupan masyarakat


pedesaan

–         Teater keraton yang menceritakan kehidupan para bangsawan di


istana atau dewa-dewa yang memiliki kemampuan khusus

–         Teater urban yang menunjukkan fenomena yang lebih modern

–         Teater kontemporer yang menampilkan peranan manusia bukan


sebagai tipe, melainkan individu yang di dalam dirinya terdapat potensi besar
untuk tumbuh dengan kreativitas yang tiada batas.
Daftar Pustaka

Buku:

Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Anwar, Effendi, Memen Durachman,dkk.2001. Pengajaran Apresiasi Satra


.Jakarta : Universitas Terbuka.

Endraswara Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama. Jakarta: PT. Buku


Seru.

Suhita, sri dan Rahmah Purwahida. 2018. Apresiasi Sastra Indonesia dan
Pembelajarannya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Internet:

Pustamun. 2011. Pengantar Apresiasi Drama.


http://muntijo.wordpress.com/2011/05/12/160/, 6 februari 2019.

Lepunks. 2015. Mengapresiasi Drama Sebagai Karya Sastra.


CONTOH%20MAKALAH%20%20MENGAPRESIASI%20DRAMA
%20SEBAGAI%20KARYA%20SASTRA.htm#.XF4q795MJcI. 6 Februari
2019.

http://rumahsastra.blogdetik.com/2010/04/18/pembelajaran-apresiasi-sastra/

Anda mungkin juga menyukai