“BRONCHOPNEUMONIA”
(KONSEP TEORITIS)
A. Definisi
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan
meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C, 2012).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing (Ngastiyah, 2015).
Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang tersumbat oleh eksudat,
kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat
lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley & Wong, 2015).
Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia berarti peradangan
pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan (broncus) (Arief Mansjoer, 2012).
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai
bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui
cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai
ke bronkus (Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2014).
Kesimpulannya bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan
oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengenai
daerah bronkus dan sekitar alveoli.
B. Epidemiologi/insiden kasus
Insiden penyakit ini pada negara berkembang termasuk indonesia hampir 30% pada
anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan risiko kematian yang tinggi, sedangkan di
Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit pada anak di bawah
umur 2 tahun. Insiden pneumonia pada anak ≤5 tahun di negara maju adalah 2-4
kasus/100 anak/tahun, sedangkan dinegara berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun.
Pneumonia menyebabkan lebih dari 5 juta kematian pertahun pada anak balita dinegara
berkembang. Bronkopneumonia merupakan masalah kesehatan yang mencolok walaupun
ada berbagai kemajuan dalam bidang antibiotik. Hal ini disebakan oleh munculnya
organisme nosokomial yang resisten terhadap antibiotik. Adanya organisme-organisme
baru dan penyakit seperti AIDS (Acquired Immunodeficiency
Edema karena inflamasi akan mengeraskan paru dan akan mengurangi kapasitas
paru, penurunan produksi cairan surfaktan lebih lanjut, menurunkan compliance dan
menimbulkan atelektasis serta kolaps alveoli. Sebagai tambahan proses
bronkopneumonia menyebabkan gangguan ventilasi okulasi partial pada bronkhi dan
alveoli, menurunkan tekanan oksigen arteri, akibatnya darah vena yang menuju atrium
kiri banyak yang tidak mengandung oksigen sehingga terjadi hipoksemia arteri.
Efek sistemik akibat infeksi, fagosit melepaskan bahan kimia yang disebut
endogenus pirogen. Bila zat ini terbawa aliran darah hingga sampai hipotalamus, maka
suhu tubuh akan meningkat dan meningkatkan kecepatan metabolisme. Pengaruh dari
meningkatnya metabolisme adalah penyebab takhipnea dan takhikardia, tekanan darah
menurun sebagai akibat dari vasodilatasi perifer dan penurunan sirkulasi volume darah
karena dehidrasi, panas dan takhipnea meningkatkan kehilangan cairan melalui kulit
(keringat) dan saluran pernafasan sehingga menyebabkan dehidrasi (Price & Wilson
2015).
E. Pathway
Hipertermi
Gangguan
pertukaran gas
Pola napas
tidak efektif
F. Manifestasi Klinis
H. Penatalaksanaan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
3. Hipertermi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Hipertermia NOC : 1. Pantau hidrasi (turgot kulit,
Factor yang • Termolegulasi; kelembaban membran
berubungan : keseimbangan antara
mukosa)
• Agen produksi panas, peningkatan
farmaseutikal panas dan kehilangan panas 2. Monitor TTV
• Aktivitas • TTV dalam batas normal 3. Hentikan aktivitas fisik
berlebihan
4. Kaji ketepatan jenis pakaian
• Iskemia Tujuan dan criteria evaluasi
5. Pantau warna kulit dan suhu
4. Nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Nyeri NOC : 1. Lakukan pengkajian nyeri
Factor yang • Tingkat kenyamanan : tingkat secarakomprehensif
berubungan : persepsi positif terhadap
Agen – agen meliputi lokasi,
kemudahan fisik psikologis
penyebab • Pengendalian nyeri : tindakan karakteristik, awitam durasi
cedera : individu untuk frekuensi,kualitas,
biologis, kimia, mengendalikan nyeri
7. Intoleransi aktifitas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Intoleransi NOC : 1. Kaji tingkat kemampuan
Aktivtas • Toleransi aktivitas; respon pasien untuk berpindah dari
• Tirah baring fisiologis terhadap gerakan
tempat tidur, berdiri,
dan yang memakan energy dalam
imobilitas aktivitas sehari-hari ambulasi, dan melakukan
• Kelemahan • Perawatan diri; ADL; ADL
umum kemampuan untuk melakukan
2. Kaji respon emosi, sosial
• Ketidak tugas fisik yang paling dasar
seimbangan dan aktivitas perawatan dan spiritual terhadap
antara suplai pribadi secara mandiri aktivitas
dankebutuha dengan atau tanpa alat bantu 3. Evaluasimotivasidan
n oksigen Tujuan dan criteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keinginan pasien untuk
• Gaya hidup
kurang sehat keperawatan selama x 24 jam meningkatkan aktivitas
Batasan : Menunjukkan toleransi 4. Tentukan penyebab
karakteristik aktivitas, yang dibuktikan oleh
keletihan
Subjektif indicator sebagai berikut :
• Ketidaknyam Indikato Saat 5. Pantau respon oksigen
anan atau Target pasien terhadap aktivitas
r dikaji
dispnea saat 6. Pantau respon nutrisi untuk
Saturasi
beraktivitas
oksigen memastikan sumber-sumber
• Melaporkan saat
keletihan energy yang adekuat
Beraktivi
atau tas 7. Bantu dengan aktivitas fisik
kelemahan
Frekuens secara teratur (misalnya
secara verbal
i ambulasi, berpindah, dan
Objektif
pernapas
• Frekuensi kebersihan diri) sesuai
an
jantung atau kebutuhan
saat
tekanan
beraktivit
darah tidak
as
8. Cemas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Ansietas NOC : 1. Kaji faktor yang dapat
Batasan • Tingkat kecemasan; meningkatkan kerentenan
Karakteristik : keparahan dari tanda-tanda
terhadap infeksi
• Gelisah ketakutan, ketegangan, atau
• Kesedihan kegelisahan yang berasal dari 2. Pantau hasil laboratorium
• Ketakutan sumber yang tidak dapat 3. Amati penampilan praktek
• Sangat diidentifikasi.
hygiene personal untuk
Khawatir Tujuan dan criteria evaluasi
perlindungan terhadap infeksi
• Ragu
Ners STIKes WNP Angkatan VIII
• Perasaan Setelah dilakukan tidakan 4. Jelaskan pada pasien dan
tidak adekuat keperawatan selama x24 jam : keluarga mengnai infeksi dan
Factor yang ansietas teratasi yang
hal yang dapat meningkatkan
berubungan : dibuktikan dengan indikator
• Ancaman sebagai berikut : resiko infeksi
Kematian Indikato Saat 5. Pengendalian infeksi (NIC) :
Target
• Kebutuhan r dikaji
ajarkan pasien teknik
yang tidak Perasaan
dipenuhi mencuci tangan dengan benar
gelisah
• Krisis situasi Rasa 6. Pengendalian infeksi (NIC) ;
• Konflik nilai takut berikan terapi antibiotik, bila
• Perubahan yang
diperlukan
besar (mis, disampai
status kan 7. Bersihkan lingkungan dengan
ekonomi, secara benar setelah digunakan
lingkungan, lisan masing-masing pasien
status Rasa
kesehatan, 8. Pertahankan teknik isolasi
cemas
fungsi peran, yang bila diperlukan
status peran) disampai 9. Terapkan kewaspadaan
• Stressor kan
universal
secara
lisan
Peningka
tan
tekanan
darah
Pusing
Penuruna
n
produktiv
itas
Note : 1.Berat; 2.Cukup berat;
3.Sedang; 4.Ringan; 5.Tidak
ada
DAFTAR PUSTAKA