Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

“BRONCHOPNEUMONIA”

(KONSEP TEORITIS)
A. Definisi
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan
meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C, 2012).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing (Ngastiyah, 2015).
Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang tersumbat oleh eksudat,
kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat
lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley & Wong, 2015).
Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia berarti peradangan
pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan (broncus) (Arief Mansjoer, 2012).
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai
bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui
cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai
ke bronkus (Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2014).
Kesimpulannya bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan
oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengenai
daerah bronkus dan sekitar alveoli.
B. Epidemiologi/insiden kasus
Insiden penyakit ini pada negara berkembang termasuk indonesia hampir 30% pada
anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan risiko kematian yang tinggi, sedangkan di
Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit pada anak di bawah
umur 2 tahun. Insiden pneumonia pada anak ≤5 tahun di negara maju adalah 2-4
kasus/100 anak/tahun, sedangkan dinegara berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun.
Pneumonia menyebabkan lebih dari 5 juta kematian pertahun pada anak balita dinegara
berkembang. Bronkopneumonia merupakan masalah kesehatan yang mencolok walaupun
ada berbagai kemajuan dalam bidang antibiotik. Hal ini disebakan oleh munculnya
organisme nosokomial yang resisten terhadap antibiotik. Adanya organisme-organisme
baru dan penyakit seperti AIDS (Acquired Immunodeficiency

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


Syndrome) yang semakin memperluas spektrum dan derajat kemungkinan terjadinya
bronkopneumonia.
C. Etiologi
Secara umum individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme pathogen. Orang
yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ
pernafasan yang terdiri atas : reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia
yang menggerakan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa,
mikrobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettina, 2013) antara lain :
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococus,H. Influenza, Klebsiella.
2. Virus : Legionella pneumonia
3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofariengal atau isi lambung kedalam paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien
yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam
mulut dank arena adanya pneumocystis crania, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C,
2012 dan Sandra M. Nettina, 2013).
D. Patofisiologi
Proses terjadinya bronkopneumonia dimulai dari berhasilnya kuman pathogen
masuk ke mukus jalan nafas. Kuman tersebut berkembang biak di saluran nafas atau
sampai di paru-paru. Bila mekanisme pertahanan seperti sistem transport mukosilia tidak
adekuat, maka kuman berkembang biak secara cepat sehingga terjadi peradangan di
saluran nafas atas, sebagai respon peradangan akan terjadi hipersekresi mukus dan
merangsang batuk. Mikroorganisme berpindah karena adanya gaya tarik bumi dan alveoli
menebal. Pengisian cairan alveoli akan melindungi mikroorganisme dari fagosit dan
membantu penyebaran organisme ke alveoli lain. Keadaan ini menyebabkan infeksi
meluas, aliran darah di paru sebagian meningkat yang diikuti peradangan vaskular dan
penurunan darah kapiler (Price & Wilson, 2015). Gambar 1.2 menunjukan gambaran
perbedaan alveoli normal dan alveoli pada pasien bronkopneumonia.

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


Gambar 1.2 Perbedaan Bronkus normal dan bronkopneumonia
Sumber : (Reeves, 2012)

Edema karena inflamasi akan mengeraskan paru dan akan mengurangi kapasitas
paru, penurunan produksi cairan surfaktan lebih lanjut, menurunkan compliance dan
menimbulkan atelektasis serta kolaps alveoli. Sebagai tambahan proses
bronkopneumonia menyebabkan gangguan ventilasi okulasi partial pada bronkhi dan
alveoli, menurunkan tekanan oksigen arteri, akibatnya darah vena yang menuju atrium
kiri banyak yang tidak mengandung oksigen sehingga terjadi hipoksemia arteri.
Efek sistemik akibat infeksi, fagosit melepaskan bahan kimia yang disebut
endogenus pirogen. Bila zat ini terbawa aliran darah hingga sampai hipotalamus, maka
suhu tubuh akan meningkat dan meningkatkan kecepatan metabolisme. Pengaruh dari
meningkatnya metabolisme adalah penyebab takhipnea dan takhikardia, tekanan darah
menurun sebagai akibat dari vasodilatasi perifer dan penurunan sirkulasi volume darah
karena dehidrasi, panas dan takhipnea meningkatkan kehilangan cairan melalui kulit
(keringat) dan saluran pernafasan sehingga menyebabkan dehidrasi (Price & Wilson
2015).

E. Pathway

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


Ketidakefektifan Nutrisi kurang dari
bersihan jalan napas kebutuhan tubuh

Hipertermi

Gangguan
pertukaran gas

Pola napas
tidak efektif

Sumber : Price & Wilson (2015)

F. Manifestasi Klinis

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


Bronkopneumonia secara khas diawali dengan menggigil, demam yang timbul
o o
dengan cepat (39,5 C sampai 40,5 C), sakit kepala, gelisah, malaise, nafsu makan
berkurang dan nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk.Gejala umum infeksi saluran
pernafasan bawah berupa batuk, espektorasi sputum, dengan takhipnea sangat jelas
(25 sampai 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan mendengkur, pernafasan cuping
hidung dan penggunaan otot-otot aksesori pernafasan, sputum hijau dan purulen,
dipsnea dan sianosis. Pasien yang mengalami tanda pneumonia berupa retraksi yaitu
perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, ronki dan wheezing (Arief
Mansjoer, 2012)
G. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat digunakan cara :
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(meningkatnya jumlah neutrofil).
b. Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan
untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk
mendeteksi agen infeksius.
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi
antigen mikroba
2. Pemeriksaan radiologi
a. Rontgenogram thoraks
Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infilrate multiple seringkali dijumpai pada
infeksi stafilokokus dan haemofilus.
Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan apkah jalan nafas tersumbat
oleh benda padat.

H. Penatalaksanaan

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


Penatalaksanaan bronkopneumonia menurut Arief Mansjoer (2012) dan
Ngastiyah (2015) dibagi dua yaitu penataksanaan, medis & keperawatan.
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi,
karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya
diberikan :
a. Penisilin ditambah dengan Cloramfenikol atau diberikan antibiotik yang
mempunyai spektrum luas seperti Ampisilin. Pengobatan ini diteruskan
sampai bebas demam 4 – 5 hari.
b. Pemberian oksigen dan cairan intervensi.
c. Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat
kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan
hasil analisis gas darah arteri.
d. Pasien pneumonia ringan tidak perlu dirawat di Rumah Sakit.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanan keperawatan dalam hal ini yang dilakukan adalah :
a. Menjaga kelancaran pernafasan
Klien pneumonia berada dalam keadaan dispnea dan sianosis karena
adanya radang paru dan banyaknya lendir di dalam bronkus atau paru. Agar
klien dapat bernapas secara lancar, lendir tersebut harus dikeluarkan dan
untuk memenuhi kebutuhan O2 perlu dibantu dengan memberikan O2.
b. Kebutuhan Istirahat
Klien Pneumonia adalah klien payah, suhu tubuhnya tinggi, sering
hiperpireksia maka klien perlu cukup istirahat, semua kebutuhan klien harus
ditolong di tempat tidur. Usahakan pemberian obat secara tepat, usahakan
keadaan tenang dan nyamn agar psien dapat istirahat sebaik-baiknya.
c. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pasien bronkopneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan
yang kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan
yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dan
kekukrangan kalori dipasang infus dengan cairan glukosa 5% dan NaCl 0,9%.

d. Mengontrol Suhu Tubuh

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


Pasien bronkoneumonia sewaktu-waktu dapat mengalami hiperpireksia.
Untuk ini maka harus dikontrol suhu tiap jam. Dan dilakukan kompres serta
obat-obatan satu jam setelah dikompres dicek kembali apakah suhu telah turun.
I. Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang
2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm rongga pleura
yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yang meradang
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
(Whaley & Wong, 2015)

(KONSEP ASKEP TEORITIS)


A. Pengkajian

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


1. Identitas
Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia
berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu
daya tahan tubuh yang menurun akibat KEP, penyakit menahun, trauma pada
paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai
pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang
disertai muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir,
anoreksia dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak
o
sampai 39-40 C dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun
menurun.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran
pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.
3. Riwayat kesehatan lingkungan
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim
hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan
lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit.
Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan
anggota keluarga perokok.
4. Imunisasi
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat
penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan
tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
6. Nutrisi
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


7. Pemeriksaan persistem.
a. Sistem kardiovaskuler
Takikardi, iritability
b. Sistem pernapasan
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan
cuping hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non
produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler,
kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi,
ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang
bertambah sesak dan pilek.
c. Sistem pencernaan
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada
orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum
memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde.
d. Sistem eliminasi
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum
memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan
sampai berat).
e. Sistem saraf
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada
anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal
Tonus otot menurun, lemah secara umum.
g. Sistem endokrin
Tidak ada kelainan
h. Sistem integumen
i. Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat,
kulit kering.
j. Sistem penginderaan
Tidak ada kelainan.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Hipertermi
4. Nyeri
5. Pola nafas tidak efektif
6. Gangguan pertukaran gas
7. Intoleransi aktifitas
8. Cemas
C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Ketidakefektif NOC : 1. Kaji frekuensi, kedalaman
an bersihan • Status pernapasan: kepatenan dan upaya pernapasan
jalan nafas jalan napas; jalur napas
Factor yang 2. Kaji factor yang
trakeobronkial bersih dan
berubungan : terbuka untuk pertukaran gas berhubungan seperti nyeri,
• Lingkungan; Tujuan dan criteria evaluasi batuk tidak efektif, mucus
merokok, Setelah dilakukan tidakan
kental, dan keletihan
menghisap keperawatan selama x24 jam :
asap rokok, • Menunjukkan bersihan jalan 3. auskultasi bagian dada
perokok pasif napas yang efektif yang anterior dan posterior untuk
• Obstruksi dibuktikan oleh, pencegahan
mengetahui penurunan atau
jalan napas; aspirasi, status pernapasan:
terdapat ventilasi tidak terganggu dan ketiadaan ventilasi dan
benda asing status pernapasan : kepatenan adanya suara napas
dijalan napas, jalan napasyang dibuktikan
tambahan
spasme jalan oleh indicator sebagai berikut:
4. Pantau status oksigen pasien
napas Indikato Saat
Target
• Fisiologis; r dikaji dan status hemodinamik dan
kelainan dan Kemudah irama jantung sebelum,
penyaki an
selama dan setelah
Batasan bernapas
karakteristik pengisapan
Frekuens
Subjektif i dan 5. Catat jenis dan jumlah
• Dispnea irama sekrat yang dikumpulkan
Objektif pernapas
6. Instruksikan kepada pasien
• Suara napas an
tambahan Pergerak tentang batuk dan teknik
an napas dalam

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


• Perubahan sputum pada irama keluar
dan frekuensi dari jalan 7. Berikan oksigen yang telah
pernapasan napas dihumidifikasi sesuai
• Batuk tidak Pergerak
dengan instruksi
ada atau tidak an
efektif sumbatan 8. Kaji keefektifan pemberian
• Sianosis keluar oksigen dan terapi lain
• Kesulitan dari jalan 9. Kaji kecenderungan pada
untuk napas
gas darah arteri jika tersedia
berbicara Nafas
• Penurunan pendek 10. Lakukan atau bantu dalam
suara napas Batuk terapi aerosol, nebulizer,
• Ortopnea Akumula
dan perawatan paru lainnya
• Gelisah si
sesuai protocol
• Sputum Sputum
berlebihan Note : 1.Gangguan ekstrem; 11. Beri tahu dokter tentang
2.Berat; 3.Sedang; 4.Ringan hasil gas darah yang
5.Tidak ada gangguan
abnormal

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Nutrisi NOC : 1. Tentukan motivasi pasien
Kurang Dari • Status gizi; tingkat untuk mengubah kebiasaan
Kebutuhan ketersediaan zat gizi untuk
makan
Tubuh : memenuhi kegiatan metabolic
Factor yang • Status gizi: pengukuran 2. Pantau nilai laboratotium,
berhubungan biokimia; komponen dan khususnya Hb, Ht, albumin,
: kimia cairan yang
dan elektrolit
• Kesulitan mengindikasikan status
mengunyah nutrisi 3. Ketahui makanan kesukaan
atau menelan • Status gizi: asupan makanan pasien
• Kurang dan cairan; jumlah makanan 4. Tentukan kemampuan
pengetahuan dan cairan yang dikonsumsi
dasar tentang pasien untuk memenuhi
tubuh dalam waktu 24 jam
nutrisi Tujuan dan criteria evaluasi kebutuhan nutrisi
• Hilang nafsu Setelah dilakukan tindakan 5. Pantau kandungan nutrisi
makan keperawatan selama x 24 jam :
dan kalori pada catatan
• Mual dan • Memperlihatkan status gizi :
muntah asupan makanan dan cairan, asupan

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


Batasan karakteristik Subjektif
• Kram yang dibuktikan indicator 6. Timbang pasien pada
abdomen sebagai berikut : interval yang tepat
• Nyeri Indikato Saat
abdomen Target 7. Ajarkan metode untuk
r dikaji
• Menolak perencanaan makan
Makanan
makan 8. Ajarkan pasien dan keluarga
oral,
Objektif
pemberia tentang makanan yang
• Bising usus
n berizi dan tidak mahal
hiperaktif
makanan
• Kurang 9. Manajemen nutrisi: berikan
lewat
informasi/inf selang, informasi yang tepat tentang
ormasi yang
atau kebutuhan nutrisi dan
salah
nutrisi
• Kurangnya bagaimana memenuhinya
parentera
minat l total 10. Diskusikan dengan ahli gizi
terhadap
Asupan dalam menentukan
makanan
cairan kebutuhan protein pasien
• Rongga oral
mulut terluka yangmengalami
atau IV
• Kelemahan ketidakadekuatak asupan
Ket : 1.Tidak adekuat; 2.Sedikit
otot yang adekuat; 3.Cukup adekuat; protein
berfungsi 4.Adekuat; 5.Sangat Adekuat
untuk
menelan atau
mnengunyah

3. Hipertermi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Hipertermia NOC : 1. Pantau hidrasi (turgot kulit,
Factor yang • Termolegulasi; kelembaban membran
berubungan : keseimbangan antara
mukosa)
• Agen produksi panas, peningkatan
farmaseutikal panas dan kehilangan panas 2. Monitor TTV
• Aktivitas • TTV dalam batas normal 3. Hentikan aktivitas fisik
berlebihan
4. Kaji ketepatan jenis pakaian
• Iskemia Tujuan dan criteria evaluasi
5. Pantau warna kulit dan suhu

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


• Peningkatan • Sepsis • Suhu tubuh
laju • Trauma Batasan meningkat
metabolisme karakteristik • Kulit teraba hangat
• Penyakit • Kulit merah • Takikardia
• Takipnea Setelah dilakukan tindakan 6. Pindahkan pasien ke
• Kejang keperawatan selama x 24 jam: lingkukangan lebih dingin
• Koma Pasien akan menunjukan
termolegulasi yang 7. Basahi permukaan tubuh
• Hipotensi
dibuktikan , Dengan indicator dan kipasi pasien
sebagai berikut : 8. Monitor hasil laboratorium
Indikato Saat
Target 9. Tingkatkan intake cairan
r dikaji
dan nutrisi
Peningka
10. Anjarkan klien dan keluarga
tan suhu
kulit cara mengukur suhu untuk
Hiperter mencegah dan mengenali
mia
secara dini hipertermi
Dehidara
11. Berikan antipiretik
si
Sakit 12. Berikan cairan intravena
kepala 13. Lepaskan pakaian yang
Denyut berlebihan
nadi
radialis 14. Gunakan waslap dingin
Berkerin pada aksila
gat saat 15. Anjurkan asupan cairan
panas
sedikitnya 2 liter
Melapork
an
kenyama
nan suhu
Note : 1.Gangguan ekstrem;
2.Berat; 3.Sedang; 4.Ringan;
5.Tidak ada gangguan

4. Nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Nyeri NOC : 1. Lakukan pengkajian nyeri
Factor yang • Tingkat kenyamanan : tingkat secarakomprehensif
berubungan : persepsi positif terhadap
Agen – agen meliputi lokasi,
kemudahan fisik psikologis
penyebab • Pengendalian nyeri : tindakan karakteristik, awitam durasi
cedera : individu untuk frekuensi,kualitas,
biologis, kimia, mengendalikan nyeri

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


fisik dan psikologis Batasan
karakteristik • Tingkat nyeri : keparahan intensitas,atau keparahan
Subjektif nyeri yang dapat diamati atau nyeri dan factor
Mengungkapk dilaporkan
presipitasinya
an secara Tujuan dan criteria evaluasi
verbal atau Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi isyarat nonverbal
melaporkan keperawatan selama x 24 jam : ketidaknyamanan
nyeri dengan Menunjukan tingkat nyeri
3. Minta pasien untuk menilai
isyarat Indicator sebagai berikut :
Objektif Indikato Saat nyeri dengan skala
• Posisi untuk Target (1-10)
r dikaji
menghindari 4. Pengaturan posisi yang
Nyeri
nyeri
yang nyaman
• Perubahan
dilaporka
selera makan 5. Terapi oksigen
n
• Perubahan 6. Monitor TTV
Ekspresi
ekspresi
nyeri 7. Informasikan kepada pasien
misal :
pada tentang prosedur yang dapat
gelisah,
wajah
merinih, menungkatkan nyeri dan
Ketegang
meringis,
an otot tawarkan strategi koping
menangis
Durasi yang ditawarkan
• Bukti nyeri
episode 8. Berikan informasi tentang
dapat diamati
nyeri
• Gangguan nyeri, seperti penyebabnyeri,
Merintih
tidur
dan 9. Ajarkan penggunaan teknik
menangis nonfarmakologis (relaksasi,
Gelisah
distraksi, terapi)
Ket : 1.Sangat Berat; 2.Berat;
3.Sedang; 4.Ringan; 5.Tidak 10. Pemberian analgetik
ada 11. Laporkan pada dokter jika
tindakan tidak berhasil

5. Pola nafas tidak efektif


INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Pola Nafas NOC : 1. Pemantauan pernapasan :
tidakk efektif • Status pernapasan :
Factor yang pantau kecepatan, irama,
berubungan : kepatenan jalan napas; jalur
kedalaman dan upaya
napas trakeobronkial bersih
pernapasan

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


• Penurunan dan terbuka untuk 2. Perhatikan pergerakan dada,
energy dan pertukaran gas amati kesimetrisan, adanya
kelelahan • Status respirasi: ventilasi;
penggunaan otot-otot
• Hiperventilas pergerakan udara kedalam
i dan keluar paru 3. Auskultasi suara napas
• Sindrom • Status tanda vital; TTV 4. Catat perubahan pada
hipoventilasi dalam rentang normal
Peemeriksaann AGD
• Nyeri Tujuan dan criteria evaluasi
• Kelelahan Setelah dilakukan tidakan 5. Informasikan kepada pasien
otot-otot keperawatan selama 3x24 jam : dan keluarga tentang tehnik
pernapasan • Menunjukkan pola relaksasiuntuk
Batasan pernapasan efektif yang
dibuktikan oleh status memperbaiki pola
karakteristik
Subjektif pernapasan, status ventilasi pernapasan,
• Dispnea dan pernapasan yang tidak 6. Instruksikan kepada pasien
• Napas terganggu, kepatenan jalan
dan keluarga bahwa mereka
pendek napas dan tidak ada
Objektif penyimpangan tanda vital harus memberitahu nakes
• Bradipnea yang dibuktikan oleh pada saat
• Penurunan indicator sebagai berikut:
terjadiketidakefektifan pola
tekanan Indikato Saat Target
r dikaji pernapasan
inspirasi-
ekspirasi Frekuens 7. Atur posisi pasien untuk
• Penurunan i memaksimalkan ventilasi
vntilasi pernafasa
dan meringankan sesak
semenit n
Irama nafas
• Penurunan
kapasitas pernafasa 8. Lakukan fisioterapi dada
vital n 9. Berikan oksigen
• Napas dalam Kedalam
10. Monitor aliran oksigen
• Peningkatan an
diameter inspirasi 11. Berikan obat bronkodilator
anterior- Penggun sesuai program
posterior aan otot 12. Berikan obat nyeri untuk
• Napas cuping bantu
mengoptimalkan pola napas
hidung nafas
• Ortopnea Suara
• Pengunaan nafas
otot bantu tambahan
asesoris Note : 1.Berat; 2.Cukup berat;
untuk 3.Sedang; 4.Ringan; 5.Tidak
bernapas ada gangguan

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


6. Gangguan pertukaran gas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Intervensi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan
Gangguan NOC : 1. Kaji suara napas, frekuensi
Pertukaran • Status pernapasan: pertukaran kedalaman dan usaha napas,
Gas gas; pertukaran O2 dan CO2
Factor yang danproduksisputum
dialveoliuntuk
berubungan : mempertahankan konsentrasi sebagai indicator
• Perubahan gas darah keefektifan penggunaan alat
membrane Tujuan dan criteria evaluasi
penunjang
kapiler- Setelah dilakukan tidakan
alveolar keperawatan selama x24 jam : 2. Pantau saturasi O2 dengan
• Ketidaksei pertukaran alveolar dan perfusi oksimetri nadi
mbangan jaringan secara efektif 3. Pantau hasil gas darah
perfusi- didukung oleh ventilasi secara
ventilasi mekanik yang dibuktikanoleh 4. Pantau hasil elektrolit
Batasan indicator sebagai berikut : 5. Ajarkan kepada pasien
karakteristik Indikato Saat teknik bernapas dan
Subjektif Target
r dikaji relaksasi
• Dispnea
Tingkat
Objektif 6. Atur posisi untuk
pernafasa
• Gas darah memaksimalkan potensia
n
arteri yang ventilasi
Irama
tidak normal
pernafasa 7. Atur posisi untuk
• pH arteri
n
yang tidak mengurangi dispnea
Kedalam
normal 8. Pasang jalan napas melalui
an
• ketidaknorm
inspirasi mulut atau nasoparing,
alan
frekuensi, Saturasi sesuai dengan kebutuhan
irama, dan oksigen
9. bersihkan secret dengan
kedalaman Perfusi
jaringan menganjurkan batuk atau
pernapasan
• warna kulit perifer melalui pengisapan
tidak normal Note : deviasi 1.Berat; 2.Cukup 10. Dukung untuk bernapas
• sianosis Berat; 3.Sedang; 4.Ringan;
pelan, dalam dan batuk
• karbondioksi 5.Tidak ada
da menurun 11. Bantu dengan spirometer
• diaphoresis insentif, jika perlu
• hiperkapnia
12. Lakukan fisioterapi dada,
• hiperkarbia
jika perlu
• hipoksia

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


• hipoksemia 13. Berikan Oksigen
• napas cuping
14. Ajarkan tentang batuk
hidung
efektif
• takikardi
15. Berikan bronkodilator, jika
perlu

7. Intoleransi aktifitas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Intoleransi NOC : 1. Kaji tingkat kemampuan
Aktivtas • Toleransi aktivitas; respon pasien untuk berpindah dari
• Tirah baring fisiologis terhadap gerakan
tempat tidur, berdiri,
dan yang memakan energy dalam
imobilitas aktivitas sehari-hari ambulasi, dan melakukan
• Kelemahan • Perawatan diri; ADL; ADL
umum kemampuan untuk melakukan
2. Kaji respon emosi, sosial
• Ketidak tugas fisik yang paling dasar
seimbangan dan aktivitas perawatan dan spiritual terhadap
antara suplai pribadi secara mandiri aktivitas
dankebutuha dengan atau tanpa alat bantu 3. Evaluasimotivasidan
n oksigen Tujuan dan criteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keinginan pasien untuk
• Gaya hidup
kurang sehat keperawatan selama x 24 jam meningkatkan aktivitas
Batasan : Menunjukkan toleransi 4. Tentukan penyebab
karakteristik aktivitas, yang dibuktikan oleh
keletihan
Subjektif indicator sebagai berikut :
• Ketidaknyam Indikato Saat 5. Pantau respon oksigen
anan atau Target pasien terhadap aktivitas
r dikaji
dispnea saat 6. Pantau respon nutrisi untuk
Saturasi
beraktivitas
oksigen memastikan sumber-sumber
• Melaporkan saat
keletihan energy yang adekuat
Beraktivi
atau tas 7. Bantu dengan aktivitas fisik
kelemahan
Frekuens secara teratur (misalnya
secara verbal
i ambulasi, berpindah, dan
Objektif
pernapas
• Frekuensi kebersihan diri) sesuai
an
jantung atau kebutuhan
saat
tekanan
beraktivit
darah tidak
as

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


normal Kemamp 8. Instruksikan pada pasien
sebagai uan dan keluarga untuk:
respon dari untuk
Penggunaan teknik napas
aktivitas berbicara
• Perubahan saat terkontrol selama aktivitas
EKG yang beraktivit 9. Penggunaan tehnik
menunjukka as fisik
relaksasi selama aktivitas
n aritmia Kecepata
atau iskemia n 10. Bantu pasien untuk
berjalan mengubah posisi
Kekuatan 11. Berikan pengobatan nyeri
tubuh
sebelum aktivitas, apabila
bagian
atas nyeri merupakan salah satu
Kekuatan penyebab
tubuh 12. Kolaborasikan dengan ahli
bagian
terapi okupasi, fisik atau
bawah
Kemudah rekreasiuntuk
an merencanakandan
melakuka
memantau program
n ADL
Note : 1.Gangguan ekstrem; aktivitas, jika perlu.
2.Berat; 3.Sedang; 4.Ringan; 13. Berikan kesempatan
5.Tidak ada gangguan keluarga untuk terlibat
dalam aktivitas dengan cara
yang tepat.

8. Cemas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Ansietas NOC : 1. Kaji faktor yang dapat
Batasan • Tingkat kecemasan; meningkatkan kerentenan
Karakteristik : keparahan dari tanda-tanda
terhadap infeksi
• Gelisah ketakutan, ketegangan, atau
• Kesedihan kegelisahan yang berasal dari 2. Pantau hasil laboratorium
• Ketakutan sumber yang tidak dapat 3. Amati penampilan praktek
• Sangat diidentifikasi.
hygiene personal untuk
Khawatir Tujuan dan criteria evaluasi
perlindungan terhadap infeksi
• Ragu
Ners STIKes WNP Angkatan VIII
• Perasaan Setelah dilakukan tidakan 4. Jelaskan pada pasien dan
tidak adekuat keperawatan selama x24 jam : keluarga mengnai infeksi dan
Factor yang ansietas teratasi yang
hal yang dapat meningkatkan
berubungan : dibuktikan dengan indikator
• Ancaman sebagai berikut : resiko infeksi
Kematian Indikato Saat 5. Pengendalian infeksi (NIC) :
Target
• Kebutuhan r dikaji
ajarkan pasien teknik
yang tidak Perasaan
dipenuhi mencuci tangan dengan benar
gelisah
• Krisis situasi Rasa 6. Pengendalian infeksi (NIC) ;
• Konflik nilai takut berikan terapi antibiotik, bila
• Perubahan yang
diperlukan
besar (mis, disampai
status kan 7. Bersihkan lingkungan dengan
ekonomi, secara benar setelah digunakan
lingkungan, lisan masing-masing pasien
status Rasa
kesehatan, 8. Pertahankan teknik isolasi
cemas
fungsi peran, yang bila diperlukan
status peran) disampai 9. Terapkan kewaspadaan
• Stressor kan
universal
secara
lisan
Peningka
tan
tekanan
darah
Pusing
Penuruna
n
produktiv
itas
Note : 1.Berat; 2.Cukup berat;
3.Sedang; 4.Ringan; 5.Tidak
ada

DAFTAR PUSTAKA

Ners STIKes WNP Angkatan VIII


Arief Mansjoer (2012). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta : Media Aesculapius.
Evelyn C. Pearce (2014). Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT Gramedia.
Ngastiyah (2015). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta: EGC.
Price, Wilson (2015). Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Reeves CJ, Roux G and Lockhart R (2012), Keperawatan Medikal Bedah, Buku I,
(Penerjemah Joko Setyono), Jakarta : Salemba Medika
Riyadi, Sujono & Sukarmin (2014), Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Sandra M. Nettina (2013). Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setyawan dkk. Ed.
1. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzane C. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth : Edisi 8.
Alih Bahasa Agung Waluyo. (et al) ; editor edisi bahasa Indonesia Monica Ester. (et
al). Jakarta : EGC
Whaley dan Wong, (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta : EGC.

Ners STIKes WNP Angkatan VIII

Anda mungkin juga menyukai