Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No.

1 Mei 2013

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KENDARI

Suriyanti1), Latief Sahidin2)


1)
Alumni Program Studi Pendddikan Matematika, 2)Dosen Program Studi Pendi dikan
Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO . E-mail: latief_uh10@yahoo.co.i d

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan pengaruh penerapan pendekatan PMR
dengan pendekatan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa pada
materi garis singgung lingkaran. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa
pendekatan PMR pada materi garis singgung lingkaran memiliki nilai rata-rata 67,09, standar
deviasi 10,03, varians 100,59, median 66, modus 56 dan 67, nilai minimum 53, dan nilai
maksimum 90. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII 6 yang diajar dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran konvensional pada materi garis singgung lingkaran memiliki nilai
rata-rata 61,97, standar deviasi 10,26, varians 105,26, median 61, modus 51 dan 56, nilai
minimum 40, dan nilai maksimum 83. Pengaruh penerapan pendekatan PMR lebih baik
daripada pengaruh penerapan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika
siswa pada materi garis singgung lingkaran pada kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari tahun
ajaran 2012/2013.

Kata Kunci: pendekatan pembelajaran; pembelajaran realistic

Pendahuluan masa depan yang menguasai ilmu


pengetahuan dan teknologi.
Peningkatan mutu pendidikan
Untuk mencapai hal tersebut, maka
mutlak terus diupayakan, sebab pendidikan
sekolah sebagai lembaga yang menye-
memegang peranan penting dalam mening-
lenggarakan pendidikan formal, tentu harus
katkan sumber daya manusia. Pendidikan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang bermutu dapat memberikan bekal
yang ada di sekolah. Guru dan siswa
kepada siswa agar dapat memenuhi tuntutan
merupakan komponen utama yang sangat
hidup untuk menyelesaikan permasalahan-
menentukan. Hal ini karena hasil belajar
permasalahan dalam kehidupan. Secara lebih
siswa merupakan salah satu indikator
luas, pendidikan yang bermutu dapat
pencapaian pendidikan yang bermutu dan
menyiapkan siswa untuk menjadi manusia
keberhasilan belajar siswa itu sendiri tidak

Suriyanti, Latief S ahi din 99


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

terlepas dari peranan guru. Secara lebih matematika di samping menjelaskan konsep,
spesifik, Arifin ( 2007: 71) menyatakan prinsip, teorema, guru juga harus
bahwa pendidikan yang bermutu adalah mengajarkan matematika dengan mencip-
ketika siswa secara aktif mengembangkan takan kondisi yang baik agar keterlibatan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan siswa secara aktif dapat berlangsung. Untuk
spiritual keagamaan, pengendalian diri, itu, pemilihan pendekatan pembelajaran
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta yang tepat pada materi tertentu menjadi
keterampilan yang diperlukan dirinya, salah satu kunci pemecahan masalah.
masyarakat, bangsa dan negara yang Selain itu, pembelajaran yang
dilakukan secara sadar dan terencana. diterapkan juga masih menggunakan
Berdasarkan hal tersebut, maka guru pendekatan latihan pada pembelajaran
mempunyai fungsi, peran dan kedudukan matematika dengan mengembangkan
yang sangat strategis dalam melakukan kemampuan berpikir melalui latihan
usaha sadar dan terencana untuk berulang keterampilan berhitung dan
mewujudkan suasana belajar dan proses meminta siswa menghafal langkah atau
pembelajaran agar siswa secara aktif rumus-rumus. Dari situasi tersebut,
mengembangkan potensi dirinya. pendekatan yang diterapkan kurang
Masalah yang sangat menonjol yang bermakna dan tidak mengaplikasikan
dihadapi dalam pembelajaran khususnya keterampilan berhitung pada situasi
matematika adalah hasil belajar siswa yang pemecahan masalah, sehingga siswa menjadi
masih rendah. Kenyataan di sekolah bosan dan tidak menyenangi matematika.
menunjukkan bahwa dalam proses Akibatnya, hasil belajar matematika siswa
pembelajaran matematika, siswa terlihat pun kurang optimal.
kurang antusias, daya kreativitasnya rendah, Selain itu pula, matematika sebagai
dan siswa bersikap acuh tak acuh. pelajaran yang sangat penting dalam
Hal ini terjadi karena pendekatan kehidupan, sehingga matematika menjadi
pembelajaran yang diterapkan oleh guru salah satu mata pelajaran pokok yang
kurang memiliki daya dukung terhadap hasil diajarkan mulai dari bangku taman kanak-
belajar siswa. Selama ini pembelajaran yang kanak hingga perguruan tinggi. Matematika
biasa diterapkan dalam kelas adalah yang dinilai sangat memegang peranan
pembelajaran konvensional di mana penting tersebut, diharapkan dapat dikuasai
keterlibatan siswa dalam proses belajar sedini mungkin oleh para siswa. Namun,
mengajar sangat kurang. Pada pembelajaran pada kenyataannya masih ada sebagian
konvensional, guru cenderung lebih aktif siswa yang merasa kesulitan dalam belajar
dan siswa cenderung bersikap pasif. Suasana matematika. Hal ini berkaitan dengan salah
belajar di dalam kelas menjadi sangat satu karakteristik matematika yaitu objeknya
monoton dan membosankan. Keadaan yang bersifat abstrak, sehingga siswa
seperti ini dalam proses pembelajaran, menganggap matematika sebagai pelajaran
biasanya mengakibatkan siswa enggan dan yang sulit dipahami dan sulit diaplikasikan
malu bertanya pada guru mengenai materi dalam kehidupan real, yang berakibat
yang kurang dipahaminya. Padahal unsur kurangnya minat siswa terhadap
penting dalam pembelajaran matematika matematika. Akhirnya, hal ini juga
adalah merangsang siswa serta mengarahkan berdampak pada rendahnya hasil belajar
bagaimana siswa belajar. Seorang guru matematika mereka di sekolah.

100 www.pendmatematikauho.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

Untuk mengatasi hal tersebut, maka dihubungkan dengan situasi nyata kehidupan
dibutuhkan pemilihan pendekatan pembel- manusia.
ajaran yang tepat agar para siswa dapat Belajar adalah suatu proses usaha
memiliki motivasi dan perasaan antusias yang dilakukan seseorang untuk mem-
pada saat belajar matematika yang pada peroleh perubahan tingkah laku secara
akhirnya hasil belajar matematika siswa keseluruhan sebagai hasil pengalaman
dapat dioptimalkan dan ditingkatkan. Oleh sendiri dan interaksi dengan lingkungannya
karena itu, selain kompetensi guru da lam (Slameto, 1988: 2). Hal ini sejalan dengan
mengajar, diperlukan pula pendekatan pendapat Winkel (2007: 9) yang menya-
pembelajaran yang dapat membuat siswa takan bahwa belajar merupakan suatu
paham akan materi yang disampaikan dan aktifitas mental/psikis yang berlangsung
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
sehari-hari. Untuk membuat matematika yang menghasilkan perubahan dalam
mudah dipahami, guru harus bekerja keras pengetahuan-pemahaman, keteramilan dan
mengajarkan matematika pada siswa dengan nilai sikap.
cara yang menyenangkan. Sehingga Hamalik mengemukakan bahwa
diperlukan suatu pendekatan yang dapat hasil belajar adalah bila seseorang telah
mengubah persepsi siswa tentang belajar, maka akan terjadi perubahan tingkah
metematika melalui pendekatan pembel- laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
ajaran yang mudah diterima oleh siswa dan tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
bersifat realistis, artinya berhubungan erat menjadi mengerti. Gagne dalam Mudjiono
dengan lingkungan sekitar siswa. Untuk itu, (2002: 10) membagi lima kategori hasil
pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah belajar yaitu informasi verbal, keterampilan
pembelajaran matematika realistik (PMR). intelektual, strategi kognitif, sikap dan
PMR adalah pembelajaran yang keterampilan motorik
bertitik tolak dari hal-hal nyata bagi siswa Erman dkk dalam Turmudi (2010)
dan menekankan keterampilan proses. Kata mengemukakan bahwa pendekatan
“realistik” tidak hanya mengarah ke dunia (approach) pembelajaran matematika
nyata, tetapi juga berkaitan dengan masalah sebagai cara yang ditempuh guru dalam
situasi nyata dalam pikiran siswa. Pada pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang
pembelajaran ini, guru bertindak sebagai disajikan dapat diadaptasikan oleh siswa.
pembimbing dan pemberi petunjuk bagi Pembelajaran matematika realistik adalah
siswa dalam memahami dan menyelesaikan sebuah pendekatan belajar matematika yang
suatu permasalahan. Pengembangan dikembangkan sejak tahun 1971 oleh
pembelajaran matematika dengan meng- sekelompok ahli matematika dari
gunakan pembelajaran matematika realistik Freudenthal Institute, Utrecht University di
merupakan salah satu cara menunjukkan Negeri Belanda. Pendekatan ini didasarkan
kepada siswa bagaimana hubungan antara pada anggapan Hans Freudenthal (1905 –
matematika dengan kehidupan nyata yang 1990) bahwa mathematics is human
dialami siswa. Secara umum, pembelajaran activitis. Menurut pendekatan ini, kelas
matematika realistik didasarkan pada matematika bukan tempat memindahkan
pandangan bahwa matematika sebagai matematika dari guru kepada siswa,
aktivitas manusia dan matematika harus melainkan tempat siswa menemukan
kembali

Suriyanti, Latief S ahi din 101


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

Burrowes dalam Maulid (2011: 17) PMR lebih baik daripada pengaruh
mengatakan bahwa pembelajaran konven- penerapan pembelajaran konvensional
sional menekankan pada resitensi konten, terhadap hasil belajar matematika siswa
tanpa memberikan waktu yang cukup pada materi garis singgung lingkaran di
kepada siswa untuk merefleksi materi-materi kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari?
yang direpresentasikan, menghubungkannya
dengan pengetahuan sebelumnya, atau
Metode
mengaplikasikannya pada situasi kehidupan
nyata. Pembelajaran konvensonal memiliki Penelitian ini dilaksanakan di SMP
ciri-ciri: 1). Pembelajaran berpusat pada Negeri 17 Kendari. Waktu penelitian
guru, 2). Terjadi passive learning, 3). dilaksanakan pada semester genap tahun
Interaksi diantara siswa kurang, 4). Tidak ajaran 2012/2013. Variabel yang digunakan
ada kelompok-kelompok kooperatif. dalam penelitian ini terdiri dari (1) variabel
Rumusan masalah yang diteliti bebas yaitu perlakuan berupa pembelajaran
dalam penelitian ini ada lah: (1) Bagaimana matematika realistik (X1 ) dan perlakuan
gambaran hasil belajar matematika siswa berupa pembelajaran konvensional (X2 ); (2)
yang diajar dengan pendekatan PMR pada variabel terikat yaitu hasil belajar
materi garis singgung lingkaran?; (2) matematika setelah pembelajaran meng-
Bagaimana gambaran hasil belajar gunakan PMR (Y1 ) dan hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan matematika setelah pembelajaran meng-
pendekatan pembelajaran konvensional pada gunakan pembelajaran konvensional (Y 2 ).
materi garis singgung lingkaran?; (3) Adapun desain dalam penelitian ini dapat
Apakah pengaruh penerapan pendekatan dilihat pada Tabel1.

Tabel 1.
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Post-test
Eksperimen X1 Y1
Kontrol X2 Y2
masalah kontekstual (real) pada materi
Untuk memudahkan memahami garis singgung lingkaran, dengan
variabel dalam penelitian ini, maka variabel- langkah-langkah pembelajaran sebagai
variabel tersebut perlu didefinisikan secara berikut: memahami masalah kontekstual,
operasional. Definisi operasional dari menyelesaikan masalah kontekstual,
variabel-variabel tersebut adalah sebagai membandingkan dan mendiskusikan
berikut. jawaban, serta menyimpulkan materi.
1. Pembelajaran matematika realistik 2. Pembelajaran konvensional adalah
merupakan pendekatan pembelajaran pembelajaran yang selama ini diterapkan
matematika yang bertitik tolak dari oleh guru dalam kelas pada materi garis
singgung lingkaran, dengan langkah-
langkah pembelajaran sebagai berikut:
menjelaskan materi pelajaran, mem-

102 www.pendmatematikauho.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

berikan contoh soal dan cara rata), modus, median, standar deviasi (SD),
menyelesaikannya, memberikan kesem- dan distribusi frekuensi. Statistik inferensial
patan kepada siswa untuk bertanya, dipakai untuk pengujian hipotesi penelitian.
memberikan soal untuk dikerjakan siswa Untuk keperluan tersebut dipergunakan
sebagai latihan. statistik uji-t. Sebelum dilakukan pengujian
3. Hasil belajar matematika adalah nilai hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji-uji
matematika yang diperoleh siswa melalui prasyaratnya.
pemberian tes hasil belajar matematika
yang diberikan pada akhir pembelajaran Hasil
pada materi garis singgung lingkaran Data hasil penelitian pada kelas
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 17 eksperimen (hasil belajar siswa) disajikan
Kendari.
pada Tabel 2.
Populasi dalam penelitian ini Tabel 2
adalah seluruh siswa kelas VIII di SMPN 17 Distribusi Frekuensi
Kendari tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
dari 6 kelas paralel dengan jumlah 205 orang Eksperimen
siswa yang dilihat berdasarkan rata-rata nilai
ulangan harian matematika. Sampel dalam Nilai Post-Test f
penelitian ini ditentukan dengan 51-57 5
menggunakan teknik purposive yaitu
pengambilan kedua kelas yang memiliki 58-64 9
kemampuan matematik yang relatif sama. 65-71 9
Berdasarkan data nilai ulangan harian
72-78 5
matematika, terambil dua kelas yang
dijadikan sampel dalam penelitian yaitu 79-85 3
kelas VIII3 dan kelas VIII6 . Penentuan kelas 86-92 2
eksperimen dan kelas kontrol ditentukan
secara acak. Dari hasil acak diperoleh kelas Jumlah 33
VIII3 sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIII6 sebagai kelas kontrol. Tiap-tiap kelas Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa
terdiri dari siswa yang mempunyai nilai siswa pada kelas eksperimen dibagi
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. menjadi 6 kelas interval dengan interval tiap
Pengumpulan data dalam penelitian ini kelas adalah 7. Batas paling bawah kelas
dilakukan dengan teknik tes. Teknik tes interval adalah 51 dan batas paling atas kelas
digunakan untuk memperoleh data tentang interval adalah 92. Kelas interval dengan
hasil belajar matematika siswa pada materi frekuensi terbanyak berada pada kelas
garis singgung lingkaran. kedua dan ketiga, yaitu pada interval 58-64
Dalam penelitian ini digunakan dan 65-71. Ini berarti nilai siswa terbanyak
dua teknik analisis yaitu statistik deskriptif berada pada interval 58-71 yaitu sebanyak
dan statistik inferensial. Statistik deskriptif 18 orang, di mana banyaknya siswa yang
dimaksudkan untuk mendeskripsikan/ memperoleh nilai pada interval 58-64 sama
menggambarkan dan menjelaskan variabel- dengan banyaknya siswa yang memperoleh
varibel penelitian secara tunggal melalui nilai pada interval 65-71, yaitu sebanyak 9
skor minimum, skor maksimum, mean (rata- orang. Untuk siswa yang mempunyai nilai

Suriyanti, Latief S ahi din 103


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

tertinggi hanya sebanyak 2 orang berada diperoleh pada kedua kelas menunjukkan
pada interval 86-92, sedangkan siswa bahwa nilai 67,09 tersebut mewakili
dengan nilai terendah berada pada interval keseluruhan distribusi nilai matematika
51-57 sebanyak 5 orang. siswa pada kelas eksperimen dan nilai 61,97
Selanjutnya, data hasil penelitian mewakili keseluruhan distribusi nilai
pada kelas kontrol disajikan pada Tabel 3. matematika siswa pada kelas kontrol. Dari
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa segi rata-rata, terlihat bahwa nilai rata-rata
nilai siswa pada kelas kontrol dibagi kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai
menjadi 6 kelas interval dengan interval tiap rata-rata kelas kontrol.
kelas adalah 8. Batas paling bawah kelas Tahap selanjutnya dalam analisis
interval adalah 40 dan batas paling atas kelas data adalah analisis inferensial. Analisis
interval adalah 87. Kelas interval dengan inferensial bertujuan untuk menguji
frekuensi terbanyak berada pada kelas hipotesis dalam penelitian ini. Dalam
ketiga, yaitu pada interval 56-63. Ini berarti analisis inferensial, terdapat beberapa tahap
nilai siswa terbanyak berada pada interval analisis yang menjadi prasyarat untuk
56-63 yaitu sebanyak 10 orang. Untuk siswa melakukan analisis uji hipotesis yaitu
yang mempunyai nilai tertinggi hanya analisis uji normalitas data dan analisis uji
sebanyak 2 orang berada pada interval 80- homogenitas data.
87, sedangkan siswa dengan nilai terendah
berada pada interval 40-47 sebanyak 2 a. Uji Normalitas Data
orang. Dari hasil perhitungan uji
Tabel 3 normalitas dengan menggunakan statistik uji
Distribusi Frekuensi Kolmogorov-Smirnov untuk kelas
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas eksperimen, diperoleh nilai D maks = 0,12.
Kontrol Pada taraf nyata α = 0,05 dengan banyaknya
data 33 diperoleh nilai D tabel = 0,21,
Nilai Post-Test f sehingga Dmaks < Dtabel . Dengan demikian,
40-47 2 dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau
48-55 8 dengan kata lain data nilai hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan
56-63 10 pendekatan PMR berdistribusi normal.
64-71 9 Dari hasil perhitungan uji normalitas
dengan menggunakan statistik uji
72-79 4
Kolmogorov-Smirnov untuk kelas kontrol,
80-87 2 diperoleh nilai D maks = 0,09. Dengan
Jumlah 35 banyaknya data 35 dan taraf nyata α = 0,05,
diperoleh nilai Dtabel = 0,2, sehingga Dmaks <
Dtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan
Hasil analisis deskriptif hasil belajar bahwa Ho diterima atau dengan kata lain
matematika siswa pada kelas eksperimen data nilai hasil belajar matematika siswa
diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,09 dengan menggunakan pendekatan pembel-
dengan standar deviasi sebesar 10,03. ajaran konvensional berdistribusi normal.
Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh
nilai rata-rata sebesar 61,97 dengan standar
b. Uji Homogenitas
deviasi sebesar 10,26. Nilai rata-rata yang

104 www.pendmatematikauho.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

Pengujian homogenitas varians data belajar matematika siswa kelas VIII SMPN
kedua kelas menggunakan uji-F. 17 Kendari pada materi garis singgung
Berdasarkan hasil perhitungan untuk kelas lingkaran. Untuk mengetahui pengaruh
eksperimen diperoleh varians = 100,59 dan pembelajaran tersebut, maka diambil dua
untuk kelas kontrol diperoleh varians = kelas sebagai kelompok sampel yaitu kelas
105,26. Dari perbandingannya diperoleh eksperimen dan kelas kontrol, di mana
F = 1,05. Dari tabel distribusi F dengan kedua kelas memiliki kemampuan
hitung
taraf nyata 5% dan dk pembilang = 34 serta matematik yang relatif sama. Masing-
dk penyebut = 32, diperoleh F = 1,79. masing kelas diberi perlakuan berbeda.
tabel Kelas eksperimen dikenai pembelajaran
Karena F = 1,05 < F = 1,79, maka Ho matematika realistik sedangkan kelas
hitung tabel
diterima yang berarti kedua kelas kontrol dikenai pembelajaran konvensional.
mempunyai varians yang homogen. Kedua kelas diberikan materi yang sama
yakni garis singgung lingkaran dengan
c. Uji Hipotesis urutan materi yang sama. Total pertemuan
Hasil uji normalitas dan uji pada penelitian ini adalah 10 jam pelajaran,
homogenitas menunjukkan bahwa data hasil yakni 8 jam pelajaran yang terdiri dari empat
belajar matematika siswa kelas eksperimen kali pertemuan untuk masing-masing kelas,
dan kelas kontrol berdistribusi normal dan dan 2 jam pelajaran untuk posttest hasil
homogen. Selanjutnya, dilakukan uji belajar matematika siswa.
hipotesis dengan rumus uji t yang digunakan Berdasarkan hasil analisis
adalah deskriptif data hasil belajar matematika
siswa pada kedua kelas, diperoleh nilai rata-
. rata pada kelas eksperimen sebesar 67,09
dan kelas kontrol memiliki rata-rata sebesar
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: 61,97. Nilai rata-rata tersebut mewakili nilai
H0 : μ1 = μ2 seluruh siswa pada masing-masing kelas.
H1 : μ1 > μ2 Hasil ini menunjukkan nilai rata-rata hasil
Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai belajar matematika siswa pada kelas
thitung = 2,1. Pada α = 5% dan dk = 35 + 33 – eksperimen lebih tinggi daripada kelas
2 = 66, diperoleh t = 1,67. Ini kontrol.
tabel
menunjukkan bahwa t >t , yaitu 2,1 > Dari segi keberagaman data, kelas
hitung tabel
1,67, maka Ho ditolak. Artinya, pengaruh eksperimen mempunyai varians 100,59,
penerapan pendekatan PMR lebih baik sedangkan pada kelas kontrol mempunyai
daripada pengaruh penerapan pembelajaran varians 105,26. Dari hasil perhitungan
konvensional terhadap hasil belajar varians tersebut, diperoleh bahwa nilai
matematika siswa. varians pada kelas eksperimen lebih kecil
daripada nilai varians pada kelas kontrol. Ini
berarti kenaikan nilai siswa pada kelas
eksperimen lebih merata daripada kenaikan
Pembahasan nilai siswa pada kelas kontrol. Atau dengan
kata lain, selisih nilai antara siswa yang
Penelitian ini dimaksudkan untuk pandai, sedang, dan siswa yang kurang pada
mengetahui pengaruh PMR terhadap hasil kelas eksperimen tidak terlalu jauh daripada

Suriyanti, Latief S ahi din 105


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

selisih nilai pada kelas kontrol. Hal ini matematika siswa pada kelas ekperimen
didukung pula pada nilai minimum dan lebih baik daripada kelas kontrol.
maksimum pada kedua kelas. Berdasarkan analisis hasil
Berdasarkan perbandingan modus, penelitian, dapat diketahui bahwa hasil
median dan mean, baik kelas eksperimen belajar matematika siswa pada kelas
maupun kelas kontrol, nilai modus < median eksperimen lebih baik daripada hasil belajar
< mean. Hasil ini menunjukan bahwa nilai matematika siswa pada kelas kontrol. Hal ini
siswa pada kedua kelas lebih banyak berada disebabkan kedua kelas diberi perlakuan
di bawah nilai rata-rata. Namun, pada kelas yang berbeda. Pada kelas eksperimen
eksperimen ada nilai modus yang hampir menggunakan pembelajaran dengan
sama dengan rata-rata, sehingga ini berarti pendekatan PMR sedangkan pada kelas
bahwa banyak juga siswa yang memiliki kontrol dengan menggunakan pembelajaran
nilai yang hampir sama dengan rata-rata. Hal konvensional. Ini menunjukkan bahwa
ini berbeda dengan kelas kontrol, di mana pendekatan PMR yang diterapkan dalam
kedua nilai modusnya berada di bawah nilai pembelajaran matematika di sekolah
rata-rata. Sedangkan untuk nilai median berpengaruh terhadap hasil belajar
pada kedua kelas, keduanya berada di matematika siswa. Sebab pendekatan PMR
tengah-tengah, hal ini sesuai dengan memberi kesempatan pada siswa untuk
fungsinya yang membagi frekuensi berperan aktif dalam proses pembelajaran,
distribusi menjadi dua sama besar. secara aktif menemukan pemecahan dari
Hasil uji hipotesis perbedaan rata- suatu masalah matematika yang diberikan
rata data hasil belajar matematika kelas guru, dan mempermudah pemahaman
eksperimen dan kelas kontrol, menunjukkan mereka karena masalah-masalah yang
bahwa rata-rata hasil belajar matematika diberikan terdapat dalam pengalaman sehari-
kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda hari siswa, sehingga pembelajaran
secara nyata (setelah sebelumnya dilakukan matematika dengan pendekatan matematika
uji normaltas dan homogenitas data yang realistik sekurang-kurangnya telah
menunjukkan bahwa kedua data mengubah minat siswa menjadi lebih positif
berdistribusi normal dan homogen). Hasil ini dalam belajar matematika (Turmudi, 2004).
berdasarkan hasil uji t, diperoleh thit = 2,1 > Ini berarti bahwa pendekatan matematika
ttab = 1,67 yang berarti H0 ditolak. Dengan realistik dapat mengakibatkan adanya
kata lain, secara signifikan hasil belajar perubahan pandangan siswa terhadap
matematika siswa pada kelas yang diajar matematika, dari matematika yang
dengan pendekatan PMR lebih baik daripada menakutkan dan membosankan ke
hasil belajar matematika siswa pada kelas matematika yang menyenangkan sehingga
yang diajar dengan pembelajaran keinginan untuk mempelajari matematika
konvensional atau pengaruh penerapan semakin besar, akibatnya hasil belajar
pendekatan PMR lebih baik daripada matematika siswa menjadi lebih baik.
pengaruh penerapan pembelajaran Hasil ini juga sejalan dengan hasil
konvensional terhadap hasil belajar penelitian yang dilakukan oleh Maulid dan
matematika siswa. Hasil ini juga didukung Diyah yang menemukan bahwa hasil belajar
oleh hasil analisis deskripitif sebelumnya, matematika siswa yang diajar dengan
yang menunjukan bahwa hasil belajar menggunakan pembelajaran matematika
realistik lebih baik dibandingkan dengan

106 www.pendmatematikauho.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

hasil belajar matematika siswa yang diajar deviasi 10,26, varians 105,26, median 61,
dengan pembelajaran konvensional pada modus 51 dan 56, nilai minimum 40, dan
materi aritmetika sosial dan segiempat. nilai maksimum 83.
Selanjutnya, menurut Sutarto Hadi, konsep Pengaruh penerapan pendekatan
matematika realistik sejalan dengan PMR lebih baik daripada pengaruh
kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan penerapan pembelajaran konvensional
matematika di Indonesia yang didominasi terhadap hasil belajar matematika siswa
oleh persoalan bagaimana meningkatkan pada materi garis singgung lingkaran pada
pemahaman siswa tentang matematika. kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari tahun
Lebih lanjut berkaitan dengan konsep PMR, ajaran 2012/2013.
Sutarto Hadi mengemukakan beberapa
konsep PMR tentang siswa yaitu siswa Saran
memiliki seperangkat konsep alternatif
Berdasarkan simpulan hasil
tentang ide-ide matematika yang
penelitian, maka dapat diberikan saran
mempengaruhi belajar selanjutnya dan siswa
berikut.
memperoleh pengetahuan baru dengan
Kepada para guru yang mengajar
membentuk pengetahuan itu untuk dirinya
mata pelajaran Matematika khususnya di
sendiri. (Supinah, 2008; 20). Kajian teori
SMP Negeri 17 Kendari, sekiranya dapat
yang telah dikemukakan di atas maupun
menggunakan Pembelajaran Matematika
hasil penelitian yang telah dilakukan
Realistik sebagai salah satu alternatif yang
menunjukkan bahwa pendekatan matematika
dapat digunakan dalam pembelajaran
realistik layak dipertimbangkan untuk
matematika untuk meningkatkan proses
diterapkan di kelas dalam rangka untuk
berpikir siswa, aktivitas siswa, dan hasil
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
belajar matematika siswa.
matematika.
Perlu diadakan penelitian yang
sejenis dengan cakupan materi lain yang
Simpulan dan Saran lebih luas untuk mengembangkan
pembelajaran matematika realistik dalam
Simpulan
upaya meningkatkan hasil belajar
Berdasarkan hasil penelitian, maka
matematika siswa.
dapat ditarik beberapa simpulan sebagai
berikut.
Hasil belajar matematika siswa
kelas VIII3 yang diajar dengan Daftar Pustaka
menggunakan pendekatan PMR pada materi Arifin, Anwar. 2007. Profil Baru Guru dan
garis singgung lingkaran memiliki nilai rata- Dosen Indonesia. Jakarta: Pustaka
rata 67,09, standar deviasi 10,03, varians Indonesia.
100,59, median 66, modus 56 dan 67, nilai
Maulid. 2011. Studi Perbandingan
minimum 53, dan nilai maksimum 90.
Pembelajaran Matemaika Realistik
Hasil belajar matematika siswa
dan Pembelajaran Konvensional pada
kelas VIII6 yang diajar dengan meng-
Materi Aritmetika Sosila untuk Siswa
gunakan pendekatan pembelajaran-konven-
Kelas VII SMP Negeri 1 Gu
sional pada materi garis singgung lingkaran
memiliki nilai rata-rata 61,97, standar

Suriyanti, Latief S ahi din 107


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013

Kabupaten Buton. Skripsi. Kendari. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan


Unhalu. Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika.
Mudjiono dan Dimyati. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Rineka Turmudi. 2010. Metodologi Pembelajaran
Cipta. Matematika. Tidak diterbitkan.
Supinah. 2008. Pembelajaran Matematika Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran.
SD dengan Pendekatan Kontekstual Yogyakarta: Media Abadi.
dalam Melaksanakan KTSP.

108 www.pendmatematikauho.hol.es

Anda mungkin juga menyukai