Anda di halaman 1dari 6

PA Pengurus PRBK

KITAB WAHYU

WAHYU 21
LANGIT BARU DAN BUMI BARU

Kitab Wahyu mengantar dan memperkenalkan kita pada waktu “hari kemudian yang
kekal” – yang direncakan Allah sebagai “maksud Allah yang terakhir bagi manusia”. Sekalipun
data mengenai keadaan kekal tersebut tidak secara terperinci diungkapkan namun cukup
memastikan setiap orang percaya tentang “hari kemudiannya”.
Wahyu pasal 21 dan 22 – memuat 7 (tujuh) hal yang menyangkut “masa akan datang”
sebagai yang dipersiapkan Tuhan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia.

1. Langit yang baru (21:1)


2. Bumi yang baru (21:1)
3. Yerusalem baru (21:2)
4. Hal-hal yang baru (21:5)
5. Firdaus yang baru (22:1-5)
6. Sumber terang yang baru (22:5)
7. Tampat yang baru bagi Takhta Allah (22:3)

I. Kehancuran Bumi Ini

Dalam Alkitab ada 3 (tiga) macam kehancuran bumi. Yang pertama sudah berlalu
sedangkan yang kedua dan yang ketiga masih akan terjadi. Yang pertama terjadi ketika Air
Bah menenggelamkan bumi ini pada zaman Nuh, sehingga hanya tertinggal 8 orang (Kej. 6-8).
Melalui suatu janji yang khusus dalam Perjanjian Lama – yang ditandai oleh sebuah pelangi,
Allah berjanji kepada Nuh bahwa Ia tak akan menghancurkan bumi dengan Air Bah lagi.
Dua bagian Alkitab mengatakan bahwa masih ada kehancuran bumi yang pertama oleh
api – kemudian Tuhan Allah akan memperbaiki semuanya (Yes. 65:17-20; 2 Pet. 3:4-14).
Yang kedua seperti yang diuraikan dalam Wahyu 21:1.
Bagian yang pertama menghubungkannya dengan Kerajaan 1000 Tahun. Namun dalam
Wahyu 20 kita telah melihat kesempatan terakhir bagi Setan menguasai bumi ini (mengotori-
nya, walaupun dalam waktu yang singkat).
Untuk mengakhiri hal di atas maka Tuhan Allah harus membersihkan langit dan bumi
yang telah dikotori Setan itu untuk mencapai suatu langit dan bumi yang baru (Wahyu 21:1).
Dalam hal ini mengapa Tuhan Allah perlu pula memusnahkan langit? Karena bagian ini
pun telah dipenuhi oleh kejahatan (langit asmosfir). Dalam istilah “langit” kita memperoleh
pengertian sebagai berikut:

a. Langit aatmosfir (langit I) – Efs. 6:12


b. Langit tempat bintang-bintang (langit II)
c. Langit yang menjadi Takhta Allah (langit III) – 2 Kor. 12:2; Wahyu 4 dan 5

II. Langit dan Bumi Baru

Karena rencana Allah untuk manusia mendiami bumi selama-lamanya sesuai dengan
janji-Nya, setelah Ia memperbaharui bumi kita; berarti Tuhan Allah akan menciptakan suatu
langit dan bumi yang baru - yang lebih baik dari yang pernah ada – termasuk Taman Firdaus.
Banyak perubahan akan terjadi seperti yang disimpulkan dalam Wahyu 21:1 “dan laut pun
tidak ada lagi”.

- Dua per tiga dari bumi kita sekarang ini diliputi oleh air; sisanya (1/3) dipenuhi pula
oleh pegunungan dan padang gurun. Jadi hanya suatu bagian kecil dari daratan yang
berpenduduk. Sedang bumi yang akan datang itu jauh lebih luas dari pada yang
sekarang ini. Suatu hal yang pasti ialah – bumi yang akan datang itu adalah tempat
bagi orang Kristen.
- Kalau orang Kristen berbicara tentang “pergi ke sorga”, itu berarti setelah kebangkitan
tubuhnya ia akan kembali ke bumi untuk memerintah bersama Kristus selama 1000
tahun (Kerajaan 1000 Tahun) lebih dulu; setelah itu ia akan hidup untuk selama-lama-
nya di bumi yang baru itu (Wahyu 21:1). Sekalipun bumi yang baru memiliki sungai
dan kelimpahan air, namun tidak terdapat laut seperti yang dahulu.

Kitab Wahyu Pasal 21-22 1


PA Pengurus PRBK
KITAB WAHYU

“Kota Suci” yang dipersiapkan Tuhan Yesus bagi para salehnya akan turun ke
bumi (Wahyu 21:2; Yoh. 14:1-3). “Yerusalem yang baru” ini akan merupakan suatu
“Kota Kebenaran”, yang dipersiapkan Tuhan Yesus bagi kepentingan umat-Nya.
Istilah “yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk
suaminya” (Wahyu 21:2) – adalah suatu lambang persiapan seorang perempuan muda
yang kudus untuk hari pernikahannya.
Tuhan Allah telah mempersiapkan “kota” tersebut selama 2000 tahun. Kita
dpaat bayangkan bagaimana kota itu penuh Kemuliaan, sesuai cara persiapan Allah
yang sedemikian lamanya.
“Lihatlah ‘Kemah Allah’ ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan berdiam
ber-sama-sama dengan mereka.” (Wahyu 21:3).

- Ciri lain dari kota tersebut ialah bahwa ‘Kemah Allah’ tidak akan ada di Langit III lagi,
karena Ia akan memindahkan “pusat pemerintahan-Nya” di bumi yang baru dan akan
ber-diam dalam “Yerusalem yang baru” tersebut.
“Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka” – Mereka
yang akan menjadi penduduk bumi baru yang kekal adalah mereka secara sukarela
mene-rima Tuhan Yesus dengan iman – sebelum Air Bah, sebelum Abraham, sebelum
Kristus – semasa zaman Gereja, selama Tribulasi, dan Kerajaan 1000 Tahun.
Sebagaimana dalam pelajaran “Kerajaan 1000 Tahun” dikatakan bahwa jauh
lebih banyak manusia mendiami sorga, dari pada neraka. Allah memiliki kasih yang
khusus bagi umat manusia. Kasih semacam itu menjangkau seluruh zaman untuk
diungkapkan terhadap makhluk Allah yang patuh. Bagi orang Kristen yang sejati, maka
sorga bukan hanya suatu tempat di mana semuanya serba baru; tapi suatu tempat di
mana ia dapat “menikmati suatu persekutuan yang tetap dengan Allah”.
“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mareka” (Wahyu 21:4). Ini
berarti bahwa segala macam kesukaran hidup akan dihapus (Ayub 5:7). Kesukaran
menghasilkan penderitaan, dan penderitaan menghasilkan air mata. Ini semuanya akan
berakhir.
“Dan maut tidak akan ada lagi” (Wahyu 21:4). Maut, upah dosa, akan dienyah-
kan.
“Tak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita” (Wahyu
21:4). Karena dosa yang menyebabkan maut, penyakit, maka dalam keadaan kekal
yang tak berdosa, hal-hal di atas tak akan berlaku.
“Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: ‘Lihatlah Aku menjadikan segala
sesuatu baru’” (Wahyu 21:5). Tuhan Allah merencanakan suatu “cara hidup yang lain
sama sekali” bagi kita.
Misalnya: Soal ‘perkawinan” – Dalam Masa Kerajaan 1000 Tahun dapat digam-
barkan sebagai sesuatu yang sempurna, penuh sukacita sesuai dengan ciri pembaha-
ruan yang dimaksud (Wahyu 21:6) – Allah akan menggenapi secara lengkap apa yang
dijanji-kan (Yoh. 7:37-38; Yoh. 4:14).
“Kecenderungan beragama manusia” adalah suatu bukti Kesaksian tentang “ke-
hausannya akan Allah”. Namun dalam keadaan kekal nanti manusia tak usah “merasa
haus lagi” karena ia akan dipuaskan (secara rohani). Kepuasan itu akan diperoleh dari
Tuhan Yesus Kristus untuk selama-lamanya.
Wahyu 21:7 – Hanya mereka yang mempunyai hubungan “Anak dan Bapa”
dengan Tuhan akan mendiami tempat tersebut.

III. Keadaan Kekal dari Mereka Yang Terhilang (Wahyu 21:8; 20:11-15)

Di sini yang dimaksud ialah mereka yang akan mengalami Kematian II. Mereka adalah
orang-orang yang melalui Ketakutan, tidak percaya, atau nafsu akan dosa, menolak Tuhan
Yesus Kristus.
Keterangan pada ayat di atas (ayat 8) menghapus kemungkinan adanya kesempatan
bertobat bagi orang berdosa setelah Kematian. Karena yang dimaksud dalam ayat tersebut ini
ialah: Kematian Kekal (II) sebagai pehukuman Allah. Dalam keadaan kekal seperti ini manusia
digambarkan secara kekal dalam mengambil keputusan terhadap Allah.
Dalam Wahyu 21:7-8 – Allah membuat suatu “konfirmasi” bahwa dalam seluruh Alkitab
hanya dikenal dua macam manusia, ialah mereka yang percaya dan mereka yang tidak
percaya. Mereka yang menang dan mendapat bagian bersama Allah dari kekal sampai kekal.

Kitab Wahyu Pasal 21-22 2


PA Pengurus PRBK
KITAB WAHYU

Atau mereka yang tidak percaya, yang mendapat bagian dalam Lautan Api dari kekal sampai
kekal. Yang menentukan ialah: menerima Tuhan Yesus atau menolak-Nya.

YERUSALEM BARU (Wahyu 21:9-27)

Kemuliaan yang menyilaukan dari “Kota Yerusalem Baru” yang akan turun dari sorga –
adalah di luar jangkauan pemikiran manusia. Kitab Wahyu menggambarkannya sebagai suatu
persiapan terakhir dari Allah untuk tempat menetap umat-Nya. Allah menggunakan istilah dan
pengertian-pengertian yang terjangkau oleh manusia untuk melukiskan keadaan Yerusalem
Baru, agar sedikit banyak kita dapat memahaminya.

I. YERUSALEM BARU – MEMPELAI WANITA KRISTUS (Wahyu 21:9-11)

Setelah Malaikat mengundang Yohanes ke sebuah gunung yang tinggi – maka ia menun-
jukkan kepadanya mempelai wanita, yaitu isteri Anak Domba. Dan dalam ayat 10 – mempelai
wanita tersebut digambarkan dengan “Kota Besar” itu yaitu “Yerusalem Yang Suci”. Ini tidak
berarti bahwa mempelai wanita Tuhan Yesus adalah sebuah Kota. Sejak pasal 19 melukiskan
perkawinan antara Anak Domba dan mempelai-Nya – kita temukan bahwa mempelai wanita
bukan suatu “kota” dalam arti fisik, tetapi Gereja.
Roh Kudus di sini menyatakan kepada kita tentang suatu Kota yang dijanjikan Tuhan
Yesus kepada para murid-Nya dalam Yohanes 14 ketika Ia berkata: “Aku pergi untuk me-
nyediakan tempat bagimu.” Di kemudian hari kota yang dipersiapkan itu akan tiba di atas
bumi dan penduduknya adalah anggota mempelai wanita itu. Apabila Kota tersebut datang di
atas muka bumi, maka ia akan dipenuhi oleh manusia-manusia yang bangkit setelah Kerajaan
1000 Tahun yang dipersiapkan untuk menetap bersama Kristus selama-lamanya.
Karenanya “Kota” ini, yang melampaui batas gemerlapan manusiawi disebut “Mempelai
Wanita”, isteri Anak Domba. Sebuah kota terdiri lebih dari hanya bangunan dan jalan rayanya.
Karena kesemuanya itu hanya pelengkap/fasilitas bagi penduduknya yang adalah “Kota yang
sebenarnya”.
Orang-orang lain diizinkan pula memasuki Kota tersebut. Namun Kota tersebut yang
merupakan “pusat pemerintahan Allah yang kekal” adalah “mempelai wanita”, “Kota Besar
itu”, “Yerusalem Yang Suci”.
Kota tersebut memiliki suatu penampakan yang puncak dari ciptaan Allah – yakni tempat
bermukim yang kekal bagi mereka yang diselamatkan-Nya. Untuk melukiskan Kemuliaan Allah,
maka ayat 11 menyatakan: “Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama
seperti permata yang paling indah, bagaikan permata Yaspis, jernih seperti Kristal”.

II. Kota Empat Segi (Wahyu 21:12-21)

“Dan temboknya besar lagi tinggi” (ayat 12). Tembok besar yang mengelilingi Kota ter-
sebut melukiskan bahwa Kota tersebut adalah sesuatu yang khusus. Maksud tembok besar ter-
sebut bukan untuk perlindungan – karena tak ada musuh dalam Pemerintahan yang kekal itu.
Namun sebagai suatu tanda yang nyata bahwa tidak semua manusia dapat masuk ke sana.
“… dan pintu gerbangnya dua belas buah dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua
belas Malaikat dan dia tasnya tertulis nama kedua belas suku Israel” (ayat 12). Nyatanya
angka 12 mengambil peranan penting dalam Kota tersebut. Dan karena Alkitab diilhami oleh
Allah maka kita percaya bahwa sekalipun ada banyak dan bermacam-macam penulis serta
kurun waktu dalam penulisannya (penyusunannya), namun ada suatu kelanjutan/keseimbang-
an yang ilahi dalam penggunaan angka.

Angka 1 menunjuk pada: kesatuan dan persatuan


Angka 2 menunjuk pada: persekutuan/perserikatan
Angka 3 menunjuk pada: ketritunggalan
Angka 4 menunjuk pada: arah mata angin Utara-Barat-Selatan-Timur
Angka 5 menunjuk pada: pemisahan (lima anak dara yang bodoh dan yang pandai)
Angka 6 menunjuk pada: angka manusia (enam hari engkau harus bekerja; Antikristus
menggunakan angka 666)
Angka 7 menunjuk pada:

o Angka sempurna (Allah) – Allah menyuruh Salomo membuat 7 anak tangga pada
Takhta Bait Suci

Kitab Wahyu Pasal 21-22 3


PA Pengurus PRBK
KITAB WAHYU

o Allah menentukan Kalender Ilahi berdasarkan tujuh hari


o Ia memberikan manusia bekerja di atas muka bumi selama 7.000 tahun

Kemudian kita juga menjumpai angka 12 – yang dalam hal ini menunjukkan pada angka
pemerintahan dan pengaturan. Jadi kita misalnya menemukan angka perkalian angka 12
dalam pengaturan alam semesta Allah.

- 24 takhta yang mengitari mezbah Allah dan 144.000 orang percaya seperti diuraikan
dalam Wahyu 14 – yang akan memegang pimpinan khusus semasa Kerajaan Seribu
Tahun.
- Perhatikan peranan angka 12 yang melukiskan keadaan “Kota Suci” yang akan turun
dari sorga, antara lain: 12 pintu gerbang – 12 jalan masuk yang senantiasa terbuka
bagi umat Allah untuk melaluinya masuk ke dalam Kota tersebut.
- Ayat 13 menguraikan bahwa pada setiap sisi Kota tersebut terdapat 3 buah pintu
gerbang (jumlah 12 pintu gebang).
- “12 Malaikat” – Kita melihat di sini hubungan antara Malaikat dan manusia dalam tugas
pemerintahan kekal Allah.
- “12 nama suku bangsa” – menunjukkan dengan jelas bahwa Israel memperoleh hak me-
masuki Kota Allah ini.
- Karena disebut-sebut Malaikat dalam hubungan ini maka nampaknya setiap suku
bangsa (Israel) memiliki seorang Malaikat; seperti halnya setiap Jemaat (menurut
Wahyu pasal 2 dan 3) memiliki seorang Malaikat pula.
- “12 dasar-dasar tembok” (ayat 19-21) – dasar-dasar tembok ini memiliki suatu
keindahan tersendiri, yang tak ada tandingannya. “dasar-dasar tembok kota itu dihiasi
dengan segala jenis permata” (ayat 19). Mereka merupakan lapisan-lapisan yang saling
ter-susun, masing-masing mengitari keempat sisi Kota tersebut.
- “… dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu” (ayat
14).

o Bahwa batu-batu dasar bertuliskan nama-nama para rasul Tuhan Yesus Kristus –
menunjukkan bahwa Kota Suci itu berisikan orang-orang yang ditebus oleh
darah Kristus, yang mendengar dan menerima firman Allah melalui kesaksian
dan pelayanan yang setia dari para pelayan Tuhan pada abad pertama yakni
para rasul.
o Pintu-pintu Gerbang bertuliskan nama-nama kedua belas suku bangsa, me-
nunjukkan dengan jelas bahwa mereka merupakan sarana melalui mana
firman/hukum Allah diungkapkan dalam masa Perjanjian Lama dan melalui
mana Sang Mesias datang.
o Jadi baik orang percaya Perjanjian Lama dan Gereja-Nya akan memasuki Kota
tersebut; namun setiap kali mereka memasukinya, mereka diingatkan tentang
hutang mereka terhadap bangsa Israel dan para rasul.

- Wahyu 21:15-16 – “… Kota itu panjangnya sama dengan lebarnya … 12 ribu mil’
panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.” Ini melukiskan bahwa Kota tersebut
cukup luas untuk menampung orang percaya sepanjang abad.
- (ayat 21) – “dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara …” – Berarti
setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara, yang meliputi pintu gerbang melalui
mana tebusan-Nya memasuki Kota tersebut. Mutiara yang dimaksud mempunyai ukuran
yang mestinya lebih besar dari manusia.
- (ayat 21) – “… dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.” –
Mengartikan bahwa umat tebusan-Nya berjalan di atas emas. Dengan memperhatikan
bahwa: Dasarnya yang terdiri dari batu permata, pintu gerbangnya yang dari mutiara,
dan jalannya yang dari emas murni, membuktikan betapa agung dan mahalnya kota itu
– jika dibandingkan dengan yang pernah ada dalam hidup manusia; dan Kekuasaan
Tuhan yang tak ada taranya.

III. TAK ADA BAIT ALLAH DALAM KOTA TERSEBUT

Wahyu 21:22 – “Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya.”

Kitab Wahyu Pasal 21-22 4


PA Pengurus PRBK
KITAB WAHYU

- Sejak mula pertama Allah menciptakan manusia. Ia merindukan untuk bersekutu


dengan-nya. Allah bersekutu dengan Adam dan Hawa – sebelum mereka jatuh dalam
dosa.
- Setelah kejatuhan manusia dalam dosa – suatu tempat “kurban’ harus diadakan. Dalam
Kej. 4 – Kain dan Habil tahu bagaimana membangun mezbah kurban. Demikian
manusia yang hidup selanjutnya.
Pada zaman Musa, Allah menghendaki agar umat-Nya mendirikan sebuah
“Kemah”, dalam mana Allah hendak bermukim di tengah umat-Nya – melalui tempat
yang Mahasuci. Di bawah pemerintahan Salomo hal ini diganti dengan Bait Allah.
Namun karena kemurtadan Israel mereka kehilangan hubungan khusus tersebut dengan
Allah. Akhirnya Tuhan Yesus Kristus datang untuk mengambil tempat/berkemah di
antara manusia dan menjadi kurban yang lengkap. Apabila Tuhan Yesus naik ke sorga
maka Ia mengutus Roh Kudus untuk bermukim/berkemah di dalam tubuh orang
percaya.
Dalam Kerajaan 1000 Tahun, sebuah Bait Suci akan disediakan sebagai tempat
bagi manusia untuk menyembah Allah, karena mereka masih tetap dalam keadaan
dapat memilih untuk menyembah atau menolak Dia. Namun dalam suasana kekal tak
akan ada kebutuhan Bait Suci. Sebagai gantinya Allah sendiri akan hadir bersama
Putra-Nya dan Roh Kudus (Ibr. 11:9,10; 12:22-24). Kota tersebut (Yerusalem) bukan
saja akan didiami oleh Gereja Tuhan Yesus Kristus tetapi oleh semua yang telah
ditebus oleh darah-Nya.

IV. ALLAH MENJADI TERANG KOTA ITU

Firman Allah mengatakan bahwa “Allah itu Terang adanya, dan di dalam Dia
tidak ada kegelapan” (1 Yoh. 1:5). Karenanya matahari dan bulan tidak diperlukan
lagi dalam suasana kekal tersebut. Allah sendiri akan menjadi Terang yang memadai
melalui kehadiran-Nya. Beberapa kali nats ini mengatakan bahwa Allah akan menjadi
Terang Kota tersebut.

V. SETIAP MANUSIA DAPAT MASUK KE DALAM “KOTA SUCI” (Wahyu 21:24-26)

Kata “bangsa-bangsa” datang dari akar kata “orang/bangsa kafir”; demikianlah diartikan
pula dalam banyak bagian Alkitab. Jadi yang dimaksud dengan “bangsa-bangsa” di sini, ialah
“orang/ bangsa kafir” yang telah menerima Tuhan Yesus Kristus. Sedangkan “raja-raja” ada-
lah para pemimpin orang-orang ternama, yang menjadi penduduk pemerintahan kekal, Kota
Suci dan memberikan segala kemuliaan kepada Tuhan Yesus Kristus.
Kesemuanya datang dan tunduk kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai orang-orang berdosa
yang telah diselamatkan; bukan atas dasar kedudukan mereka di dunia. Jadi Kota Suci
(Yerusa-lem Baru) akan menjadi tempat dari: orang percaya Perjanjian Lama, orang percaya
yang disebut Gereja Tuhan Yesus Kristus (Perjanjian Baru), dan orang percaya Zaman Seng-
sara (7 tahun), yang diselamatkan dan terdiri dari semua bangsa dan suku (Wahyu 7:9).

VI. MEREKA YANG TIDAK TERMASUK DALAM KOTA SUCI (Wahyu 21:27)

Pola keselamatan kekal Allah bagi manusia didasarkan pada anugerah, pada iman, ber-
dasarkan firman-Nya (sola gratia, sola fide, dan sola scriptura). Orang itu mengalami
kelahiran baru di dalam Yesus Kristus (2 Kor. 5:17), tidak lagi dalam hidup lama (najis/tidak
kudus, kekejian, dan dusta/ketidakbenaran). Orang yang telah sungguh-sungguh mengasihi
Tuhan itulah yang diselamatkan dengan tanda khusus: namanya tertulis dalam Kitab Kehidup-
an Anak Domba. Namanya tidak akan dihapuskan lagi, memperoleh kehidupan kekal selama-
lamanya.-

WAHYU 22
Kedatangan Tuhan Yesus Kristus

1. Kepada Yohanes ditunjukkan Sungai Air Kehidupan yang jernih bagaikan kristal di Yerusa-
lem Baru (ayat 1). Penglihatan semacam ini sudah pernah disampaikan kepada Nabi Yehez-
kiel (Yeh. 47:1), dan Nabi Zakharia (Za. 14:8). Tuhan Yesus juga menyatakan bahwa Ia
adalah Air Hidup, baik kepada perempuan Samaria di sumur Yakub (Yoh. 4:10, 13-15), dan

Kitab Wahyu Pasal 21-22 5


PA Pengurus PRBK
KITAB WAHYU

kepada banyak orang (Yoh. 7:37-38). Air hidup itu juga melambangkan Roh Kudus yang
mampu menyegarkan setiap jiwa yang dahaga (Yoh. 7:39).
2. Di seberang menyeberang sungai itu, terdapat pohon-pohon kehidupan yang berbuah 12
kali, dan daunnya dapat dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa (ayat 2). Kalau di
Taman Eden hanya ada sebuah pohon kehidupan (Kej. 2:9), maka di Yerusalem Baru ada
pohon-pohon kehidupan. Jika daun dapat menyembuhkan, berarti Alkitab tidak melarang
pengobatan her-bal, asalkan sesuai dengan penyakit yang diderita, dan tidak disertai
dengan kuasa kegelapan.
3. Yang tinggal di Yerusalem Baru adalah hamba-hamba Allah yang memperoleh berkat
Tuhan, beribadah kepada-Nya, melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi
mereka (ayat 3-4; bdk. Zakh. 14:11). Mereka adalah orang Kristen yang mengasihi dan
melayani Tuhan dengan segenap hati, yang dihormati oleh Allah Bapa sendiri (Yoh. 12:26).
Mereka hidup dalam kekudusan (Mat. 5:8), dan setia sampai akhir.
4. Mereka juga tidak memerlukan cahaya matahari dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah
akan menerangi mereka (ayat 5; bdk. Yes. 60:19; Dan. 7:18). Yohanes sendiri bersaksi
bahwa Yesus Kristus adalah Terang Hidup yang datang ke dalam dunia ini (Yoh. 1:4-5, 8).
Yesus Kristus adalah Terang Dunia (Yoh. 8:12),
5. Selanjutnya Yohanes mendengar perkataan bahwa apa yang diwahyukan itu tepat dan
benar, yang juga disampaikan oleh para nabi dalam inspirasi atau pengilhaman Roh Kudus
(ayat 6)! Orang yang menaati firman Tuhan dikatakan berbahagia (ayat 7). Yohanes sendiri
mengakui bahwa ia adalah saksi dari semua penglihatan itu sehingga tersungkur di depan
kaki malaikat, tetapi malaikat itu mengatakan agar yang disembah hanyalah Allah saja
(ayat 8-9). Yohanes tidak perlu memeteraikan pewahyuan tersebut sebeb waktunya sudah
dekat, sehingga orang yang mendengarnya harus segera mengambil keputusan apakah akan
terus hidup dalam dosa dan kejahatan ataukah hidup dalam kebenaan dan kekudusan (ayat
10-11).
6. Yesus Kristus kembali menyatakan bahwa Ia akan datang segera dengan membawa upah
(ganjaran atau) pahala yang akan diberikan kepada setiap orang menurut perbuatannya
(ayat 12). Ia adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan
Yang Akhir (ayat 13). Ia juga adalah Tunas, keturunan Daud, bintang timur yang gilang
gemilang (ayat 16; bdk. Yes. 11:1,10). Tuhan ingin agar kita membasuh jubah kehidupan
kita sehingga layak masuk ke Yerusalem Baru dan berhak atas pohon-pohon kehidupan itu
(ayat 14). Sebaliknya, mereka yang hidup dalam kecemaran: anjing-anjing dan tukang-
tukang sihir (klenik dan perdukun-an/paranormal), orang-orang sundal (perzinahan dan
percabulan), oang-orang pembunuh (termasuk pembenci, bdk. Mat. 5:21-22), penyembah-
penyembah berhala, yang mencintai dusta dan melakukannya, tidak dapat masuk ke dalam
Yerusalem Baru (ayat 15).
7. Roh Kudus dan Gereja Tuhan, sebagai Mempelai Perempuan Kristus menawarkan kepada
semua orang keselamatan, yaitu mengambil Air Kehidupan atau menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat, dengan cuma-cuma (ayat 17).
8. Pewahyuan yang disampaikan tidak dapat ditambah atau dikurangi, karena Allah yang
berfirman tidak mungkin keliru dengan apa yang difirmankan-Nya, tetap relevan sepanjang
zaman. Mereka yang menambahkan sesuatu akan menerima malapetaka, dan mereka yang
menguranginya tidak akan memperoleh bagian dari pohon-pohon kehidupan itu (ayat 18-
19). Nyatakan sorak pengharapan kita agar Tuhan Yesus Kristus segera datang dalam
kemuliaan-Nya, dan kita semua yang percaya kepada-Nya, akan tinggal bersama-sama
dengan Dia dalam Yerusalem Baru yang mulia, selama-lamanya (ayat 20-21)!

----- 00000 -----

Kitab Wahyu Pasal 21-22 6

Anda mungkin juga menyukai