Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN HASIL BEDAH BUKU

“ PATOLOGI DAN FISIOLOGI PERSALINAN”

Disusun oleh :

1. Indriyani Safitr i : 201814013


2. Popi Latipah : 201814027
3. Rahayu Trihapsari : 201814028

TK III/ Semester 5

AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA HUSADA BOGOR


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Jl. Sindang Barang KM 6 No. 8 Kota Bogor
Telp. (0251) 8628834 / Sms 0852 1670 1658
wijayahusada@gmail.com

1
Kata Pengantar

Segala puji bagi allah swt tuhan seluruh alam,atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas bedah Buku Patologi
Dan Fisiologi Persalinan Ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Pertama laporan ini menerangkan mengenai factor – factor terjadinya
persalinan dan juga penyulit – peyulit persalinan serta asuhan kebidanan yang
dapat diberikan kepada ibu saat persalinana sehingga dapat mengurangi rasa
cemas dan takut ibu.
Kami sangat berharap laporan bedah buku ini dapat berguna dalam
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai factor – factor penyebab
persalinan dan factor penyulit persalinan. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna,oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang ,mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat beguna bagi kami
sendiri maupun orang lain yang membacanya.sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bogor, 5 Juli 2020

Penyusun

Kata Pengantar....................................................................Error: Reference source not found

2
Daftar isi...............................................................................Error: Reference source not found
Bab I......................................................................................Error: Reference source not found
Pendahuluan........................................................................ Error: Reference source not found
1.1 Latar Belakang.............................................................Error: Reference source not found
1.2 Rumusan Masalah........................................................Error: Reference source not found
1.3 Tujuan.......................................................................... Error: Reference source not found
Bab II.................................................................................... Error: Reference source not found
Pembahasan......................................................................... Error: Reference source not found
2 .1 Penyulit Persalinan .................................................... Error: Reference source not found
2.2 Bedah Kebidanan........................................................Error: Reference source not found
2.3 Pendarahan Pasca Persalinan.......................................Error: Reference source not found
2.4 Konsep Dasar Persalinan............................................. Error: Reference source not found
2.5 Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Pada Masa Kehamilan..................................Error:
Reference source not found
2.6 Faktor – Faktor Persalinan .........................................Error: Reference source not found
2. 7 Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan..................Error: Reference source not found
Bab III...................................................................................Error: Reference source not found
Penutup.................................................................................Error: Reference source not found
3.1Kesimpulan.........................................................................................................

3
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses menipisnya serviks dan janin turun ke dalam


jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 40 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin.
Persalinan adalah keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang
membuat ibu merasa tidak nyaman dan merasa takut pada proses persalinan.
Sehingga kita harus mengetahui apa saja factor – factor patologis dan
fisiologis pada saat persalinan.
Oleh karena itu di dalam makalah ini kita akan membahas tentang factor
patologis dan fisiologis dalam masa persalinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja penyulit persalinan ?
2. Apa saja bedah dalam kebidanan ?
3. Apa saja pendarahan pasca persalinan ?
4. Apa itu konsep dasar persalinan ?
5. Apa saja perubahan fisiologis dan psikologis pada masa kehamilan ?
6. Apa saja factor – factor di dalam persalinan ?
7. Bagaimana asuhan kebidanan pada masa persalinan ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
Untuk menambah wawasan pembaca,masyarakat,khususnya mahasiswa
kesehatan tentang factor fisiologis dan patologis dalam persalinan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Penyulit Persalinan ( Distosia)


A. Distosia Karena Faktor Jalan Lahir
Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia
karena kelainan tenaga (his) yang tidak normal, baik kekuatan maupun
sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan. Baik tidaknya
his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifatnya his, dsn besarnya
caput succedaneium. Sifatnya his dapat dilihat dari frekuensi,
kekuatan, dan lamanya his. Kekuatan his dinilai dengan menekan
dinding rahim pada puncak kontraksi. Kekuatan his tidak boleh di nilai
dari perasaan nyeri penderita. His yang kurang kuat dapat diketahui
melalui beberapa tanda seperti his terlalu lemah,terlalu pendek, dan
terlalu panjang.
Jalan lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam proses
persalinan yang terdiri dari jalan lahir tuulang dan jalan lahir lunak.
Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang melibatkan tiga
faktor, yaitu : jalan lahir, kekuatan yang mendorong, serta janin yang
didorong dalam satu mekanisme tertentu dan terpandu. Dari tiga
komponen tersebut, hanya kekuatan ( his dan mengenjan) yang dapat
dimanipulasi dar luar tanpa membahayakan janin dalam proses
persalinan. Jalan lahir merupakan komponen yang tetap, artinya dalam
konsep obstetri modern tidak diolah untuk dapat melancarkan pross
persalinan kecuali jalan lunak pada keadaan tertentu tanpa
membahayakan janin. Jalan lahir tulang mempunyai kriteria sebagai
berikut :
 Pintu atas panggul dengan distansi transversalis kanan kiri
lebih panjang dari muka belakang.
 Mempunyai bidang tersempit pada spina ischiadica.

5
 Pintu bawah panggul terdiri dari dua segitiga dengan dasar
pada tuber ischia, kedepan dengn ujung simfisis pubis, ke
belakang ujung sacrum.
 Pintu atas panggul menjadi pintu bawaha panggul, seolah-olah
berputar sembilan puluh derajat.
 Jalan lahir depan panjang 4,5 cm sedangkan jalan lahir
belakang panjangnya 12,5cm.
 Secara keseluruhan jalan lahir merupakan corong yang
melengkung ke depan, mempunyai bidang sempit pada spina
ischiadica, terjadi perubahan pintu atas panggul lebar kanan
kiri menjadi pintu bawah panggul dengan lebar ke depan dan
belakang yang terdiri dari dua segitiga.

Jalan lahir sangat mentukan apakah proses persalinan dapat


berlangsung melalui jalan biasa atau melalui tindakan operasi dengan
kekuatan dari luar. Kriteria, kemungkinan ketidakseimbangan pada
prrimigravida dapat diduga bila dijumpai :

 Kepala janin belum turun pada minggu ke-36 yng disebabkan


janin terlalu besa, kesempitan panggul, serta tterdapat lilitan tali
pusat dan hidrosefalus.
 Kelainan letak yang berupa letak lintang maupun letak
sungsang.
 Pada multipara, kemungkinan kesempitan panggul dapat di
duga melalui riwayat persalian yang buruk dan persalinan
dengan tindakan opersi.

Kelainan pada jalan lahir dapat membuat gangguan pembukaan di


beberapa organ, yaitu :

1. Serviks
Selama kehamilan, serviks harus tetap terjaga
konsistensinya yang kaku dan tetap tertutup shingga hasil

6
konsepsi tidak keluar. Dengan dimulainya onset pematangan
serviks, maka servi8ks akan diubah menjadi lebih lunak dan
mudah berdilatasi sehingga dengan adanya kontraksi uterus
maka janin dapat dilahirkan. Proses pemtangan serviks ini
merupakan proses awal dari adanya kontraksi uterus.
Distosia serviks uteri (rigi cervix uteri) dapat mrngganggu
proses persalinan dan akhirnya memerlukan intervensi tindakan
obstetri. Distosia serviks uteri adalah terhalangnya kemajuan
persalinan yang disebabkan kelainan serviks uteri. Ada empat
jenis kelainan pada serviks yaitu :
a. Serviks Kaku ( Rigid Cervix)
Serviks kaku adalah keaadaan dimaana seluruh
serviks kaku. Keadaan ini sering dijumpai pada
primigravida tua, atau karena adanya parut-parut bekas
luka infeksi atau pada karsinoma servisis. Diagnosis
distosia persalinankarena serviks kaku dibuat bahwa
pada his yang baik dan normal pada kala 1 adalah
terjadinya penambahan pembukaan (setelah dilakukan
beberapa kali pemeriksaan dalam waktu tertentu). Jika
diagnosis yng didapat adalah serviks kaku dan setelah
pemberian obat-obatan seperti valium dan pethidin
tidak merubah sifat kekakua, maka tindakan yang
dilakukan adalah seksio sesarea.
b. Serviks Gantung ( Hanging Cervix)
Serviks gantung adalah suatu keadaan dimana
ostium uteri eksternum dapat terbuka lebar, sedangkan
ostium uteri internum adalah suatu keadaan dimana
ostium uteri eksternum tidak mau membuka. Serviks
akan tergantung seperti corong. Apabila selama
observasi tidak ditemukan kemajuan, maka tindakan
penolong yang tepat adalah seksio sesarea.

7
c. Serviks Konglumer ( Congluumeration Cervix)
Serviks Konglumer adalah suatu keadaan dimana
ostium uteri internum dapat membuka sampai lengkap,
sedangkan ostium uteri eksternum tidak mau membuka.
d. Edema Serviks
Bila dijumpai edema serviks yang hebat dari
serviks, disertai hematoma dan nekrosis, maka tanda
tersebut merupakan tanda adanya ostruksi. Apabila
syarat-syarat untuk ekstraksi vakum atau forseps tidak
memungkinkan, maka sebaiknya dilakukan tindakan
seksio sesariia.

2. Vulva
Kelainan yang menyebkan distosia ialah :
a. Oedema Vulva
Oedema vulva adalah meningkatnya volume cairan
ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitum) yang
disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sel-sela
jaringan rongga serosa (jaringan ikat lomggar dan rongga-
rongga badan) pada vulva.
b. Stenios Vulva
Stenios vulva biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan
radang yang menyebabkan ulkus-ulkus yang sembuh
dengan parut-parut yang dapat menimbulkan kesulitan.
c. Varises
Pada umumnya wanita hamil sering mengeluh melebarnya
pembuluh darah ditungkai, vagina, vulva, dan wasir setelah
melahirkan.
d. Hematoma
Hematoma adalah kumpulan darah tidak normal diluar
pembulu darah.

8
e. Peradangan
Peradangan dapat terajadi akibat infeksi spesifik, sepeti
sifilis, gonorea, dan trikomoniasis.
f. Kondiloma Akuminata
Kondiloma akuminata merupakan pertumbuhan pada kulit
selaput lendir yang menyerupai jengger ayam jago.
g. Fistula
Fistula vesikovaginal atau fistula rectovaginal biasanya
terjadi pada waktu bersalin, baik sebagai tindakan operatif
maupun akibat nekrosis tekanan.

3. Vagina
a. Kelainan Vagina ( Aplsia Vagina)
Pada aplasia vagina, dibagian introitus vagina terdapat
cekungan yang agak dangkal atau agak dalam.
b. Stenosis Vagina Kongenital
Stenosis vagina secara umum jarang ditemukan, dan lebih
sering ditemukan septum vagina yang memisahkan vagina
secara lengkap atau tidak lengkap pada bagian kanan/kiri.
c. Tumor Vagina
Tumor vagina merupakan rintangan bagi lahirnya janin
pervaginam. Adanya tumor vagina bisa menyebabkan
persalinan pervaginam dianggap berisiko.
d. Kista Vagina
Kista vagina berasal dari duktus gartner atau duktus muller,
letak lateral dalam vagina bagian proximal, di tengah, distal
di bawah orifsium utetraeksternal.
4. Uterus
a. Retroflexio Uteri
Retroflexio uteri adalah uterus hamil yang semakin lama
semakin besar terkurung dalam rongga perut.

9
b. Prolapsus Uteri
Prolapsus uteri atau turunnya uterus terjadi karena
kelemahan ligamen endopelvik tuertama ligamen endopelvik
terutama ligamentum transversal.
c. Kelainan Bawaan Uterus
Terjadi akibat gangguan dalam penyatuan, dalam
berkembangnya kedua saluran muller dan kanalisasi.

B. Distosia karena faktor janin


Malpresentasi adalah bagian trendah janin yang berada di segmen
bawah rahim, buka belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk
(presenting part) tidak berada di anterior. Secara epidemiologis , pada
kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%,
bokong 27%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan
dahi 0,01%. Persalinan normal dapat terjadi manakalaterpenuhi
keadaan-keadaan tertentu dari faktor-faktor persalinan jalan lahir
(passage), janin (passanger), dan kekuatan (power).
1. Presentasi Dahi
2. Presentasi Muka
3. Presetasi Majemuk
4. Presentasi Letak Lintang
C. Distosia Karena Faktor Tenaga Persalinan
Distosia karena kelainan tenaga atau his adalah persalinan yang
sulit akibat his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan rintangan pada jalan lahir, tidak dapat diatasi, sehingga
menyebabkan persalinan macet. Jenis distosia karena kelainan tenaga
atau his yaitu :
1. Inersia Uteri Hypotonis
His bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat
dan lebih dahulu daripada bagian-bagian lain, peranan fundus tetap

10
menonjol. Kelainannya terletak dalam hal kontraksi uterus lebih
aman, singkat, dan jarang daripada biasanya.
2. His Terlampau kuat ( Intesia Uteri Hypertonis)
His terlampau kuat disebut juga hypertonic uterine
contraction.Walaupun pada golongan ini bukan merupakan
penyebab distosia. His yang terlalu kuat dan terlalu kuat dan terlalu
efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang sangat
singkat.
3. Aksi Uterus Inkoordinasi ( Incoordinate Uterine Action)
Disini sifat his berubah. Tonus otot uterus meningkat, juga diluarh
his, dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak
ada sinkronisasi kontraksi bagian-bagiannya.

2. Bedah Kebidanan
A. Induksi Persalinan
Induksi dimaksudkan sebagai stimulasi kontraksi sebelum mulai
terjadi persalinan spontan, dengan atau tanpa rupture membrane.
Augmentasi merunjuk pada stimulasi terhadap terhadap kontraksi
spontan yang dianggap tidak adekuat karena kegagalan dilatasi serviks
dan penurunan janin ( Cunninghan, 2003). Induksi persalinan adalah
upaya memulai persalinan dengan cara-cara buatan sebelum atau
sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan merangsang timbulnya
his.
Augmentasi adalah stimulasi kontraksi spontan (sudah terjadi)
yang dianggap kurang memadai karena gagalnya pembukaan serviks
dan penurunan janin. Induksi persalinan mengisyaratkan stimulasi
kontraksi sebelum awitan spontan persalinan dengan atau tanpa pecah
ketuban. Induksi persalinan biasanya berhasil jika skornya 9 atau lebih
dan kurang berhasil jikaa skornya kurang dari 9.

11
1. Indikasi
Menurut Oxorn (2010), indikasi persalinan yaitu ketuban pecah
dini, kehamilan lebih waktu, oligohidramnion, karioamnionitis,
preeklamsi berat, hipertensi akibat kehamilan, iufd, pjt, infufisiensi
plasenta, perdarahan atntepartum, dan umbilical abnormal
arteridoppler.
2. Kontraindikasi
Kontraindikasi induksi persalinan serupa dengan kontraindikasi
untuk menghindarkan persalinan dan kelahiran spontan,
diantaranya yaitu cpd, plasenta previa, gemeli, polihidramnion
riwayatsectio caesarea klasik, malpresentasi atau kelainan letak,
gawat janin, vasa previa, hidrosefalus, dan infeksi herpes genital
aktif ( Cunningham, 2003).
B. Ekstraksi Vakum
Ekstraksi vakum merupakan alternatif yang sangat membantu
untuk menggantikan tindakan forsep rendah pada saat ibu merasa letih
dan tidak mampu mengejan dengan efektif. Ekstraksi vakum terkadang
dipakai untuk membantu memutar presentasi melintang atau oksiput
posterior menjadi posisi anterior. Dapat membantu mengurangi
komplikasi persalinan lama.
1. Indikasi
a. Keterlambatan dalam tahap persalinan kedua.
b. Kebutuhan untuk mempersingkat tahap kedua persalinan untuk
janin atau tunjangan maternal.
2. Kontraksi
a. Ketidakseimbangan cephalopelvic.
b. Tanpa keterlibatan kepala janin.
c. Presentasi sungsang
d. Presntasi wajah
e. Presentsi alis
f. Janin melintang

12
g. Persalinan premature ( < 37 minggu)
h. Tanda-tanda gangguan jaanin utama ( ekstraksi vakum harus
dicoba jika prosedur yang cepat diinginkan )
3. Penyulit yang mungkin akan timbul akibat tindakan
a. Dampak pada bayi
1. Sifat lekas marah, lebih mungkin jika prosedur bermasalah
atau berkepanjangana.
2. Perdarahan retina
3. Kulit Lecet
4. Cephalhaemotoma
5. Ikterus neonatal
b. Dampak pada ibu
1. Kerusakan serviks karena dilatasi penuh tidak di diagnosa
dengan benar
2. Robeknya perenium
3. Perdarahan postpartum
C. Ekstraksi Cunam
Ekstraksi forceps adalah suatu tindakan bantuan persalinan di mana
janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam atau forceps yang
dipasang dikepalanya, sedangkan ekstraksi cunam adalah tindakan
obstetri yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan
jalan menrik bagian bawah janin (kepala) dengan alat cunam.
Cunam sendiri adalah suatu alat obstetri yang terbuat dari logam, yang
digunakanuntu melahirkan anak degan tarikan kepala. Beberapa jenis
forceps yaitu, Naegele, Kjelleand, Locking, Sipson-Braun, Piper,
Boerma, Tarnier.
1. Indikasi
a. Indikasi pada ibu
1) Penyakit jantung
2) Penyakit pulmonar
3) Infeksi Intrauterin

13
4) Gangguan neurologik
5) Kelelahan ibu
6) Kala II panjang
7) Mempersingkat kala II: preeklamsi, eklamsi
8) Ruptur uteri iminen
b. Indikasi anak
1) Gawat janin
2) After Coming head
2. Kontraindikasi
1) Terdapat kontraindikasi tejadinya persalinan pervaginam
2) Pasien melonak tindakan ektraksi vakum
3) Dilatasi serviks belum lengkap.
3. PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
A. Macam macam perdarahan pasca persalinan
Perdarahan pascapersalianan adalah perdarahan yang terjadi
sesaat setelah proses persalianan berlangsung sesaat proses
persalianan berlangsung dengan volume perdarahan melebihi
500 ml.
Perdarahan pasca persalianan adalah perdarahan yang
terjadi setelah bayi yang lahir melewati batas fisologi normal.
Pada umumnya seorang ibu yang ibu melahirkan akan
mengeluarkan darah secara fisiologis sampai jumlah 500 ml
tanpa menyebabkan ganguuan homeostatis. Jumlah darah yang
keluar dapat diukur dengan bengkok besar (1 bengkok = +500
cc).
Berdasarkan saat terjadinya, perdarahan persalianan dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Perdarahan pasca persalianan primer
Perdarahan pasca persalianan yang terjadi pada 24 jam
kelahiran pertama penyebab utamanya yaitu:
a. Antonia Uteri

14
b. Retensio Plasenta
2. Perdarahan pasca persalianan sekunder
Perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam
pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari 5
sampai hari ke 15 postpartum. Penyebabnya yaitu:
a. Subinvolusi
Kemacetan atau kelambatan involusio yang disertai
pemanjangan periode pengeluaran lokhea
b. Hematoma vulva
Didapatkan gumpalan darah sebagai akibat cidera
atau robekan pembuluh darah wanita hamil aterm
tanpa cidera mutlak pada lapisan jaringan luar.
c. Retensio sisa plasenta
Retensio sisa plasenta dan ketuban yang masih
tertinggal dalam rongga Rahim dapat menimbulkan
pendarahan postpartum dini 6 sampai 10 hari pasca
persalinan.
B. Penyebaba Perdarahan Pascapersalainan
Pada umumnya, pendarahan post partum terjadi karena
terbukanya pembuluh darah pada Rahim di manan plasenta
melekat di dinding rahim ketika rahim. Selainnitu, darah juga
keluar dari robekan yang terjadi saat wanita melalui prosedur
episisotoni pada peroses persalainan.
1. Tone
a. Tone dimished : Antonia uteri
Antonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus atau
kontraksi Rahim yang menyebabkan uterus tidak
mampu menutup pendarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.

15
b. Pencegahan dan tindakan
Atonia uteri dapat di cegah dengan menajemen aktif
kala III, yaitu pemberian oksitosin segera setelah
bayi lahir oksitosin injeksi 10 IU IM, dan 5Iu
intravenous atau 10-20 IU per liter intravenous drips
100-150 cc\jam.
Dalam penangananan Antonio uteri dapat
dilakauakan penanganan khusus:
1. Kenanali dan tegakan diagnosis kerja Antonia uteri
2. Teruskan pemijatan uterus
3. Oksit0sin dapat di berikan bersaman atau urutan
4. Jika uterus berkontraksi, maka lakukan evaluasai Juka
uterus tidak berkontrakasi maka bersihkan bekuan darah
atau selaput ketuban darai vagina dan ostium serviks.
5. Antisifasi dini akan kebutuhan darah dan lakukan
teransfusi sesuai kebutuhan.
6. Lakukan uji pembekuan darah sederhanan
7. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7
menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah
adanya okulasi.
8. Selain mengetahui penanganan khusus yang di lakukan,
bidan juga di wajibkan menegtahui teknik kompres
bimanual. Bimanual terbagi menjadi dua, yaitu kompres
bimanual interna (KBI), dan bimanual eksterna.
Tekniknya yaitu:
a. Pakai sarung tangan desinfeksi tinggkat tinggi atau
steril
b. Periksa vagina dan serviks
c. Letakan kepalan tanggan pada fornik anterior
d. Tekan uterus dengan kedua tanggan

16
e. Evaluasi keberhasila
f. Berikan 02,mg ergometrium IM
g. Menggunakan jarum berdiameter besar
h. Pakai sarungtangan streril
i. Jika uterus tidak berkontraksi dalam 2 menit, segera
lakukan rujukan
j. Damping ibu ke tempat rujukan
Selain KBI, dibwaini kompres bimanual interna yaitu :
1) Letakan satu tangan pada abdomen di depan uterus
tepat di simpisis pubis
2) Letakan tangan yang lain pada dinding abdomen
( dibelakang korpus uteri)
3) Lakukan gerakan saling merapatkankedua tanggan
untuk lakukan kompres pembuluh darah di dinding
uterus dengan cara menekan uterus di antara kedua
tangan tersebut.
2. Trauma
Ruptur spontan uterus secara umum jarang terjadi factor resiko
yang bisa meneybabkan antara lain grade multipara, malpresentasi,
riwayat oprasi uterus sebelumnya, dan persalinan dengan induksi
oksitosin. Inversi uteri dibagi menjadi tiga hal yaitu:
a. Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum keluar
dari ruang tersebut
b. Korpus uteri yang terbaik sudah masuk kedalam vagina
c. Uterus dengan vagina semuanya terbalik, untuk sebagaian besar
terletak di luar vagina.
3. Tissue
Apabilla plasenta belum lahir setelah janin lahir, maka hal tersebut
dinamakan retensio plasenta.plasenta yang belum lahir lepas dari
dinding uterus dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu:

17
a. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
(plasenta adhesive)
b. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh vilikorialis
4. Thrombin
a. Pendarahan karena gangguan pembekuan darah
Gangguan pada factor pembekuan darah (trombosit) adalah
perdarahan yang terjadi karena adanya kelainan pada proses
pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap mengalir.
C. Tanda dan gejala perdarahan pascapersalinan
Kehamilan adalah proses fisologis normal yang didefinisikan dengan
keberadaan konfleks utero lacenta. Penatalaksanaan terkini perdarahan paska
persalianan:
1. Pencegahan perdarahan postpartum
a. Perawatan masa kehamilan
b. Persiapan persalianan
c. Persalianan
d. Kala 3 dan kala 4
2. Manajemen penyebab hemorraghe postpartum
a. Antonia uteri
b. Sisa plasenta
c. Trauma jalan lahir
d. Ganguan pmbekuan darah
e. Terapi pembedahan
1) Laparatomi
2) Ligase ateri
3) Histeroktomi

4. KONSEP DASAR PERSALIANAN

A. DEFINISI PERSALIANAN
Persalianan merupakan proses alami yang berlangsung secara alamiah,
walau demikian tetap dilakukan pemantauan khusus karena setiap ibu

18
memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda sehingga mengurangi
resiko kematian ibu dan janin pada saat persalianan. (anisa 2011)
1. Pesalianan sepontan
2. Persalianan normal
3. Persalianan anjuran (induksi)
a. Metode stein
b. Injeksi ositosin
c. Memecahkan ketuban
4. Persalianan tindakan
a. Persalianan tindakan pervagianan
b. Persalianan tindakan perabdomen (SC)
B. Sebab atau etiologi persalinan
1. Teori penurunan hormon
2. 2. Teori plasenta menja tua
3. Teori berkurangnya nutrisi
4. Teori destensi Rahim
5. Teori iritasi mekanik
6. Teori induksi partus
C. Tanda persalinan
1. Tanda-tanda awal persalinan
a. Turunnya kepala janin kepanggul
b. Tekanan panggul (felvic)
c. Vaginal discharge atau keputiahan
d. Nesting instinct
e. Kontraksi Braxton hicks
f. Mengigil
g. Diare
h. Pecah ketuaban
i. Kontraksi regular

19
2. Tanda-tanda gerakan janin menjelang persalianan
a. Pada usia 36 minggu janin sudah mengalami kematangan dan siap
untuk dilahirkan
b. Janin akan terus mengalami gerakan
c. Usia 37 minggu bayi akan mengubah posisinya untuk persiapan
dilahirkan
d. Ditandai dengan rontoknya lapisan bulu halus
e. 39 minggu bayi sudah siap dilahirkan
f. Kondisi Rahim ibu akan makin sempit
D. Mekanisme persalinan
1. Penururnan kepala
a. Masuknya kepala pada pintu atas panggul
1) Asinklitismus posterior
2) Asintiksmus anterior
b. Majunya kepala
1) Tekanana cairan intrauteri
2) Tekananan langsung oleh fondus pada bokong
2. Fleksi
a. Persendian leher
b. Letak leher bukan digaris tengah
c. Terjadi perubahan posisi tulang belakang
d. Kepala janin yang mencapai panggul
3. Desnsus
Desensus adalah turunnya kepala dijalan lahir
4. Rotasi dalam
Putaran vaksi dalam adalah pemutaran dari bagaian depan sebagian
rupa sehingga janin memutar kedepan dan kebawah sisnvisis
5. Ektensi
Setelah putaran vaksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ektensi atau defleksi dari kepala.

20
5. PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKIOLOGIS PADA MASA
KEHAMILAN
A. Perubahan Fisiologis Dan Psikiologis Kala I
Persalinan adalah proses menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 40 minggu) lahir spontan dengtan
presentasi belakang kepala yang berlangsung selam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin. Dalam buku yang ditulis Manuaba (2010), disebutkan
kala 1 adalah kala pelepasan yang berlangsung dari pembukaan 0 hingga lengkap.
Lama kala 1 pada primigravida 12 jam sementara untuk multigravida 8 jam.
Secara klinis partus dimulai apabila his dan wanita tersebut mengeluarkan
lendir yang bersemu darah.
Menurut Baety (2011), kala I dibagi menjadi 2 fase, antara lain :
a. Fase laten : dimulai sejak awal kontraksi , berlangsung lambat dari
pembukaan 1 – 3 cm, lama 7 – 8 jam.
b. Fase aktif : terjadi pnurunan bagian terbawah janin, frekuensi dan lama
kontraksi uterus meningkat. Fase aktif dibagi menjadi 3 tahap diantaranya:
1) Periode akselerasi (pembukaan 3 – 4 cm, lama 2 jam)
2) Periode dilatasi maksimal (pembukaan 4 – 8 cm, lama 2 jam )
3) Periode deselarasi (pembukaan 9 – 10 cm, lama 2 jam)
1. perubahan fisiologis pada kala 1 persalianan
Beberapa perubahan – perubahan fisiologis yang terjadi pada kala
1 persalinan, antara lain :
a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah Rahim pada persalinan.
Selama proses persalinan, uterus akan mengalami perubahann
bentuk menjadi 2 bagia yang berbeda, yaitu segmen atas dan segmen
bawah. segmen atss memegang peranan yang aktif karena berkontraksi
dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya prsalinan. Sebaliknya
segmen bawah Rahim meemgang peranan pasif dan makin tipis dengan
majunya persalinan karena di renggangkan.

21
b. Perubahann bentuk uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototonya
kontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan,
yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah
Rahim kea atas sehingga akan menyebabkan pembukaan serviks dan
dorongan janin ke bawah secara alamiah (Ari Sulistiawati, 2010).
c. Perubahan pada serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium Uteri
Intrernum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi
pendek dan menjadi bagian dari SBR. Bentuk serviks menghilang karena
canalis servikalis membesar dan atas membentuk ostium uteri eksterna
(OUE) sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit (Sumarah, dkk,
2009).
d. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala 1, ketuban ikut merenggangkan bagian atas vagina yang
sejak kehamilan mengalami perubahan - perubahan sedemikian rupa,
sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah, segala
perubahan, terutama dasar panggul ditumbulkan oleh tekana bagian
terbawah janin.
e. Bloody show
Bloody show merupaka tanda persalinan yang akan terjadi,
biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi, bloody show bukan
merupakan tanda persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina
sudah dilakukan 48 jam sebelumnya. Rabas lendir yang bercampur darah
itu mungkin trauma kecil, atau perusakan plak lendir saat pemeriksaan
tersebut dilakukan.
f. Tekanan darah
Tekanan darah selama kontraksi akan meningkat. Dengan
mengubah posisi terlentang menjaadi miring, perubahan tekanan selama
kontraksi akan dapat dihindari.

22
g. Metabolise
Selama proses persalinan metabolism karbohidrat aerob dan
anaerob mengalami peningkatan secara stagnan. Peningkatan aktivitas
metabolic terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan,
curah jantung, dan cairan yang hilang.
h. Suhu
Peningkatan metabolism tubuh menyebabakan suhu tubuh
meningkat selama persalinan, terutama selam dan setelah bayi lahir.
Peningkatan shu tubuh tidak boleh lebi dari 0,5 – 1 0c.
i. Denyut jantung (Frekuensi Jantung)
Detak jantung secara dramstis, naik selama kontraksi. Pada setiap
kontraksi, 400 ml darah dikelurakan dari uterus dan masuk kedalam
system vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10 –
15 % pada tahap pertama persalinan, dan sekitar 30-50% pada tahap kedua
persalinan. Ibu harus diberitahu untuk tidak menhan nafas dan menegakan
otot abdomen untuk mendorong selama tahap kedua.
j. Perubahan pada ginjal
Polyuria sering terjadi pada saat persalinan. Kondisi ini dapat
diakibatkan karena peningkatan curah jantung selama persalinan dan
kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
polyuria akan mengalami gangguan karena posisi ini membuat aliran
membuat aliran urine berkurang selam kehamilan. Kandung kemih harus
sering diebvakuasi selama 2 jam sekali untuk mengetahui adanya distensi.
Kandung kemih juga harus tetap kosong untuk mencegah obstruksi
persalinan akibat kandung kemih penuh., yang akan mencegah penuruna n
bagian presentasi janindan trauma pada kandung kemih akibat penekanan
yang terlalu lama.
k. Perubahan pada saluran cerna
Mortilitas dan absorbsi lambung terhjdap makanan padat secara
substansial berkurang banyak selama persalinan. Apabila kondisi ini
diperburuk oleh penurunan asam lambung, maka saluran cerna akan

23
bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi
lebih lama.

l. Perubahhan hematologi
Sebagai besar adaptasi pada kehamilan terjadi sebagai respon
terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin. Salah satu
perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan hematologis.
Perubahan pada system ini merupakan peningkatan volume darah ibu,
penurunan hemoglobin dan hemotokrit, peningkatan kebutuhan besi,
perubahan pada leukosit dan system imunologis, serta kelihalangan darah
selama proses kelahiran.
Pada system hermologi, Hb akan meningkat salaam persalinan dan
akan kembali pada tingkat sebelum persalinan sehari setelah persalinan,
kecuali terjadi pendarahan selama proses persalinan. Waktu koogulasi
darah akan berkursng dan terjadi peningkatan plasma fibrinogen selama
persalinana. Selain itu terjadi peningkatan kadar sel darah putih secara
progresif selam kala 1 persalinan seebesar 500 hingga 1500 pada saat
pembukaan lengkap. Selama proses persalinan gula darah akan menurun
karena akibat peningkatan aktifitas otot dan rangka.

2. Perubahan Psikologis dan Perilaku Maternal Kala 1 Persalinan


Perubahan psikologis sering dialami pada ibu bersalin dan merupakan hal
yang wajar. Apabila ibu bersalin tidak mampu beradaptasi dengan perubahan
pdikologis, maka dapat memberikan efek jangka panjang dan berlanjut pada
gangguan psikologis yang lebih berat.
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester 1 ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai rasa
bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangan berkaitan dengan
kualitas kemampuan untuk merawat dan mngasuh bayi dan kandungannya,

24
sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa sudah sempurna sebagai
wanita yang dapat hamil.
b. Perubahan Emosional
Perubahan – perubahan emosi pada trimester 1 menyebabkan
adanya penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual,
perubahan suasana hati, cemas, depresi, kekhawatiran ibu tentang
kesejahteraanya dan bayinya, kekhawatiran dengan penampilan diri yang
kurang menarik dan sebgainnya.
c. Ketidakyakinana Dan Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun ibu demikian pada kebanyakan ibu
hamil terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang hamil
dan harus membutuhkan perhatuan dan perawatan khusus buat bayinya.
d. Focus Pada Diri Sendiri
Pada bulan – bulam pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu
lebih berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Ibu
lebih merasa bahwa janin yang dikandung adalah bagian dari drirnya.
e. Stress
Kemungkinana stress yang terjadi pada masa kehamilan trimester
pertama bisa berdampak negatuf dan positif, dimana kedua stress ini dapat
mempengaruhi perilaku ibu.
f. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada
trimester pertama dan tertuju pada kehamilan pertama.

B. perubahan fisiologis dan psikologis kala II persalinan.


Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehmailan sebagai hasil
pengenalan proses dan penatalaksanaan pembukaan, sebagai hasil penganalan
proses dan penatalaksanaan pembukaan, batasan kala II dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap dan berakhir pada kelahiran bayi.

25
Proses fisiologi kala II persalinan diartikan sebagai serangkaian peristiwa
alamiah yang terjadi sepanjang periode tersebut dan diakhiri dengan lahirnya bayi
secara normal.proses ini biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi. Kontraksi yang terjadi pada kala II adalah sering, kuat, dan sedikit
lebih lama yaitu kira – kira 2 menit yang berlangsung 60 – 90 detik.
1. Perubahan fisiologis pada kala II persalinan
Menurut Damayanti (2014), perubahan fisiologis pada kala II adalah
sebgai berikut :
a. Serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya di dahului
oleh pendatran serviks, yaitu pemedekan dari kanalis servikalis, yaitu
semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu
lubang dengan pinggiran tipis. Lalu akan menjadi pembesaran dari
ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter
beberapa millimeter menjadi lubang yang dilalui anak , kira – kira 10
cm. pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio, segmen
bawah Rahim, serviks dan vagina karena sudah menjadi satu saluran.
b. Uterus
Pada persalinan kala II, Rahim akan terasa sangat keras pada
saat diraba karena semua ototnya berkontraksi. Terjadi kontraksi oleh
otot fundus yang menarik otot bawah Rahim ke atas seingga
menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin kebawah secara
alami.
c. Vagina
Setelah ketuban pecah, segala perubahan, terutama pada dasar
panggul diregangkan menjadi saluraan dengan dinding yang tipis pleh
bagian depan anak.
d. Organ Panggul
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan
menyebabkan pasien ingin meneran, serta diikuti dengan peri eum
yang menonjol dan menjadi lebar dengan anus terbuka.

26
e. Ekpulsi Janin
Dengan kemampuan yang maksimal, kepala bayi dengan
suboksipat dibawah simfisis, dahi, muka, serta dagu akan melewati
perineum.
f. Metabolism
Peningkatan identify akan terus berlanjut hingga kala II
persalinan. Upaya meneran yang dilakukan pasien untuk menambah
aktifitas otot akan meningkatkan meneran
g. Denyut nadi
Secara keseluruhan denyut nadi akan meningkaat selama kala
II hingga mencapai puncak menjelang kelahiran.
2. Perubahan Psikologis pada Kla II Persalinan
Selama pada masa trimester kedua, kehidupan psikologi ibu hamil
tampak lebih tenang, namun perhatian ibu mulai beralih pada
perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks, keluarga dan hubungan
batin dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan
kebutuhan dengan figure ib, melihat dan meniru peran ibu serta
meningkatan ketergantungan ibu dengan pasangan.
Beberapa bentuk perubahan psikologis trimester kedua, yaitu:
a. Rasa Khawatir dan Cemas
Kekhawatiran yang mendasar kepada ibu ialah jika
bayinya lahir sewaktu-waktu. Keadaan ini menyebabkan
peningkatan kewaspadaan terhadap datangnya tanda – tanda
persalinanan. Hal ini diperparah dengan lagi dengan
kekhawatiran jika bayi yang dilahirkan tidak normal.
b. Perubahan Emosional

C. perubahan Fisiologis dan Psikologis Kala II


Partus kala III adalah kala uri atau waktu pelepasan plasenta dari
insersinya sampai lahirnya plasenta dan selaput palsenta. Kala III persalinan
dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta.

27
Proses ini dikenal sebgai persalinan plasenta. Normalnya perlepasan plasenta ini
berkisar 15 – 30 menit sesudah bayi lahir.
Menurut Sulistyawati dan Nugrahaeny (2010, lepasnya plasenta sudah dapat
diperkirakan dengan memperhatikan tanda – tanda sebgai berikut : uterus mulai
berbentuk bundar, uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen
bawah Rahim, tali pusat bertambah panjang, dan terjadi pendarahan.
1. Perubahan fisiologis pada kala III persalinan
Kala III adalah bagian yang paling singkat dan bagian yang paling
tidak menyakitkan dari semuanya. Menurut Sondakh (2013),
beberapa perubahan yang terjadi pada saat proses persalinan kala
III yaitu :
a. Perubahan bentuk dan fundus uteri
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong
kebawah, uterus memebentuk segitiga atau bentuk seperti buah
pir atau avocado. Letak fundus berada diatas pusat (sering kali
mengarah ke sisi kanan).
b. Tali Pusat Menubung
Pada persalinan kala III, tali pusat akan terlihat
menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld)
c. Semburan Darah Secara Singkat dan Mendadak
Ketika kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam
ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta
melebihi kapasitas tampungnya, maka darah akan tersembur
keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
2. Perubahan Psikologia Pada Kala III
Setelah proses kelahiran, perubahan psikologis yang didapat yaitu:
a. Ibu ingin melihat, menyetuh dan memeluk bayinya.
b. Merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya. Ibu juga akan
merasa sangat sangat lelah
c. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu
dijahit.

28
d. Menaruh perhatian terhdap plasenta.

D. Perubahan Psikologis dan Fisiologis Kala IV


Menurut Reni Saswita (2011), kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta
berakhir 2 jam setelah proses tersebut. Beberapa observasi yang harus dilakukan
pada kala IV, anataralain tingkat kesadaran, pemeriksaan TTV, kontraksi uterus,
pendarahan,
Secara umum, sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh perdarahan
pascapersalinan dan terjadi dalam 4 ham pertama setelah kelahiran bayi. Dengan
alasan ini, penting untuk memantau secara ketat segera setelah setiap tahapan atas
kala persalinana diselesaikan.
1. Perubahan Fisiologis Pada Kala IV Persalinan
Perubahan – perubahan fisiologis kala IV, yaitu :
a. Tanda – tanda vital
Dalam dua jam pertama setalah persalinan, tekanan darah, nadi,
dan pernapasan akan kembali normal
b. Gemetar
Kadang dijumpai pasien pascaperalinan mengalami gemetar,
hal ini normal sepanjang suhu kurang dari 380 dan tidak dijumpai
tanda infeksi lainnya.
c. Sisrtem Gastroitetinal
Selama 2 jam pasca persalinan kadang dijumpai pasien merasa
mual sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi setengah duduk atau
dududk di tempat tiudr. Perasaan haus pasti dirasakan oleh pasien oleh
karena itu hidrasi harus diberikan untuk mencegah terjadinya
dehidrasi.
d. System Renal
Selama 2 – 4 jam pascapersalinan kandung kemih masih dalam
keadaan hipotonik akibat adanya alostaksis, sehingga sering dijumpai
kandung kemih dalam keadaan penuh dan mengalami pembesaran.
Kandung kemih sebaiknya tetap kosong untuk mencegah uterus

29
berubah posisi dan terjadi Antonia uterus yang berkontraksi dengan
buruk dapat meningkatkan pendarahan.
e. System kardiovaskuler
Setelah persalinana, volume darah pasien relative akan
bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan
akan menimbulkan dekonpensasi kordis pada pasie dengan vitum
kardio. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme konpensasi
dengan adanya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali
seperti kondisi awal.
f. Serviks
Perubahan pada serviks terjadi setelah bayi lahir, bentuk
serviks terjadi agak menganga seperti corong. Perubahan lain yang
ditemukan serviks berubah menjadi warna merah kehitaman karena
penuh dengan pembuluh darah. Konsentrasi lunak, kadang terjadi
laserasi atau perlukaan kecil.setelah bayi alhir tangan bisa masuk
kedalam servik tetapi setlah 2 jam hanya 2 atau 3 jari dapat memasuki
serviks.
g. Perineum
Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena
sebelumnya terenggang oleh tekanan bayi yang bergerak mamu. Pada
hari ke 5pasca melahirkan perineum sudah mendapatkan kembali
tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dibandingkan sebelum hamil.
h. Vulva dan Vagina
Vulva dan Vagina mengalami penekanan dan perenggangan
yang sangat besar salaam proses melahirkan, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina akan kembali seperti
semula sebelum hamil sementara labia akan lebih menonjol.
i. Pengeluaran ASI
Dengan menurunnya hormone esterogen, progesterone dan human
plasenta lactogen hormone setelah plasenya lahir, prolactin dapat

30
berfungsi membentuk ASI dan mengelyuarkannya kedalam alveoli bahkan
sampai duktus kelenjar ASI. Isapan langsung dari putting susu ibu dapat
mengeluarkan oksitosisn dari hipofisis sehinga dapat menambah kekuatan
kontraksi uterus.
2. Perubahan Psikologis Pada Kala IV
Beberapa perubahan ibu yang terjadi pada kala IV, antara lain :
a. Perasaan lelah
b. Dirasakan emosi – emosi kebahagian dan kenikmatan karena
terlepas dari ketakutan, kecemasan, dan kesakitan. Meskipin
sebenarnya rasa salit masih ada.
c. Rasa ingin tahu yang kuat akan bayinya
d. Timbul rasa – rasa afeksional yang pertama terhadap bayinya,
rasa bangga sebagai wanita, istri dan ibu.

6. FAKTOR – FAKTOR PERSALINAN


A. passage
Jalan lahir merupakan komponenen yang sangat penting dalam
proses persalinan. Factor Passage atau biasa disebut dengan jalan lahir,
secara umum dapat diklasifikasi menjadi 2 jenis, yaitu jalan lahir lunak dan
jalan lahir keras.
a. Jalan lahir lunak, terdiri dari serviks, vagina, dan otot Rahim.
1) Serviks
Serviks akan semakin matang mendekati waktu persalinan. Selama
masa kehamilan, serviks dalam keadaan menutup, panjang serta
lunak, dan pada saat mendekati persalinan, serviks masih lunak
dengan konsistensi seperti pudding, mengalami sedikit penipisan, dan
kemungkinan sedikit dilatasi. Pembukaan terjadi akibat kontraksi
Braxton Hicks sebelum proses persalinan dimu;ai. Peristiwa awal
pembukaan dan penipisan inilah yang merupakan ciri – ciri dari
kematian serviks.

31
2) Vagina
Vagina bersifat elastis dan berfungsi sebagai jalan lahir dalam
persalinan normal
3) Otot Rhim
Otot Rahim tersusu dari 3 lapis, yang berasal dari kedua tanduk
Rahim, yaitu longitudinal (memanjang), melingkar, dan miring.
Segera persalinan, susunan otot Rahim tersebut sedemikian rupa akan
mengondisikan pembuluh darah menutup untuk menghindari
terjadinyapendarahan dari tempat implantasi plasenta.
Bila terdapat keadaan panggul dan janin yang normal serta
kerjasam antara 3 kekuatan his dan mengejan, passenger dan passage
, hal ini berarti telah mendapat keserasaian untuk melahirkan janin
secara spontan.
b. Jalan Lahir Keras
Panggul merupakan jalan lahir keras yang memiliki posisi lebih
dominan dari pada jalan lahir lunak. Oleh karena itu, janin harus berhasil
menyesuaikan diri terhdap jalan lahir yang relative kaku.
1) Tulang – tulang panggul, terdiri dari 3 bagian tulang yaitu os coxae,
os sacrum dan os coccyges.
2) Ukuran panggul dapat diperoleh melalui bebrapa cara, yaitu
pengukuran secara klinis, pemeriksaaan dengan rontgen dan pelvis
serta pemeriksaan ultrasonografi.
c. Ciri khas jalan lahir
Jalanmlahir terdiri dari empat bidang yaitu pintu atas panggul, bidang
terluas panggul, bidang tersempit panggul dan pintu bawah panggul.
d. Bentuk panggul
Empat jenis panggul dasar menurut Veralls (2010), dikelompokan
sebagai berikut:

32
1) Ginekoid (Tipe Wanita Klasik)
Panggul Ginekoid dilihat dari bidang pintu atas panggul tampak
berbentuk bulat atau agak lonjong atau ellips.
2) Android (Mirip Panggul Pria)
Suatu panggula android di tandai oleh daerah segmen posterior
yang sempit dengan ujung sacrum menonjol kedepan dan segmen
anterior relayif panjang bila dilihat dari suatu titik diatas panggul ,
bidang pintu atas panggul tampak seperti bentuk jantung.
3) Anthropoid ( Mirip Panggul Kera Antropoid)
Panggul antropoud memiliki suatu bentuk oval yang jelas pada
bidang pintu atas panggul dengan diameter terpanjang adalah antero-
posterior.oleh karena itu,segmen posterior panjang dan sempit.
4) Platipeloid
Berbentuk datar dengan tulang – tulaang yang lembut. Konfigurasi
panggul platipeloid pada pintu atas panggul lebih mencolok dimanan
menunjukan pemendekkan dari diameter antero-posterior,
sebaliknya diameter tranversalnya lebar.

B. Power
Dalam buku yang di tulis Manuaba (2010), power didefinisikan sebagai
kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi
uterus dan tenaga meneran dari ibu.

33
Dalam proses persalinan, kekuatan his atau kontraksi dan
mengejan ibu merupakan suatu hal yang sangat penting . his dapat
dipengaruhi oleh bebrapa hal, antara lain : factor usia yng begotu tua,
pimpinan persalinan, karena induksi persalinana dengan oksitosin, serta
rasa takut dan cemas. Secara umum factor kekuatan dalam persalinan
dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Kekuatan Primer (Kontraksi Involunter)
Kontraksi berasal dari segmen atas Rahim yang menebal dan
dihantarkan ke Rahim bawah dalam bentuk gelombang.
b. Kekuatan skunder (Kontraksi Volunter)
Pada kekuatan ini, otot –otot difragma ibu dan abdomen ibu
berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga
menimbulkan tekanan intraabdomen. Tekanan ini mendorong uterus
dari semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar.

C. Passenger
Dalam bahasa Indonesia, passenger berarti penumpang, penumpang
dalam persalinan adalah janindan plasenta.
a. Janin
Janin merupakan passenger utama dan dapat memengaruhi jalannya
persalinana karena besarnya dan posisinya. Bagian janin yang paling
pentiung adalah kepala karena mempunyai ukuran yang paling besar
1) Postur janin dalam Rahim
Beberapa istilah yang digunakan untuk menentukan kedudukan
dalam Rahim, yaitu sebagai berikut :
a) Sikap (attitude atau habitus)
Sikap janin yang fisiologis adalah badan janin dalam
keadaan kifosis sehingga punggung janin menjadi konveks,kepala
dalam posisis hiperfleksi dengan dagu dekat dada, depan bersilang
di depan dada, tali pusat terletak di antara ekstermitas dan tungkai
terlipat pada lipatan paha, serta lutut yang rapat pada badan.

34
b) Letak (lie atau situs)
Bagaiman sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu
sering dikatakan sebagai letak janin. Letak janin dipengaruhi oleh
struktur janin yang pertama kali memasuki panggul ibu. Letak
janin dibagi menjadi 3, yaitu letak membujur (longitudinal), letak
lintang ( tranverse lie), serta letak miring (oblique lie).
c) Presentasi
Istilah presentasi digunakan untuk menyebutkan bagian
janin yang masuk ke bagian bawah rahim.
2) Posisi Janin
Saat melakukan pemeriksaan luar dengan palpasi, posisi janin
didapatkan dengan menentukan letak punggung janin terhadap
dinding perut ibu, sedangkan dalam pemeriksaan dalam, posisi
janin di dapatkan dengan menentukan salah satu bagian janin
terhadap jalan lahir.
3) Kelainan – kelainan janin
a) Kelainan bentuk
 Hidrosefalus, adalah salah satu kelainan bentuk yang
terjadi pada kepala janin yang disebabkan adanya
penimbunana cairan sereprospinal dalam vertikel otak
sehingga kepala menjadi besar, serta terjadi pelebaran
sutura dan ubun – ubun.
 Pertumbuhan janin yang berlebihan (Makrosemia), yaitu
bila berat badannya melebihi dari 4000 gram.
 Janin kembar melekat (double monster) adalah keadaan
pelekatan antara dua janin pada kehamilan kembar.
b) Kelainan Plasenta
 Presentasi muka
 Presentasi dahi
 Presentasi puncak kepala
c) Kelainan Letak

35
 Letak dahi
 Letak sungsang
 Letak lintang
 Letak majemuk
b. Plasenta
Plasenta sangan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
bayi dalam kandungan. Plasenta yng mengalami gangguan dalam
kehamilan dapat membawa dampak buruk terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi, bahkan dapat menyebabkan kematian bayi dalam
kandungan.
1) Peran plasenta dalam kehamilan
Plasenta berfungsi sebagai jalur penghubung anata ibu
dengan anakanya. Mengadakan sekresi endokrin, serta
pertukaran selektif subtansi yang dapat larut dan terbawa darah
melalui lapisan Rahim, dan bagian bagian troploblast yang
mengandung pembuluh darah, termasuk makanan untuk janin.
2) Struktur plasenta
a) Bentuk dan struktur plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval yang memiliki 15 – 20
cm, dan beratnya 500 – 600 gram. Sementara itu, tali pusata
yang menghubungkan plasenta memiliki panjang 25 – 60
cm.
b) Letak plasenta dalam Rahim
Letak plasenta berada di depan aatu belakang dinding
uterus, agak ke atas arah fundus uteri.
c) Pembagian plasenta
 Bagian janin ( fetal portion ) , terdiri dari korion
fromdosun dan villi.
 Bagian maternal ( maternal portion ), terdiri atas
desi dua komoakta yang berasal dari lobus dan
kortiledon sebanyak 15 = 20 buah.

36
 Tali pusat melintang dari pusat janin ke plasenta
bagian permukaan janin. Panjang rata rata tali pusat
yaaitu 50 – 55 cm dan diameter sebesar jari (1-2, 5
cm).
d) Fungsi plasenta
mengirimkan gizi dan oksigen dari darah ibun ke
janin, membawa karbondioksida dan sisa – sisa
pembuangan dari janin kembali ke darah ibu, plasenta
menghasilkan hormone HCG yang berfungsi meningkatkan
prodiksi progesterone oleh indung telur sehingga
menstruasi tidak terjadi dan tetap menjaga kehamilan.
e) Plasenta sebagai tempat pertukaran zat
 Pertukaran zat pasif
 Transpore aktif yang di atur oleh enxim dan
pinocytose.
f) Plasenta penghasil hormone
Secara umum, plasenta menghasilkan 2 hormon
steroid, yaitu esterogen dan progesterone. Plasenta juga
melepaskan beberapa protein hormone, yang meliputi
beberapa hormone chorionic gonadptropin, laktogen
plasenta, hormone pertumbuhan plasenta dan relaksin.
g) Plasenta penghasil enzim
Beberapa enzim yang dihasilkan adalah enzim
alkalin fostase, oksitosin, serta protein spesifik kehamilan.
h) Plasenta sebagai barrier
Dimana plasenta memiliki peranan penghasil hormone yang
berguna selama kehamilan, serta sebagai barrier, maka bila
terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan
pada janin atau menggau proses persalinan.
i) Proses pelepasan plasenta dalam persalinan

37
Tanda tanda lepassnya plasenta yaitu perubahan
tinggi fundus, tali pusat memanjang, serta semburan darah
yang mendadak dan singkat.
j) Kelainan plasenta
 Plasenta previa adalah suatau letak plasenta yang
menutupi atau berada sangat dekat ostium uteri
internum, plasenta previa dibagi menjadi 4 bagian
yaitu plasenta previa totalis, parsialis, marginalis
dan plasenta letak rendah.
 Solusio plasenta pelepasan plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus sebelum
waktunya, yaitu sebelum janin dilahirkan.
 Retensio plasenta adalah kelahiran plasenta yang
tertahan atau belum lahir hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bai lahir.
3) Air ketuban
Air ketuban adalah merupakan cairan yang mengisi ruangan
yang di lapisi oleh selaput janin. Yang berfungsi sebagai
pencegah pelekatan janin dengan amnion agar jani dapat
bergerak bebas
Ciri- ciri air ketuban
a) Jumlah volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan
kira – kira 1000 – 1500cc
b) Air ketuban berwarna putih, keruh, berbau amis. Dan
berasa manis.
c) Reaksinya agak alkali tau netral
D. Psyche
a. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin
Membesarnya janin didlam kandungan membuat ibu merasa lelah,
vadan tidak nyaman tidak nyenyak tidur, sering kesulitan dalam
bernafas, dan beban jasmani lainnya saat menjalani proses kehamilan.

38
Selama proses persalinan, terjadi beberapa perubahan psikologi
diantaranya rasa cemas pada bayinya yang akan lahir, kesakitan saat
kontraksi dan nyeri, serta ketakutan saat melihat darah. Rasa takut dan
cemas merupakan factor utama yang menyebabkan kesakitan pada ibu
yang akan berpengaruh pada kontraksi dan dilatasi serviks sehingga
persalinannya lama. Penolong persalinan seperti bidan dituntut untuk
melakukan asuahan sayng ibu.
b. Pengaruh Psikologis Terhadap Proses Persalinan
Rasa takut dan cemas merupakan factor utama yang menyebabkan
kesakitan pada ibu yang akan berpengaruh pada kontraksi dan dilatasi
serviks sehingga persalinannya lama.perasaan tenang dan nyaman ibu
pada masa persalinan dapat diperoleh dari dukungan suami, keluarga
dan juga penolong persalinan. Perasaan ini dapat membantu ibu
mempermudah proses persalinan.
c. Bimbingan Dan Persiapan Mental Dalam Persalinan
Bimbingan dan persiapan mental ibu yang akan bersalin per;u
diperhatikan agar ibu mendapat ketenangan dan perhatian dalam
menghadapi persalinan.
Bimbingan dan persiapan mental ayng diberikan oleh penolong
bertujuan agar ibu menerima prinsip bahwa persalinan bukanlah
peristiwa yang menakutkan, melainkan peristiwa yang dapat diingat
dalam lembaran hidup sebagai peristiwa yang indah dan
menyenangkan.

7. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan


A. Asuhan Kebidanan Kala I Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari rahim. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup buln (minimal 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus dan pmbukaan sehingga mencapai pembukaan

39
lengkap (10cm). Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase
laten dan fase aktif.
1. Penggunaan Patograf
Patograf adalah alat untuk memantau kemajuan kala I
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan
utama dari penggunaa patograf tersebut adalah utuk mencatat hasil
observasi kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan seviks
melalui pemeriksaan dalam, mendeteksi apakah prose persalinan
berjlan normal, serta data pelengkap yang terkait dengan
pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses
persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksan
laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan
yang diberikan dimana semua dicatat dan dirinci.
2. Memberi Dukungan
Dukungan persalinan adalah asuhan yang sifatnya
mendukung yaitu asuhan yang berssifat aktif dan ikut serta dalam
kegiatan selamaa persalinan merupakan suatu standar pelayanan
kebidanan,dimana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping
perslinan sesuai keinginannya, misalkan suami keluarga atau
teman yang mengerti dirinya.
3. Pengurang Rasa Sakit
Nyeri adalah rasa sakit tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung
saraf khusus. Beberapa teknik pengurang rasa nyeri saat persalinan,
yaitu seperti :
a. Terapi farmakologis
b. Terapinonformakologis
4. Persiapan Persalinan
Persiapan pesalinan dimulai dari masa kehamilan, dengan emberian
KIE ( komunkasi, Informasi, Edukasi) tentang kehamilan. Persapa
persalinan yang harusdilakuuan oleh bidan, antara lain :
a. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan

40
b. Ruangan yang baik, bersih, dan nyaman untuk baayi
c. Persiapa perlengkapan, bahan-bahandan obat-obatan yang
diperlukn
5. Pemenuhan Kebthan Fisiologis dan Psikologis Ibu dan Janin
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
c. Kebutuhan dicinti dann mencintai
d. Keebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi dii
6. Pemenuhan Dasar Ibu Selama Persalinan
Persalinan merupakan hal yang norml dan sempurna bagi ibudan
keuarga. Pada umumnya, perasaa tertekan, ketkutan, dan cemas
akan muncu pada saat persalinan.Beberapa kebutuhan dasar yang
ibu butuhkan, aantara lain :
a. Dukungan fisik dan Psikologi
b. Kebutuhan cairan dan Nutrisi
c. Kebutuhan eliminasi
d. Posisi ddan Ambulasi
e. Pengurangras nyeri
7. Tanda Bahaya Kala I
Tanda bahaya kala I dapat diketahui dri hasil anamnesis maupun
observasi atau pengamatan kala I. Tanda kala I dari hasil anamesis
dan pemerikaan, antara lain:
a. Perdarahan Pervaginam selain lendir bercampur darah (show)
b. Ketuban pecah disertai ddengan keluar mekonium kental
c. Tanda-tanda atau gejala infeksi temperatur >38C
d. Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg
e. Djj kurang dari 110 atau lebih dari 160 kali per menit
f. Tanda dan gejala syok sepert nadi ccepat dan lemah (lebih
dari 110kali permenit)

41
g. Tanda dan gejala fase laten memanjang yang berupa
pembukaan serviks kur ang dari 4 cm setelah 8 jam,
kontraksi teratur (lebih ddari 2 kali dalam 10 menit)
h. Tanda dan gejala partus lama seperti pebukaan fase aktif
melebihi garis waspada (pada patograf)
8. Pendokumentasian Kala I
Dokumentasi asuhan dalam pelaayanan keperawatan dan
kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harusdikerjakan
setelah memberikan asuhn kepda pasien. Format SOAP umumnya
digunakanuntuk pengkajian awal pasien.
B. Asuhan Kebidanan Kala II Persalinan
Kala II perslinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan
sebagai hasi pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan,
batas kala II dimula ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm
dan berakhir dengan kelhiran bayi.
1. Pemantauan Ibu
a. Kontraksi aatau His
b. Tanda-tanda kala II
c. Keadaan umum
2. Pemantauan Janin
a. Sebelum lahir
1) Frekuensi denyut jantung janin
2) Bagian terendah janin
3) Penurunan bagian terbawah janin
b. Saat lahir
1) Penilaian ssekilas sesaat bayi lahir
2) Menit pertama kelahiran
C. Asuhan Kebidanan Kala III Persalinan
Kala III disebut juga kala uri, dimulai dari lahirnya bayi hingga
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban yang lamanya 5-30 menit,

42
biasanya primigravida dan multigravida berlangsung 6-15 menit
(Baety, 2011).
1. Fisiologi Kala III
a. Pelepasaan plsenta
b. Pengeluaran plasenta

2. Manajemen Aktif Kala III


Pada setiap asuhan persalinan normal, manajemen aktif
kala III sangat penting dilakuan dengan tujuan untuk menunkan
angka kemtian ibu. Saat ini manajemen kala III telah menjadi
prosedur tetap pada asuhan persalinan normal dan menjadi salah
satu dasar yang harus dimiliki setiap tenaga kesehatan penolong
persalinan (Rohani dkk, 2011).
Langkah manajemen kaa III dikelompokkan menjadi tiga langkah,
yaitu :
a. Pemberian suntik oksitosin
b. Penegangan tali pusat terkendali
c. Masa fundus uteri
3. Pemeriksaan Plasenta
Pemeriksaan kelengkapan plasenta sangat bermanfaat
sebagai tindakan antisipasi apabila ada sisi plasenta baik bagian
kontiledon maupun selaput.
4. Pemantauan Kala III
Selama asuhan kala III, dilakukan beberapa pemantaua
pada bebrapa hal. Beberapa hal tersebutyitu, pemeriksaan
plasenta,selaput ketuban, dan tali pusat, serta pemantauan kontraksi
tanda-tanda vital, hygien, robekan jalan lahir dan perenu (Nining
Wiyanti dkk, 2009)
5. Kebutuhan Ibu Pada Kala III

43
Sampai dipastikan ibu dan bayi merasa aman, sebaiknya ibu dan
bayi tetap dipantau oleh bidan. Kebanyakan ibu merasa tidak
nyaman ingin segera melakukan kebersihan diri. Beberapa asuhan
yang dapat dilakukan pada ibu, antara lain :
a. Memberi kesempatan pada ibu untuk memeluk bayinya dan
menyusui segera
b. Memberitahu ssetiap tindakan yang dapat dilaakukan
c. Pencegahan infeksi pada kala II
d. Pemantauan keadaan ibu ( TTV, kontraksi, dan pendarahan)
e. Melakukan kolaborasi atau rujukan bila terjadi kegawat
daruratan
f. Peenuhan kebutuhan nutrisi dan dehidrasi
g. Memberikan motivasi dan pendamping kala III
6. Pendokumentasian
a. Lama kala III
b. Pemberian oksitosin
c. Bagaimana peregangan tali pusat terkendali
d. Perdarahan
e. Kontraksi
f. Adakan laserasi jalan lahir
g. Vital sign ibu
h. Keadaan bayi baru lahir.
D. Asuhan Kebidanan Kala IV Persalinan
Kala IV adalah masa dua jam setelh plasenta lahir. Dalam kala IV, ibu
masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena dikhawatirkan
akan terjadi pendarahan.
Menurut Lailiyana, dkk (2012), sebagian besar kematian ibu pada
priode pasca prsalinan terjadi pada jam pertama setelah persalinan.
Yang harus dilakukan untuk memastikan ib tersebut tidak menemui
masalah apapun adalah :
1. Fisiologi kala IV

44
Kala IV adalah kala yang dimulai dari keluarnya plasenta sampai
keadaan ibu pospartum stabil. Pemantauan kala IV dilakukan secar
menyeluruh mulai dari ttv,tonus uterus dan kontraksi tinggi fundus
uteri kandung kemih, serta perdarahan pervaginam yang
dilakukan setiap 15 menit pertama dan 30 menit setiap jam kedu
selanjutya pasca persalinan ( Rohani, dkk,2010)
2. Evaluasi Uterus, Konsistnsi dan Antonia
3. Pemeriksaan Serviks
4. Pemantauan dan Evaluasi Lanjut

45
BAB III

PENUTUP

Kesimpulam

Patologi dan fisiologi persalinan sangat penting untuk diperhatikan, selain


untuk keselamatan, kenyamanan pada ibu dan bayi. Pentingnya peran bidan dan
keluarga dalam proses persalinan. Perlu diketahui mengenai penyulit persalinan,
bedah kebidanan, perdarahan pasca persalinan, konsep dasar persalinan,
perubahan fisiologis dan psikologis, faktor-fakto persalinan, dan asuhan
kebidanan pada masa persalinan. Untuk pencegahan terjadinya Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

46
47

Anda mungkin juga menyukai