Abstrak
Artikel ini membahas tentang perencanaan struktur rangka baja dengan metode sistem rangka
pemikul momen. Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) merupakan suatu struktur rangka
pemikul momen yang di pasang secara horizontal. Pada SRPM ada suatu segmen khusus yang
terdiri dari beberapa panel dengan batang-batangnya yang dirancang secara khusus. SRPM
direncanakan mengalami deformasi inelastis yang cukup besar pada segmen khusus saat
memikul gaya-gaya akibat beban gempa rencana. Mekanisme keruntuhan dengan desain
kerusakan harus direncanakan sehingga struktur dapat rusak pada level desain tanpa
kerusakan. Pada segmen tersebut diharapkan terjadinya sendi plastis. Perencanaan desain
strong columb weak beam salah satu cara desain struktur yang mampu berdeformasi pada saat
terjadinya gempa. Perencanaan gedung rangka baja dengan tinggi bangunan 16m
menggunakan profil IWF 400.200.8.13 untuk balok utama, profil IWF 350.175.7.11 untuk
balok anak dan profil IWF 400.400.13.21 untuk kolom ini mampu menahan beban yang
direncanakan sesuai ketentuan dan syarat yang ada. Dengan tanah keras baru tercapai pada
kedalaman 14 meter, maka pondasi yang direncanakan adalah pondasi dalam yaitu dengan
menggunakan pondasi tiang pancang.
Kata kunci : sendi plastis, momen plastis, strong columb weak beam, deformasi, Sistem Rangka Pemikul
Momen (SRPM)
Pembimbing I Pembimbing II
Abstract
This article describes about the steel frame structural design method of moment resisting
frames. Moment Resisting Frame (MRF) is a truss bearers moments in pairs horizontally. At
SRPM there is a special segment that consists of several panels with trunks specially
designed. MRF planned run into inelastic deformation sizeable on specific segments
currently carry the forces due to earthquake load plan. Failure mechanisms with the design of
the damage must be planned so that the structure can be damaged at the level of design
without any damage. In the segment expected occurrence plastic hinge. The planning of
strong columb weak beam one way structural design capable of deforming at the time of the
earthquake. Planning building with a steel frame building height of 16m using a profile for
the main beam IWF 400.200.8.13, IWF 350.175.7.11 profile for joist and IWF 400.400.13.21
profile for this column is able to withstand the load that is planned on the existing terms and
conditions. With the new hard ground is reached at a depth of 14 meters, the foundation
planned is a pile foundation.
Keywords : hinge, plastic moment, strong columb weak beam, deformation, Moment Resisting Frame
(MRF)
Supervisor I Supervisor II
Abstrak
Artikel ini membahas tentang perencanaan struktur rangka baja dengan metode sistem
rangka pemikul momen. Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) merupakan suatu struktur
rangka pemikul momen yang di pasang secara horizontal. Pada SRPM ada suatu segmen
khusus yang terdiri dari beberapa panel dengan batang-batangnya yang dirancang secara
khusus. SRPM direncanakan mengalami deformasi inelastis yang cukup besar pada segmen
khusus saat memikul gaya-gaya akibat beban gempa rencana. Mekanisme keruntuhan
dengan desain kerusakan harus direncanakan sehingga struktur dapat rusak pada level desain
tanpa kerusakan. Pada segmen tersebut diharapkan terjadinya sendi plastis. Perencanaan
desain strong columb weak beam salah satu cara desain struktur yang mampu berdeformasi
pada saat terjadinya gempa. Perencanaan gedung rangka baja dengan tinggi bangunan 16m
menggunakan profil IWF 400.200.8.13 untuk balok utama, profil IWF 350.175.7.11 untuk
balok anak dan profil IWF 400.400.13.21 untuk kolom ini mampu menahan beban yang
direncanakan sesuai ketentuan dan syarat yang ada. Dengan tanah keras baru tercapai pada
kedalaman 14 meter, maka pondasi yang direncanakan adalah pondasi dalam yaitu dengan
menggunakan pondasi tiang pancang.
Kata kunci : sendi plastis, momen plastis, strong columb weak beam, deformasi, Sistem Rangka
Pemikul Momen (SRPM)
Sifat baja yang dapat mengalami deformasi berdasarkan beban maksimum yang
tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus Berdasarkan UBC (Uniform Building
hal ini disebut dengan daktilitas. Code) 1997, tujuan desain bangunan tahan
Baja diproduksi dengan dengan berbagai kegagalan struktur dan kehilangan korban
kekuatan yang bisa dinyatakan dengan jiwa, dengan tiga kriteria standar sebagai
tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja 1. Ketika terjadi gempa kecil, tidak terjadi
Komponen Struktur
keterangan :
Batang Tarik
Cvx = faktor distribusi vertikal
Batang tarik adalah komponen
V = gaya lateral desain total atau
struktur baja yang hanya
geser di dasar struktur
memikul/mentransfer gaya aksial tarik
Wi dan Wx = bagian berat seismic
antara dua titik pada (model) struktur.
efektif total struktur (W) yang
Secara teoritis, kekuatan penampang
ditempatkan atau dikenakan pada
batang tarik dapat dimobilisasikan secara
tingkat i atau x
maksimal hingga mencapai keruntuhan
hi dan hx = tinggi dari dasar sampai
Batang Tekan 𝑁𝑛 = 𝐴𝑔 . 𝑓𝑐𝑟
Batang tekan juga merupakan 𝑓𝑦
= 𝐴𝑔 . ( ω )
komponen struktur yang juga hanya
Nilai ω (koefisien tekuk) diambil sebesar
memikul/mentransfer gaya aksial antara
3 kemungkinan :
dua titik pada (model) struktur. Batang
1) Untuk 𝜆𝑐 ≤ 0,25 maka ω = 1,0
tekan adalah suatu komponen struktur yang
2) Untuk 0,25 < 𝜆𝑐 < 1,2 maka ω =
menahan gaya tekan konsentris akibat
1,43
beban terfaktor (𝑁𝑢 ), harus memenuhi 1,6−0,67.𝜆𝑐
persyaratan sebagai berikut : 3) Untuk 𝜆𝑐 ≥ 1,2 maka ω = 1,25 . 𝜆𝑐 2
1. 𝑁𝑢 ≤ ∅𝑁𝑛 𝑓
1 𝐿𝑘
Dimana : 𝜆𝑐 = . .(√ 𝑦 )
𝜋 𝑟𝑦 𝐸
𝑁𝑢 = Gaya tekan terfaktor.
200
dengan, Komponen Lentur
λelemen = Kelangsingan elemen Komponen lentur merupakan
batas (SNI,Tabel 7.5-1). elemen-elemen yang memikul beban
𝜆𝑟 = Kelangsingan batas transversal seperti balok. Beberapa
(kritis). komponen struktur yang merupakan
λbatang = Kelangsingan batang katergori balok adalah balok lantai (baik
desak. sebagai joist, spandel beam, maupun main
L = Panjang kritis/ Skematis beam), balok jembatan (baik stringers
batang. komponen balok yang searah alur jalan
𝑏 maupun girder balok yang tegak lurus
Jika λelemen = < 𝜆𝑟 (Kompak)
𝑡
jalan), balok lintel dan gording pada
maka berlaku :
sistem atap.
Dalam kondisi lain, sering dijumpai komponen struktur untuk
suatu komponen memikul gaya aksial momen lentur terhadap
(umumnya aksial tekan) dan momen lentur sumbu x yang ditentukan
secara bersamaan. Komponen demikian oleh 8.3 pada balok baja,
disebut komponen balok-kolom. Perilaku atau butir 8.4 khusus untuk
komponen ini merupakan kombinasi balok pelat berdinding
keduanya. Jika komponen tersebut penuh, N-mm.
didominasi gaya aksial, maka perilakunya 2. Tegangan Lentur dan Momen Plastis.
akan lebih cenderung seperti batang tarik Momen plastis merupakan momen
atau batang tekan dan sebaliknya, jika tahanan teoritis pada saat penampang
komponen tersebut didominasi gaya lentur, leleh penuh (SNI-1729-2015)
maka perilakunya akan lebih cenderung Distribusi tegangan pada sebuah
seperti komponen lentur. penampang akibat momen lentur,
1. Hubungan Antara Pengaruh Beban diperlihatkan dalam gambar 2.3. Pada
Luar. daerah beban layan, penampang masih
Untuk sumbu kuat (sb x) harus elastik (gambar 2.3.1), kondisi elastik
memenuhi 𝑀𝑢𝑥 ≤ Ø𝑀𝑛𝑥 . berlangsung hingga tegangan pada
Untuk sumbu lemah (sb y) harus serat terluar mencapai kuat lelehnya
memenuhi 𝑀𝑢𝑦 ≤ Ø𝑀𝑛𝑦 . (𝑓𝑦 ). Setelah mencapai tegangan leleh
𝑀𝑢𝑥 , 𝑀𝑢𝑦 = Momen lentur terfaktor (εy), tegangan akan terus naik tanpa
arah sumbu x dan y diikuti kenaikan tegangan.
𝑀𝑛𝑦 = Kuat nominal dari Ketika kuat leleh tercapai pada
M
*
terhadap momen balok ditentukan dengan
pb
Hubungan berikut ini harus
menjumlahkan proyeksi kuat
dipenuhi pada sambungan balok ke
lentur nominal balok
kolom :
M
* didaerah sendi plastis pada
1,00
pc
M * as kolom. Diperkenankan
pb
untuk mengambil :
Keterangan :
M (1,1R y M p M y ) ,
k
M
* pb
pc
: jumlah momen-momen
dengan My adalah momen
kolom di bawah dan di atas
tambahan akibat amplifikasi gaya
sambungan pada pertemuan
geser dari lokasi sendi plastis ke as
antara as kolom dan as
kolom. Sebagai alternative,
M
*
balok. ditentukan
M
pc *
diperkenankan untuk pb
dari
dengan menjumlahkan
hasil pengujian sesuai dengan
proyeksi kuat lentur nominal
persyaratan atau dengan analisis
kolom, termasuk voute bila
rasional berdasarkan pengujian.
ada, diatas dan di bawah
Bila sambungan dibuat
sambungan pada as balok
menggunakan penampang balok
dengan reduksi akibat gaya
yang direduksi maka
aksial tekan kolom.
diperkenankan untuk mengambil:
Diperkenankan untuk
M (1,1R y f y Z M y ) ,
k
mengambil : pb
M
* Zc : modulus plastis penampang
pb
: jumlah momen-momen
kolom
balok pada pertemuan antara
Pemodelan Struktur bangunan sebagai gedung perkantoran.
Tugas akhir ini merencanakan model Tinggi bangunan 16m.
struktur baja dengan tipe rangka pemikul Material :
momen. Mutu beton : 30 MPa (fc’)
Ec : 4700 √fc’
D
= 25.742,96 N/mm2
Mutu Baja BJ 37 (fy) : 240 MPa
C
Fu : 370 MPa
B
Es : 200.000 MPa
Preliminary Design
A
Perencanaan Pelat
Data-data dan Asumsi Perencanaan
Pelat yang direncanakan adalah metal
deck. Pelat yang ditinjau adalah pelat yang
Gambar7. Portal Bangunan Arah Sumbu y diasumsikan menerima gaya yang paling
besar yang tertumpu pada balok induk
Data-data Perencanaan maupun balok anak. Berikut data-data
Bangunan direncanakan di Jl. Air umum dan asumsi yang digunakan pada
Pacah, By Pass Kota Padang dengan fungsi perencanaan pelat :
Berat sendiri keramik : 24 kg/m2 dilaksanakan berdasarkan :
Berat beton bertulang : 2400 kg/m3 Kuat desak beton :
Berat plafond : 17 kg/m2 Cmax = 0,85 f’c . beff . ts
Beban hidup lantai : 250 kg/m2 Kuat tarik baja :
Mutu beton (fc’) : 30 Mpa Tmax = As Fy
Ec : 4730 √𝑓𝑐 = 4730√30 Dipilih yang terbesar sehingga
1.225,13 mm2
HASIL PERHITUNGAN
Dari hasil perhitungan Tugas
Akhir ini, setelah dilakukan perencanaan
Gambar9. Sendi plastis yang terbentuk
struktur gedung rangka baja dengan Sistem pada balok (Step 2)
Rangka Pemikul Momen yang bertempat
di By. Pass Kota Padang, maka dapat
diambil kesimpulan berupa perhitungan:
Struktur Atas
1. Pelat Komposit
Tebal pelat : 110 cm
Metal deck : Union Floordeck Gambar10. Sendi plastis yang
terbentuk pada balok (Step 3)
W-1000 dari PT. Union Metal
dengan ketebalan 1mm
Wiremesh: Tulangan arah x 9mm
Tulangan arah y 6mm
2. Profil Baja yang digunakan
Balok anak:
Profil IWF 350.175.7.11
Balok induk :
Gambar11. Sendi plastis yang
Profil IWF 400.200.8.13 terbentuk pada balok (Step 16)
Kolom : Profil IWF 400.400.13.21
Struktur Bawah SARAN
1. Tie Beam 1. Untuk merencanakan suatu struktur
Dari hasil perhitungan penulis didapatkan bangunan, harus digunakan peraturan-
tie beam dengan ukuran 350/500mm, peraturan yang berlaku dan standar
dengan jumlah tulangan 6 D 19 untuk yang disyaratkan pada saat ini.
tulangan tarik dan 4 D 19 untuk tulangan 2. Penggunaan program untuk
tekan. Untuk tulangan geser digunakan menghitung menghitung gaya-gaya
tulangan Ø 8–200 mm dalam pada struktur harus diimbangi
2. Pondasi dengan kemampuan teknis secara
Dari hasil perhitungan penulis dapat manual dan ketelitian, sehingga hasil
direncanakan pondasi dengan tipe pondasi yang didapatkan lebih akurat.
tiang Pancang dengan diameter 40 cm, dan 3. Kajian strong weak columb dan soft
3 buah tiang pancang dalam satu grup pada first story pada bangunan merupakan
kedalaman 14 m. kajian yang harus dipelajari dan
3. Pile Cap dipahami dengan baik untuk mencegah
Untuk pile cap, tebalnya 550 mm dan keruntuhan struktur secara total.
untuk penulangannya, untuk tulangan tarik 4. Pemilihan pondasi harus adanya data
menggunakan 30 D 22 dan untuk tulangan tanah sehingga pondasi yang
tekan menggunakan 15 D 22. direncanakan dapat menahan beban
konstruksi diatasnya.