Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RANGKA BAJA

DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN


(MOMENT RESISTING FRAMES)

Fajri Muhammad Ikhlas, Yurisman, Gusnedi


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung
Hatta Email : vadjrie_1990@rocketmail.com,
yurisman_pdg@yahoo.com, fisikaediunp@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas tentang perencanaan struktur rangka baja dengan metode sistem rangka
pemikul momen. Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) merupakan suatu struktur rangka
pemikul momen yang di pasang secara horizontal. Pada SRPM ada suatu segmen khusus yang
terdiri dari beberapa panel dengan batang-batangnya yang dirancang secara khusus. SRPM
direncanakan mengalami deformasi inelastis yang cukup besar pada segmen khusus saat
memikul gaya-gaya akibat beban gempa rencana. Mekanisme keruntuhan dengan desain
kerusakan harus direncanakan sehingga struktur dapat rusak pada level desain tanpa
kerusakan. Pada segmen tersebut diharapkan terjadinya sendi plastis. Perencanaan desain
strong columb weak beam salah satu cara desain struktur yang mampu berdeformasi pada saat
terjadinya gempa. Perencanaan gedung rangka baja dengan tinggi bangunan 16m
menggunakan profil IWF 400.200.8.13 untuk balok utama, profil IWF 350.175.7.11 untuk
balok anak dan profil IWF 400.400.13.21 untuk kolom ini mampu menahan beban yang
direncanakan sesuai ketentuan dan syarat yang ada. Dengan tanah keras baru tercapai pada
kedalaman 14 meter, maka pondasi yang direncanakan adalah pondasi dalam yaitu dengan
menggunakan pondasi tiang pancang.

Kata kunci : sendi plastis, momen plastis, strong columb weak beam, deformasi, Sistem Rangka Pemikul
Momen (SRPM)

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Yurisman, MT Drs. Gusnedi, M.Si


PLANNING FRAMEWORK OF STEEL BUILDING STRUCTURE
WITH MOMENT RESISTING FRAMES SYSTEM
(MOMENT RESISTING FRAMES)

Fajri Muhammad Ikhlas, Yurisman, Gusnedi


Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning,
University of Bung Hatta Padang
Email : vadjrie_1990@rocketmail.com,
yurisman_pdg@yahoo.com, fisikaediunp@gmail.com

Abstract

This article describes about the steel frame structural design method of moment resisting
frames. Moment Resisting Frame (MRF) is a truss bearers moments in pairs horizontally. At
SRPM there is a special segment that consists of several panels with trunks specially
designed. MRF planned run into inelastic deformation sizeable on specific segments
currently carry the forces due to earthquake load plan. Failure mechanisms with the design of
the damage must be planned so that the structure can be damaged at the level of design
without any damage. In the segment expected occurrence plastic hinge. The planning of
strong columb weak beam one way structural design capable of deforming at the time of the
earthquake. Planning building with a steel frame building height of 16m using a profile for
the main beam IWF 400.200.8.13, IWF 350.175.7.11 profile for joist and IWF 400.400.13.21
profile for this column is able to withstand the load that is planned on the existing terms and
conditions. With the new hard ground is reached at a depth of 14 meters, the foundation
planned is a pile foundation.

Keywords : hinge, plastic moment, strong columb weak beam, deformation, Moment Resisting Frame
(MRF)

Supervisor I Supervisor II

Dr. Ir. Yurisman, MT Drs. Gusnedi, M.Si


PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RANGKA BAJA
DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN
(MOMENT RESISTING FRAMES)

Fajri Muhammad Ikhlas, Yurisman, Gusnedi


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung
Hatta Email : vadjrie_1990@rocketmail.com,
yurisman_pdg@yahoo.com, fisikaediunp@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas tentang perencanaan struktur rangka baja dengan metode sistem
rangka pemikul momen. Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) merupakan suatu struktur
rangka pemikul momen yang di pasang secara horizontal. Pada SRPM ada suatu segmen
khusus yang terdiri dari beberapa panel dengan batang-batangnya yang dirancang secara
khusus. SRPM direncanakan mengalami deformasi inelastis yang cukup besar pada segmen
khusus saat memikul gaya-gaya akibat beban gempa rencana. Mekanisme keruntuhan
dengan desain kerusakan harus direncanakan sehingga struktur dapat rusak pada level desain
tanpa kerusakan. Pada segmen tersebut diharapkan terjadinya sendi plastis. Perencanaan
desain strong columb weak beam salah satu cara desain struktur yang mampu berdeformasi
pada saat terjadinya gempa. Perencanaan gedung rangka baja dengan tinggi bangunan 16m
menggunakan profil IWF 400.200.8.13 untuk balok utama, profil IWF 350.175.7.11 untuk
balok anak dan profil IWF 400.400.13.21 untuk kolom ini mampu menahan beban yang
direncanakan sesuai ketentuan dan syarat yang ada. Dengan tanah keras baru tercapai pada
kedalaman 14 meter, maka pondasi yang direncanakan adalah pondasi dalam yaitu dengan
menggunakan pondasi tiang pancang.

Kata kunci : sendi plastis, momen plastis, strong columb weak beam, deformasi, Sistem Rangka
Pemikul Momen (SRPM)

PENDAHULUAN kekuatan tarik dan tekan tanpa


Dalam pembangunan gedung membutuhkan banyak volume, baja juga
bertingkat, penggunaan material baja mempunyai keuntungan kemudahan dalam
merupakan salah satu pilihan yang cukup hal pemasangan.
atraktif. Penggunaan baja sebagai bahan Pesatnya pertumbuhan penduduk di
struktur utama suatu bangunan dimulai Indonesia umumnya di kota-kota besar
pada akhir abad ke-19 ketika metode memberikan dampak terhadap minimnya
pengolahan baja yang murah ketersediaan lahan. Hal tersebut
dikembangkan dengan skala yang luas. mendorong para perencana bangunan
Baja merupakan bahan yang mempunyai untuk mendesain bangunan tingkat tinggi
sifat struktur yang baik. Selain memiliki yang ramah terhadap gempa. Berdasarkan
kekuatan yang besar untuk menahan geografis, Indonesia terletak diantara dua
lempeng bumi yang aktif, yaitu lempeng  Prosedur perencanaan gempa
Eurasia dan lempeng Australia. Hal ini berpedoman pada peraturan SNI
mengakibatkan Indonesia menjadi wilayah 1726-20XX Standar Perencanaan
rawan terhadap gempa. Salah satu gempa Ketahanan Gempa Untuk
besar yang terjadi yaitu di kota Padang Bangunan Gedung dan Non
pada Oktober 2009. Bangunan yang tidak Gedung .
didesain untuk mengakomodasikan beban Setelah mempelajari literatur, tentukan
tambahan tersebut memiliki resiko sistem struktur baja yang akan dipakai
terjadinya keruntuhan yang besar. Untuk dalam perencanaan. Pada perencanaan
mengurangi resiko bencana yang terjadi struktur ini penulis menerapkan sistem
akibat gempa diperlukan konstruksi struktur rangka pemikul momen. Setelah
bangunan yang ramah terhadap gempa. itu tentukan fungsi dari bangunan, lokasi
Untuk itu penulis mencoba melakukan tempat bangunan yang akan didirikan serta
perencanaan suatu bangunan dengan mutu material yang akan digunakan. Untuk
struktur rangka baja, sehingga tugas akhir data pembebanan penulis berpedoman
ini berjudul “Perencanaan Struktur kepada Peraturan Perencanaan Untuk
Gedung Rangka Baja Dengan Sistem Rumah dan Gedung (PPURG-1987).
Rangka Pemikul Momen (Moment Kemudian dilakukan desain awal
Resisiting Frame) lokasi : Jln. By Pass - (preliminary design) untuk menentukan
Padang, Sumatera Barat”. profil baja elemen struktur. Langkah ini
dilakukan secara sistematis ataupun
METODOLOGI
dengan cara coba-coba (trial error).
Dalam perencanaan ini dilakukan studi
Setelah data pembebanan dimasukkan,
literatur pendalaman materi untuk
struktur di analisis menggunakan bantuan
menentukan rumus-rumus dan aturan-
software SAP2000. Setelah itu dilakukan
aturan berlaku yang akan dipakai. Dalam
control desain. Jika profil tidak mampu
perencanaan kali ini penulis menggunakan
menahan beban yang diberikan maka profil
tata cara perencanaan menurut Standar
diganti kemudian di cek lagi.
Nasional Indonesia dan American Institute
of Steel Construction yaitu :
Baja Sebagai Material Struktur
 Prosedur perencanaan struktur Bangunan
mengacu pada peraturan SNI 03-
 Sifat Mekanis Baja
1729-20XX dan American Institute Menurut SNI 03-1729-2002 tentang
For Steel Construction (AISC). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung, sifat mekanis dalam bentuk struktur dapat terkendali
baja struktural yang digunakan dalam dengan baik, sehingga apa yang
perencanaan harus memenuhi persyaratan diharapkan para ahli perencanaan sesuai
minimum yang diberikan pada tabel dengan prilaku yang diperkirakan dalam
dibawah ini. perencanaan.
4. Kemudahan Dalam Pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja
yang telah dipersiapkan oleh bengkel,
sehingga kegiatan dilapangan hanya

Tabel 1. Sifat Mekanis Baja tinggal pemasangan konstruksi baja yang


telah dipersiapkan.

 Keuntungan dan Kekurangan Baja


Sebagai Material Struktur Konsep Perencanaan Struktur
Bangunan Bangunan Baja Tahan Gempa

Adapun keuntungan baja sebagai Pelaksanaan konsep perencanaan

material bangunan adalah sebagai berikut : struktur adalah memperkirakan urutan

1. Daktilitas terjadinya kegagalan suatu struktur

Sifat baja yang dapat mengalami deformasi berdasarkan beban maksimum yang

yang besar dibawah pengaruh tegangan bekerja pada struktur.

tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus Berdasarkan UBC (Uniform Building

hal ini disebut dengan daktilitas. Code) 1997, tujuan desain bangunan tahan

2. Kekuatan Tinggi gempa adalah untuk mencegah terjadinya

Baja diproduksi dengan dengan berbagai kegagalan struktur dan kehilangan korban

kekuatan yang bisa dinyatakan dengan jiwa, dengan tiga kriteria standar sebagai

kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau berikut :

tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja 1. Ketika terjadi gempa kecil, tidak terjadi

walaupun dari jenis paling rendah kerusakan sama sekali.

kekuatannya, tetap mempunyai 2. Ketika terjadi gempa sedang,

perbandingan kekuatan per-volume lebih diperbolehkan terjadi kerusakan

tinggi bila dibandingkan dengan bahan- arsitektural tetapi bukan kerusakan

bahan bangunan lainnya yang umum struktural.

dipakai. 3. Ketika terjadi gempa kuat,

3. Keseragaman diperbolehkan terjadi kerusakan

Baja sebagai bahan bangunan maupun struktural dan non-struktural namun


kerusakan yang terjadi tidak sampai 1983). Peta gempa ini membagi Indonesia
menyebabkan keruntuhan total. menjadi 6 zona gempa. PPTI-UG 1983
diperbaharui pada tahun 2002 dengan
Teori Perhitungan Struktur Beban
Gempa Berdasarkan SNI 1726-2012 keluarnya Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan
 Kategori Resiko Bangunan
Gedung SNI 03-1726-2002.
Untuk kategori resiko bangunan diatur
dalam tabel 1 pada SNI 1726-2012  Parameter percepatan terpetakan
 Faktor Keutamaan Gempa Parameter Ss (percepatan batuan
Berdasarkan kategori resiko bangunan dasar dengan periode pendek) dan S1
maka dapat ditentukan faktor keutamaan (percepatan batuan dasar pada periode 1
gempa seperti tabel dibawah ini : detik) harus ditetapkan masing-masing dari
respons spektral percepatan 0,2 detik dan 1
detik dalam peta gerak tanah seismik pada
pasal 14 dengan kemungkinan 2%

Tabel 2. Faktor keutamaan gempa terlampaui dalam 50 tahun (MCER, 2%


dalam 50 tahun), dan dinyatakan dalam
 Klasifikasi Situs bilangan decimal terhadap percepatan
Untuk mendapatkan percepatan maksimum gravitasi. Bila S1 ≤ 0,04g dan Ss ≤ 0,15g,
dan respon spektra di permukaan tanah di maka struktur bangunan boleh dimasukkan
suatu lokasi tinjauan, terlebih dahulu perlu ke dalam kategori desain seismik A, dan
dilakukan klasifikasi site (jenis tanah). cukup memenuhi persyaratan dalam 6.6
Klasifikasi site harus ditentukan untuk dalam SNI 1726-2012.
lapisan setebal 30m sesuai dengan definisi
dalam tabel 3 pada SNI 1726-2012 yang  Koefisien Situs
didasarkan atas korelasi hasil penyelidikan Untuk penentuan respons spektral
tanah lapangan dan laboratorium. percepatan gempa MCER di permukaan
tanah, diperlukan suatu amplifikasi seismik
 Wilayah Gempa dan Spektrum pada perioda 0,2 detik dan perioda detik.
Respons
Faktor amplifikasi meliputi faktor
Indonesia pertama kali mempunyai amplifikasi getaran tekait percepatan yang
peta hazard gempa pada tahun 1983, yaitu mewakili getaran perioda pendek (Fa) dan
dalam Peraturan Perancangan Tahan faktor amplifikasi terkait percepatan yang
Gempa Indonesia untuk Gedung (PPTI-UG mewakili 1 detik (FV). Parameter spektrum
respon percepatan pada perioda pendek o Untuk perioda yang lebih besar dari T0,
(SMS) dan perioda 1 detik (SM1) yang spectrum respons percepatan desain
disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi (Sa) harus ditentukan dengan
situs, harus ditentukan dengan perumusan persamaan :
seperti berikut : SD1
Sa = SDS [0,4 + 0,6 ]
SMS = Fa x Ss T
o Untuk perioda lebih besar dari atau
SM1 = Fv x S1
sama dengan T0, dan lebih kecil dari
Keterangan :
atau sama dengan Ts , spektrum respons
SMS = Parameter respons spektral
percepatan desain (Sa) sama dengan
percepatan gempa MCER terpetakan untuk
SDS
perioda pendek (0,2 detik)
o Untuk perioda lebih besar dari Ts ,
SM1 = Parameter respons spektral
spektrum respons percepatan desain
percepatan gempa MCER terpetakan untuk
(Sa) diambil berdasarkan persamaan :
perioda 1,0 detik
SD1
Fa = Koefisien perioda pendek Sa =
T
Fv = Koefisien perioda 1,0 detik
Keterangan :
SDS = Parameter respons spektral
 Parameter Percepatan Spektral percepatan desain pada perioda pendek
Desain
SD1 = Parameter respons spektral
Parameter percepatan spectral desain
percepatan desain pada perioda 1,0
untuk periode pendek, SDS dan periode 1,0
detik
detik, SD1 harus ditentukan dengan rumus
T0 = 0,2 SD1/SDS
berikut :
TS = SD1/SDS
SDS = 2/3 SMS

SD1 = 2/3 SM1

 Spektrum Respons Desain


Bila spektrum respons desain
diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur
gerak tanah dari spesifik-situs tidak
digunakan, maka kurva spektrum respons
desain harus dikembangkan dengan
mengacu pada gambar dibawah ini : Gambar1Kurva Spektrum Respons Desain
 Kategori Desain Seismik  Koefisien Respon Desain
Struktur harus ditetapkan memiliki Sistem penahan-gaya gempa yang
suatu kategori desain seismik. Struktur berbeda diijinkan untuk digunakan, untuk
dengan kategori risiko I, II, III yang menahan gaya gempa di masing-masing
berlokasi dimana parameter respons arah kedua sumbu ortogonal struktur. Bila
spektral percepatan pada perioda 1 detik sistem yang berbeda digunakan, masing-
(S1), lebih besar dari atau sama dengan masing nilai R , Cd , dan Ω0 harus
0,75 harus ditetapkan sebagai struktur dikenakan pada setiap sistem, termasuk
dengan kategori desain seismik E. Struktur batasan sistem struktur yang termuat dalam
yang berkategori risiko IV yang berlokasi tabel 9 SNI 1726-2012 (halaman 34).
dimana parameter respons spektral
 Gaya Lateral Ekivalen
percepatan terpetakan pada perioda 1 detik
Gaya geser dasar seismik dalam arah
(S1) , lebih besar dari atau sama dengan
yang ditetapkan harus ditentukan sesuai
0,75, harus ditetapkan sebagai struktur
dengan persamaan berikut :
dengan kategori desain seismik F. Semua
V = Cs . W
struktur lainnya harus ditetapkan kategori
Keterangan :
desain seismik-nya berdasarkan kategori
Cs = Koefisien respons gempa
risikonya dan parameter respons spektral
W = Berat total struktur bangunan
percepatan desainnya, SDS dan SD1.
Kategori desain seismik diatur pada table 6 Koefisien respons gempa (Cs) dapat
dan 7 pada SNI 1729-2012. dihitung sesuai dengan :
SDS
Cs =
( R/I )
 Perioda Fundamental Pendekatan
Keterangan :
Perioda fundamental pendekatan (Ta)
SDS = parameter percepatan
dalam detik harus ditentukan dari
spektrum respons desain dalam
persamaan berikut :
rentang perioda pendek
Ta = Ct . hnx R = faktor modifikasi respons
Keterangan : (tabel 9 SNI 1726-2012)
Ta = perioda fundamental alami I = faktor keutamaan gempa
hn = tinggi struktur di atas tanah Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan
Ct dan x = koefisien yang bergantung persamaan diatas tidak perlu melebihi
pada tipe/jenis struktur berikut ini :
SD1 tingkat i atau x
Cs max =
T(R/I) k = eksponen yang terkait dengan
Nilai cs harus lebih besar dari 0,01 perioda struktur sebagai berikut :
Cs = 0,044 SDS I ≥ 0,01  k = 1 untuk struktur dengan
0,5 S1
Cs = perioda ≤ 0,5 detik
( R/I )
 k = 2 untuk struktur dengan
Keterangan :
perioda ≥ 2,5 detik
SD1 = parameter percepatan
 jika struktur mempunyai
spektrum respons desain perioda 1,0
perioda antara 0,5 s/d 2,5 detik
detik
maka k harus sebesar 2 atau
T = perioda fundamental struktur
harus di interpolasi
(detik)
S1 = parameter percepatan
 Distribusi Horizontal Gaya Gempa
spektrum respons maksimum yang
Berdasarkan SNI 1726-201, gaya
dipetakan
geser tingkat desain gempa di semua
tingkat (Vx ) harus ditentukan dengan
 Distribusi Vertikal Gaya Gempa
persamaan dibawah :
Berdasarkan SNI 1726-2012
n
distribusi gaya gempa lateral akibat beban V x   Fi
ix
gempa dihitung dengan rumus :
Keterangan :
Fx = Cvx . V
Fi = bagian dari gaya geser dasar
dimana,
seismik (V) yang timbul akibat di
Wx . hxk
C vx  n tingkat i
Wi . h
i 1
i
k

Komponen Struktur
keterangan :
 Batang Tarik
Cvx = faktor distribusi vertikal
Batang tarik adalah komponen
V = gaya lateral desain total atau
struktur baja yang hanya
geser di dasar struktur
memikul/mentransfer gaya aksial tarik
Wi dan Wx = bagian berat seismic
antara dua titik pada (model) struktur.
efektif total struktur (W) yang
Secara teoritis, kekuatan penampang
ditempatkan atau dikenakan pada
batang tarik dapat dimobilisasikan secara
tingkat i atau x
maksimal hingga mencapai keruntuhan
hi dan hx = tinggi dari dasar sampai
 Batang Tekan 𝑁𝑛 = 𝐴𝑔 . 𝑓𝑐𝑟
Batang tekan juga merupakan 𝑓𝑦
= 𝐴𝑔 . ( ω )
komponen struktur yang juga hanya
Nilai ω (koefisien tekuk) diambil sebesar
memikul/mentransfer gaya aksial antara
3 kemungkinan :
dua titik pada (model) struktur. Batang
1) Untuk 𝜆𝑐 ≤ 0,25 maka ω = 1,0
tekan adalah suatu komponen struktur yang
2) Untuk 0,25 < 𝜆𝑐 < 1,2 maka ω =
menahan gaya tekan konsentris akibat
1,43
beban terfaktor (𝑁𝑢 ), harus memenuhi 1,6−0,67.𝜆𝑐
persyaratan sebagai berikut : 3) Untuk 𝜆𝑐 ≥ 1,2 maka ω = 1,25 . 𝜆𝑐 2
1. 𝑁𝑢 ≤ ∅𝑁𝑛 𝑓
1 𝐿𝑘
Dimana : 𝜆𝑐 = . .(√ 𝑦 )
𝜋 𝑟𝑦 𝐸
𝑁𝑢 = Gaya tekan terfaktor.

ø = Faktor reduksi kekuatan, Dimana,


𝑁𝑛 = Kuat tekan nominal 𝐴𝑔 = Luas tampang bruto/gross,mm2.
komponen struktur. 𝑓𝑐𝑟 = Tegangan kritis tampang, Mpa.
2. Perbandingan Kelangsingan 𝑓𝑦 = Tegangan leleh baja, Mpa.
a. Kelangsingan elemen 𝑟𝑦 = jari-jari girasi komponen struktut
penampang λelemen < 𝜆𝑟 . terhadap sumbu y-y, mm. 𝐿𝑘 =
b. Kelangsingan komponen Panjang tekuk komponen struktur tersusun
𝐿𝑘
struktur tekan , λbatang = < pada arah tegak lurus sumbu, mm.
𝑟

200
dengan,  Komponen Lentur
λelemen = Kelangsingan elemen Komponen lentur merupakan
batas (SNI,Tabel 7.5-1). elemen-elemen yang memikul beban
𝜆𝑟 = Kelangsingan batas transversal seperti balok. Beberapa
(kritis). komponen struktur yang merupakan
λbatang = Kelangsingan batang katergori balok adalah balok lantai (baik
desak. sebagai joist, spandel beam, maupun main
L = Panjang kritis/ Skematis beam), balok jembatan (baik stringers
batang. komponen balok yang searah alur jalan
𝑏 maupun girder balok yang tegak lurus
Jika λelemen = < 𝜆𝑟 (Kompak)
𝑡
jalan), balok lintel dan gording pada
maka berlaku :
sistem atap.
Dalam kondisi lain, sering dijumpai komponen struktur untuk
suatu komponen memikul gaya aksial momen lentur terhadap
(umumnya aksial tekan) dan momen lentur sumbu x yang ditentukan
secara bersamaan. Komponen demikian oleh 8.3 pada balok baja,
disebut komponen balok-kolom. Perilaku atau butir 8.4 khusus untuk
komponen ini merupakan kombinasi balok pelat berdinding
keduanya. Jika komponen tersebut penuh, N-mm.
didominasi gaya aksial, maka perilakunya 2. Tegangan Lentur dan Momen Plastis.
akan lebih cenderung seperti batang tarik Momen plastis merupakan momen
atau batang tekan dan sebaliknya, jika tahanan teoritis pada saat penampang
komponen tersebut didominasi gaya lentur, leleh penuh (SNI-1729-2015)
maka perilakunya akan lebih cenderung Distribusi tegangan pada sebuah
seperti komponen lentur. penampang akibat momen lentur,
1. Hubungan Antara Pengaruh Beban diperlihatkan dalam gambar 2.3. Pada
Luar. daerah beban layan, penampang masih
Untuk sumbu kuat (sb x) harus elastik (gambar 2.3.1), kondisi elastik
memenuhi 𝑀𝑢𝑥 ≤ Ø𝑀𝑛𝑥 . berlangsung hingga tegangan pada
Untuk sumbu lemah (sb y) harus serat terluar mencapai kuat lelehnya
memenuhi 𝑀𝑢𝑦 ≤ Ø𝑀𝑛𝑦 . (𝑓𝑦 ). Setelah mencapai tegangan leleh
𝑀𝑢𝑥 , 𝑀𝑢𝑦 = Momen lentur terfaktor (εy), tegangan akan terus naik tanpa
arah sumbu x dan y diikuti kenaikan tegangan.
𝑀𝑛𝑦 = Kuat nominal dari Ketika kuat leleh tercapai pada

momen lentur memotong serat terluar (gambar 2.3.2), tahanan

arah y momen nominal sama dengan momen

Ø = Faktor reduksi (0,9). leleh Myx, dan besarnya adalah :

𝑀𝑛𝑥 = Kuat nominal dari 𝑀𝑛𝑦 = 𝑀𝑦𝑥 = 𝑆𝑥 . 𝑓𝑦

momen lentur penampang. Dan pada saat kondisi pada


𝑀𝑛 diambil nilai yang lebih gambar 2.3.4 tercapai, semua serat
kecil dari kuat nominal dalam penampang melampaui regangan
penampang, untuk momen lelehnya, dan dinamakan kondisi
lentur terhadap sumbu x plastis. Tahanan momen nominal
yang ditentukan oleh butir dalam kondisi ini dinamakan momen
8.2, atau kuat nominal plastis Mp, dan besarnya :
𝑀𝑝 = 𝑓𝑦 . 𝑍 leleh, yaitu pada balok (ujung balok). Pada
f segmen tersebut diharapkan terjadinya
(1) p <
f
y
sendi plastis. Sendi plastis merupakan zona
M
< F
leleh yang terbentuk pada komponen
p M=
(2) yx f struktur pada saat momen plastis tercapai.
y
M sedangkan momen plastis itu sendiri adalah
= F
p M = momen tahanan teoritis pada saat
yx f
(3) y penampang leleh penuh (SNI 1729-2015).
Myx
<M< F Sendi plastis ini harus mampu
p Mp =
(4) f berdeformasi secara inelastik dengan cara
y
M memindahkan energi gempa secara baik
=
Gambar2. Mekanisme Struktur Baja M
Luluh. melalui proses pembentukan sendi plastis.
p
Syarat terjadinya sendi plastis :
Struktur Baja Tahan Gempa Dengan a. Balok tidak boleh mengalami
Tipe Sistem Rangka Pemikul Momen kegagalan geser didaerah tumpuan, hal
(SRPM)
ini karena selain momen lentur yang
SRPM merupakan suatu struktur besar, gaya geser di daerah tumpuan
rangka batang pemikul momen yang di balok juga sangat besar.
pasang secara horizontal. Pada SRPM ada b. Sambungan balok dan kolom tidak
suatu segmen khusus yang terdiri dari boleh gagal sewaktu mentransfer gaya-
beberapa panel dengan batang-batangnya gaya yang cukup besar dan balok ke
yang dirancang secara khusus. SRPM kolom
direncanakan mengalami deformasi c. Kolom harus lebih kuat daripada balok
inelastis yang cukup besar pada segmen (Strong Columb Weak Beam).
khusus saat memikul gaya-gaya akibat Konsep desain SRPMK, Strong
beban gempa rencana. Columb Weak Beam digunakan untuk
memastikan tidak terjadinya sendi plastis
Mekanisme Penyerapan Energi Gempa pada kolom selama gempa terjadi. Ketika
Pada SRPMK
terjadi gempa kuat, maka segmen yang
Mekanisme keruntuhan dengan
leleh pada balok memberikan peringatan
desain kerusakan harus direncanakan
terlebih dahulu, sehingga orang-orang yang
sehingga struktur dapat rusak pada level
berada dalam bangunan tersebut bisa
desain tanpa kerusakan. Pada SRPM ada
menyelamatkan diri sebelum bangunan itu
suatu segmen yang di desain mengalami
runtuh total.
modifikasi. Kemudian dengan model
perlemahan balok (Reduce Beam Section),
merupakan modifikasi penampang balok
dengan memberikan pengurangan luasan
sayap pada jarak tertentu dari tumpuan.

Batasan-batasan Terhadap Balok dan


Gambar3. Strong Columb Weak Beam
Kolom
Sebaliknya, jika suatu struktur
 Luas sayap balok
memiliki kolom yang lemah, simpangan
Tidak diperkenankan terjadi
antar lantai akan cenderung terpusat pada
perubahan luas sayap balok yang
satu lantai (soft story effect). Mekanisme
mendadak pada daerah sendi plastis.
seperti ini terjadi ketika baja yang
Pembuatan lubang dan pengguntingan
berfungsi sebagai kolom menunjukkan
lebar pelat sayap dapat diijinkan
sifat daktail terlebih dahulu daripada balok.
selama pengujian memperlihatkan
Mekanisme seperti ini yang menyebabkan
bahwa konfigurasi ini tetap dapat
suatu bangunan runtuh seketika sehingga
mengembangkan sendi-sendi plastis.
kemungkinan para pengguna untuk
menyelamatkan diri menjadi kecil.
 Rasio lebar terhadap tebal
Balok-balok harus memenuhi
persyaratan λP pada tabel dibawah ini,

Gambar4. Weak Columb Strong Beam

Untuk menerapkan Strong Columb


Weak Beam ada beberapa cara yaitu
dengan modifikasi perkuatan sambungan
yang menyebabkan nilai kapasitas leleh Tabel 2. Nilai batas perbandingan lebar
dan kapasitas ultimit struktur menjadi lebih terhadap tebal λP untuk elemen tekan
(Sumber : SNI 03-1729-2012)
besar daripada portal biasa tanpa
 Perbandingan momen kolom as balok dan as kolom.

M
*
terhadap momen balok ditentukan dengan
pb
Hubungan berikut ini harus
menjumlahkan proyeksi kuat
dipenuhi pada sambungan balok ke
lentur nominal balok
kolom :
M
* didaerah sendi plastis pada
 1,00
pc

M * as kolom. Diperkenankan
pb
untuk mengambil :
Keterangan :
M   (1,1R y M p  M y ) ,
k

M
* pb
pc
: jumlah momen-momen
dengan My adalah momen
kolom di bawah dan di atas
tambahan akibat amplifikasi gaya
sambungan pada pertemuan
geser dari lokasi sendi plastis ke as
antara as kolom dan as
kolom. Sebagai alternative,
M
*
balok. ditentukan
M
pc *
diperkenankan untuk pb
dari
dengan menjumlahkan
hasil pengujian sesuai dengan
proyeksi kuat lentur nominal
persyaratan atau dengan analisis
kolom, termasuk voute bila
rasional berdasarkan pengujian.
ada, diatas dan di bawah
Bila sambungan dibuat
sambungan pada as balok
menggunakan penampang balok
dengan reduksi akibat gaya
yang direduksi maka
aksial tekan kolom.
diperkenankan untuk mengambil:
Diperkenankan untuk
M   (1,1R y f y Z  M y ) ,
k

mengambil : pb

dengan Z adalah modulus plastis


M   Z c ( fye  Nuc / Ag ) .
k
pc minimum pada penampang balok
Bila as balok-balok yang yang direduksi.
bertemu di sambungan tidak Ag : luas penampang bruto
membentuk satu titik maka fye : tegangan leleh penampang
titik tengahnya dapat kolom
digunakan dalam Nuc : gaya aksial tekan terfaktor
perhitungan. pada kolom

M
* Zc : modulus plastis penampang
pb
: jumlah momen-momen
kolom
balok pada pertemuan antara
Pemodelan Struktur bangunan sebagai gedung perkantoran.
Tugas akhir ini merencanakan model Tinggi bangunan 16m.
struktur baja dengan tipe rangka pemikul Material :
momen. Mutu beton : 30 MPa (fc’)
Ec : 4700 √fc’
D
= 25.742,96 N/mm2
Mutu Baja BJ 37 (fy) : 240 MPa
C

Fu : 370 MPa

B
Es : 200.000 MPa

Preliminary Design
A

 Preliminary design Pelat


1 2 3 4 5 6
Pelat yang direncanakan adalah pelat
Gambar5. Denah Bangunan metal deck yaitu Union Floordeck W-
100 dari PT. Union Metal, Jakarta.
 Preliminary design Balok
Untuk perencanaan awal digunakan :
o Untuk balok induk digunakan profil
IWF 400.200.8.13
o Untuk balok anak digunakan profil

Gambar6. Portal Bangunan Arah Sumbu x IWF 350.175.7.11


 Preliminary design Kolom
Untuk perencanaan awal digunakan
profil IWF 400.400.13.21

Perencanaan Pelat
Data-data dan Asumsi Perencanaan
Pelat yang direncanakan adalah metal
deck. Pelat yang ditinjau adalah pelat yang
Gambar7. Portal Bangunan Arah Sumbu y diasumsikan menerima gaya yang paling
besar yang tertumpu pada balok induk
Data-data Perencanaan maupun balok anak. Berikut data-data
Bangunan direncanakan di Jl. Air umum dan asumsi yang digunakan pada
Pacah, By Pass Kota Padang dengan fungsi perencanaan pelat :
Berat sendiri keramik : 24 kg/m2 dilaksanakan berdasarkan :
Berat beton bertulang : 2400 kg/m3 Kuat desak beton :
Berat plafond : 17 kg/m2 Cmax = 0,85 f’c . beff . ts
Beban hidup lantai : 250 kg/m2 Kuat tarik baja :
Mutu beton (fc’) : 30 Mpa Tmax = As Fy
 Ec : 4730 √𝑓𝑐 = 4730√30 Dipilih yang terbesar sehingga

= 25.907,28 MPa menghasilkan jumlah alat sambung geser

 Metal deck yang digunakan yang lebih banyak. Banyaknya alat

adalah Union Floordeck W- sambung geser yang dibutuhkan dapat

1000 dari PT. Union Metal, dihitung dengan rumus :

Jakarta dengan spesifikasinya C max T


N= = max
Qn Qn
sebagai berikut :

Union Floordeck W-1000 stud connector
Luas penampang (As) : t = 1,00 mm 3/4"-10cm

1.225,13 mm2

PROFIL BALOK BAJA

Gambar8. Pemasangan Shear Connector


Gambar8. Penampang pelat Union
Floordeck (Sumber : PT. Union Metal)
Perencanaan Struktur Bawah
Perencanaan Tulangan Wiremesh  Perencanaan Tie Beam
Data-data : Tie Beam (Sloof) adalah balok
fc’ = 30 MPa pengikat yang berfungsi sebagai pengaku
y = 240 MPa bangunan secara keseluruhan dan dengan
Mtx = -12,98 KNm adanya tie beam maka daya jepit kolom ke
Mty = -4,67 KNm pondasi semakin besar.
Tebal pelat (h) = 110 mm  Perencanaan Pondasi
Tebal selimut (ts) = 20 mm Sebelum ditetapkan pondasi apa yang
Lebar pelat (b) = 1000 mm akan digunakan, terlebih dahulu dilakukan
pengujian sondir untuk tanah yang ada
Penghubung Geser (Shear Connector)
pada kawasan by pass kota Padang. Pada
Alat sambung geser biasanya
perencanaan ini data sondir diperoleh dari
digunakan stud connector. Dalam
PT. Riska Engineering Consultant.
merencanakan alat sambung geser dapat
 Perencanaan Pile Cap 3. Hasil tahapan dan terbentuknya
Fungsi dari pile cap adalah untuk sendi plastis
menerima beban dari kolom yang Hasil analisis memperlihatkan tahapan
kemudian akan terus disebarkan ke tiang dan posisi terbentuknya sendi plastis
pancang dimana masing-masing pile pada saat elemen struktur pertama
menerima 1/N dari beban oleh kolom dan runtuh hingga kolom lantai bawah dan
harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y seluruh struktur runtuh pada salah satu
ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi portal seperti gambar berikut :
beban maksimum yang bisa diterima oleh
pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N
x (Y ton).

HASIL PERHITUNGAN
Dari hasil perhitungan Tugas
Akhir ini, setelah dilakukan perencanaan
Gambar9. Sendi plastis yang terbentuk
struktur gedung rangka baja dengan Sistem pada balok (Step 2)
Rangka Pemikul Momen yang bertempat
di By. Pass Kota Padang, maka dapat
diambil kesimpulan berupa perhitungan:

Struktur Atas
1. Pelat Komposit
 Tebal pelat : 110 cm
 Metal deck : Union Floordeck Gambar10. Sendi plastis yang
terbentuk pada balok (Step 3)
W-1000 dari PT. Union Metal
dengan ketebalan 1mm
 Wiremesh: Tulangan arah x 9mm
Tulangan arah y 6mm
2. Profil Baja yang digunakan
 Balok anak:
Profil IWF 350.175.7.11
 Balok induk :
Gambar11. Sendi plastis yang
Profil IWF 400.200.8.13 terbentuk pada balok (Step 16)
Kolom : Profil IWF 400.400.13.21
Struktur Bawah SARAN
1. Tie Beam 1. Untuk merencanakan suatu struktur
Dari hasil perhitungan penulis didapatkan bangunan, harus digunakan peraturan-
tie beam dengan ukuran 350/500mm, peraturan yang berlaku dan standar
dengan jumlah tulangan 6 D 19 untuk yang disyaratkan pada saat ini.
tulangan tarik dan 4 D 19 untuk tulangan 2. Penggunaan program untuk
tekan. Untuk tulangan geser digunakan menghitung menghitung gaya-gaya
tulangan Ø 8–200 mm dalam pada struktur harus diimbangi
2. Pondasi dengan kemampuan teknis secara
Dari hasil perhitungan penulis dapat manual dan ketelitian, sehingga hasil
direncanakan pondasi dengan tipe pondasi yang didapatkan lebih akurat.
tiang Pancang dengan diameter 40 cm, dan 3. Kajian strong weak columb dan soft
3 buah tiang pancang dalam satu grup pada first story pada bangunan merupakan
kedalaman 14 m. kajian yang harus dipelajari dan
3. Pile Cap dipahami dengan baik untuk mencegah
Untuk pile cap, tebalnya 550 mm dan keruntuhan struktur secara total.
untuk penulangannya, untuk tulangan tarik 4. Pemilihan pondasi harus adanya data
menggunakan 30 D 22 dan untuk tulangan tanah sehingga pondasi yang
tekan menggunakan 15 D 22. direncanakan dapat menahan beban
konstruksi diatasnya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Rasa syukur penulis kepada Allah SWT
30 D 22 550 atas segala nikmat dan kemudahan yang
15 D 22
telah diberikan.Terima kasih kepada Ayah
Lantai Kerja 1:3:5
Pasir padat
dan Ibu beserta semua keluarga besar
Tiang Pancang Ø 40cm

penulis atas kasih sayang dan dukungan


1400
selama ini. Terima kasih kepada Bapak Dr.
Ir. Yurisman, MT., Bapak Drs. Gusnedi,
M.Si selaku pembimbing dan juga kepada
semua pihak serta teman-teman yang telah
50 120 50
membantu dalam penyusunan tugas akhir
Gambar12. Struktur Pondasi ini semoga amal baiknya di balas oleh
Allah SWT.Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Dewobroto, Wiryanto. 2015. Struktur
Baja, Perilaku, Analisis & Desain –
AISC 2010, SNI 1726 –2012,
Penerbit : Lumina Press : Tangerang.
Departemen Pekerjaan Umum. 201X.
Ketentuan Seismik Untuk Bangunan
Gedung Baja, RSNI 1729 –201X,
Yayasan Badan Penerbit : PU.
Departemen Pekerjaan Umum. 2012.
Tata Cara Perencanan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung, SNI 1726
–2012, Yayasan Badan Penerbit : PU.
S. Moore. Kevin. 2007. Desain Of RBS
Connection for Special Moment
Frames. Califrnia : California Field
Iron Workers Administrative Trust A
Union Trust Fund
A. Setiawan. 2008. Perencanaan Struktur
Baja dengan Metoe LRFD
(berdasarkan SNI 03-1729-2002,
Penerbit : Erlangga : Semarang.
Juniman Silalahi. 2008. Mekanika
Struktur Jilid 1. Penerbit : UNP
Press : Padang.
Putri, Prima Yane. 2007. Analisis dan
Desain Struktur Rangka dengan
SAP2000 versi Student. Penerbit :
UNP Press : Padang
FEMA-356. 2000. Prestandard and
Commentary For The Seismic
Rehabilitation Of Buildings. Virginia.
American Society of Civil Engineers

Anda mungkin juga menyukai