Anda di halaman 1dari 9

Nama : St.

Marwah

Nim : 19.080.AF

Kelas : Non Reguler D

Mata Kuliah : Mikrobiologi

Tugas

1. Jelaskan dengan singkat dan padat tahapan-tahapan identifikasi mikroba

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:

a). ALT (Angka Lempeng Total)

b). MPN (Most Probable Number)

dan jelaskan juga cara kerjanya masing-masing dan cara perhitungannya

3. Sebutkan dan jelaskan cara kerja metode-metode pengujian aktivitas anti mikroba

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:

a. MIC (Minimum Inhibitory Concentration)

b. MKC (Minimum Killing Consentration)

5. Sebutkan jenis-jenis media dan komposisinya serta tujuan penggunaannya.


JAWABAN:

1. Salah satu tahapan untuk mengidentifikasi mikroba adalah sifat kimiawi yaitu dengan
pengecatan Gram. Pengecatan gram adalah suatu cara intuk “mengecat” atau
“mewarnai” sel agar terlihat di bawah mikroskop.

 Bakteri Gram Positif mempunyai susunan dinding yang kompak dengan lapisan
peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan.
 Bakteri Gram Negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya 1-2
lapisan dan susunan dinding selnya tidak kompak.

2.

a). Angka Lempeng Total adalah angka yang nenunjukkan jumlah bakteri mesofil
dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan yang diperiksa.

Cara Kerja :

1) Cairkan PCA dalam penangas air. Biasanya diperlukan waktu sekitar 10 menit.
Perhatikan bahwa agar dicairkan dengan baik karena pencairan yang tidak
sempurna meyebabkan gumpalan agar sehingga menyulitkan perhitungan
jumlah.
2) Dinginkan agar sampai suhu 500C, kemudian tuangkan agar kedalam cawan
petri dan biarkan membeku. Tandai cawan petri dengan nama dan tingkat
pengenceran.
3) Buat pengenceran 10-3 – 10-4 dari sampel.
4) Pipet 1 ml cairan dari pengenceran 10-2, 10-3, 10-4 dan masukkan ke dalam
cawan petri yang sesuai. Sewaktu memasukan cairan ke dalam cawan petri,
angkat penutup cawan petri sedikit saja untuk memasukkan cairan mengalir ke
dalam cawan petri.
5) Tuang PCA ke dalam masing-masing cawan petri dan goyangkan cawan
dengan gerakan ke arah jarum jam 5 kali dan gerakan berlawanan arah jarum
jam 5 kali. Usahakan agar PCA tidak tumpah keluar sewaktu memutar cawan
petri. Berhati-hatilah saat memutar cawan sehingga tidak menimbulkan buih
aytau gelembung udara.
6) Biarkan lempengan agar membeku. Setelah membeku, balikkan lempeng agar
dan masukkan ke dalam inkubator selama 24-48 jam pada suhu 37 0C.
7) Hitung jumlah koloni pada lempeng agar yang memenuhi kriteria 30-300 koloni.
8) Amati ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol.

Cara Perhitangan

METODE TIDAK LANGSUNG (TOTAL PLATE COUNT AGAR)


Jumlah bakteri pada pengenceran :

10-2 = ......X 100 =

10-3 = ......X 1000 =

10-4 = ......X 10.000 =

10-5 = ......X 100.000 =

Jumlah =P

N = jumlah cawan petri yang ditumbuhi koloni 30-300

Apabila pada cawan petri kontrol terdapat pertumbuhan koloni = a, maka setiap koloni
yang tumbuh antara 30-300 masing-masing dikurangi jumlah koloni pada kontrol.

b). MPN (Most Probable Number) adalah metode yang digunakan untuk menghitung
koliform di dalam air dengan menggunakan pengujian fermentasi dalam tabung.

Cara Kerja :

 Uji penduga
1. Disiapkan Alat dan Bahan.
2. Disiapkan 5 tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di pilih.
3. Dimasukkan 5 ml sampel air minum pada setiap tabung reaksi seri
pengenceran 10.
4. Dimasukkan 0,5 ml sampel pada seri pengenceran 1.
5. Dimasukkan 0,5 ml sampel pada larutan NaCl 4,5 ml.
6. Dimasukkan 0,5 ml campuran NaCl tadi pada setiap tabung reaksi seri
pengenceran 10-1
7. Dimasukkan 0,5 ml larutan NaCl 4,5 ml yang telah dilarutkan sampel pada
larutan NaCl 4,5 ml untuk pengenceran 10 -2
8. Dimasukkan campuran NaCl 4,5 ml tadi pada setiap seri tabung reaksi
pengenceran 10-2.
9. Diinkubasi dalam suhu 350C selama 24 jam dan sebelumnya diberi label
pada setiap pengenceran yang dilakukan.
10. Diamati perubahan pada tabung reaksi.
11. Dihitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.
 Uji Penegas
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dipijarkan jarum ose dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi pada uji
penduga pada pengenceran 10.
3. Dimasukkan jarum ose pada yang telah dimasukkan ke dalam pengenceran
10 ke dalam media BGLBB.
4. Dipijarkan lagi jarum ose dan di ulangi perlakuan yang sama hingga ke lima
tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di lakukan.
5. Diberi label pada setiap seri tabung reaksi pengenceran yang dilakukan.
6. Diinkubasi pada suhu 350C selama 24 jam.
7. Diamati gas yang terbentuk pada tabung durham.
8. Dihitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.
 Uji Pelengkap
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipijarkan jarum ose pada lampu bunsen
3. Dimasukkan jarum ose pada tabung reaksi pengenceran ke 10
4. Digoreskan jarum ose yang telah dimasukkan pada pengenceran 10 pada
media EMBA yang terdapat pada cawan petri dan di gunakan pada kolom
yang tersedia hingga ke lima seri tabung pengenceran 10.
5. Dipijarkan lagi jarum ose dan di lakukan perlakuan yang sama hingga ke lima
tabung reaksi setiap seri pengenceran yang dilakukan.
6. Diberi label.
7. Diinkubasi pada suhu 350C selama 24 jam.
8. Diamati setiap cawan petri yang terdapat bakteri E.Coli.

Dihitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.

Cara Perhitungan :

1) Perhitungan Media LB (Lactose Borth)

1
Nilai MPN=Nilai MPN tabel ×
Tingkat Pengenceran Tengah

1 CFU
Nilai MPN=33 × =3300
10 −1
ml

2) Perhitungan Media GLBB (green lactose bile borth)

1 CFU
Nilai MPN=26 × =2600
10 −1
ml

3) Perhitungan Media EMBA (eosin methylene blue agar)

1 CFU
Nilai MPN=0× =0
10 −1
ml
3. Metode pengujian aktivitas mikroba

a. Metode difusi adalah pengukuran dan pengamatan diameter zona bening yang
terbentuk disekitar cakram, dilakukan pengukuran setelah didiamkan selama 18-24 jam
dan diukur menggunakan jangka sorong (Khairani,2009;Sari,dkk,2013)
 Metode disc diffusion atau metode Kirby Baeru, metode ini menggunakan kertas
cakram yang berisi zat antimikriba dan diletakkan pada media agar yang telah
ditanami bakteri uji
 Metode E-Test digunakan untuk menentukan KHM ( Kadar Hambat Minimum),
yaitu konsentrasi minimal zat antimikroba dalam menghambat pertumbuhan
bakteri uji. Metode ini menggunakan strip plastik yang telah berisi zat antibakteri
dan diletakkan pada media agar.
 Dich plaste teachnique, zat antimikroba diletakkan pada parit yang dibuat
dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah
secara membujur dan bakteri uji digoreskan ke arah parit.
 Cup-plate teachnique, metode ini hampir sama dengan metode disc diffusion
namun berdaya tidak menggunakan kertas.pada media agar dibuat sumur,pada
sumur tersebut diberi zat antimikroba.
 Gradient-plate technique , media agar dicairkan dan ditambahkan larutan uji
kemudian campuran tersebut dituangkan kedalam cawan petri dan diletakkan
dalam posisi miring.

b. Metode Dilusi dibedakan menjadi dua, yaitu :


 Metode Dilusi cair/broth dilution test,digunakan untuk mengukur KHM dan KBM .
Zat antimikroba diencerkan pada medium cair yang telah ditambahkan bakteri
uji. Larutan antimikroba dengan kadar terkecil dan terlihat jernih ditetapkan
sebagai KHM.KHM dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan bakteri
dan zat anti mikroba, kemudian diinkubasi selama 18-24 jam. Media yang tetap
cair ditetapkan sebagai KBM.
 Metode dilusi padat/solid dilution test, metode ini hampir sama dengan metode
dilusi cair, namun menggunakan media padat/solid. Metode dilusi padat dapat
menguji beberapa macam bakteri dalam satu konsentrasi zat antimikroba.

4. Yang dimaksud dengan:


 MIC ( Minimum Inhibitory Concentration ) adalah konsetrasi minimum sebagai
anti mikroba yang dapat menghambat mikroorganisme sesudah 18 sampai
dengan 24 jam setelah masa inkubasi.
Cara Kerja :
 Dibuat perencanaan pengenceran dan perhitungan konsentrasi campuran
pada masing-masing tabung besar dan tabung kecil.
 Dibuat pengenceran bertingkat larutan sediaan uji dengan air suling steril
dalam tabung reaksi besar. Tabung reaksi kecil pertama diisi dengan 1 ml
NB double strength, sedangkan semua tabung reaksi kecil yang lain diisi
dengan 1 ml NB biasa.
 Dipipet 1 ml hasil pengenceran terakhir dari tabung reaksi besar kedalam
tabung reaksi 2 yang berisi NB biasa. Kedua –duanya dikocok sampai
homogen. Seterusnya dipipet 1 ml campuran dari tabung 2 ke tabung 3
kemudian kocok ad homogen.
 Demikian dilakukan seterusnya sehingga tabung terakhir dan 1 ml dari
tabung terakhir dibuang.
 Ditambahkan satu ose bakteri kedalam setiap tabung kecil dan kocok
sampai homogen.
 Dilakukan juga satu kontrol positif dan satu kontrol negatif, kontrol positif
diisikan dengan 1 ml NB.
 Semua tabung uji kecil diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37 0C
selama 18-24 jam.
 Diamati kekeruhan yang terjadi, dibandingkan perubahan warna dengan
kontrol positif dan kontrol negatif .

 MKC ( Minimum Killing Concentration ) yaitu mengukur konsentrasi terendah


yang dapat membunuh mikroba .
Cara Kerja :
 Dibuat perencanaan pengenceran dan perhitungan konsentrasi campuran
pada masing-masing tabung besar dan tabung kecil.
 Dibuat pengenceran bertingkat larutan sediaan uji dengan air suling steril
dalam tabung reaksi besar. Tabung reaksi kecil pertama diisi dengan 1 ml
NB double strength, sedangkan semua tabung reaksi kecil yang lain diisi
dengan 1 ml NB biasa.
 Dipipet 1 ml hasil pengenceran terakhir dari tabung reaksi besar kedalam
tabung reaksi 2 yang berisi NB biasa. Kedua –duanya dikocok sampai
homogen. Seterusnya dipipet 1 ml campuran dari tabung 2 ke tabung 3
kemudian kocok ad homogen.
 Demikian dilakukan seterusnya sehingga tabung terakhir dan 1 ml dari
tabung terakhir dibuang.
 Ditambahkan satu ose bakteri kedalam setiap tabung kecil dan kocok
sampai homogen.
 Dilakukan juga satu kontrol positif dan satu kontrol negatif, kontrol positif
diisikan dengan 1 ml NB.
 Semua tabung uji kecil diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37 0C
selama 18-24 jam.
 Diamati kekeruhan yang terjadi, dibandingkan perubahan warna dengan
kontrol positif dan kontrol negatif .

5. Jenis-jenis Media dan komposisinya

1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar
untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung
pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu
pepton, dsb.

2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan.
Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM),
dsb. Dan media differensial merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh
memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan
jenis lainnya.

3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media
Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb. Dan
media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang
akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam
suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-
bahan kimia lainnya.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang
mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu
tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja. DanMedia
diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu
untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran
berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.

5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan tertentu


yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu,tetapi di lain
pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu lainnya.misalnya
media muller-kauffman mengandung natrium tetrationat yang menunjang
pertumbuhan salmonella tetapi menghambat pertumbuhan Escherichia.
6. Media uji(identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba,
medium litmus milk.umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi
indikator, misalnya

7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan


menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk
menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir
pertumbuhan fungi.

8. Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan


mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia
tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri
misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.

10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami
dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur,
ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar.

2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton  10,0 g,
Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.

Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya
diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar

Anda mungkin juga menyukai