Proposal 62 5 Fix PDF
Proposal 62 5 Fix PDF
Bogor
2016
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh,
Pembimbing
Disahkan oleh,
Kejuruan-SMAK Bogor
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Ciri dari kulit kering antara lain terasa kaku/tegang seperti tertarik
setelah mandi, berendam, atau berenang. Kulit kering juga terlihat
mengkerut dan dehidrasi. Pada kulit kering, kulit akan terasa gatal dan
seringkali rasa gatal tersebut bertambah setelah garukan yang berulang,
kulit terlihat pecah-pecah, bersisik, atau mengelupas. Dibutuhkan
perlindungan tambahan non alamiah untuk mencegah kekeringan yaitu
dengan memberikan kosmetika pelembab kulit.
Bentuk sediaan kosmetik yang cukup potensial pengembangannya
dalam mengatasi kulit kering adalah sediaan lotion, dimana lotion ini
merupakan salah satu sediaan emulsi yang digunakan untuk
mempertahankan kelembaban dan kelembutan kulit. Bahan pelembab ini
berfungsi menghidrasi kulit dengan cara mengurangi penguapan air dari kulit
dan menarik air dari udara masuk ke dalam stratum korneum.
Selain itu, dilihat dari salah satu faktor penyebab terjadinya kulit
kering karena efek dari radiasi sinar ultraviolet sehingga dapat ditambahkan
dengan bahan aktif seperti anti UV sehingga produk memiliki fungsi
tambahan sebagai pelindung kulit dari efek paparan sinar matahari atau
radiasi UV baik UV-A maupun UV-B.
B. Pentingnya Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis
B. Kosmetik
C. Kulit
4
D. Apokat
Gambar 1. Avocado
5
E dan vitamin A sangat berguna dalam perawatan kulit. Kombinasi vitamin E
dan vitamin A membuat kulit menjadi kenyal, menghilangkan kerut, membuat
kulit terlihat muda dan segar.
E. Krim/Lotion
1. Body Lotion
2. Body Cream
3. Body Butter
6
Bentuk pelembab seperti ini bisa jadi sangat berminyak dan sulit
dioleskan, maka akan sangat baik jika dioleskan di daerah yang amat
kering dan cenderung pecah misalnya sikut, lutut, dan tumit.
1. Emollient/Moisturizer
2. Humektan
7
karbomer lebih sering digunakan dalam emulsi dibandingkan dalam
formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan thickener dalam pembuatan
skin lotion biasa digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu di bawah
2,5% (Schmitt, 1996).
4. Emulsifier
5. Pengawet
8
6. Pewangi
9
BAB III METODE ANALISIS DAN KEWIRAUSAHAAN
A. Metode Analisis
1. Uji Organoleptik
a. Bau
Dasar :
Cara Kerja :
10
b. Warna
Dasar :
Cara Kerja :
c. Homogenitas
Dasar :
Cara Kerja :
11
2. Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Metode Potensiometri
a. Dasar:
b. Cara Kerja:
a. Dasar:
b. Cara Kerja:
12
6) Dibilas air viskometer Ostwald dengan larutan contoh.
7) Dilakukan pekerjaan yang sama mulai dari tahap 4 hingga 7.
8) Dihitung viskositas contoh.
c. Perhitungan :
a. Dasar:
b. Cara Kerja:
c. Perhitungan:
13
5. Penetapan Bobot Jenis metode Gravimetri
a. Dasar :
b. Cara Kerja :
c. Perhitungan :
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑞
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 = 𝑥𝑑𝑡
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝑎𝑞
Keterangan :𝑑𝑡 = densitas air = 0,99654 g/cm 3
a. Dasar:
14
dibebaskan dititar dengan larutan Na2S2O3 dengan indikator kanji
dan titik akhir tak berwarna.
b. Reaksi:
COOCH3 COONa
+ NaOH → + CH3OH ↑
OH OH
COONa
COONa
Br
OH OH
c. Cara Kerja :
15
d. Perhitungan :
Keterangan :
a. Dasar:
b. Reaksi:
16
c. Cara Kerja:
d. Perhitungan:
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖 × 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝
𝑝𝑝𝑚 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ = 𝑋 𝑓𝑝
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
a. Dasar:
17
b. Reaksi :
c. Cara Kerja :
d. Perhitungan :
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 − 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝
𝑝𝑝𝑚 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ = 𝑥𝑓𝑝
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
18
9. Penetapan Cemaran Mikroba Total Bakteri dengan Metode
Angka Lempeng Total (ALT)
a. Dasar:
b. Cara Kerja:
19
11) Dipipet 1 ml contoh kemudian dimasukkan media PCA (Plate
Count Agar) bersuhu 40-45 ˚C sebanyak ± 15 ml atau sepertiga
volume cawan petri dihomogenkan dan ditunggu sampai beku.
12) Diinkubasi pada suhu 37 ˚C selama 24 jam (posisi terbalik di
inkubator).
13) Dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah koloni bakteri
dengan colony counter.
14) Dihitung jumlah koloni bakteri pada tabel.
a. Dasar :
b. Cara Kerja :
20
8) Dipipet 0,1 ml larutan dari tabung reaksi 10-2, kemudian
dimasukkan ke dalam cawan petri. Dilakukan seterusnya
sampai tabung reaksi 10-4, dan juga larutan blanko ( dilakukan
2 kali ulangan )
9) Media PDA dimasukkan secukupnya ke dalam cawan petri
yang telah ditetesi contoh, dan dibiarkan sampai padat serta
diberi label yang sesuai.
10) Diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 3-5 hari.
11) Dilakukan pengamatan dan jumlah bakterinya dihitung dengan
alat colony counter.
c. Perhitungan :
a. Dasar :
b. Cara Kerja :
21
4) Dipipet 1 mL contoh dan dimasukkan ketabung 10-2 yang berisi
9 ml larutan fisiologis.
5) Dipipet 1 ml pengenceran 10-2 dimasukkan ke dalam tabung
10-3.
6) Dipipet 1 ml dari pengenceran 10-3 dimasukkan ke dalam
tabung pengenceran 10-3.
7) Masing-masing diberi label.
8) Dipipet media Lactose broth 5 ml dan dimasukkan ke dalam 10
tabung durham yang diletakkan terbalik ( 9 tabung untuk contoh
dan 1 tabung untuk blanko).
9) Dipipet 1 ml contoh dari tabung pengenceran 10-2,10-3,10-4 dan
blanko ke dalam tabung durham bertutup berisi media masing
masing 3 tabung dan 1 tabung untuk blanko.
10) Dimasukkan ke dalam tabung durham yang diletakkan terbalik
lalu dihilangkan gelembung udara dengan membalik-
balikkannya.
11) Diberi label dan di inkubasi pada suhu 37 oC selama 24-48 jam.
12) Saat dimasukkan ke dalam inkubator, tabung durham
diletakkan ke dalam piala gelas 400 ml alasnya dilapisi dengan
koran dan atasnya ditutup dengan koran serta diikat dengan tali
kasur.
22
BAB IV PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan
B. Tempat Pelaksanaan
1. Laboratorium PKT 3
2. Laboratotium Analisis Intrumen 2
3. Laboratorium Mikrobiologi
23
C. Waktu Pelaksanaan
24
BAB V ALAT DAN BAHAN
A. Alat
25
7 Kadar Cemaran Spektrofotometri Cawan - 1 buah
Porselen
Logam, Serapan Atom Segitiga - 1 buah
Tembaga, Porselen
Seng, dan Labu Semprot 250 ml 1 buah
Timbal
Labu Ukur 10 ml 6 buah
Labu Ukur 50 ml 1 buah
Teklu - 1 buah
Kaki Tiga - 1 buah
Gelas Ukur 50 ml 1 buah
Buret 50 ml 1 buah
Statif - 1 buah
Corong - 1 buah
Piala Gelas 400 ml 1 buah
Pipet Tetes - 1 buah
Pipet Volum 10 ml 1 buah
Pipet Volum 25 ml 1 buah
Kertas Berlipat - 1 lembar
SSA - 1 unit
Neraca Anallitik - 1 unit
8 Total Bakteri Angka Lempeng Cawan Petri - 8 buah
Total Pipet Serologi 10 ml 1 buah
Pipet Serologi 1 ml 1 buah
Tabung Reaksi - 5 buah
Erlenmeyer 100 ml 2 buah
Rak Tabung - 1 buah
Pembakar - 1 buah
Spirtus
Coloni Counter - 1 buah
Inkubator - 1 unit
Bulb - 1 buah
Neraca Kasar - 1 unit
Sprayer - 1 buah
Autoklaf - 1 unit
Piala Gelas 400 ml 1 buah
Gelas Ukur 100 ml 1 buah
Koran - 1 lembar
Kapas - 3 lembar
Kertas - 1 lembar
Singkong
Tali kasur - 1 gulung
Oven - 1 unit
Lemari es - 1 unit
26
9 Jamur Angka Lempeng Cawan Petri - 8 buah
Total Pipet Serologi 10 ml 1 buah
Pipet Serologi 1 ml 1 buah
Tabung Reaksi - 5 buah
Erlenmeyer 100 ml 2 buah
Rak Tabung - 1 buah
Pembakar - 1 buah
Spirtus
Coloni Counter - 1 buah
Inkubator - 1 unit
Bulb - 1 buah
Neraca Kasar - 1 unit
Sprayer - 1 buah
Autoklaf - 1 unit
Piala Gelas 400 ml 1 buah
Gelas Ukur 10 ml 1 buah
Koran - 3 lembar
Kapas - 1
bungkus
Kertas - 1 lembar
Singkong
Tali kasur - 1 gulung
Oven - 1 unit
Lemari es - 1 unit
10 Bentuk Coli Angka Paling Neraca Kasar - 1 unit
Mungkin Erlenmeyer 100 ml 2 buah
Gelas Ukur 10 ml 1 buah
Tabung Reaksi - 1 buah
Tabung Ulir - 10 buah
Rak Tabung - 1 buah
Piala Gelas 400 ml 1 buah
Pipet Serologi 10 ml 1 buah
Pembakar - 1 buah
Spirtus
Coloni Counter - 1 buah
Inkubator - 1 unit
Bulb - 1 buah
Neraca Kasar - 1 unit
Sprayer - 1 buah
Autoklaf - 1 unit
Koran - 1 lembar
Kapas - 1
bungkus
Kertas - 1 lembar
Singkong
Tali kasur - 1 gulung
27
Oven - 1 unit
Lemari es - 1 unit
B. Bahan
28
Std Zn 1000 ppm 10 ml
HCl 25% 10 ml 7 mL
HNO3 4N 10 ml 1,5 mL
HCl 4N 100 ml 40 mL
8 Total Bakteri Angka Lempeng Contoh 3 ml
Total Larutan Fisiologis 40 ml
0,85%
Media PCA 10 ml 5g
(Plate Count Agar)
Alkohol 70% 7,5 ml
Spirtus 15 ml
9 Jamur Angka Lempeng Contoh 3 ml
Total Larutan Fisiologis 40 ml
0,85%
Media PDA 40 ml 12 g
(Potatoes
Dextrose
Agar)
Alkohol 70% 30 ml
Spirtus 15 ml
10 Bentuk Coli Angka Paling Contoh 3 ml
(Coliform) Mungkin Larutan Fisiologis 20 ml
0,85%
Media LB 40 ml 12 g
(Lactose Broth)
Alkohol 70% 30 ml
29
BAB VI ANGGARAN BAHAN ANALISIS
30
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM., (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI: Jakarta, 474,
509
Schmitt WH. 1996. Skin Care Products. Di dalam Williams DF and Schmitt WH,
editor. Chemistry and Technology of The Cosmetics and Toiletries
Industry. 2nd Ed. Blackie Academe and Profesional: London
31