PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita memang tidak dapat memberikan definisi tentang Tuhan, namun jika kita
memasukkan diri kita ke dalam ciptaan Tuhan, maka banyak sekali yang dapat
kita pahami dan sadari. Realisasi dari sifat dasar realitas ini adalah wajar bagu
seluruh ummat manusia, tetapi kualitas dan kuantitasnya bervariasi.
Menurut filsafat al-Quran, kita yakin bahwa kejahatan itu disebabkan oleh
pilihan atau kehendak yang telah diberikan Tuhan kepada semua manusia.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Alqur’an?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu?
3. Apa yang dimaksud dengan filsafat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Al-Quran.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Dari segi bahasa, Qur’an berasal dari qara’a, yang berarti menghimpun dan
menyatukan. Sedangkan Qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata
yang satu dengan lainya dengan susunan rapih. Mengenai hal ini, Allah berfirman
dalam QS. Al Qiyamah (75) ayat 17-18 yaitu sebagai berikut:1
Qur’an secara bahasa dapat pula berarti “bacaan” sebagai masdar dari kata
qara’a. Dalam arti seperti ini, firman Allah SWT dalam Q.S Fushshilat (41) ayat
3:
“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk
kaum yang mengetahui.”
“Al Qur’an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rosul, dengan perantaraan
1
http://mediabilhikmah.blogspot.com/2011/11/apa-itu-al-quran.html? (diakses tanggal 04
Oktober 2017 pukul 07.12 WIB)
3
Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pad mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan
kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan
ibadah, yang dimulai dengan surat Al Fatihah dan ditutup dengan surat An nas”2
A. Tujuan.
B. Cara
2
Ibid.
4
3. Membangkitkan rasa yang terpendam dalam jiwa, yang dapat mendorong
manusia untuk mempertanyakan dari mana ia datang, bagaimana unsur-unsur
dirinya, apa arti hidupnya dan ke mana akhir hayatnya (yang jawaban-
jawabannya diberikan oleh Al-Quran).
4. Janji dan ancaman baik di dunia (yakni kepuasan batin dan kebahagiaan hidup
bahkan kekuasaan bagi yang taat, dan sebaliknya bagi yang durhaka) maupun
di akhirat dengan surga atau neraka.
C. Pembuktian
Untuk membuktikan apa yang disampaikan oleh Al-Quran seperti yang disebut
di atas, maka di celah-celah redaksi mengenai butir-butir tersebut, ditemukan
mukjizat Al-Quran seperti yang pada garis besarnya dapat terlihat dalam tiga hal
pokok:
1. Susunan redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra bahasa Arab.
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab ‘ilm yang berarti tahu atau
mengetahui. Dalam bahasa Inggris ilmu biasanya dipadankan dengan kata science.
Pengertian ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
5
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapan digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang ilmu pengetahuan itu.3
1. Berbeda dengan klasifikasi ilmu yang digunakan oleh para filosof --Muslim
atau non-Muslim-- pada masa-masa silam, atau klasifikasi yang belakangan ini
dikenal seperti, antara lain, ilmu-ilmu sosial, maka pemikir Islam abad 20,
khususnya setelah Seminar Internasional Pendidikan Islam di Makkah pada
tahun 1977, mengklasifikasikan ilmu menjadi dua katagori: Ilmu abadi
(perennial knowledge) yang berdasarkan wahyu Ilahi yang tertera dalam Al-
Quran dan Hadis serta segala yang dapat diambil dari keduanya.
6
Nama “filsafat” dan “filsuf” berasal dari kata-kata Yunani phiosophia dan
philosophos. Menurut bentuk kata, seorang philo-sophos adalah seorang “pencinta
bijaksana”. Ada tradisi kuno yang mengatakan bahwa nam “filduf” (philosophos)
untuk pertama kalinya dalam sejarah dipergunakan oleh Phythagoras (abad ke-6
SM). Tetapi demikian sejarang tentang kehidupan dan aktivitas Phythagoras
demikian tercampur dengan legenda-legenda sehingga sering kali kebenaran tidak
dapat dibedakan dari reka-reakaan saja. Demikian halnya juga dengan hikayat
yang mengisahkan bahwa nama “filsuf” ditemukan oleh Phythagoras. Yang pasti
ialah bahwa dalam kalangan Sokrates dan Plato (abad ke-5 SM) nama “filsafat”
dam “filsuf” sudah lazim dipakai. Dalam dialog Plato yang berjudul phaidros
misalnya kita membaca: “Nama ‘orang bijaksana’ terlalu luhur untuk memanggil
seorang manusia dan lebih cocok untuk seorang dewa. Lebih baik ia dipanggil
philosophos, pecinta kebijaksanaan. Nama ini lebih berpautan dengan mahkluk
insani.”4
Dari semua cabang pengetahuan, filsafat adalah yang paling sulit. Sebab,
filsafat adalah yang paling samar, atau kabur. Oleh sebab itu, kita harus benar-
benar bersabar dalam mencari apa saja yang termasuk filsafat. Bahkan manakala
telah sampai pada akhir penelitian, kita pun masih tidak boleh menganggap bahwa
penelitian kita sudah selesai. Marilah kita pertimbangkan beberapa benda yang
bukan filsafat.
7
Pengertian Filsafat Ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang
digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap lambang-lambang yang dipakai dan
terhadap struktur penalaran tentang sistem lambang yang digunakan. Telaah kritis
ini kemudian dapat diarahkan untuk mengkaji ilmu empiris dan ilmu rasional,
juga antropologi, geologi dan sebagainya. Dalam hubungan ini yang terutama
sekali ditelaah yaitu ihwal penalaran dan teorinya. Sebagai contoh, sesuatu yang
akan dikerjakan oleh tukang kayu.
Filsafat, kami telah menyatakan dalam kata pendahuluan buku ini adalah
sulit. Sebab, filsafat itu kabur, samar-samar. Ilmu alam mengetahui fungsinya,
sebab, illmu alam berurusan dengan materi di dalam suatu ruang, atau dalam
rangkaian kesatuan ruang-waktu. Matematika mengetahui fungsinya, sebab
matematika berurusan dengan abstraksi-abstraksi ruang dan bilangan, demikian
pula ilmu pengetahuan lain, seperti astronomi dan lain-lain. Tetapi filsafat yang
kita uraikan dalam buku ini, belum mewujudkan batasan yang pasti. Justru di
situlah letak kesukaran dan ketidakjelasan filsafat. Tetapi filsafat bukanlah
rangkaian-kemauan-nol. Filsafat sangat penting bagi semua cabang ilmu dan
kemajuan, baik ummat manusia maupun seluruh ilmu pengetahuan ditopang
dengan kemajuan filsafat. Seperti halnya hasrat seorang manusia yang menguasai
semua tindakannya, filsafat suatu peradaban pun menguasai semua tingkah-
lakunya. Suatu perdaban dalam melakukan kerja tanpa petunjuk filsafat adalah
bagaikan sebuah kapan tanpa kompas. Memang kompas tidak bekerja seperti
mesin yang menyebabkan kapal bergerak di air atau pesawat terbang di udara,
tetapi tanpa adanya petunjuk kompas atau alat yang senada kapal atau pesawat
sekali-kali tidak akan mampu pergi dengan baik kecuali hanya untung-untungan
saja. Tetapi untung-untungan itu pun tidak dapat betahan lama. Tak ubahnya
dengan kapal, ilmu pengetahuan pun harus dikemudikan oleh kerja filsafat. Sebab,
jika tidak, maka semua pekerjaannavigasi dari ilmu pengetahuan manusia harus
berakhir dengan karamnya kapal ilmu pengetahuan
8
A. Bidang-bidang Filsafat
a. Ontologi (Perancis dan Jerman: eime be dan logos, kata atau pengetahuan)
yakni, ilmu yang berkaitan dengan esensi dari benda atau makhluk hidup
secara abstrak.
b. Epistemologi (Greej: episteme, pengetahuan dan logos) yakni, teori tenttau
dasar dang metode aari pengetahuan atau studi tentang hakikat tertinggi,
kebenaran dan batasan ilmu manusia.
c. Aksiologi (Greek: Axioo, menarik faedah dari sesuatu). Atau studi tentang
hakikat tertinggi, realitas dan arti dari nilai-nilai(kebaikan,keindahan,dan
kebeneran)
(a) Filsafat Etika atau Moral, adalah studi mengenai idealisme yang tertinggi atau
norma-norma tingkah-laku
(b) Aestetika atau Filsafat Keindahan, adalah studi tentang idealisme yang
tertinggi atau norma-norma seni.
9
Terkadang ditentang al-Quran bahwa al-Quran tidak hanya semata-mata
sebuah kitab agama melainkan sebagai kitab yang juga mencampuri urusan sosial,
politik dan juga hubungan moral manusia. Keberatan tersebut sejauh bila
dikatakan bahwa al-Quran mencampuri segala aktivitas manusia, ini adalah salah.
Meskipun demikian, benarlah bila dikatakan bahwa al-Quran mengklaim
menentukan prinsip-prinsip yang mengusai segala aktivitas pokok manusia, di
setiap bidang kehidupan. Sebenarnya, segala sesuatu yang menyangkut kehidupan
manusia, baik sebagai individu ataupun anggota masyarakat; baik
hanyaberhubungan dengan urusan duniawi maupun yang menyangkut urusan
spiritual, adalah termasuk dalam lingkup al-Quran.
Banyak orang yang bergerak mundur, hal itu begitu jelas. Namun al-Quran
memberikan sebuah petunjuk yang pasti benar kepada mereka yang
mengharapkan progrevisitas dan berharap dapat berjumpa dengan Yang Nyata.
Berjumpa dengan Yang Nyata, maksud kami adalah menyadari keberadaan-Nya
secara rohani. Sebaliknya, Yang Nyata ada di mana saja dan segala sesuatu berada
di dalam-Nya.
َ ي أَنَّ َما إِ ٰلَهُ ُك ْم إِ ٰلَهٌ َوا ِح ٌد ۖفَ َم ْن َكانَ يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َماًل
صالِحًا َواَل يُ ْش ِر ْك َّ َقُلْ إِنَّ َما أَنَا بَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم يُو َح ٰى إِل
بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه أَ َحدًا
57﴿ ق َّو َم ۤا اُ ِر ۡي ُد اَ ۡن ي ُّۡط ِع ُم ۡو ِن ۡ ﴾ َم ۤا اُ ِر ۡي ُد ِم ۡنهُمۡ ِّم ۡن56﴿ س اِاَّل لِيَ ۡعبُد ُۡو ِن
ٍ رِّز َ ت ۡال ِج َّن َوااۡل ِ ۡن
ُ ﴾ َو َما َخلَ ۡق
10
persaudaraan, pengorbanan pada sebagian umat manusia, adalah tidak ditetapkan.
Sebab, Tuhan membutuhkan beberapa pertolongan semata-mata dimaksudkan
agar manusia mengolah spiritual untuk menghormati dan melakukan kewajiban
terhadap Yang Nyata yang telah membuat manusia. Manusia mempunyai pilihan
untuk mempergunakan rahmat Tuhan. Jika manusia mempergunakannya,
sebagaimana harapan Tuhan, berarti mempergunakannya menghormati Tuhan.
Tetapi manakala melakukan sebaliknya, berarti manusia kehilangan rahmat
tersebut untuk selamanya.
BAB III
11
PENUTUP
A. Simpulan.
1. Jadi Al Qur’an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan
perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian
disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya
merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al Fatihah dan ditutup dengan
surat An nas.
2. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapan digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang ilmu pengetahuan itu.
3. Dalam arti sempit, pengertian ilmu filsafat yaitu menampung permasalahan
yang bersangkutan dengan hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu,
yaitu yang menyangkut sifat dari pengetahuan ilmiah dan cara-cara
mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah.
B. Saran
Alangkah baiknya, setelah kita memahami dan mempelajari definisi dan fungsi
Al-Quran, ilmu pengetahuan, dan filsafat, kita lebih beriman kepada allah dan
lebih mengimani Al-Quran dan lebih mempelajari, memahami, mendalami ilmu
pengetahuan dan filsafat, karena bagaimanapun baik ilmu pengetahuan ataupun
filsafat awalnya datang dari Allah swt. Selain itu, diharapkan ada hikmah yang
dapat diambil yaitu kita harus memprakterkan ilmu pengetahuan, filsafat, dan Al-
Quran dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
12
Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius, 1999.
Sumber internet:
http://www.duniaislam.org/18/01/2015/pengertian-ilmu-pengetahuan-dan-
kedudukan-ilmu-menurut-islam/ (diakses tanggal 04 Oktober 2017 pukul 07.26
WIB).
http://mediabilhikmah.blogspot.com/2011/11/apa-itu-al-quran.html? (diakses
tanggal 04 Oktober 2017 pukul 07.12 WIB)
13