Anda di halaman 1dari 8

BATERAI

1. Periksa level elektrolit baterai.


1. Periksa volume elektrolit pada setiap sel.
Bila elektrolitnya di bawah level low, tambahkan air destilasi.
2. Periksa berat jenis baterai.
1. Periksa berat jenis dari setiap sel.
Berat jenis standar:
1,25 sampai 1,29 pada 20°C (68°F)
Bila berat jenis kurang dari nilai standar, isi (charge) baterai

3. Periksa voltase baterai.


1. Bila dalam waktu kurang dari 20 menit sejak
Anda mengendarai kendaraan atau sejak mesin
dimatikan, switch pengapian dan sistem
kelistrikannya (headlight, blower motor, dll.)
dihidupkan selama 60 detik. Pengoperasian ini akan
melepas pengisian permukaan baterai.
2. Matikan switch pengapian dan sistem kelistrikan.
3. Gunakan voltmeter, ukur voltase baterai antara
terminal negatif (-) dan terminal positif (+) pada
baterai.
Voltage standar:
12,5 sampai 12,9 V pada 20°C (68°F)
Bila voltase di bawah nilai standard, charge baterai.

TERMINAL BATERAI, FUSIBLE LINKS DAN FUSES


1. Periksa terminal baterai
1. Secara visual periksa apakah terminal baterai tidak kendor atau berkarat.
2. Periksa fusible links dan fuses.
Secara visual periksa apakah ada kontinuitas pada fusible links, high-current fuses dan regular fuses.

KUALITAS OLI MESIN


Periksa oli dari keadaan memburuk, bercampur air, berubah warna atau encer. Jika oli buruk, ganti oli dan
filter oli. Periksa juga jumlah oli, harus diantara batas F dan E

LEVEL RESERVOIR TANK CAIRAN PENDINGIN MESIN


1. Periksa bahwa level cairan pendingin dalam tangki reservoir berada di antara garis "FULL" dan
"LOW" ketika mesin dingin.

PERHATIAN:
 Air deionisasi atau air suling yang direkomendasikan untuk digunakan ketika mengencerkan
coolant.
 Jangan gunakan air bekas.

KUALITAS CAIRAN PENDINGIN MESIN


1. Buka tutup radiator.
PERINGATAN:
Untuk mencegah bahaya panas, jangan membuka tutup radiator selagi mesin dan radiator masih
panas. Cairan dan uap panas dapat menyemprot keluar di bawah tekanan.
2. Periksa dari deposit karat yang berlebihan atau kerak di sekeliling tutup radiator atau lubang pengisi
radiator.
Bila kotor berlebihan, ganti coolant.
Sertakan tutup radiator.

RADIATOR CAP SUB-ASSEMBLY


1. Ukur valve opening pressure.
1. Jika terdapat bintik air atau benda asing pada
paking karet 1, 2, atau 3, bersihkan part itu
denganair dan usaplah dengan jari.
2. Periksa bahwa paking karet 1, 2 dan 3 tidak
berubah bentuk, retak atau mengembung.
3. Periksa bahwa paking karet 3 dan 4 tidak
lengket bersama.
4. Berikan cairan pendingin mesin untuk rubber
packing 2 dan 3 sebelum menggunakan radiator
cap tester.
5. Ketika menggunakan cap tester, miringkan
cap tester lebih dari 30 derajat.
6. Pompalah cap tester beberapa kali, dan periksa tekanan maksimum *1.
Kecepatan pemompaan:
 pemompaan setiap detik
 Meski cap tidak dapat menjaga tekanan maksimum, cap tidak rusak.
Kreteria penilaian:
Item Kondisi Spesifikasi
Katup standard 93,3 sampai 122,7 kPa (0,95 sampai 1,25
(untuk cap baru) kgf/cm2, 13,5 sampai 17,8 psi)
Standard
minimum katup 78,5 kPa (0,80 kgf/cm2, 11,38 psi)
(cap bekas)
Jika tekanan maksimum di bawah tekanan spesifikasi
untuk katup standar minimum, ganti tutup radiator sub-
assembly.

Periksa Fin dari Tersumbat


1. Bila sirip tersumbat, cuci dengan air atau uap
pembersih, dan keringkan dengan kompresor udara.
PERHATIAN:
 Bila jarak antara steam cleaner dan core
terlalu dekat, ada kemungkinan merusakkan
sirip. Maka, jaga jarak penginjeksian.
Tekanan Injeksi Jarak Injeksi
kPa (kgf/cm2, psi) mm (in.)
2,942 sampai 4,903
(30 sampai 50, 427 sampai 300 (11,811)
711)
4,903 sampai 7,845
(50 sampai 80, 711 sampai 500 (19.685)
1,138)

 Bila sirip bengkok, luruskan menggunakan obeng atau tang.


 Jangan membiarkan komponen elektronik ke air

KEBOCORAN CAIRAN PENDINGIN MESIN


1. Lepas tutup radiator.
PERHATIAN:
Untuk mencegah bahaya panas, jangan membuka
tutup radiator selagi mesin dan radiator masih
panas. Cairan dan uap panas dapat menyemprot
keluar di bawah tekanan. Ekspansi panas dapat
menyebabkan cairan pendingin mesin yang panas
dan uap menyembur ke luar dari radiator.
2. Isi radiator dengan cairan pendingin mesin dan
pasang radiator cap tester.
3. Panaskan mesin.
4. Pompa sampai 137 kPa (1.4 kgf/cm2, 17,1 psi),
kemudian periksa bahwa tekanan tidak turun. Jika
tekanannya turun, periksa kebocoran selang,
radiator dan water pump. Jika tidak terdapat tanda
kebocoran eksternal cairan pendingin mesin, periksa
inti heater, blok silinder dan cylinder head.
5. Pasang kembali tutup radiator

V-BELT/ FAN BELT dan ALTERNATOR


1. Periksa secara visual bahwa V-ribbed belt tidak terlalu aus atau berserabut.
 Jika ditemukan kecacatan apapun, ganti V-ribbed belt.
 Keretakan belt pada bagian sisi rusuk bisa saja terjadi.
 Jika ditemukan kecacatan apapun, ganti V-ribbed belt.
2. Periksa apakah V-ribbed belt bersesuaian dengan sempurna dalam alur rusuknya
PETUNJUK:
Periksa dengan tangan Anda bahwa V-ribbed belt tidak selip keluar dari alur bagian bawah puli.

3. Periksalah tegangan tali kipas menggunakan tension Belt Gauge, ukurlah kekendorannya.
Kekendoran tali kipas antara 3 mm – 6 mm dengan tekanan 10 Kg

Jika kekendorannya melebihi batas, atur kembali kekendorannya didalambatas normal dengan
mengencangkannya pada bagian alternator.

PEMBERSIHAN / PENGGANTIAN SARINGAN UDARA JENIS KERING


 Lepas saringan udara
 Periksa kondisi saringan udara. Jika kotor sekali harus diganti baru
 Pembersihan saringan udara :

a) Ketok beberapa kali

b) Semprot udara dari dalam


dengan pistol udara
Kadang-kadang saringan udara basah oleh oli. Oli itu berasal dari sistem ventilasi karter. Bersihkan sistem
tersebut dan kontrol :
1. Permukaan batas oli motor ( mungkin terlalu tinggi )
2. Kerapatan cincin-cincin torak. Untuk ini buka tutup pengisi oli pada saat motor hidup. Jika banyak gas
yang keluar, cincin torak bocor, akibatnya gas tersebut dapat membawa oli mesin sampai saringan
udara.

PEMERIKSAAN KATUP PCV


1. Lepas katup PCV dari Tutup Kepala Silinder
2. Kocoklah beberapa kali sampai katup bola
bergerak bebas (Berbunyi klik-klik)
3. Tiuplah pada selang yang terhubung dengan
Intake Manifold ke katup PCV. Jika katup PCV
baik maka saat meniup, udara akan terhambat
(terasa tersumbat)
4. Sedotlah pada selang yang terhubung dengan
Intake Manifold ke katup PCV. Jika katup PCV
baik maka saat disedot, tidak terjadi hambatan.
5. Periksalah katup PCV dari lapisan Oli mesin
yang menempel

MEMBACA DATA MESIN MENGGUNAKAN SCAN TOOLS


Scan Tools Car Brain
1. Rakitlah terlebih dahulu unit Car Brain dengan langkah:
a. Pilihlah konektor DLC sesuai jumlah terminal yang ada di Mesin (Toyota menggunakan OBD 2
16 Pin)
b. Sambungkan Konektor DLC dengan kabel perantara dan Combobox (Kotak hitam merah pada
unit cat Brain)
c. Setelah tersambung, posisikn kunci kontak pada posisi IG/ ON, kemudian lihat lampu Power
(warna merah) pada combobox harus menyala.
d. Rakitlah unit bluetooth car brain dengan menghubungkan kabel Usb (warna putih) ke unit
bluetooth dan ke laptop. Setelah terhubung, pastikan unit bluetooth meyala biru tanpa berkedip.
Jika tidak menggunakan bluetooth, bisa langsung menghubungkan kabel Usu ke unit combobox
dan laptop samai lampu hijau pada combobox menyala.
2. Pilihlah aplikasi cat brain, kemudian pilih tulisan “Scan”
3. Kemudian pilih Merk/ produsen pembuat mobil, untuk engne Stand avanza, menggunakan produsen
“Daihatsu”
4. Kemudian pilih tipe ECU yang akan di Scan (mesin, ABS,All)
5. Kemudian pilih tipe mesin
6. Dimenu terakhir, akan muncul menu:
 Read Trouble Code, membaca kode kerusakan pada ECU
 Clear Trouble Code, menghapus memori kode kerusakan yang disimpan oleh ECU
 Read Data Stream, membaca seluruh informasi yang dibaca oleh CU (Informasi kinerja sensor,
aktuator, kecepatan putar mesin dan pemajuan pengapian)
7. Setelah selesai menggunakan car brain, pilih menu exit atau tanda x di pojok kanan atas layar untuk
menutup aplikasi
8. Kemudian posisikan kunci kontak ke posisi “OFF”, lepas dan rapikan kembali perlengkapan cat
brain dan letakkan kembali ditempatnya semula.

Scan Tools Lauch X431 Pro


1. Pasanglah unit bluetooth OBD 2 16 pin ke konektor DLC pada mesin/ mobil (terletak di bawah
kemudi, didekat unit AC)
2. Posisikan kunci kontak posisi IG/ ON, kemudian pastikan lampu berwarna biru pada unit bluetooth
menyala
3. Pilihlah aplikasi launch x431 pro pada tablet/ android
4. Pilihlah menu OBD2
5. Kemudian pilih merek produsen pembuat mobil (Jik tidak muncul, terlebih dahulu harus memilih
benua letak produsen mobil, setelah itu baru pilih Merek produsen mobil)
6. Pilih versi program Scan tools, kemudian pilih confirm (tombol di pojok kanan bawah layar tablet)
7. Pastikan bluetooth dan tablet terkoneksi, jika muncul bluetooth tidak terkoneksi ke tablet,restart
tablet terlebih dahulu, kemudian ulang kembali langkah nomor 3 sampai 6
8. Pilih menu mencari versi ECU, bisa menggunakan pilihan Automatically Search (mencari versi ECU
secara otomatis) atau pilihan Manually Search (memilih versi ECU secara manual berdasarkan jenis
mobil (avanza, Rush, dsb))
9. Kemudian akan muncul menu “quick Test”, pilih menu tersebut, kemudian tunggu sampai Scan tol
berhenti membaca seluruh ECU yang ada di mobil
10. Kemudian pilih engine (EFI/ Fuel sistem) untuk masuk ke ECU Mesin
11. Kemudian akan muncul menu:
 Read Trouble Code, membaca kode kerusakan pada ECU
 Clear Trouble Code, menghapus memori kode kerusakan yang disimpan oleh ECU
 Read Data Stream, membaca seluruh informasi yang dibaca oleh CU (Informasi kinerja sensor,
aktuator, kecepatan putar mesin dan pemajuan pengapian)
12. Setelah selesai menggunakan launch x431 pro, tutuplah aplikasi, kemudian posisikan kunci kontak
pada posisi ”OFF”.
13. Lepas unit bluetooth dari konektor DLC, bersihkan dan kembalikan unit lauch x431 pro ketempatnya
semula

DAFTAR DIAGNOSTIC TROUBLE CODE K3-VE


PETUNJUK:
 Daftar parameter dalam bagan di bawah ini mungkin tidak sama persis seperti yang Anda baca
karena beberapa faktor seperti tipe instrumen.
Jika DTC (Diagnostic Trouble Codes) ditampilkan selama pemeriksaan DTC, periksa sirkuit untuk
DTC yang terdaftar dalam tabel di bawah ini. Untuk perincian setiap DTC, silakan melihat pada
halaman yang ditunjukkan.
 Nama part/komponen dalam Area Trouble dan Item Deteksi adakalanya berbeda.

Bagan Diagnostic Trouble Code K3-VE 


Kode
Item deteksi Area Gangguan MIL *1 Memori
DTC
- Open atau short circuit dalam sensor tekanan
Sirkuit Tekanan Absolute
absolute manifold DTC
P0105/31 Manifold / Tekanan Menyala
- Sensor tekanan absolut manifold disimpan
Barometric
- ECM
P0110/43 Sirkuit Intake Air - Open atau short di sirkuit sensor temperatur udara Menyala DTC
Temperature Malfungsi intake disimpan
- Sensor temperatur udara masuk
- ECM
- Open atau short circuit dalam sensor temperatur
Sirkuit Temperatur Cairan cairan pendingin mesin DTC
P0115/42 Menyala
Pendingin Mesin - Sensor temperatur cairan pendingin mesin disimpan
- ECM
Malfungsi Sirkuit Sensor - Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
DTC
P0120/41 Posisi Pedal Throttle / - Sensor posisi throttle Menyala
disimpan
Switch "A" - ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor heated oxygen
(sensor 1)
Sirkuit Sensor Oksigen DTC
P0130/21 - Sensor heated oxygen (sensor 1) Menyala
(Bank 1 Sensor 1) disimpan
- Heater sensor heated oxygen (sensor 1)
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit heater dari sensor
Sirkuit Heater Sensor O2 heated oxygen (sensor 1) DTC
P0135/23 Menyala
(Bank 1 Sensor 1) - Sensor heated oxygen (sensor 1) disimpan
- ECM
- Sistem induksi udara
- Injektor tersumbat
- Sensor tekanan absolut manifold
- Sensor temperatur cairan pendingin mesin
Sistem Terlalu Kurus - Tekanan bahan bakar
DTC
P0171/25 (Malfungsi A/F Kurus, - Kebocoran gas pada sistem exhaust Menyala
disimpan
Bank 1) - Open atau short dalam sirkuit sensor heated oxygen
(sensor 1)
- Sensor heated oxygen (sensor 1)
- Selang ventilasi
- ECM
- Injektor bocor atau tersumbat
- Sensor tekanan absolut manifold
- Sensor temperatur cairan pendingin mesin
- Sistem pengapian
Sistem Terlalu Gemuk
- Tekanan bahan bakar DTC
P0172/26 (Malfungsi A/F Gemuk, Menyala
- Kebocoran gas pada sistem exhaust disimpan
Bank 1)
- Open atau short dalam sirkuit sensor heated oxygen
(sensor 1)
- Sensor heated oxygen (sensor 1)
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor knock
DTC
P0325/18 Sirkuit Sensor Knock 1 - Knock sensor (kendor atau under-torqued) Menyala
disimpan
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi
crankshaft
Malfungsi Sirkuit "A" DTC
P0335/13 - Sensor posisi crankshaft Menyala
Sensor Posisi Crankshaft disimpan
- Plat sensor posisi crankshaft No.1
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi
Sirkuit Sensor Posisi camshaft
DTC
P0340/14 Camshaft "A" (Bank 1 atau - Sensor posisi camshaft Menyala
disimpan
Single Sensor) - Camshaft (timing rotor)
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit IG (1 sampai 4)
Koil Pengapian "A" DTC
P0350/16 - Koil pengapian assembly No. 1 sampai No. 4 Menyala
Utama / Sirkuit Sekunder disimpan
- ECM
Malfungsi pada Sirkuit - Open atau short pada sirkuit vacuum switching
Purge Control Valve Sistem valve (EVAP). DTC
P0443/76 Menyala
Evaporative Emission - Vacuum switching valve (EVAP) disimpan
Control - ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor kecepatan
Sensor Kecepatan DTC
P0500/52 - Sirkuit speedometer (Meter kombinasi) Menyala
Kendaraan disimpan
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit katup Idle Speed
Sistem kontrol Idle Control (ISC) DTC
P0505/71 Menyala
Malfungsi - Katup ISC macet pada posisi terbuka atau tertutup disimpan
- ECM
Sensor VVT / Range - Sistem mekanikal (rantai timing loncat gigi, rantai
Sirkuit sensor Posisi telah memanjang) DTC
P1346/75 Menyala
Camshaft / Problem - Timing katup disimpan
Performance (Bank 1) - ECM
- Open atau short dalam sirkuit camshaft timing oil
control valve
- Timing katup
Malfungsi pada Sistem DTC
P1349/73 - Katup kontrol timing oli camshaft Menyala
VVT (Bank 1) disimpan
- Filter camshaft timing oil control valve
- Camshaft timing sprocket assembly
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sinyal starter
DTC
P1510/54 Sirkuit Sinyal Starter - Open atau short dalam sirkuit speedometer Menyala
disimpan
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
- Sensor posisi throttle
- Short dalam sirkuit switch kontrol cooler (dengan
heater)
Sirkuit Switch A/C - Switch kontrol cooler assembly (dengan heater)
P1520/51 - -
Malfungsi - Short dalam sirkuit switch kontrol temperatur A/C
(tanpa heater)
- Switch kontrol temperatur A/C (menyatu dengan
switch kontrol heater assembly) (tanpa heater)
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit thermistor cooler No.
Sistem Sinyal Sensor
1 DTC
P1530/44 Temperatur Evaporator Air -
- Thermistor cooler No.1 disimpan
Conditioner
- ECM
P1600/83 Malfungsi pada Sirkuit DTC
- ECM -
*2 Sinyal Immobiliser disimpan
- Sistem engine immobiliser
- ECU kunci transponder assembly (ECU
P1601/81 Malfungsi Sinyal Immobiliser ) DTC
-
*2 Immobiliser - Open atau short dalam line komunikasi (wire disimpan
harness atau konektor)
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit camshaft timing oil
Malfungsi pada Sikuit OCV control valve DTC
P1656/74 Menyala
(Bank 1) - Katup kontrol timing oli camshaft disimpan
- ECM
PETUNJUK:
 *1:"Menyala" berarti bahwa MIL (Malfunction Indicator Lamp) menyala saat terjadi trouble. "-"
berarti bahwa MIL tidak menyala saat terjadi trouble. Pada saat memastikan penyimpanan DTC,
MIL berkedip-kedip.
 *2: Dengan sistem engine immobilizer

Menggunakan QroTech 4 Gas Analyzer


1. Rakitlah terlebih dahulu unit sensor gas analyzer, pastikan kedua buah saringan kering pada unit
sensor gas analyzer bersih dari air
2. Masukkan sensor gas analyzer ke lubang knalpot, pastikan menempel kuat pada knalpot
3. Pastikan mobil dan kondisi tempat pengukuran sesuai dengan kondisi:
a. Kendaraan diparkir di tempat datar
b. Pipa Knalpot tidak bocor
c. Temperatur mesin pada temperatur kerja
d. Seluruh asesoris mobil dalam keadaan mati
e. Temperatur tempat pengukuran antara 20OC – 35OC
(Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2006 tentang ambang batas
emisi gas buang kendaraan bermotor lama)
4. Hdupkan gas analyzer dan pastikan gas analyzer sudah terkalibrasi, dengan tanda gas anlyzer
menampilkan tulisan “Ready”
5. Kemudian tekanlah tombol “Ent/ Meas” untuk memulai pengukuran
Naikkan putaran mesin hingga mencapai 2900 – 3100 rpm dan tahan selama 1 menit, kemudian
kembalikan putaran mesin ke posisi ide antara 600 – 1000 rpm. (Berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan
bermotor lama)
6. Tunggulah selama 20 detik supaya gas analyzer membaca dengan benar emisi gas yang keluar,
kemudian tekan tombol “Hold” untuk menahan nilai pembacaan yang dibaca oleh gas analyzer
7. Dilayar Gas Analyzer ditampilkan:
a. Nilai HC : adalah Hidrocarbon (Bensin) yang tidak terbakar saat proses pembakaran terjadi
yang terbuang keluar melalui knalpot
b. Nilai CO : adalah Carbon monoksida yang terjadi akibat kurangnya pasokan oksigen saat proses
pembakaran terjadi
c. Nilai Lambda (λ) ; adalah nilai perbandingan antara jumlah campuran bahan bakar dengan udara
yang terjadi (kenyataan di mesin) dibandingkan dengan jumlah campuran bahan bakar dan
udara teori (Ideal).
 Lambda (λ) = 1, maka campuran ideal
 Lambda (λ) < 1, maka campuran bahan bakar dengan udara pada mesin terlalu kaya
(kebanyakan bensin atau kekurangan udara)
 Lambda (λ) > 1, maka maka campuran bahan bakar dengan udara pada mesin terlalu kaya
(kebanyakan udara atau kekurangan bensin)
d. Nilai AFR : Air Fuel ratio adalah perbandingan jumlah bahan bakar dengan udara yang terjadi
di mesin, selalu berhubungan langsung dengan Lambda (λ), jumlah HC dan CO.
8. Untuk mendapatkan print out hasil pembacaan, tekan kembali tombol”Ahold” sebanyak 2 kali,
sampai di layar gas analyzer muncul tulisan “print”
9. Setelah pengukuran, tekan tombol “sel” untuk keluar mode pengukuran, kemudian tekantombol
“purge” dan tunggulah sampai gas analyzer muncul tulisan “Ready”
10. Untuk mengkalibrasi ulang alat ukur gas analyzer, setelah di”purge”, tekanlah tombol “zero” dan
tunggulah sampai gas analyzer menampilkan “ready”
11. Bersihkan kembali 2 buah saringan kering pada sensor (selang) gas analyzer sebelum melakukan
pengukuran selanjutnya.
12. Setelah penggunaan, bersihkan dan rapikan kembali gas analyzer, kemudian letakkan di tempat
semula.
Untuk menyimpulkan kondisi mesin setelah di tune-Up, maka bandingkanlah hasil dari
pembacaan scantools dan gas analyzer dengan keadaan starndarnya.

Nilai standar emisi gas buang Kendaraan bermotor di Indonesia Tipe M1 (angkutan penumpang
dengan 6-8 kursi)

(Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2009 tentang ambang batas emisi gas
buang kendaraan bermotor baru)

(Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas
buang kendaraan bermotor lama)

Anda mungkin juga menyukai