Propasal Rati Apriani
Propasal Rati Apriani
PROPOSAL PENELITIAN
Dianjurkan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan
1
2
LEMBAR PERSETUJUAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
dukungan dari berbagai pihak baik secara moril ataupun materil. Penulis ingin
dan membantu penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini yaitu, kepada:
Kencana.
Kencana Bandung.
I yang telah memberikan motivasi, saran dan arahan kepada penulis selama
ii
7. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Keperawatan Universitas
Melani Bangun,) yang telah memberikan dukungan dan do’a yang tiada
penelitian ini.
sempurna. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
iv
2.1.2 Klasifikasi Lansia................................................... 12
v
2.3.10 Alat Ukur Kecemasan ......................................... 36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 47
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR BAGAN
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Joanna Briggs Institute (JBI) cheklist for cross sectional studies
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
meningkat sangat cepat pada tahun 2020, diprediksi jumlah lansia sudah
menyamai jumlah balita, karena menurut data WHO sebelas persen dari 6,9
milyar penduduk dunia adalah lansia. Lansia adalah salah satu kelompok yang
diperkirakan sekitar 500 juta orang dengan usia rata-rata 60 tahun dan akan
bahwa lansia adalah yang dimana seseorang berusia lebih dari 60 tahun
(Dewi,2014).
atau perubahan yang terjadi pada kondisi fisik, psikologis, maupun sosial
dalam berinteraksi dengan orang lain. Antara tahun 2015-2050, lansia yang
diatas 60 tahun diperkirakan hampir dua kali lipat yang sekitar 12% menjadi
22% (WHO,2017).
maka semakin rentan terjadi berbagai keluhan fisik contohnya seperti lansia,
baik karena faktor alamiah karena penurunan daya tahan fisik ataupun karena
karena dianggap sudah tidak produktif dan hidupnya harus ditopang dengan
generasi yang lebih muda. Serta secara sosial, lansia sering di presepsikan
ssecara negatif, dan sering dipandang tidak banyak memberikan manfaat bagi
keluarga dan masyarakat. Keluhan kesehatan yang paling tinggi yaitu keluhan
dari penyakit yang merupakan penyakit yang tidak menular, kronik, yang
bersifat degeneratif.
tidak menular yang berlangsung kronis karena adanya penurunan fungsi organ
yang terjadi pada organ tubuh akibat proses penuaan. Salah satu penyakit
degeneratif adalah hipertensi, penyakit ini menjadi masalah yang besar bagi
tekanan darah tinggi yaitu dimana tekanan darah melebihi batas normal dan
yang berhubungan dengan lansia adalah salah satunya terjadi pada sistem
kerja jantung memompa lebih cepat untuk memenuhi nutrisi sehingga terjadi
tubuh yang terjadi pada lansia, dan lansia akan mengalami penyempitan
2
pembuluh darah dan akan berpengaruh terhadap peningkatan kerja jantung.
Selain itu pada lansia tekanan darah juga bisa berubah karna gaya hidup
Hipertensi atau biasa disebut dengan tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas batas normal yaitu
120/80 mmHg, dan batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang
dari 130/85 mmHg. Apabila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg
seperti serangan jantung, gagal jantung, yang dimana pada tahun 2016
penyakit jantung dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama yang
1,13 miliar orang di dunia mendetita penyakit hipertensi, yang dimana artinya
di perkirakan ada 9,4 juta orang yang meninggal akibat hipertensi. Menurut
perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas (pola makan), aktivitas fisik.
tahun, umur 45-55 tahun (45,3%), dan 55-64 tahun ke atas (55,2%)
tekanan darah yaitu dari (25.8%) tahun 2013 menjadi (34,1%) pada tahun
3
2018. Menurut data Riskesdas (2013) terdapat beberapa penyakit yang sering
organ yang mendapat suplai darah dari arteri sehingga bisa menyebabkan
cepat (Triyanto, 2014). Menurut (Das, 2010 dikutip dalam Sujatha &
Oleh karena itu penyakit hipertensi tidak hanya berpengaruh terhadap fisik
penderita hipetensi, prinsip yang dianjurkan adalah dengan cara gizi harus
makanan rendah lemak jenuh. Faktor usia adalah salah satu faktor risiko
usia maka semakin besar risiko terjadinya hipertensi. Hal tersebut tersebut
4
berkurang sehingga meningkatkan tekanan darah. Faktor genetik adalah salah
satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang tidak bisa diubah. Resiko terkena
hipertensi akan lebih tinggi dan lebih mudah terjadi pada orang dengan
keluarga yang punya riwayat hipertensi. Faktor jenis kelamin yaitu salah satu
. karena adanya dugaan laki-laki banyak memiliki gaya hidup yang kurang
hidup juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan lansia, jika gaya hidup
yang dimana akan terjadi kondisi emosional yang tidak stabil juga dapat
sel karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ,
dapat menimbulkan masalah yang cukup komplek baik itu fisik maupun
psikologis, dan yang paling banyak yang terjadi pada lansia adalah seperti
kesepian, stres, depresi, dan kecemasan. Stres merupakan suatu pristiwa atau
5
Richard (2010). Depresi merupakan penyakit yang ditandai dengan perasaan
sedih terus menerus dan kehilangan minat dalam segala kegiatan yang
yang akan dipersepsikan oleh manusia sebagai suatu ancaman tantangan yang
itu salah satunya yaitu psikologis (fisik) dimana fisik sering terganggu
(muncul penyakit) dan akan memberi efek yang nyata sebagai presipitasi
masalah psikiologis pada lansia, dimana lansia merasa takut dan cemas akan
fisik. (Subekti,2015). Penelitian oleh Kretchy et al., 2014 dan Liao et al., 2014
adalah adanya penyakit kronis yang mengidap seseorang, salah satu contohnya
seperti penyakit Hipertensi. Penyakit ini rawan terjadi pada lansia karena
adanya penurunan fungsi organ, oleh sebab itu lansia akan merasakan cemas
berbagai stresor itu salah satunya yaitu psikologis (fisik) dimana fisik
6
seringterganggu (muncul penyakit) dan akan memberi efek yang nyata sebagai
sehingga seseorang masuk dalam kondisi perhatian yang selektif tetapi tetap
dapat melakukan suatu hal tertentu dengan lebih terarah. Tingkatan kecemasan
sesuatu yang lebih terperinci, spesifik serta tidak dapat berpikir tentang perihal
lain. dan rasa tidak tentram dari dalam diri maupun dari luar diri yang
dinamakan kecemasan.
terutama bagi lansia. Oleh sebab itu penanganan hipertensi harus dilakukan
secara optimal, tepat, dan efisien. Kondisi lansia yang mengalami hepertensi
dapat membaik dan dapat stabil kembali, akan tetapi faktor-faktor psikologis
dan ditambah lagi dengan keterbatasan fisik yang dialami lansia membuat
7
kembali sangatlah sedikit, hal seperti inilah pada akhirnya yang menyebabkan
seperti stroke,gagal jantung, dan gagal ginjal dan jika tidak ditangani dengan
peneliti pada tanggal 9 April tahun 2016 di desa Banjarejo diketahui jumlah
orang.
kerena banyak lansia yang menderita hipertensi, hal itu bisa dilihat dari data
dapat menyebabkan dampak buruk hingga bisa berdampak fatal jika tidak
8
ditangani. Meskipun hipertensi tidak dapat kembali sembuh seperti normal,
hipertensi masih bisa distabilkan. Maka dari itu perlu ditekan untuk
menurunkan keparahan dari hipertensi, salah satu caranya yaitu menekan atau
psikologis yaitu rasa cemas. Akibat dari cemas pada lansia dengan hipertensi
jika tidak ditangani akan meningkatkan curah jantung dan resistensi pembuluh
darah perifer, maka akan menstimulasi kerja saraf simpatis, dan akan terjadi
meningkat, dan ketika denyut jantung meningkat maka tekanan darah juga ikut
komplikasi penyakit seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal, serta kematian
akibat tekanan darah yang tinggi. Sehingga perlu dikaji tingkat cemas pada
cemas, karena dari kesekian faktor psikologis masih bisa di tangani dengan
hidup, yang dimana jika seseorang sudah terkena hipertensi tidak dapat
hipertensi melakukan pola hidup baik, nutrisinya baik, tetapi jika lansia terus-
menerus cemas dengan penyakit yang dideritanya maka akan terus memicu
9
penyakit komplikasi dari hipertensi seperti stoke, gagal jantung dan bisa
pada lansia
Hasil literature review ini bisa digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan
Diharapkan hasil dari literature review ini dapat menjadi data dasar
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan perubahan fisik, psikologis, sosial dan saling berhubungan satu dengan
yang lain, sehingga lansia akan mengalami masalah fisik, psikologis, dan jiwa
fungsi normalnya, oleh sebab itu tidak akan dapat bertahan terhadap jejas
lansia di dunia saat ini diperkirakan sekitar 500 juta orang dengan usia rata-
12
rata 60 tahun dan akan meningkat ditahun 2025 menjadi 1,2 miliyar)
(Allender,Rector,dan Warner,2014).
5. Lansia sangat tua (very old), kelompok usia lebih dari 90 tahun.
penyebabj stres dari luar, seperti radiasi atau bahan –bahan kimiawi, kedua
a. Psikologis
13
Dari aspek psikologis di kenal isu yang erat hubungannya dengan lansia dari teori
yang timbulnya depresi, gangguan kognitif, stres dan koping, serta komponyg h en
yang berperan adalah penyesuaian diri yang terdiri dari pembelajaran, memory,
b. Biologis
Manusia semakin lama dan semakin tua dan proses penuaannya bukan karna
c. Sosial
lingkungan aman dan bebas dari penyakit maka akan meningkatkan status
kesehatan.
e. Stres
perubahan diri seseorang, tidak hanya perubahan fifik saja, tetapi juga
a. Perubahan Fisik
14
sangat sulit mengerti kata-kata. 50% terjadi pada usia diatas umur 65
tahun.
sinar, karna kornea lansia lebih terbentuk spesies, lensa juga lebih
b. Perubahan mental
c. Perubahan psikososial
d. Perubahan psikologis
15
Perubahan psikologis yang dialami lansia adalah mengenai sikap
mereka dalam menghadapi proses menua yang mereka alami. Pada lansia
sudah lanjut usia, mereka juga seringkali dianggap terlalu lamban dan
reaksi mereka juga dianggap lamban serta bertindak dan berpikir yang
menurun, akibat dari daya ingat lansia menurun dan dan lupa sampai pikun
lansia yaitu: kognisi, moral dan konsep diri. Kognisi adalah proses input
termasuk komponen dari emosional dari perilaku lansia itu sendiri sebagai
gambaran dari perasaanya di masa lampau. Dan penuaan tidak selalu dapat
tidak dianggap, oleh sebab itu lansia menjadi pendiam dan menarik diri,
psikososial.
16
Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya
di seluruh Dunia, karena hipertensi merupakan salah satu faktor utama, yang
gagal jantung, yang dimana pada tahun 2016 penyakit jantung dan stroke
Hipertensi merupakan gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah dan
ini sering terjadi pada lansia, dengan keadaan dimana tekanan darah sistolik
berada diatas 150 MmHg dan tekanan darah diastoliknya lebih dari 90 MmHg,
Tetapi tekanan darah sistolik 150-155 masih dikatakan normal pada lansia
(Sudarta,2013)
(Smeltzer, et, al. 2012) terdapat empat derajat klasifikasi tekanan darah
17
Kategori Sistol Diastol
a. Hipertensi primer
hipertensi ini memiliki penyebab yang belum diketahui. Penyebab yang belum
jelas atau belum diketahui tersebut sering dihubungkan dengan faktor gaya
hidup yang kurang sehat. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang paling
b. Hipertensi sekunder
lain seperti penyakit ginjal, kelainan hormonal, atau penggunaan obat tertentu
18
(Bumi 2017). Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri , jantung, atau
sekunder, yaitu hipertensi akibat penyebab yang jelas seperti penyakit ginjal
atau penyakit endokrin. Contohnya obesitas pada dada dan perut , intoleransi
glukosa , wajah bulat seperti bulan , punuk kerbau. Penyakit tiroid dan
tanda yang khas. Besar perut mungkin mengidikasikan stenosis arteri renalis
2014) :
: (Aspiani, 2014).
1. Genetik
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi
19
meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–
3) Diet
volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
5. Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup
waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama
20
pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan darah pasien
dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar
b. Hipertensi sekunder
stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
belakang dan didada, otot lemah, terjadi pembengkakan pada kaki dan
terletak pada pusat vasomotor pada medulla di otak. Dari vasomotor tersebut
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar
kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
22
mensekresi kortisol dan steroid linnya, yang dapat memperkuat respon
menyebabkan adanya sutu vasokontriktor yang kuat. Hal ini merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravaskuler. Semua faktor
dan fungsi pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan arteri besar berkurang
ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-
memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
23
utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)
dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah
hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal Untuk mengatur
faktor risiko. Pada kejadian hipertensi, faktor risiko dibagi menjadi dua
kelompok yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang
dapat diubah. (Bumi, 2017) Faktor risiko kejadian hipertensi yang tidak dapat
diubah terdiri dari usia, jenis kelamin, dan keturunan (genetik) (Bumi, 2017).
a. Usia
24
Usia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang
semakin besar pula risiko terjadinya hipertensi. Hal tersebut disebabkan oleh
kecenderungan bahwa pria dengan usia dari 45 tahun lebih rentan mengalami
b. Merokok
berbagai zat berbahaya seperti Nikotin misalnya ,zat ini dapat diserap oleh
termasuk otak . Akibatnya otak akan berekasi dengan memberikan sinyal pada
jantung untuk bekerja lebih berat sehingga bisa terjadi stroke. Selain itu,
merupakan protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah yang
25
berfungsi mengangkut oksigen. Dalam hal ini karbonmonoksida menggantikan
memasukkan oksigen yang cukup dalam organ dan jaringan tubuh. Hal inilah
c. Keturunan
terjadinya hipertensi yang tidak dapat diubah. Risiko terkena hipertensi akan
lebih tinggi pada orang dengan keluarga dekat yang memiliki riwayat
d. Jenis kelamin
yang tidak dapat diubah. Dalam hal ini, pria cenderung lebih banyak
adanya dugaan bahwa pria memiliki gaya hidup yang kurang sehat jika
disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang dialami wanita yang telah
menopause.
` e. Psikologis
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat di rubah
1) Umur
2) Jenis Kelamin
3) Genetik
Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi
6) Dyslipidemia
7) Stress
2.2.9 Penatalaksanaan
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam
(Aspiani, 2014)
1. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat efektif
menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
Terapi farmakologis
28
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran
pembuluh darah.
2.2.10 Komplikasi
2014)
29
hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran
Cemas merupakan suatu stresor atau pencetus stres sebagai stimulus yang
itu salah satunya yaitu psikologis (fisik) dimana fisik sering terganggu
(muncul penyakit) dan akan memberi efek yang nyata sebagai presipitasi
terjadi dalam kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
30
psikologi. Salah satu dampak psikologis yaitu ansietas atau kecemasan
(Sutejo, 2018).
pada aspek bahaya – bahaya dari luar seperti misalnya melihat atau
yang salah.
2. 3.3 Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Biologi
yang melibatkan struktur anatomi dalam otak. Dan aspek biologis ini yang
Psikologis
31
Stuart & Laraia (2005) yang dikutip dalam Donsu (2017)
Sosial Budaya
Menurut Sutejo (2018), tanda dan gejala pasien dengan ansietas adalah
cemas, khawatir, firaat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah
tersinggung, pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut,
pasien mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang,
32
Tingkatan kecemasan dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkatan
tetapi tetap dapat melakukan suatu hal tertentu dengan lebih terarah.
tidak dapat berpikir tentang perihal lain serta akan memerlukan banyak
lain.
kepribadian.
33
Blacburn & Davidson (dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka
& Rini Risnawita, S, 2014: 145- 146) menyatakan terdapat dua faktor yang
yang buruk akan terjadi pada dirinya. Individu mengalami kecemasan serta
permaslaahannya.
inspirasi.
d. Status Kesehatan
e. Faktor Pekerjaan
ini kesehatan jiwa yaitu kecemasan. Yang dimana seseorang akan merasa
34
seperti hipertensi yang diderita seseorang penyakit ini tidak hanya
Digambarkan oleh Stuart & Laraia (2005), yang dikutip dalam Donsu
ekstra untuk mempertahankan diri. Faktor pencetus ini bisa dari internal
1) Biologi ( fisik )
terganggu secara fisik oleh penyakit maupun secara fungsional berupa aktifitas
sehari-hari yang menurun. Menurut Stuart & Laraia (2005) oleh Donsu (2017)
2) Psikologis
perceraian, dilema etik, pindah kerja sedangkan ancaman internal yang terkait
35
seperti gangguan hubungan interpersonal dalam rumah tangga, menerima
peran yang baru dalam berkeluarga sebagai istri, suami atau sebagai ibu baru.
3) Sosial Budaya
ekonomi yang kuat akan susah mengalami stress dibandingkan dengan orang
yang mempunyai status ekonomi yang rendah. Secara tidak langsung akan
BAB atau Diare, Ketegangan otot Sakit kepala, serta merasa tidak berdaya
lain :
marah.
2. Simtom kognitif
36
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan
masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau
belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa
cemas.
3. Simtom motorik
alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang
antara lain :
37
a. Visual Analoge Scale for Anxiety (VAS-A)
38
Pasien diminta menyatakan menggambarkan seberapa besar
tidak cemas, 1-3 cemas ringan, 4-6 cemas sedang, 7-9 cemas
2014).
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
peneliti dan praktisi (Okoli & Schabram, Ring, Ritchie, Mandara & Jepson,
2011). Systematic review adalah ringkasan hasil dari banyak penelitian yang
memakai metode kuantitatif (Melnyk & Fineout, 2011). Penelitian ini akan
lansia.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
serta objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang akan
(Sugiyono,2016). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu
40
variabel independen (bebas) dan variable dependen (terikat). Variabel
kecemasan.
(Sugiyono, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jurnal yang
3.3.2 Sampel
41
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
dalam penelitian ini adalah jurnal hasil penelitian dengan topik hubungan
(Sugiyono,2016).
adalah Non Probability Sampling yang dimana teknik ini memberi peluang
atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
(Nursalam, 2017). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :
42
1) Jurnal harus merupakan riset asli yang telah dipublikasikan dalam
dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti dan tidak layak menjadi sampel
penelitian (Nursalam, 2017). Adapun kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah
dan Indonesia.
secara sistematis terhadap data yang diperoleh. Dalam Penelitian ini peneliti
43
Tabel 3.1 PRISMA Flow Diagram
Masalah penelitian adalah suatu hal yang sangat penting karna akan
Kata kunci yang digunakan dalam mencari data pada penelitian ini adalah
PUMED.
a. “...” digunakan untuk mencari frase kata-kata dalam urutan yang sama.
c. # digunakan sebagai pengganti nol, yaitu satu karakter atau lebih di tengah
kata.
hampir sama.
dahulu.
46
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan AND dalam melakukan
5. Metode citation style yang biasa digunakan (ex: APA style, AMA style,
Association) style.
full text, diterbitkan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, dan
original article.
pendekatan rancangan cheklist for cross sectional studies yang harus diisi oleh
peneliti dengan memberi tanda ceklis sesuai atau tidaknya dengan jurnal yang
sehingga dapat memisahkan antara atrtikel yang relevan dan artikel yang
kegiatan dalam penelitian yang melibatkan pihak peneliti dan pihak diteliti
47
(subjek penelitian) serta masyarakat yang memperoleh dampak
3.6.1 Palgiarisme
sampai akhir dari penelitian yang dijalankan, karena hal ini tidak menghargai
hak cipta yang dimiliki orang lain(Nursalam,2017). Dalam penelitian ini peneliti
tidak menjiplak hasil karya orang lain dalam setiap pengambilan kutipan,
Dalam proses ini peneliti tidak boleh melakukan pemalsuan data untuk
didapat. Hasil analisa data yang dibuat berdasarkan hasil penelitian dari
penelitian.
3.6.3 Misconduct
48
Penelitian ini tidak melakukan penipuan, penelitian harus dilakukan
sesuai dengan hasil yang ditemukan baik bersumber dari jurnal ataupun
buku.
3.7.1 Lokasi
Data penelitian ini didapatkan dari hasil pencarian Pubmed dan Google
Scholar.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2020 hingga bulan Juni 2020.
Daftar Pustaka
Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D.(2014). Comunity dan public health
nursing promoting the public’s health (8th Ed.). Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins.
Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans Info Media.
Bloch, M. J. 2016. Worldwide Prevalence of Hypertension Exceedes 1.3 Billion.
Journal of The American Society of Hypertension, 10 (10): 753-754.
Bumi,M. (2017). Berdamai Dengan Hipertensi. Cetakan 1. Jakarta Penerbit Buku
Bumi Medika.
Cabrera, A. J. 2015, Theoris Of Human Anging Of Molecules To Society. MOJ
Immunology. 2(2).00041.
Darmojo.2013. buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta. Balai
Penerbit FK UI.
Donsu. J.D. L., (2017). Psikologi Keperawatan. Ypgyakarta: Pustaka Baru Pres.
49
Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta; Deepublish.
Efendi &Makhfudli. (2013) Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika.
Ferri, F. F. 2017. Ferri’s Clinical Advisor 2017: 5 books in 1. Philadelphia: Elsevier,
Inc.
Femmy, P I. (2011). Prevalensi dan Determinan Hipertensi Di Posyandu Lansia
Wilayah Kecematan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2010.
Hardiyanis. 2014. Hubungan Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Di Poli
Penyakit Dalam Dan Poli Jantung Rsud Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh
Tahun 2014. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala
Healthy Tadulako Journal (adhar Arifuddin, A. Fahira Nur)
Heningsih. 2014. Gambaran Tingkat Ansietas Pada Lansia Di Panti Werdha Dharma
Bhakti Kasih Surakarta. Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Kusuma Husada, Surakarta.
Kholifah, S. N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik Jakarta:
Kemenkes RI Pusdik SDM Kesehatan
Kretchy et al.2014. Mental health in Hypertension: assesing symtoms of anxiety,
depression and stress on anti-hypertensive medication adherence.
International Journal of Mental Health Systems, Volume 8, Issue 25.
Diperoleh pada tanggal 16 januari 2015.
Liao et al. 2014. Prevalence and Related Risk Factors Of Hypertensive Patiens With
Co-Morbid Anxiety And/Or Depression In Community: A Cross Sectional
Study. Zhonghua Yi Xue ZaZhi,Volume 7; 94(1):62-6. Diperoleh pada tanggal
4 Februari 2015.
Melnyk, B. M., & Fineout-Overholt, E. (2011). Evidence-based practice in nursing
& healthcare: a guide to best practice (2nd ed). Philadelphia: Wolters
Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Richad. (2010). Coping with Stress In a Changing World. New York: McGraw-Hill
51
52
53
54
55
56