Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengukuran
Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang
dilakukan secara objektif. Melalui kegiatan pengukuran segala program
yang menyangkut perkembangan dalam bidang apa saja dapat dikontrol
dan dievaluasi. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai kuantifikasi atau
penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut
aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengukuran dapat dilakukan dengan
pengamatan, skala reting atau cara yang lain.1
Pengukuran merupakan proses yang mendekripsikan performance
siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka)
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut
dinyatakan dengan angka-angka. Dengan demikian, pengukuran dalam
bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta
didik tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang pengukuran yang
dikemukakan di atas, dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu. Kata sesuatu
bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, dsb. Dalam
proses pengukuran tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non
tes).

B. Penilaian
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari assessment, bukan dari
istilah evaluation. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk

1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
hal. 4-5

3
4

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil


belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.2 Menurut Depdikbud tahun 1994 penilaian adalah
suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah
dicapai siswa. Kata menyeluruh mengandung arti bahwa penilaian tidak
hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
Penilaian pendidikan adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang
prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil penilaian digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan
efektivitas proses pembelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses
atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu.3 Keputusan yang dimaksud adalah keputusan
tentang peserta didik, seperti nilai yang akan diberikan atau juga
keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan.
Penilaian dilaksanakan memiliki tujuan sebagai berikut.4
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
4. Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada
stakeholders,
5. Sebagai dasar umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.

2
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013, hal. 80
3
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 4
4
Wahyudi, Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio di Sekolah, Jurnal Visi Ilmu
Pendidikan, hal, 292.
5

C. Evaluasi
Secara etimologi “evaluasi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu
evaluation dari kata dasar value yang berarti nilai atau harga. Dalam
bahasa Arab at-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Adapun
secara istilah sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald
W. Brown adalah suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 5
Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis
untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk
kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya yang berdasarkan kriteria
tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara
membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan
dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kiteria
umum, dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang
dievaluasi kemudian membandingkan dengan kriteria tertentu.
Dalam pengertian lain antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian
merupakan kegiatan yang bersifat hirarki. Artinya, ketiga kegiatan
tersebut dalam kaitannya dengan proses pembelajaran tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan
secara berurutan. 6
Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai selama mengikuti pendidikan. Pada
kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang memuaskan, maka akan
memberikan dampak berupa stimulus, motivator agar siswa dapat lebih
meningkatkan prestasi. Pada kondisi dimana hasil yang dicapai tiak
memuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar,

5
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
hal. 1
6
Mahirah B., Evaluasi Belajar Peserta Didik, Jurnal Idaarah, Vol. I, No.2, 2017, hal. 258-259
6

namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru


agar siswa tidak putus asa.

D. Perbedaan Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi


Ada beberapa istilah yang sering disalah artikan dan disalah gunakan
dalam praktik evaluasi, yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut berbeda satu sama lain, tetapi
mempunyai hubungan yang sangat erat, saling mendukung dalam usaha
seorang pendidik memperoleh informasi yang komprehensif terhadap
peserta didik.
Membedakan antara pengukuran dan evauasi seringkali sulit. Karena
kedua konsep tersebut sangat berkaitan. Evaluasi merupakan proses
inklusif dari pengukuran, sedangkan pengukuran hanyalah bagian dari
evaluasi. Walaupun demikian pengukuran merupakan bagian yang sangat
substantial dari evaluasi. Keberadaan pengukuran melengkapi informasi
yang lebih pasti, karena simbol fenomena peserta didik diungkapkan
dalam bentuk kuantitas sehingga lebih mudah dipahami oleh yang
bersangkutan.
Menurut Rustaman mengungkapkan bahwa penilaian lebih ditekankan
pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil
belajar. Sedangkan menurut Yulaelawati mengungkapkan bahwa terdapat
perbedaan antara evaluasi dengan penilaian. Evaluasi merupakan penilaian
program pendidikan secara menyeluruh.7 Evaluasi pendidikan lebih
bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah
komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu penilaian bersifat lebih
sempit bila dibandingkan dengan evaluasi. Kemudian menurut Harlen
mengungkapkan perbedaan antara penilaian dan evaluasi dalam hal

7
Ana Ratna Wulan, Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, dan Pengukuran,
Universitas Pendidikan Indonesia, hal. 6-7
7

metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang


bervariasi. Sedangkan penilaian hanya menggunakan salah satu dari
metode yang di pilih untuk evaluasi tersebut. Selain itu subyek untuk
penilaian hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan
beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll.
Pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan berperan dalam seleksi
penempatan diagnosa, remedial, umpan balik, memotivasi dan
membimbing. Pengukuran menjadi bagian dari evaluasi. Meski begitu.,
terdapat perbedaan makna antara mengukur dan mengevaluasi. Mengukur
adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan
demikan pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah
pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat kulitatif.

Anda mungkin juga menyukai