Adenoma Hipofisis PDF
Adenoma Hipofisis PDF
id
Tinjauan Pustaka
ADENOMA HIPOFISIS
Muhammad Hidayat
Abstrak
Adenoma hipofisis diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yaitu klinis dan endokrin,
patologi, serta radiologi. Klasifikasi endokrin membedakan tumor sebagai fungsional dan
nonfungsional, berdasarkan aktivitas sekretorinya in-vivo. Klasifikasi patologi berusaha untuk
membatasi kelompok tumor heterogenus secara klinis dan patologis dengan kategori yaitu
asidofilik, basofilik, dan kromofobik. Klasifikasi radiologi mengelompokkan tumor hipofisis
berdasarkan ukuran dan karakteristik pertumbuhan, yang dapat ditemukan dari studi imaging.
WHO membuat klasifikasi yang mencoba untuk mengintegrasikan semua klasifikasi yang ada
dan menyediakan sinopsis praktis untuk aspek klinis dan patologis dari adenoma. Diagnosa
adenoma hipofisis dibuat berdasarkan: gejala klinis dari gangguan hormon, adanya riwayat
penyakit dahulu yang jelas, pemeriksaan fisik yang menunjang, pemeriksaan laboratorium yang
menunjukkan disfungsi dari hormon yang terganggu, adanya pemeriksaan penunjang yang
akurat seperti CTScan, MRI-Scan. Jenis, besar dan fungsi dari tumor sangat menentukan dalam
mempertimbangkan penatalaksanaan dari adenoma hipofisis. Pengobatan diindikasikan pada
semua pasien dengan gejala, terutama dengan hipogonadisme. Pilihan terapi termasuk kontrol
dengan obat-obatan, reseksi bedah, dan terapi radiasi.
Kata kunci: adenoma hipofisis, patofisiologi, penatalaksanaan
Abstract
Pituitary adenomas are classified according to several criteria; clinical endocrine, pathology, and
radiology. Endocrine classification distinguishes tumors as functional and nonfunctional, based
on in-vivo secretory activity. Pathology classification seeks to restrict clinically heterogeneous
group of tumors and pathological categories namely acidophilic, basophilic, and kromofobik.
Radiological classification classifies pituitary tumors by size and growth characteristics, which
can be found on imaging studies. WHO made a classification that attempts to integrate all
existing classifications and provide practical synopsis for the clinical and pathological aspects of
adenoma. Diagnosis of pituitary adenoma is made based on: clinical symptoms of hormonal
disorders, clear past medical history, clear physical examination, laboratory tests show hormonal
dysfunction or disturbance, and accurate investigations such as CT scan and MRI scan. Types,
large and function of the tumor is crucial in considering the management of pituitary adenomas.
Treatment is indicated in all patients with symptoms, especially with hypogonadism. Therapeutic
options include control with drugs, surgical resection and radiation therapy.
Keywords: Pituitary adenoma, pathophysiology, treatment
Afiliasi Penulis : Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RS. Dr. M. Djamil Padang
Korespondensi: Muhammad Hidayat, Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RS. Dr.
M. Djamil Padang, email: mhspm22@yahoo.com Telp \ HP : 0811666309
130
MKA, Volume 38, Nomor 2, Agustus 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
dihasilkan oleh hipofisis anterior maupun sifitas tumor. Adenoma hipofisis sering-
posterior. Kelenjar hipofisis ini terdiri dari kali menunjukkan gangguan yang
2 lobus, lobus anterior dan lobus disebabkan oleh hipofungsi atau hiper-
posterior, pada lobus anterior kelenjar ini fungsi dari hormon yang dihasilkan oleh
terdapat 5 type sel yang memproduksi 6 hipofisis anterior sebagai regulator dian-
hormon peptida. Sedangkan pada lobus taranya; adrenocorticotropic hormone,
posterior dilepaskan 2 macam hormon growth hormone, luteinizing hormone,
peptida. Sekresi hormon pada adeno- prolactin, follicle-stimulating hormone,
hipofisis diatur oleh hypothalamus dan thyroid-stimulating hormone, antidiuretic
oleh umpan balik negatif dari target hormone, melanocyte-stimulating hormo-
organ. Sedangkan pada nuerohipofisis ne, oxytocin. 3, 4
vassopresin (ADH) dan oxytocin dipro-
duksi oleh hypothalamus lalu dibawa dan Klasifikasi Adenoma Hipofisis
ditimbun untuk akhirnya dilepaskan dari
hipofisis. Berbagai faktor dari hypotha- Klasifikasi lama dari tumor hipofi-
lamus mempengaruhi lebih dari satu tipe sis didasarkan pada karakteristik selular-
sel pada lobus anterior dan mempe- nya menggunakan pewarnaan hemato-
ngaruhi sekresi lebih dari satu macam toksilin dan eosin dari potongan jaringan.
hormon lobus anterior, miss TRH akan Tumor-tumor dibedakan atas eosinofilik,
merangsang produksi TSH juga merang- basofilik, atau kromofobik.4, 5
sang pelepasan prolactin. 3, 4 Pada dasarnya, mikroadenoma
Tumor pada kelenjar hipofisis mengacu pada tumor-tumor yang uku-
akan memberikan gejala oleh karena rannya < 10 mm dan terletak secara
adanya efek masa atau gangguan keseluruhan dalam sella tursika.
produksi hormon pada penderitanya. Makroadenoma adalah tumor besar > 10
Evaluasi endokrin diperlukan untuk mm yang bisa berada dalam intrasellar
mengkonfirmasi ada atau tidak adanya secara keseluruhan namun sering
suatu endokrinopathy yang akan meno- berhubungan dengan perluasan ekstra-
long menetapkan etiologinya. 3, 4 sellar. Tumor-tumor tersebut dapat me-
Menurut klasifikasi WHO 2004, luas secara inferior ke dalam sinus
tumor hipofisis didefinisikan sebagai sfenoid, namun lebih sering ke arah su-
neoplasma yang terletak pada sela perior yaitu ke dalam ruang suprasellar
tursika. Adenoma yang berasal dari sel (karena tahanan yang lebih rendah),
parenkim adenohipofisis diklasifikan menekan aparatus optik, atau secara
sebagai adenoma tipikal dan adenoma lateral ke dalam sinus kavernosus ada
atipikal. Pada kasus-kasus yang sangat sisi lainnya.4, 5 Adenoma hipofisis dikla-
jarang, bisa terjadi karsinoma hipofisis. sifikasikan dalam banyak skema, hal ini
Berbeda dengan adenoma tipikal, ade- termasuk klasifikasi klinis dan endokrin,
noma atipikal ditentukan oleh kurangnya patologi, dan radiologi.6, 7
invasi. Karsinoma hipofisis ditandai de-
ngan adanya metastasis. 3, 4 a. Klasifikasi Klinis dan Endokrin
Gangguan pada hipofisis dapat
memiliki gambaran klinis yang bervariasi, Klasifikasi praktis dari adenoma
tergantung dari jenis, besar, dan progre- hipofisis oleh dokter umum adalah kla-
132
MKA, Volume 38, Nomor 2, Agustus 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
sifikasi fungsional. Klasifikasi ini membe- hormonal, dan merupakan bentuk yang
dakan tumor sebagai fungsional dan lazim dari makroadenoma. Tumor hipo-
nonfungsional, berdasarkan aktivitas fisis yang menghasilkan Follicle Stimu-
sekretorinya in vivo. Adenoma fung- lating Hormon (FSH) dan Luteinizing
sional adalah mereka yang mensekre- Hormone (LH) digolongkan ke dalam
sikan PRL, GH, TSH, atau ACTH, yang adenoma nonfungsional. 4, 5, 8
menghasilkan gambaran fenotip klinis
dari sindrom amenorrhea-galaktorrhea, b. Klasifikasi Patologi
akromegali atau gigantisme, hipertiroid
sekunder, dan penyakit Cushing atau Klasifikasi ini berusaha untuk
sindroma Nelson. Tumor-tumor yang membatasi kelompok tumor heterogenus
tidak berhubungan dengan keadaan secara klinis dan patologis dengan
hipersekretori klinis (adenoma gonado- kategori yaitu asidofilik, basofilik, dan
trof, adenoma sel null, onkositomas, dan kromofobik. Diasumsikan bahwa adeno-
berbagai adenoma yang diam) secara ma asidofilik merupakan tumor yang
kolektif didesain secara nonfungsional mensekresikan GH dan adenoma baso-
klinis. filik yang mensekresikan ACTH. Tumor-
tumor yang gagal diwarnai didesain se-
Adenoma fungsional termasuk: 4 cara kormofobik dan dipercaya sebagai
1. Adenoma yang mensekresi prolaktin tumor yang hormonnya tidak aktif. 4, 9
(PRL), umum ditemukan, terjadi pada
40-60% kasus. c. Klasifikasi Imaging
2. Adenoma yang mensekresi Adreno-
corticotropic Hormone (ACTH). Ade- Dari pandangan surgikal, tumor
noma ini terjadi pada 5-10% adenoma hipofisis dapat diklasifikan berdasarkan
hipofisis, namun > 35% pada karsino- ukuran dan karakteristik pertumbuhan,
ma hipofisis; berhubungan dengan yang dapat ditemukan dari studi imaging.
penyakit Cushing. Secara praktisnya, berdasarkan ukuran,
3. Adenoma yang mensekresi Growth tumor diklasifikasikan sebagai mikroa-
Hormone (GH), terjadi pada 2-3% denoma (diameter <1cm), atau makroa-
kasus; dihubungkan dengan akrome- denoma (diameter >1cm). Namun sistem
gali dan gigantisme. ini gagal bertahan untuk jenis-jenis dan
4. Adenoma yang mensekresi Thyroid ukuran yang dahsyat pada makro-
Stimulating Hormone (TSH), terjadi < adenoma. 5, 9
1% kasus. Berhubungan dengan Klasifikasi yang tetap bertahan
hipertiroidisme. adalah yang dietmukan oleh Hardy dan
5. Adenoma tipe campuran, mensekre- dimodifikasi oleh Wilson. Tumor diklasi-
sikan lebih dari satu hormon; terjadi fikasikan atas 5, yaitu pertama tumor
pada kira-kira 10% dari adenoma dibedakan atau mikroadenoma dan
fungsional. makroadenoma. Mikroadenoma yang
menggambarkan tumor grade 0 dan
Adenoma non fungsional dilapor- grade 1, tergantung apakan gambaran
kan terjadi antara 25% dan 35% dari sellar normal atau perubahan sellar sedi-
adenoma hipofisis, tidak aktif secara kitnya ada. Makroadenoma menyebab-
133
MKA, Volume 38, Nomor 2, Agustus 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
kan perbesaran difus, destruksi fokal, diri. Teori lainnya disebabkan terutama
dan destruksi perluasan dari sella oleh hipotalamus. Menurut hipotesis
mengarah kepada grade II, grade III, dan kedua, tumor hipofisis merupakan hasil
grade IV. Pada sistem ini, makro- dari stimulasi lanjutan oleh hormon atau
adenoma juga distagingkan berdasarkan faktor hipotalamus. Kebanyakan penulis
derajat dan arah dari perluasan ekstra- lebih menyukai hipotesis yang lama,
sellar, perluasan ke sistern suprasellar menganjurkan bahwa tumor hipofisis
saja (stage A), ke lantai ventrikel ketiga adalah primer atau timbul sebagai akibat
(stage B), atau ke dalam ventrikel ketiga dari kelainan intrinsik dalam kelenjar.6, 12
(stage C). Tumor yang meluas ke intra-
dural lateral atau ekstradural mengarah Patofisiologi dari Manifestasi Klinis
ke stage D dan stage E. 5, 7, 9
Gejala klinis awal dari efek endo-
d. Klasifikasi WHO krin dengan sekresi kelenjar hipofisis
berlebihan, terutama pada prolaktin yang
Untuk menciptakan klasifikasi berlebihan menyebabkan hipogonadis-
komprehensif yang bisa diterima secara me sekunder, dapat mengarahkan pada
universal oleh dokter umum, patologis, diagnosa awal dari adanya adenoma
dan surgikal, WHO mengklasifikasikan hipofisis sebelum timbul manifestasi
tumor ini beradasarkan tujuh, yaitu: 3, 10 yang lebih lambat seperti pembesaran
1. Presentasi klinis dan aktivitas sekre- sellar, panhipopituitarisme, dan supra-
tori (misalnya akromegali) sellar dengan gangguan penglihatan.
2. Data neuroimaging dan intraoperatif Manifestasi klinis lain bisa dijumpai ialah
(ukuran dan invasinya-grade Hardy) nyeri kepala, pusing, dapat juga disorien-
3. Gambaran histologis (tipikal atau ati- tasi tempat, gangguan penglihatan, bila
pikal) tumor mendesak kiasma optikum, dan
4. Profil imunohistokemikal gangguan nervus lainnya, tergantung
5. Subtipe ultrastruktur besar tumor, mikroadenoma bila tumor
6. Biologi olekular dengan diameter kurang dari 1 cm, dan
7. Genetik makroadenoma bila diameter lebih dari 1
cm.1, 3
Klasifikasi ini mencoba untuk Pasien dengan tumor hipofisis
mengintegrasikan semua klasifikasi yang menunjukkan macam-macam tanda dan
saling melengkapi dan menyediakan si- gejala klinis yang dapat dibagi ke dalam
nopsis praktis untuk aspek klinis dan kategori berikut: 1, 3, 5
patologis dari adenoma.4, 11 1. Tanda dan gejala yang berhubungan
dengan produksi hormon yang berle-
Patogenesis Adenoma Hipofisis bihan. Misalnya tanda dan gejala dari
hiperkortisolisme pada pasien dengan
Sampai dekade terakhir, ada dua adenoma yang mensekresi ACTH
teori yang berlaku untuk asal tumor hi- atau tanda dari pasien akromegali de-
pofisis. Yang paling umum diterima ngan adenoma yang mensekresi GH.
adalah teori bahwa tumor ini merupakan 2. Tanda dan gejala yang berhubungan
kelainan intrinsik dalam kelenjar itu sen- dengan efek mekanik dari perluasan
134
MKA, Volume 38, Nomor 2, Agustus 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
tumor ke dalam sella tursika. Seperti tumor pada planum spenoidale dan tu-
gejala sakit kepala, gangguan peng- berkulum sella, contohnya meningiomas
lihatan dan kelumpuhan saraf kranial. dan tumor lainnya. Lesi pada daerah
3. Tanda dan gejala dari kelemahan hipotalamus menyebabkan hipersekresi
fungsi hipofisis normal. Hal ini hampir dari prolaktin, maupun terjadinya teka-
selalu ditemukan pada pasien-pasien nan.3, 7, 8
dengan makroadenoma, pengecua-
lian utama yaitu ketika gangguan dari Penatalaksanaan Tumor Hipofisis
fungsi hipofisis yang diakibatkan oleh
efek dari sekresi hormon yang Jenis, besar dan fungsi dari tumor
berlebihan. Contoh lazim selanjutnya sangat menentukan dalam mempertim-
yaitu temuan hipogonadsisme pada bangkan penatalaksanaan dari adenoma
pasien dengan adenoma yang hipofisis. Evaluasi terpenting adalah
mensekresi prolaktin. membedakan apakah tumor ini bersifat
hiposekresi atau yang hipersekresi,
Diagnosa karena akan berpengaruh pada pembe-
rian terapi pengganti hormon dan
Diagnosa adenoma hipofisis keputusan untuk perlunya sebuah
dibuat berdasarkan: gejala klinis dari tindakan operasi atau radiasi. Pada
gangguan hormon, adanya riwayat beberapa penderita pemberian terapi
penyakit dahulu yang jelas, pemeriksaan yang intensif terkadang tidak dilakukan
fisik yang menunjang, pemeriksaan labo- karena akan membuat lesi yang luas
ratorium yang menunjukkan disfungsi pada tumor bila hendak dilakukan re-
dari hormon yang terganggu, adanya seksi oleh karenanya dipertimbangkan
pemeriksaan penunjang yang akurat pengobatan terhadap defisiensi hormon
seperti CTScan, MRI-Scan.3, 5, 13 dengan tetap melakukan control terha-
Diagnosa banding yang mungkin dap tanda, gejala, pemeriksaan darah,
ialah kelainan hipofisis oleh karena tera- dan pemantauan foto roentgen serial.3,
pi obat-obat yang mempengaruhi kerja 14, 15
sar. Pilihan terapi termasuk kontrol tulang sella akan terkikis dan terlihat
dengan obat-obatan, reseksi bedah, dan lebih tipis dari radiografi lateral tengkorak
terapi radiasi. Masing-masing modalitas atau MRI. Hilangnya prosessus klinoid
pengobatan ini telah dinilai pada berba- dan adanya bentuk “double floor” meru-
gai penelitian komprehensif. Faktor-fak- pakan pertimbangan patognomonis un-
tor seperti ukuran tumor, tingkat hiper- tuk tumor intersellar. Sejalan dengan
prolaktinemia, manifestasi klinis, dan pembesaran dan perluasan tumor ke da-
preferensi pasien akan mempengaruhi lam sisterna supprasellar, diafragma
dalam menentukan jenis terapi yang akan membengkak ke atas dan mere-
akan diberikan.6, 9 gang. Kebanyakan kasus suprasellar ini
dapat mengarah ke midline dan kasus
Keganasan pada Adenoma Hipofisis beratnya akan mengisi ventrikel ketiga
dan menyebabkan hidrosefalus. 12, 18
Tumor hipofisis bisa menunjukkan
perilaku keganasan melalui invasi, proli-
ferasi, atau metastasis. Perilaku invasif, SIMPULAN
pada invasi dural, yang menyebabkan
Tumor hipofisis bersifat ganas bila
perluasan tumor ke dalam daerah
menghasilkan hormon yang berlebihan
suprasellar, sinus sphenoid, atau sinus
dan dapat menyebabkan kematian pada
kavernosus, adalah hal yang biasa
pasien; bila menginvasi atau menekan
ditemui. Insidens invasi dural pada tumor
struktur parasellar, terutama jalur visual;
hipofisis dilaporkan pada 40% pasien-
atau bila terjadi perdarahan atau metas-
pasien Mayo Clinic.16, 17
tasis. Tumor hipofisis saat ini banyak
Tumor hipofisis biasanya diang-
terdeteksi oleh pemeriksaan MRI dan
gap jinak dan merupakan lesi terbatas,
biokimia sebelum mencapai ukuran yang
tumbuhnya lambat, sehingga insidensi
akan menyebabkan gejala. Meskipun
dengan fenomena keganasan menge-
penggolongan umum dari tumor ini
jutkan banyak pihak. Oleh karena itu, tu-
menurut produksi hormon sudah dilaku-
mor hipofisis berlaku seperti meningio-
kan dalam 15 tahun, patogenesisnya
ma, yang dapat menginvasi dura dan
masih belum bisa dimengerti. Pendeka-
tulang lebih mudah daripada otak.16
tan medis, operasi, dan radiobiologi un-
Bentuk lazim dari invasi yang
tuk pengobatan lesi sudah ditemukan,
mempengaruhi lantai sella tursika.
namun sejumlah kasus belum dapat
Dengan membesarnya tumor, tonjolan
disembuhkan.
DAFTAR RUJUKAN
1. Arafah BM, Nasrallah MP. Pituitary Tumors: Therapy in the Multimodal Treatment
Pathophysiology, Clinical Manifestations and Approach of Pituitary Adenoma. Strahlen-
Management. Endocrine-related cancer. therapie und Onkologie : Organ der
2001;8(4):287-305. Deutschen Rontgengesellschaft [et al].
2. Becker G, Kocher M, Kortmann RD, Paulsen 2002;178(4):173-86.
F, Jeremic B, Muller RP, et al. Radiation
137
MKA, Volume 38, Nomor 2, Agustus 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
3. Chanson P, Salenave S. Diagnosis and Modalities and Review of the Literature. Acta
Treatment of Pituitary Adenomas. Minerva neurochirurgica. 1999; 141(12):1287-94.
endocrinologica. 2004;29(4):241-75. 11. Mortini P, Barzaghi R, Losa M, Boari N,
4. Kontogeorgos G. Classification and Pathology Giovanelli M. Surgical Treatment of Giant
of Pituitary Tumors. Endocrine. 2005;28 Pituitary Adenomas: Strategies and Results in
(1):27-35. a Series of 95 Consecutive Patients.
5. Edal AL. [Radiological Classification of Neurosurgery. 2007;60(6):993-1002; discus-
Pituitary Adenomas]. Ugeskrift for laeger. sion 3-4.
2001;163(33):4349-53. 12. Soule SG, Jacobs HS. The Evaluation and
6. Levy A. Pituitary Disease: Presentation, Diag- Management of Subclinical Pituitary Disease.
nosis, and Management. Journal of neurolo- Postgraduate medical journal. 1996;72(847):
gy, neurosurgery, and psychiatry. 2004;75 258-62.
Suppl 3:iii47-52. 13. Vance ML. Treatment of Patients with a
7. Ho RW, Huang HM, Ho JT. The Influence of Pituitary Adenoma: One Clinician's Expe-
Pituitary Adenoma Size on Vision and Visual rience. Neurosurgical focus. 2004;16(4):E1.
Outcomes after Trans-Sphenoidal Adenec- 14. Wang S, Lin S, Wei L, Zhao L, Huang Y.
tomy: A Report of 78 Cases. Journal of Analysis of Operative Efficacy for Giant
Korean Neurosurgical Society. 2015;57(1):23- Pituitary Adenoma. BMC surgery. 2014;14:59.
31. 15. Egger J, Kapur T, Nimsky C, Kikinis R.
8. Oruckaptan HH, Senmevsim O, Ozcan OE, Pituitary Adenoma Volumetry with 3d Slicer.
Ozgen T. Pituitary Adenomas: Results of 684 PloS one. 2012;7(12):e51788.
Surgically Treated Patients and Review of the 16. Mezosi E, Nemes O. [Treatment of Pituitary
Literature. Surgical neurology. 2000;53(3): Adenomas]. Orvosi hetilap. 2009;150(39):
211-9. 1803-10.
9. Yildiz F, Zorlu F, Erbas T, Atahan L. 17. Musluman AM, Cansever T, Yilmaz A, Kanat
Radiotherapy in the Management of Giant A, Oba E, Cavusoglu H, et al. Surgical
Pituitary Adenomas. Radiotherapy and onco- Results of Large and Giant Pituitary
logy : journal of the European Society for Adenomas with Special Con-sideration of
Therapeutic Radiology and Oncology. 1999; Ophthalmologic Outcomes. World neurosur-
52(3):233-7. gery. 2011;76(1-2):141-8; discussion 63-6.
10. Ozgen T, Oruckaptan HH, Ozcan OE, Acik- 18. Schaffler A. [Treatment of Pituitary Gland
goz B. Prolactin Secreting Pituitary Adeno- Hyperfunction: From Acromegaly to
mas: Analysis of 429 Surgically Treated Prolactinoma]. Der Internist. 2006;47 (12):
Patients, Effect of Adjuvant Treatment 1215-6, 8-20, 22.
138