Anda di halaman 1dari 16

Laporan kasus

HEMOROID

Oleh:
dr. Muhammad Faisal

PROGRAM INTERNSIP
PERIODE NOVEMBER 2017-2018
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DURI
KABUPATEN BENGKALIS
2018

1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales.
Hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media, sedangkan
hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang
digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid
eksterna timbul di sebelah dalam sfingter. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang
disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Kedua jenis hemoroid ini sangat
sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%  penduduk baik pria maupun wanita yang berusia
lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan
perasaan yang sangat tidak nyaman. Kurang lebih 70 persen manusia dewasa mempunyai
wasir ( hemorhoid ), baik wasir dalam, wasir luar maupun keduanya. Namun tidak semua
penderita wasir ini memerlukan pengobatan, hanya sebagian kecil saja yang memerlukan
pertolongan medis, yakni mereka yang mengeluhkan pendarahan, adanya tonjolan dan gatal-
gatal. ”Penyebab wasir sebenarnya sederhana, yakni saat susah buang air dipaksakan
mengeluarkan kotoran, penyebab susah buang air ini adalah kurang minum, kurang makan
serat, kurang olah raga atau banyak duduk dan mengangkat yang berat-berat.
Solusi penyakit ini sebenarnya cukup sederhana, yakni mengubah pola hidup. Bagi
mereka yang dalam profesinya banyak duduk seperti sekretaris atau supir disarankan
melakukan gerakan-gerakan lain, bukan hanya duduk saja. Karena itu, wasir sudah banyak
dikenal oleh manusia sejak lama, sekalipun begitu banyak kesalah pahaman mengenai
hemorrhoid, Banyak orang dan dokter tidak memahami anorectal area dan penyakit yang
umum  berhubungan dengan itu. Wasir umumnya diderita pada orang berusia 50 tahun,
sekitar separuh orang dewasa   mengeluhkan rasa gatal, terbakar, pendarahan dan terasa
menyakitkan. Dalam banyak kesempatan kondisi ini hanya memerlukan self-care (
perawatan sendiri ) dan lifestyle ( gaya hidup ) yang baik .
 Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Dikarenakan tekanan intra abdomen
yang meningkat dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena
hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan
merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang  beberapa waktu setelah melahirkan.

2
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

- Nama : Saniah
- Umur : 76 thn
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Status Perkawinan : Menikah
- Pendidikan Terakhir : SD
- Pekerjaan : Buruh tani
- Agama : Islam
- Alamat : jln. Kilometer 12 Kulim
- Tanggal masuk : 07 April 2018
 
B. ANAMNESIS

Keluhan utama : Benjolan di anus.


Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSUD Mandau dengan keluhan benjolan di anus, benjolan tidak
dapat dimasukan kembali sejak 1 bulan SMRS. Awalnya dua tahun yang lalu pasien
mengeluhkan rasa tidak nyaman saat pasien BAB, saat selesai BAB pasien mengeluhkan rasa
panas dan terdapat darah segar dan tidak bercampur feses. Sejak 1 tahun yang lalu pasien
mulai merasakan terdapat benjolan yang selalu keluar saat os buang air  besar,namun
biasanya benjolan tersebut dapat masuk kembali secara spontan setelah  pasien buang air
besar, saat benjolan muncul terasa nyeri dan terdapat darah segar saat BAB yang tidak
bercampur feses, 6 bulan yang lalu pasien mengatakan benjolan yang keluar saat BAB harus
dibantu dengan jari tangan untuk dapat masuk kembali.  Namun sejak 1 bulan terakhir
benjolan dirasakan keluar dari anus dan tidak dapat masuk kembali walaupun dengan bantuan
jari tangan. Pasien mengatakan sudah sejak lama tidak lancar BAB. Saat BAB harus
mengedan .Dan terdapat darah segar yang tidak bercampur feses, tetapi darah menetes pada
saat akhir BAB. Pasien mengatakan darah yang keluar hanya beberapa tetes, pada saat pasien
mandi biasa nya terdapat bercak darah  pada celana dalamnya. Pasien juga mengeluhkan
nyeri di anus, diare (-), pasien mengatakan biasa BAK 2x sehari. Pasien belum pernah
memeriksakan dirinya ke dokter. Pasien juga tidak meminum obat apapun untuk mengobati
keluhan tersebut. Pasien juga tidak mengeluh perutnya kembung atau mules. Riwayat,
3
kebiasaan menahan BAB (-), pasien tidak mengeluh adanya perubahan ukuran feses, gatal
dianus (-). Tidak merasa mual atau muntah, tidak mengeluh nafsu makan turun, maupun berat
badan turun. Pasien tidak mengeluh adanya pusing dan lemas.
Pasien menceritakan jarang makan sayur dan makan yang berserat serta buah  buahan.
Pasien bekerja sebagai pedagang warung dan sering banyak duduk, pasien juga mengaku
jarang minum, hanya minum sehari 4 gelas air putih. pasien mengatakan mempunyai 6 anak
yang dilahirkan secara spontan. Riwayat penyakit dahulu Tidak diketahui Riwayat penyakit
keluarga tidak diketahui Riwayat pengobatan sebelumnya Tidak pernah melakukan
pengobatan, Riwayat alergi Tidak ada alergi terhadap makanan dan obat. Riwayat persalinan
Os pernah melahirkan 6 anak melalui persalinan normal.

C. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Kompos mentis

Tanda Vital  
- Tekanan.darah : 120/80 mmhg
- Nadi : 82 x/mnt
- Respirasi : 24x/mnt
- Suhu : 36.7

D. PEMERIKSAAN FISIK UMUM


a) Kepala :
Normocephali, bentuk bulat, deformitas (-), warna rambut hitam tipis, distribusi
merata, tak mudah dicabut.
b) Wajah :
Ekspresi sakit sedang, pucat (-), kemerahan (-) sianosis (+), wajah simetris.
c) Mata :
Pupil bulat reguler isokor (+/+), Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (+/+),RCL
(+/+), gerak bola mata normal, LP normal.
d) Hidung :
Bentuk normal, liang hidung lapang sama besar, Simetris, septum deviasi (-),
deformitas (-), sekret (-/-), hiperemis (-/-), darah (-/-), deviasi septum (-/-).

4
e) Mulut :
Bentuk normal, agak kering, kulit sekitar bibir normal, bibir simetris, sianosis (-)
Kering (-), sianosis (-), anemis (-), tonsil dan faring dalam batas normal.
f) Leher :
Bentuk & ukuran normal, deviasi trakea (-), KGB & kelenjar thyroid normal, nyeri
tekan (-), kaku kuduk (-). A. Carotis denyut teraba normal, JVP 5 +2 cmH2O.
g) Toraks
 Paru
Inspeksi : bentuk normal, lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-), gibus (-), warna
kulit sawo matang, ikterik (-), pucat (-), sinosis (-), spider navy (-),
roseola spot (-), dilatasi vena (-), sternum normal datar, tulang iga &
sela iga normal, Hemithoraks simetris saat statis dan dinamis, tipe
abdominotorakal, retraksi sela iga (-).
Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri simetris saat inspirasi dan expirasi,
Perkusi : Sonor. Batas paru dengan hepar, jantung kanan, lambung, jantung kiri
normal.
 Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, 1 cm
medial linea midclavicularis sinistraAuskultasi: Suara nafas vesikuler,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Perkusi : sonor. batas jantung dengan paru kanan, paru kiri, batas atas jantung
normal.
Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-), BJ III (-). BJ IV (-)
h) Abdomen
Inspeksi : Normal, datar, simetris, buncit (-),warna kulit sawo matang, pucat (-),
ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (-), spider navy(-), roseola spot (-),
keriput (-), dilatasi vena (-),gerak dinding perut simetris, tipe
pernapasan abdominotorakal
Palpasi : Supel, massa (-), turgor normal, retraksi (-), defence muskular (-),
rigiditas (-), NT (-), NL (-), hepar, lien, undulasi (-), ginjal ballotement
(-)
Perkusi : 4 kuadran abdomen timpani, batas atas dan bawah hepar normal,
shifting dullnes (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal
i) Ekstremitas
Atas

5
Inspeksi : Bentuk, Kulit, Bulu rambut, Jari, Kuku, Telapak tangan, Punggung
tangan Normal
Palpasi : Suhu, Kelembaban, nyeri, rigiditas & atrofi otot (-), kekuatan otot baik,
Flapping tremor (-), tremor (-) hangat (+/+), oedem (-/-), CRT<2”
Pemeriksaan reflex fisiologis: Biceps dan triceps (+)
Bawah
Inspeksi : bentuk, kulit, bulu rambut, jari, kuku, telapak kaki normal, kelemahan
otot (-), koordinasi gerakan baik
Palpasi : Suhu, Kelembaban, nyeri normal, rigiditas & atrofi otot (-), kekuatan
otot baik, Akral hangat (+/+), oedem (-/-),
Reflex fisiologis : Reflex Patella dan Achilles (+)
Reflex patologis : Babinski (-), Oppenheim (-), Gordon (-), schaeffer (-), chaddok
(-) Rangsang meningeal : Kaku kuduk, Brudzinsky 1 & II, Laseq, Kernig (-).

E. PEMERIKSAAN FISIK LOKAL

Regio Anus
Inspeks : Pada posisi jam 5,7,11 terdapat benjolan berbentuk bulat berwarna
kemerahan.
Palpasi : Konsistensi kenyal,mudah digerakan.

Test Rectal Touch


Palpasi : Tonus sfingter ani (+), mukosa licin, ampula tidak kolap, nyeri (+), tidak
teraba massa 5,7,11, feses (-), lendir (-), darah (+).
F. Hasil Pemeriksaan Penunjang
- Hb : 12,6 g/dl
- Leukosit : 7400/mm
- LED : 80 mm/jm
- Trombosi : 345.000/mm
- Gol.Darah :O
- KGD Sewaktu: 108 mg/dl
- Ureum/urea : 24 mg/dl
- Kreatinin : 1,25

6
G. RESUME
Pasien datang ke RSUD Mandau dengan keluhan benjolan di anus yang tidak dapat
masuk kembali sejak 1 bulan. Awalnya dua tahun yang lalu mengeluhkan rasa tidak nyaman
saat pasien BAB, saat selesai BAB pasien mengeluhkan rasa panas dan terdapat darah segar
yang tidak bercampur feses, Namun sejak 1 bulan terakhir benjolan dirasakan keluar dari
anus dan tidak dapat masuk kembali walaupun dengan bantuan jari tangan. Pasien
mengatakan sudah sejak lama tidak lancar BAB. Saat BAB harus mengedan .dan terdapat
darah segar yang tidak bercampur feses, darah menetes pada saat akhir BAB.pasien
mengatakan darah yang keluar hanya beberapa tetes, pada saat os mau mandi biasa nya
terdapat bercak darah pada celana dalamnya. Pasien  juga mengeluhkan nyeri di anus, diare
(-) pasien biasa BAK 2x sehari. Pasien menceritakan jarang makan sayur dan makan yang
berserat serta buah  buahan. Pasien bekerja sebagai pedagang warung dan sering duduk,
pasien juga mengaku hanya minum sehari 4 gelas air putih. BAK dirasakan pasien lancar
tidak ada gangguan , pasien juga mengatakan mempunyai 6 anak yang dilahirkan secara
spontan.
Diagnosa Banding :

- Hemoroid interna grade 4


- Ca rectum
- Prolaps recti
H. Diagnosa Kerja : Hemoroid Interna Grade 4

I. Teknik Operasi : Hemoroidektomi

J. Penatalaksanaan Medikamentosa
- Injeksi Ketorolac 1 ampul/ 12 jam
- Injeksi Ranitidin 1 ampul/ 12 jam
- Asam Traneksamat 1 ampul/ 8 jam
- Vitamin K 1 ampul/ 12 jam
- Antihemoroid suppositoria 1x1
K. Penatalaksanaan non medikamentosa
- Makan makanan tinggi serat (buah dan sayur-sayuran).
- Minum air putih yang cukup: 1½ liter/hari
- Memperbaiki kebiasaan defekasi
L.PROGNOSIS
Quo and vitam : ad bonam
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau  penyulit, diperlukan
tindakan.
 
B. Anatomi
Rectum panjangnya 15-20 cm dan berbentuk huruf S. Mula-mula mengikuti cembungan
tulang kelangkang, fleksura sakralis, kemudian membelok kebelakang  pada ketinggian
tulang ekor dan melintas melalui dasar panggul pada  fleksura  perineali. Akhirnya rektum
menjadi kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum mempunyai sebuah proyeksi ke sisi
kiri yang dibentuk oleh lipatan kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di belakang peritoneum
dan bagian anteriornya tertutup oleh paritoneum. Fleksura perinealis berjalan ke
ektraperitoneal. Haustra ( kantong ) dan tenia ( pita ) tidak terdapat pada rektum, dan lapisan
otot longitudinalnya berkesinambungan. Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat  bagian
yang dapat cukup banyak meluas yakni ampula rektum bila ini terisi maka timbullah perasaan
ingin buang air besar. Di bawah ampula, terdapat tiga buah lipatan proyeksi seperti sayap-
sayap ke dalam lumen rektum, dua yang lebih kecil pada sisi yang kiri dan diantara keduanya
terdapat satu lipatan yang lebih besar pada sisi kanan, yakni lipatan kohlrausch, pada jarak 5-
8 cm dari anus. Melalui kontraksi serabut-serabut otot sirkuler, lipatan tersebut saling
mendekati, dan pada kontraksi serabut otot longitudinal lipatan tersebut saling menjauhi.
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis yang
sedikit bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan kulit  bagian
luar, kulit ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis dan mempunyai epidermis
berpigmen yang bertanduk rambut dengan kelenjar sebacea dan kelenjar keringat.Mukosa
kolon mencapai dua pertiga bagian atas kanalis analis.Pada daerah ini, 6-10 lipatan
longitudinal berbentuk gulungan, kolumna analis melengkung kedalam lumen. Lipatan ini
terlontar keatas oleh simpul pembuluh dan tertutup  beberapa lapisan epitel gepeng yang
tidak bertanduk.Pada ujung bawahnya, kolumna analis saling bergabung dengan perantaraan
lipatan transversal.Alur- alur diantara lipatan longitudinal berakhir pada kantong dangkal
pada akhiran analnya dan tertutup selapis epitel thorax. Daerah kolumna analis, yang
panjangnya kira-kira 1 cm, di sebut daerah hemoroidal, cabang arteri rectalis superior turun
ke kolumna analis terletak di bawah mukosa dan membentuk dasar hemorhoid interna.

8
Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah
pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh
mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa
pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi  primer, yaitu kanan
depan ( jam 7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil
terdapat di antara ketiga letak primer tesebut.

Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid


inferior terdapat di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam jaringan di  bawah
epitel anus. Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus berhubungan secara longgar dan

9
merupakan awal aliran vena yang kembali bermula dari rektum sebelah bawah dan anus.
Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya
ke vena porta. Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke  peredaran sistemik melalui
daerah perineum dan lipat paha ke vena iliaka.
C. Etiologi
1. Anatomik
Vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemoroidalis kurang
mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.
2. Umur
Pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter
menjadi tipis dan atonis.
3. Keturunan
Dinding pembuluh darah lemah dan tipis
4. Pekerjaan
Orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat  barang berat
mempunyai predisposisi untuk hemoroid
5. Mekanis
Semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen, misalnya
penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan sering mengejan pada waktu
defekasi.
6. Endokrin
Pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada sekresi
hormone relaksin.
7. Fisiologi
Bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita sirosis Hepatis.

D. Manifestasi Klinis
Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau “wasir” tanpa ada hubungannya
dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada
hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang
mengalami trombosis. Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna
akibat trauma oleh faeses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
tercampur dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada feses. Hemoroid yang membesar
secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap
10
awal, penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah
defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah
defekasi agar masuk kembali ke dalam anus. Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi
bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya
mukus dan terdapatnya faeces pada pakaian dalam merupakn ciri hemoroid yang mengalami
prolaps menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai
pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan rangsangan
mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan pembengkakan dan
peradangan.
E. Klasifikasi
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik.Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma,
walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena
ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin
tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit
pembuluh darah Hemoroid interna diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu :
Derajat I :Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan penderita adalah
perdarahan
Derajat II :Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk sendiri setelah selesai
defekasi.
Derajat III : Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk setelah defekasi
selesai karena tidak dpat masuk sendiri.
Derajat IV : Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi.

F. Pemeriksaan
Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yamg
membutuhkan tekanan intra abdominal meninggi, pasien sering duduk berjam-jam di WC,
dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan umum tidak boleh
diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi
portal. Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Bila
hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin
akan dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan. Macam-macam pemeriksaan pada
hemoroid adalah :
1. Pemeriksaan Rectal Touche

11
Pada pemeriksaan rectal touche, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba
sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat
diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid prolaps, selaput lendir akan menebal.
Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan
colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop
dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,  penyumbat diangkat dan
penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang
menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan,
derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan

G. Diagnosis Banding
Perdarahan rektum merupakan manifestasi utama hemoroid interna yang juga terjadi  pada
1. Karsinoma kolorektum
2.Penyakit divertikel
3. Polip
4.Kolitis ulserosa
Pemeriksaan sigmoidoskopi harus dilakukan.Foto barium kolon dan kolonoskopi
perlu dipilih secara selektif, bergantung pada keluhan dan gejala penderita.Prolaps rektum
juga harus dibedakan dari prolaps mukosa akibat hemoroid interna.

H. Komplikasi
Perdarahan akut pada umumnya jarang , hanya terjadi apabila yang pecah adalah
pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi
portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat
menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah
yang keluar.Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada
penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid

12
keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang
dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

I. Terapi
- Non Bedah
a Terapi Medikamentosa
Kebanyakan penderita hemoroid derajat pertama dan derajat kedua dapat ditolong
dengan tindakan lokal sederhana disertai nasehat tentang makan.Makanan sebaiknya terdiri
atas makanan berserat tinggi seperti sayur dan buah-buahan.Makanan ini membuat gumpalan
isi usus besar, namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan
mengejan berlebihan. Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang
bermakna kecuali efek anestetik dan astringen.Hemoroid interna yang mengalami prolaps
oleh karena udem umumnya dapat dimasukkan kembali secara perlahan disusul dengan tirah
baring dan kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan.Rendam duduk dengan dengan
cairan hangat juga dapat meringankan nyeri.
b Skleroterapi
Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5% fenol
dalam minyak nabati.Penyuntikan diberikan ke submukosa dalam jaringan areolar yang
longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang
kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut.Penyuntikan dilakukan di sebelah atas
dari garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskop.Apabila penyuntikan
dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Penyulit penyuntikan termasuk
infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat
yang disuntikan. Terapi suntikan bahan sklerotik  bersama nasehat tentang makanan
merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk
hemoroid yang lebih parah atau prolaps.

c Ligasi dengan gelang karet


Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani dengan ligasi
gelang karet menurut Barron.Dengan bantuan anoskop, mukosa di atas hemoroid yang
menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke tabung ligator khusus.Gelang karet didorong dari
ligator dan ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut.Pada
satu kali terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan
dalam jarak waktu 2-4 minggu. Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri karena

13
terkenanya garis mukokutan.Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan cukup
jauh dari garis mukokutan.Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan infeksi.Perdarahan dapat
terjadi waktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah 7-10 hari.

d Krioterapi / bedah beku


Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang rendah sekali.Jika digunakan
dengan cermat, dan hanya diberikan ke bagian atas hemoroid pada sambungan anus rektum,
maka krioterapi mencapai hasil yang serupa dengan yang terlihat pada ligasi dengan gelang
karet dan tidak ada nyeri. Dingin diinduksi melalui sonde dari mesin kecil yang dirancang
bagi proses ini. Tindakan ini cepat dan mudah dilakukan dalam tempat praktek atau
klinik.Terapi ini tidak dipakai secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar ditentukan
luasnya.Krioterapi ini lebih cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma rektum yang
ireponibel
e Hemorroidal Arteri Ligation ( HAL )
Pada terapi ini, arteri hemoroidalis diikat sehingga jaringan hemoroid tidak mendapat
aliran darah yang pada akhirnya mengakibatkan jaringan hemoroid mengempis dan akhirnya
nekrosis.
f Infra Red Coagulation ( IRC ) / Koagulasi Infra Merah
Dengan sinar infra merah yang dihasilkan oleh alat yang dinamakan
photocuagulation, tonjolan hemoroid dikauter sehingga terjadi nekrosis pada jaringan dan
akhirnya fibrosis.Cara ini baik digunakan pada hemoroid yang sedang mengalami
perdarahan.
g Generator galvanis
Jaringan hemoroid dirusak dengan arus listrik searah yang berasal dari baterai
kimia.Cara ini paling efektif digunakan pada hemoroid interna.

h Bipolar Coagulation / Diatermi bipolar


Prinsipnya tetap sama dengan terapi hemoroid lain di atas yaitu menimbulkan
nekrosis jaringan dan akhirnya fibrosis. Namun yang digunakan sebagai penghancur  jaringan
yaitu radiasi elektromagnetik berfrekuensi tinggi.Pada terapi dengan diatermi  bipolar, selaput
mukosa sekitar hemoroid dipanasi dengan radiasi elektromagnetik  berfrekuensi tinggi
sampai akhirnya timbul kerusakan jaringan.Cara ini efektif untuk hemoroid interna yang
mengalami perdarahan.

14
- Terapi Bedah
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada
penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan dengan  perdarahan
berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih
sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat
dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi. Prinsip yang harus diperhatikan dalam
hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar
berlebihan.Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan
tidak mengganggu sfingter anus.Eksisi jaringan ini harus digabung dengan rekonstruksi
tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis akibat prolapsus mukosa. Ada
tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional ( menggunakan pisau dan
gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat pemotong) dan  bedah stapler ( menggunakan
alat dengan prinsip kerja stapler).
Terapi
Keluhan dapat dikurangi dengan rendam duduk menggunakan larutan hangat, salep
yang mengandung analgesik untuk mengurangi nyeri atau gesekan pada waktu  berjalan, dan
sedasi.Istirahat di tempat tidur dapat membantu mempercepat  berkurangnya pembengkakan.
Pasien yang datang sebelum 48 jam dapat ditolong dan berhasil baik dengan cara segera
mengeluarkan trombus atau melakukan eksisi lengkap secara hemoroidektomi dengan
anestesi lokal. Bila trombus sudah dikeluarkan, kulit dieksisi berbentuk elips untuk mencegah
bertautnya tepi kulit dan pembentukan kembali trombus dibawahnya. Nyeri segera hilang
pada saat tindakan dan luka akan sembuh dalam waktu singkat sebab luka berada di daerah
yang kaya akan darah. Trombus yang sudah terorganisasi tidak dapat dikeluarkan, dalam hal
ini terapi konservatif merupakan pilihan. Usaha untuk melakukan reposisi hemoroid ekstern
yang mengalami trombus tidak boleh dilakukan karena kelainan ini terjadi pada struktur luar
anus yang tidak dapat direposisi Dilatasi anus merupakan salah satu pengobatan pada
hemoroid interna yang besar,  prolaps, berwarna biru dan sering berdarah atau yang biasa
disebut hemoroid strangulasi. Pada pasien hemoroid hampir selalu terjadi karena kenaikan
tonus sfingter dan cincin otot sehingga menutup di belakang massa hemoroid menyebabkan
strangulasi. Dilatasi dapat mengatasi sebagian besar pasien hemoroid strangulasi, akan terjadi
regresi sehingga setidak-tidaknya akan terjadi penyembuhan sementara. Dilatasi tidak boleh
dilakukan jika sfingter relaksasi ( jarang pada strangulasi), karena  bisa menyebabkan
inkontinensia flatus atau tinja atau kedua-duanya yang mungkin menetap.

15
Anestesi umum dilakukan dan pasien diletakkan pada posisi lateral kiri atau posisi
litotomi. Dengan hati-hati anus diregangkan cukup luas sehingga dapat dilalui 6-8  jari.Sangat
penting sekali bahwa untuk prosedur ini diperlukan waktu yang cukup agar tidak merobekkan
jaringan. Satu menit untuk sebesar satu jari sudah cukup (berarti dibutuhkan waktu 6-8
menit), terutama jika kanalis agak kaku. Selama  prosedur tersebut, sfingter anus dapat terasa
memberikan jalan. Namun karena metode dilatasi menurut Lord ini kadang disertai penyulit
inkontinensia sehingga tidak dianjurkan.

J. Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua
kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi
penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan-makanan berserat agar
dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.

16

Anda mungkin juga menyukai