Anda di halaman 1dari 4

Khutbah I

 
ِ ُ‫لسالَم علَي ُكم ورمْح ة‬
‫اهلل َو َبَر َكاتُ ْه‬ َ َ َ ْ ْ َ ُ َّ َ‫ا‬
 
‫صَر ًة‬ِ ‫ وَتب‬،‫ تَ ْذكِر ًة أِل ُوىِل الْ ُقلُو ِب واأْل َبصار‬،‫ م َك ِّو ِر اللَّي ِل علَى النَّهار‬،‫ اَلْع ِزي ِز الْغَفَّار‬،‫اح ِد الْ َق َّهار‬ ِ ‫الْو‬ ‫هلل‬
ِ
َْ َْْ َ ْ َ َْ َ ْ ُ ْ َْ ْ َ ‫اَحْلَ ْم ُد‬ 
ِ
َّ ‫ َوأَ ْش َه ُد أ‬،‫َّار‬
ُ‫َن حُمَ َّم ًدا َعْب ُده‬ ْ ‫ك الْغَف‬ ُ ‫ك لَ ْه الْ َمل‬ َ ْ‫ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِٰلهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬.‫اب َوااْلِ ْعتِبَ ْار‬
ِ ‫لِّ َذ ِوي اأْل َلْب‬
َ
.‫ أ ََّما َب ْع ُد‬.‫ص ْحبِ ِه اأْل َطْ َه ْار‬ ِِٰ ٍ ِ ٰ ِ
َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّدنَا حُمَ َّمد َوأله َو‬ َ ‫ اَللّ ُه َّم‬.‫ َسيِّ ُد اخْلَالَئ ِق َوالْبَ َش ْر‬ ُ‫َو َر ُس ْولُه‬
ِ‫ال اهللُ َت َعاىَل يِف ْ كِتَابِِه الْ َك ِرمْي‬ َ ‫ َف َق‬.‫اعتِ ِه َف َق ْد فَ َاز َم ِن َّات َقى‬ ِ ِ ِ ِ
َ َ‫ َفيَٓاأَيُّ َها الْ ُم ْسل ُم ْو َن! أ ُْوصْي ُك ْم َو َن ْفس ْي بَِت ْق َوى اهلل َوط‬ 
َّ ‫ بِ ْس ِم ٱل ٰلّ ِه ٱلرَّمْح ٰ ِن‬ ،‫الر ِجْي ِم‬
. ‫ٱلر ِحي ِم‬ َّ ‫ان‬ِ َ‫اهلل ِمن الشَّيط‬ ِ
ْ َ ِ‫ أَعُ ْوذُ ب‬:‫يِف ْ ُس ْو َر ِة الَْب َقَر ِة‬
.‫ت اهلل ۚ ِه َواهللُ َغ ُف ْوٌر َّر ِحْي ٌم‬ ِ ‫إِ َّن الَّ ِذين اٰمنُوا والَّ ِذين هاجروا و ٰجه ُدوا يِف سبِي ِل‬ 
َ َ‫اهلل أُوئِ ٓل‬
َ َ ‫ك َي ْر ُج ْو َن َرمْح‬ َْ ْ َ َ َ َُ َ َ ْ َ َ َ ْ
 
 
Saudara-saudara Kaum Muslimin, jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah, dengan taqwa yang sebenar-
benar taqwa, dengan senantiasa menunaikan perintah serta menjauhi yang dilarang, dalam keadaan
seperti apapun, dimanapun dan kapanpun. Agar kita senantiasa mendapatkan rahmat dan kebahagiaan
hidup didunia ini sampai di akherat.Amiin.

Bulan Muharram adalah satu di antara bulan-bulan yang mulia (al-asyhur al-hurum), yang diharamkan
berperang di bulan ini. Ia dipandang bulan yang utama setelah bulan Ramadhan. Oleh karenanya, kita
disunnahkan berpuasa terutama pada hari ‘Asyura, yakni menurut pendapat mayoritas ulama, tanggal
10 Muharram. Di antara fadhilah bulan Muharram, adalah ia dipilih oleh Allah subhanahu
wata’ala sebagai momen pengampunan umat Islam dari dosa dan kesalahan. 
 
Keistimewaan bulan Muharram ini lebih lanjut karena dipilih sebagai awal tahun dalam kalender
Islam. Untuk itu, marilah kita bersama-sama mengulas kembali sejarah tahun baru Hijriah, yakni
sejarah penanggalan atau penetapan kalender Islam, yang diawali dengan 1 Muharram. Mengapa para
sahabat memilih bulan Muharram sebagai awal penanggalan Islam? 
 
Dalam kitab Shahih al-Bukhari, pada kitab Manâqib al-Anshâr (biografi orang-orang Anshar) pada
Bab Sejarah Memulai Penanggalan, disebutkan, 
 
‫ث النَّيِب ِّ ﷺ َواَل ِم ْن َوفَاتِِه َما َعد ُّْوا إِاَّل ِم ْن َم ْق َد ِم ِه‬
ِ ‫ال ما عدُّوا ِمن مبع‬ ٍ
َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ‫َع ْن َس ْه ِل بْ ِن َس ْعد ق‬
.َ‫الْ َم ِدينَة‬
 
“Dari Sahl bin Sa’d ia berkata: mereka (para sahabat) tidak menghitung (menjadikan penanggalan)
mulai dari masa terutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak pula dari waktu wafatnya
beliau, mereka menghitungnya mulai dari masa sampainya Nabi di Madinah”. 
 
Hal itu dilakukan meskipun tidak diketahui bulan kehadirannya itu, karena sejarah itu sebenarnya
merupakan awal tahun. Sebagian sahabat berkata pada ‘Umar, ”Mulailah penanggalan itu dengan masa
kenabian”; sebagian berkata: ”Mulailah penanggalan itu dengan waktu hijrahnya Nabi”. ‘Umar
berkata, ”Hijrah itu memisahkan antara yang hak (kebenaran) dan yang batil, oleh karena itu
jadikanlah hijrah itu untuk menandai kalender awal tahun Hijriah”. 
 
Ma’âsyiral muslimîn rahimakumulloh,
 
Setelah para sahabat sepakat mengenai peristiwa hijrah dijadikan sebagai awal penanggalan Islam, ada
sebagian sahabat yang berpendapat bahwa untuk awal bulan Hijriyah itu: ”Mulailah dengan bulan
Ramadhan”, tetapi ‘Umar radliyallahu 'anh berpendapat: ”Mulailah dengan Muharram”, itu karena
Muharram merupakan masa selesainya umat Islam dari menunaikan hajinya. Lalu disepakatilah tahun
baru hijriah itu dimulai dengan bulan Muharram.
 Ibn Hajar dalam kitab Fath al-Bârî Syarah Kitab Shahîh al-Bukhârî mengatakan bahwa: 
 
"Sebagian sahabat menghendaki awal tahun baru Islam itu dimulai dengan hijrahnya Nabi, itu sudah
tepat. Ia melanjutkan, ada empat hal atau pendapat yang mungkin dapat dijadikan sebagai awal
penanggalan Islam, yaitu masa kelahiran Nabi (maulid al-Nabi), masa diutusnya Nabi, masa hijrahnya
Nabi, dan masa wafatnya Nabi. Tetapi pendapat yang diunggulkan adalah menjadikan awal tahun baru
itu dimulai dengan hijrah karena masa maulid dan masa kenabian itu keduanya tidaklah terlepas dari
kontradiksi atau pertentangan pendapat dalam menentukan tahun. Adapun waktu wafatnya beliau itu,
banyak tidak dikehendaki oleh para sahabat untuk dijadikan sebagai awal tahun, karena mengingat
masa wafatnya Nabi justru menjadikan kesedihan bagi umat. Jadi kemudian pendapat dan pilihan itu
jatuh pada peristiwa hijrah. Kemudian mengenai tidak dipilihnya bulan Rabiul Awal sebagai awal
tahun tetapi justru dipilih bulan Muharram sebagai awal tahun karena awal komitmen berhijrah itu ada
pada bulan Muharram, sehingga cocoklah hilal atau awal bulan Muharram itu dijadikan sebagai awal
tahun baru Islam.” 
 
Ma’âsyiral muslimîn rahimakumulloh,
 
Menurut satu pendapat, ada banyak hikmah dipilihnya peristiwa hijrah sebagai penanda Kalender
Islam, Tahun Baru Hijriah. Di antaranya adalah dengan peristiwa hijrah itu, umat Islam mengalami
pergeseran dan peralihan status: dari umat yang lemah kepada umat yang kuat; dari perceraiberaian
atau perpecahan kepada kesatuan negara; dari siksaan yang dihadapi mereka dalam mempertahankan
agama kepada dakwah dengan hikmah dan penyebaran agama; dari ketakutan disertai dengan
kesukaran kepada kekuatan dan pertolongan yang menenteramkan; dan dari kesamaran kepada
keterang-benderangan. Di samping itu, dengan adanya hijrah itu terjadi peristiwa sungguh penting
antara lain, perang Badar, Uhud, Khandaq dan Perjanjian Hudaibiyah (Shulh al-Hudaibiyah), dan
setelah 8 (delapan) tahun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hijrah di Madinah, beliau kembali ke
Makkah al-Mukarramah dengan membawa kemenangan yang dikenal dengan Fath Makkah. Itulah
peristiwa-peristiwa yang penting kita ingat. Oleh karena itulah, Al-Quran menjadikan hijrah itu sebagai
sebuah pertolongan. Al-Quran mengingatkan kita:
 
‫اهلل‬ ‫ن‬َّ ِ
‫إ‬ ‫ن‬ْ ‫ز‬ ‫حَت‬ ‫اَل‬ ِ
‫ه‬
‫ۦ‬ ِ
‫ب‬ ِ
‫ٰح‬ ‫ص‬ ِ‫إِ ۗلَّا َتْنصروه َف َق ْد نَصره اهلل إِ ْذ أَخرجه الَّ ِذين َك َفروا ثَايِن ا ْثن ِ إِ ْذ مُه ا يِف الْغَا ِر إِ ْذ ي ُقو ُل ل‬
َ َْ َ َْ َ ‫َ َ ُ ُ ْ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َ َ نْي‬ ُ ْ ُُ
‫الس ْف ٰلَ ىۗ َو َكلِ َمةُ اللَّ ِه ِه َي الْعُ ْليَ ۗا‬
ُّ ‫َم َعنَ ۖا فَأَْنَز َل اهللُ َس ِكْينَتَهٗ َعلَْي ِه َوأَيَّ َدهٗ جِب ُُن ْو ٍد مَلْ َتَر ْو َها َو َج َع َل َكلِ َمةَ الَّ ِذيْ َن َك َف ُروا‬
.‫َواهللُ َع ِز ْيٌز َح ِكْي ٌم‬
 
“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya
berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya: ”Jangan engkau bersedih, sesungguhnya
Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu
dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-
orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa Mahabijaksana” (QS.
Al-Taubah [9]: 40).
 
Allah pun telah memuji orang-orang yang berhijrah, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. setelah
hari kemenangan Fath Makkah bersabda: 
 
‫الَ ِه ْجَر َة ِم ْن َم َّكةَ أِل َن ََّها‬:ُ‫ َو َم ْعنَاه‬.)‫(مَّت ّف ٌق َعلَْيه‬ ِ ِ ‫الَ ِهجر َة بع َد الْ َفْت ِح ولَ ِكن ِجهاد ونِيَّةٌ وإِ َذا‬
ُ ‫اسُتْنف ْرمُتْ فَانْف ُر ْوا‬
ْ َ ٌََ ْ َ َْ َْ
.‫ت َد َار إِ ْسالٍَم‬ ْ ‫ص َار‬
َ
 
”Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Makkah, akan tetapi jihad dan niat, dan jika kalian diminta
untuk pergi berjihad maka pergilah” (Muttafaq ‘alaih dari jalur ‘Aisyah radliyallahu ‘anha) Maknanya:
Tidak ada hijrah dari Makkah karena dia telah menjadi negeri Islam. 
 
Hijrahnya Rasul dari Makkah ke Madinah yang terjadi pada tahun 622 M., bukanlah sekadar peristiwa
dalam sejarah Islam, tetapi banyak petuah dan pelajaran berharga bagi kita, yang terpenting di
antaranya adalah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika keluar dari Makkah berhijrah
menuju Madinah itu tidaklah dalam keadaan membenci penduduk Makkah, justru beliau cinta kepada
penduduk Makkah. Oleh karena itu ketika beliau keluar meninggalkan Makkah beliau berkata: 
 
ِ ِ ‫ُخ ِرج‬ ِ ِ ِ ‫ب أَر‬ ِ ِ ‫َّك خَل ير أَر‬
ِ ِ
‫ت (رواه الرتميذي‬ ُ ْ ْ ‫ َولَ ْواَل أَيِّنْ أ‬،‫ض اهلل إِىَل اهلل‬
ُ ‫ت مْنك َما َخَر ْج‬ ْ ُّ ‫َح‬
َ ‫ض اهلل َوأ‬ ْ ُ َْ ‫َواهلل إِن‬
)‫والنسائي عن عبد اهلل بن عدي بن محراء رضي اهلل عنه‬
 
Artinya ”Demi Allah, sungguh kamu (Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah, dan bumi Allah yang
paling dicintai Allah, seandainya aku tidak dikeluarkan darimu (Makkah) maka tiadalah aku keluar
--darimu.” (HR. al-Tirmidzi, al-Nasa’i, Ibn Mâjah dll, dari ‘Abdullâh bin ‘Addî bin
Hamrâ’ radliyallahu ‘anhum). 
 
Ini menunjukkan betapa kecintaan beliau kepada Makkah dan penduduk Makkah, sebagaimana
maqalah populer menyatakan hubbul wathan minal iman, cinta tanah air adalah ekspresi kesempurnaan
iman.
 
Dan satu hal yang penting dalam hijrah adalah bahwa hijrah itu adalah bermakna luas, sebagaimana
disebutkan dalam hadits yang mulia bahwa: 
 
ِ ‫والْمه‬
)‫اجُر َم ْن َه َجَر َما َن َهى اهللُ َعْنهُ (رواه البخاري‬ َُ َ
 
Artinya: ”Orang yang berhijrah itu adalah orang yang berhijrah, meninggalkan apa-apa yang dilarang
oleh Allah” (HR. al-Bukhârî). 
 
Hijrah di sini bermakna luas, meninggalkan adat atau tradisi fanatisme kesukuan, dan menegaskan
hijrah itu meninggalkan dari segala yang dilarang oleh Allah dan yang di dalamnya membahayakan
manusia.
 
Ma’âsyiral muslimîn rahimakumulloh,
 
Demikianlah keistimewaan bulan Muharram dan poin-poin penting dari hikmah hijrah. Sebagai
penutup khutbah ini, marilah kita renungkan firman Allah dalam surat al-Anfâl (8) ayat 74:
 

ٌ‫ك ُه ُم الْ ُم ْؤ ِمُن ْو َن َح ًّق ۗا هَّلُم َّم ْغ ِفَرة‬ ۧ َ‫اهلل والَّ ِذين اٰووا ون‬
َ ِ‫ص ُر ْوا أ ُْو ٓلَئ‬ ِ
َ َ ْ َ َ ْ َ ‫اه ُد ْوا يِف ْ َسبِْي ِل‬
ِ
َ ‫َوالَّذيْ َن اٰ َمُن ْوا َو َه‬
َ ‫اج ُر ْوا َو َج‬
.ٌ‫َو ِر ْز ٌق َك ِرمْي‬
 
Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang
yang memberi tempat kediaman dan memberi  pertolongan (kepada orang muhajirin), mereka itulah
orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.
 
Demikian khutbah ini semoga bermanfaat. Semoga kita, keluarga kita, masyarakat kita, dan bangsa
kita Indonesia, dapat berhijrah kepada kebaikan dan kemuliaan. Amin. 
 
‫اسَت ْغ ِف ُر ْوهُ إِنَّهُ ُه َو‬ ِ ِ
ِّ ‫ات و‬
ْ َ‫ ف‬,‫الذ ْك ِر احْلَكْي ِم‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َ َ‫ فْيه م َن اْآلي‬ ‫بَ َار َك اهللُ يِل ْ َولَ ُك ْم باْلُْقرءَان اْ َلعظْي ِم َو َن َف َعيِن ْ َوإيَّا ُك ْم مبَا‬
.‫الر ِحْي ُم‬
َّ ‫اْلغَ ُف ْو ُر‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ب الْ َعالَ ِمنْي َ ‪َ ،‬وبِِه نَ ْستَعِنْي ُ َعلَى أ ُُم ْو ِر ُّ‬
‫الد ْنيَا َوالدِّيْ ِن‬ ‫‪.‬اَحْل م ُد ِ‬
‫ِهلل َر ِّ‬ ‫َْ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‬ ‫‪.‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ان إِىَل َي ْوِم الدِّيْ ِن‬‫‪.‬اللّه َّم ص ِّل علَى سيِّ ِدنَا حُمَ َّم ٍد وعلَى ألِِه وأَصحابِِه أَمْج عِ ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫َ نْي َ َ َ ْ َ ُ ْ ْ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫ََ‬ ‫ُ َ َ َ‬
‫اعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْرمًحُْو َن‬
‫َحثُّ ُك ْم َعلَى طَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫‪.‬أ ََّما َب ْع ُد‪َ ،‬فيَا عبَ َاد اهلل أ ُْوصْي ُك ْم َونَ ْفس ْي بَت ْق َوى اهلل َف َق ْد فَ َاز الْ ُمَّت ُق ْو َن‪َ ،‬وأ ُ‬
‫ين ِم ْن َقْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن‪،‬‬ ‫َّ ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫َّاس ْاعبُ ُدوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم َوالذ َ‬
‫ِ ِِ‬ ‫يِف‬
‫قَ َال اهللُ َت َعاىَل ْ اْل ُق ْرآن الْ َكرمْي ‪ :‬يَاأَيُّ َها الن ُ‬
‫َّاس خِب ُلُ ٍق‬ ‫ِِ‬ ‫ت َوأَتْبِ ْع َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‪ :‬ات َِّق اللَّه َحْيثُ َما ُكْن َ‬
‫ِ‬
‫السيِّئَةَ احْلَ َسنَةَ مَتْ ُح َها َو َخالق الن َ‬ ‫َوقاَ َل َر ُس ْو ُل اهلل َ‬
‫َّاه ِدين والشَّاكِ ِرين واحْل م ُد ِ‬
‫ِهلل‬ ‫ِ‬ ‫حس ٍن‪ .‬ص َد َق اهلل الْع ِظيم وص َد َق رسولُه النَّيِب الْ َك ِرمْي وحَنْن علَى ذلِ َ ِ‬
‫ْ َ َ َْ‬ ‫ك م َن الش ْ َ َ‬ ‫َُ ُ َ‬ ‫ُ َ ْ ُ َ َ َ ُ ْ ُ ُّ‬ ‫ََ َ‬
‫‪. ‬ر ِّ ِ‬
‫ب الْ َعالَمنْي َ‬ ‫َ‬
‫ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬ ‫ِ‬
‫يما‪ .‬اَللّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْسلمنْي َ‬ ‫صلُّوا َعلَْيه َو َسلِّ ُموا تَ ْسل ً‬ ‫ين ءَ َامنُوا َ‬ ‫إِ َّن اللَّهَ َو َماَل ئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ يَاأَيُّ َها الذ َ‬
‫ات وقَ ِ‬ ‫َّك مَسِ يع قَ ِريب جُمِ يب الد ِ‬ ‫ِ‬ ‫ات اْأل ِ ِ‬ ‫ات والْم ْؤ ِمنِ والْم ْؤ ِمنَ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫اض َي‬ ‫َّع َو َ‬ ‫َحياَء مْن ُه ْم َواْأل َْم َوات إِن َ ْ ٌ ْ ٌ ْ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫َوالْ ُم ْسل َم َ ُ نْي َ َ ُ‬
‫‪.‬احْل اج ِ‬
‫ات‬ ‫َ َ‬
‫ين ِم ْن َقْبلِنَا َربَّنَا َواَل حُتَ ِّم ْلنَا‬ ‫َّ ِ‬
‫صًرا َك َما مَحَْلتَهُ َعلَى الذ َ‬
‫ِ‬
‫َخطَأْنَا َربَّنَا َواَل حَتْم ْل َعلَْينَا إِ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َربَّنَا اَل ُت َؤاخ ْذنَا إِ ْن نَسينَا أ َْو أ ْ‬
‫ين‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا يِف ُّ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الد ْنيَا‬ ‫ص ْرنَا َعلَى الْ َق ْوم الْ َكاف ِر َ‬‫ت َم ْواَل نَا فَانْ ُ‬ ‫ف َعنَّا َوا ْغف ْر لَنَا َو ْارمَح ْنَا أَنْ َ‬‫َما اَل طَاقَةَ لَنَا بِه َو ْاع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪.‬ح َسنَةً َويِف اآْل خَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّار‬ ‫َ‬
‫ان َوإِيتَ ِاء ِذي الْ ُق ْرىَب َو َيْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوالْ ُمْن َك ِر َوالَْب ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم‬ ‫اهلل! إِ َّن اللَّه يأْمر بِالْع ْد ِل واإْلِ حس ِ‬
‫َ َ ُُ َ َ ْ َ‬
‫ِعباد ِ‬
‫ََ‬
‫ضلِ ِه يُ ْع ِط ُك ْم‬‫اسأَلُْوهُ ِم ْن فَ ْ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُرو َن‪ ،‬فَا ْذ ُك ُروا اهللَ الْ َعظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُروهُ َعلَى ن َعمه يَِز ْد ُك ْم َو ْ‬
‫ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل أَ ْكَب ُر‬ ‫َ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai