Anda di halaman 1dari 1

Prevalensi Katarak dan Glaukoma Akibat Steroid pada

Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang Mendatangi


Pusat Perawatan Tersier di India
Tirupati Nath, MS, FMRF, * Subham Sinha Roy, MBBS, Himanshu Kumar, MS, * Rachit
Agrawal, MBBS, Santosh Kumar, MD, FCCP, FNCCP, † dan SK Satsangi, MS

Tujuan: Paparan kortikosteroid dikenal terkait dengan peningkatan risiko katarak dan glaukoma.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi katarak dan glaukoma akibat steroid pada
pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan untuk menilai hubungan reaksi dosis
di antaranya..

Desain: Ini adalah penelitian observasional prospektif.

Metode: Kami mengidentifikasi semua pasien PPOK yang berusia 50 tahun ke atas, dengan
paparan steroid minimum 4 bulan dan kortikosteroid inhalasi mulai Maret 2014 sampai Maret
2015. Dosis rata-rata harian kortikosteroid inhalasi didefinisikan smenjadi rendah (1-250 μg),
sedang (251-500 μg), dan tinggi (501-1000 μg) dengan menggunakan flutikason propionat
setara.

Hasil: Kami menskrining 405 pasien PPOK, 48 di antaranya dikeluarkan. Kami mengidentifikasi
58 pasien katarak dan 14 pasien glaukoma dengan prevalensi masing-masing 16,24% dan 3,92%.
Kami juga mengamati hubungan reaksi dosis dengan prevalensi katarak tertinggi (39,6%) dan
glaukoma (42,8%) pada dosis harian 501-1000 μg flutikason propionat setara.

Kesimpulan: Jelas bahwa dosis yang lebih tinggi dan durasi kortikosteroid inhalasi yang lebih
lama pada pasien PPOK dikaitkan dengan prevalensi katarak dan glaukoma yang lebih tinggi.

Kata kunci: katarak yang diinduksi steroid, glaukoma akibat steroid, penyakit paru obstruktif
kronik

(Asia-Pac J Ophthalmol 2017; 1: 28-32)

Anda mungkin juga menyukai