Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
010-1: 2015
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) No. 0189.P/DIR/2016
INSULATOR KOMPOSIT
TEGANGAN TINGGI DAN
EKSTRA TINGGI
Bagian 1: Insulator Suspension dan
Tension
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
POWER QUALITY
STANDAR SPLN T5.010-1: 2015
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) No. 0189.P/DIR/2016
INSULATOR KOMPOSIT
TEGANGAN TINGGI DAN
EKSTRA TINGGI
Bagian 1: Insulator Suspension
dan Tension
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
INSULATOR KOMPOSIT
TEGANGAN TINGGI DAN
EKSTRA TINGGI
Bagian 1: Insulator Suspension
dan Tension
ER
UA
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Kelompok Bidang Transmisi Standardisasi
Keputusan Kepala PT. PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015
Nara sumber:
1. Ir. AM Simorangkir
2. Hendi Wahyono, ST
3. Satyagraha Abdul Kadir, ST
SPLN T5.010-1: 2015
Daftar Isi
i
SPLN T5.010-1: 2015
Daftar Tabel
Daftar Gambar
ii
SPLN T5.010-1: 2015
Prakata
SPLN T5.010-1: 2015, ini berlaku untuk insulator komposit jenis suspension dan jenis tension
yang dipakai pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi ( SUTET).
Beberapa pertimbangan disusunnya standar ini adalah menindaklanjuti permintaan
Direktur Perencanaan Korporat sesuai surat No.: 0756/REN.03.03/DIR/2015,
tanggal 11 September 2015, tentang penyusunan SPLN, yang meliputi: standar peralatan
distribusi tegagan menengah dan peralatan tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi.
Dengan diterbitkannya standar ini maka ketentuan spesifikasi teknis, petunjuk teknis dan
perencanaan pengadaan dalam pembangunan jaringan yang menggunakan insulator
komposit jenis suspension dan tension oleh unit-unit PT PLN (Persero) harus berpedoman
SPLN T5.010-1: 2015.
iii
SPLN T5.010-1: 2015
Insulator Komposit
Tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
Bagian 1: Insulator Suspension dan Tension
1 Ruang Lingkup
2 Tujuan
3 Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, ketentuan mengikuti standar berikut.
Dalam hal terjadi perubahan, maka ketentuan mengikuti edisi terakhir.
a. IEC 61109 Edition 2.0 (2008-05), Insulator for overhead lines - Composite suspension
and tension insulators for a.c system with a nominal voltage greater than 1000V-
Definitions, test methods and acceptance criteria;
b. IEC 62217 Edition 2.0 (2012-09), Polymeric HV insulators for indoor and outdoor use -
General definitions, test methods and acceptance criteria;
c. IEC 60471 Amendment 1 (1980-07), Dimensions of clevis and tongue couplings of
string insulator units;
d. IEC 60707 (2004), Inflammability of solid non-metallic materials when exposed to
flames-the list of testing method;
e. IEC 60060-1 Ed.2/1989, High voltage test technicques, Part 1: General definitions and
test requirements;
f. IEC 60120 Ed. 3/1984, Dimensions of ball and socket coupling of string insulator units;
g. IEC 60383 Ed. 4/1993 ,Tests on insulators of ceramic material for overhead lines with a
nominal voltage greater than 1000 V;
h. IEC 60815 Ed. 1/2008, Selection and dimensioning of high-voltage insulators intended
for use in polluted conditions – Part 1: Definitions, information and general principles,
Part 3: Polymer insulators for a.c. systems;
i. IEC 61284 Ed. 2/1997, Overhead lines – Requirements and tests for fittings;
j. IEC 61466-2 Ed. 1.1/2002 , Composite string insulator units for overhead lines with a
nominal voltage greater than 1000 V;
k. IEC 62073 Ed.1/2003, Guidance on the measurement of wettability of insulator
surfaces;
l. IEC 62217 Ed. 1/2005, Polymeric insulators for indoor and outdoor use with a
nominal voltage > 1000 V;
1
SPLN T5.010-1: 2015
Insulator yang dibuat dari dua bagian insulasi, yaitu core dan selungkup (housing) yang
dilengkapi dengan metal fitting.
4.4 Inti
Insulasi bagian dalam dari insulator komposit yang digunakan untuk menjamin
karakteristik mekanis.
Insulasi bagian luar dari insulator komposit yang membentuk jarak rambat dan melindungi
inti terhadap cuaca.
Bagian insulasi yang menonjol dari trunk insulator, yang diperuntukkan menambah jarak
rambat.
2
SPLN T5.010-1: 2015
Insulasi bagian tengah yang terdiri dari inti dan pembungkus inti dimana sirip ditempatkan.
Daerah dimana beban mekanis ditransmisikan antara bodi insulasi dan fiting.
4.11 Kopling
Beban yang digunakan pada waktu pengujian rutin mekanis atau biasa disebut Routine
Test Load (RTL). Nilai RTL adalah 50 % dari SML, kecuali disebutkan lain.
Pengujian untuk memverifikasi karakteristik utama (elektris dan mekanis) dari insulator
komposit. Karakteristik utama tersebut adalah jarak rambat, kemiringan sirip, diameter
sirip, jarak antar sirip, arcing distance, diameter inti dan cara pemasangan fiting.
4.16 Interface
3
SPLN T5.010-1: 2015
Berikut nilai pengenal dan spesifikasi sebagai persayaratan insulator komposit pada tabel
dibawah ini.
4
SPLN T5.010-1: 2015
6 Persyaratan Konstruksi
Kopling
Selungkup
Inti
Sirip
Interface
Inti
Selungkup
6.1 Inti
Bahan inti adalah epoksi resin dengan penguatan high strength axial glass (E-CR Glass)
yang mempunyai kekuatan dielektrik dan mekanikal tinggi, tahan lembab dan asam (acid
resistance).
Inti harus bebas dari retak dan rongga (void).
Pabrikan harus memberikan informasi mengenai diameter inti, merek, dan nama pabrik
pembuat inti tersebut serta hasil uji material.
6.2 Selungkup
Bahan selungkup adalah karet silikon (silicone rubber) yang diproses secara High
Temperature Vulcanizing (HTV) dengan filler Aluminium Tri Hydrate (ATH).
Karet silikon dengan grade yang diproses dari Liquid Silicone Rubber (LSR) atau Room
Temperature Vulcanizing (RTV) dan Ethylene Propylene Dien Monomere (EPDM) tidak
diperbolehkan.
5
SPLN T5.010-1: 2015
6.3 Fiting
Jenis bahan adalah forged steel yang dilapis dengan hot dip galvanized sesuai EN ISO
1461 (1999). Tebal rata-rata lapisan seng yang diukur dengan metode magnetik minimum
85 µm. Fiting dari bahan baja yang dicor (casting) tidak diperbolehkan.
Fiting harus terpasang ke inti dengan proses crimping (koaksial atau heksagonal). Fiting
yang dipasang setelah proses pembuatan selungkup, maka interface antara fiting dan
selungkup harus ditutup dengan perapat dari bahan elastomer dengan kemampuan
elastisitas permanen untuk mendapatkan kinerja perapatan untuk masa operasi yang
panjang. Perapat harus melekat ke permukaan fiting dan selungkup.
Pabrikan harus mempunyai peralatan untuk mengendalikan kualitas crimping pada
produksi rutin.
Jenis fiting adalah ball and socket dengan standar kopling sesuai IEC 60120. Bila tidak
ditetapkan lain ukuran kopling adalah:
a. Kopling 16 untuk sistem 66 kV dan 150 kV;
b. Kopling 20 untuk sistem 275 kV dan 500 kV.
Fiting insulator 275 kV dan 500 kV harus dilengkapi proteksi korona. Proteksi korona
tersebut dipasang pada fiting yang bertegangan atau pada kedua fiting (bertegangan dan
tidak bertegangan).
Insulator dan proteksi korona terpasang harus memenuhi ketentuan minimum corona
extinction voltage pada 1.2 U0 sesuai Tabel 1. Pabrikan harus menetapkan nilai
maksimum tegangan interferensi radio (RIV) untuk setiap tipe insulator.
6.5 Penandaan
Insulator harus diberi penandaan yang jelas dan tidak mudah dihapus, meliputi
penandaan: tipe; merek atau logo pabrikan; bulan dan tahun pembuatan; nilai SML
dengan ketentuan:
6
SPLN T5.010-1: 2015
a. Merek atau logo pabrikan, bulan dan tahun pembuatan harus dengan cetak timbul
dan ditempatkan pada selungkup;
b. Tipe dan nilai SML (dalam kN) ditempatkan pada fiting atau selungkup.
Penandaan pada selungkup tidak boleh ditempatkan pada sirip.
7 Pengujian
2 Uji cuaca yang dipercepat IEC 62217 butir 9.3.2 3 spesimen yang diambil
dari selungkup insulator
3 Uji tracking dan erosi IEC 62217 butir 9.3.3 2 buah insulator dengan
jarak rambat 500-800 mm
4 Uji tahan bakar (Flammability) IEC 62217 butir 9.3.4 Insulasi selungkup dengan
tebal 3 mm
5 Evaluasi ketahanan terhadap IEC 60587 5 keping
tracking dan erosi
7
SPLN T5.010-1: 2015
1 Penentuan beban gagal rata-rata IEC 61109 butir 10.4.2.1 3 buah sampel insulator
lengkap
2 Verifikasi beban 96 jam IEC 61109 butir 10.4.2.2 3 buah sampel insulator
lengkap
Pengujian jenis dilakukan setelah insulator lulus pengujian desain. Validitas laporan uji
desain mengikuti lampiran A. Laporan uji desain dan uji jenis harus diterbitkan oleh
Laboratorium penguji independen yang terakreditasi.
Pengujian jenis mencakup mata uji pada Tabel 3:
1) 2)
2 Dimensi insulator
B Pengujian Listrik
8
SPLN T5.010-1: 2015
CATATAN : Pengujian elektrikal harus dilakukan pada insulator lengkap dengan fiting untuk desain
yang diajukan.
1)
Untuk dimensi yang diukur (d), kecuali dimensi fiting, toleransi dimensi adalah:
± (0.04 x d + 1.5) mm; jika d 300 mm;
± (0.025 x d + 6) mm; jika d > 300 mm, maksimum 50 mm.
Bila dimensi minimum ditetapkan, maka toleransi negatif juga dibatasi oleh dimensi minimum
tersebut.
7.3.1 Uji serah terima (uji sampel) dilakukan oleh personil PLN.
7.3.2 Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila:
a. Tipe insulator yang akan diserahterimakan mempunyai Sertifikat Laporan
Pengujian Jenis yang masih berlaku;
b. Uji rutin atas kelompok (lot) insulator yang akan diserahterimakan;
c. Pabrikan telah menerbitkan packing list untuk kelompok tersebut yang
berisikan nomor-nomor kemasan, jumlah dan lokasi pengiriman.
7.3.3 Sampel uji harus diambil secara acak dari kelompok (lot) yang diserahterimakan.
7.3.4 Sampel terdiri dari E1 dan E2, dengan jumlah sampel mengikuti Tabel 4. Setelah
pengujian, sampel E1 akan rusak sehingga tidak boleh digunakan.
7.3.5 Mata uji serah terima tercantum pada tabel 5
Jumlah sampel
Jumlah yang
diserahterimakan (N)
E1 E2
N ≤ 300 2 3
9
SPLN T5.010-1: 2015
Setiap insulator komposit harus dievaluasi melalui pengujian rutin yang mengacu IEC
61109.
10
SPLN T5.010-1: 2015
Lampiran A
Pengujian yang harus dilakukan setelah perubahan desain
(referensi: IEC 61109: 2008-05)
11
Pengelola Standardisasi: