(Skripsi)
Oleh
Oleh
By
The research in this paper aims to analyze the role of the United States in
providing assistance to Afghanistan after the attack on terrorism to the WTC
building on September 11, 2001. This research aims to find problems in the
United States national interest in assistance provided after the attack allegedly has
a motive behind the assistance. Theory that used in this research are theory of
national interest, the theory of foreign aid, and is assisted by the use of the concept
of US foreign policy which is a supporting concept in research related to the
assistance of the United States. The type of research that used in this research is a
descriptive qualitative using data collection techniques and literature studies.
Analysis technique that used in this research are data reduction, triangulation,
tracing process, data presentation, and conclusion. The outcomes of this research
are the motive for providing US assistance through USAID received by
Afghanistan in 2002-2016 namely humanitarian motives, political motives trough
US national interests through the New Great Anti-Terrorist Game, economic
motives. From that three motives, it can be concluded that the security motive is
the dominant motive in giving US foreign aid to Afghanistan in 2002-2016 in the
form of grants or loan funds, which are then related to providing space for US
investors to enter and make Afghanistan as a destination for market expansion and
control of the natural resource of Afghanistan.
Oleh
Skripsi
Pada
pada tahun 2008 dan lulus di tahun 2011. Selanjutnya, pada tingkat Sekolah
Menengah Atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2011 dan lulus
di tahun 2014.
Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur masuk
SNMPTN. Penulis aktif dalam beberapa kegiatan, seperti terlibat dalam kegiatan
Direktorat Kerjasama Intra Kawasan dan Antar Kawasan Amerika Eropa; dan
dihadari oleh menteri transportasi dari negara-negara di kawasan Asia dan Eropa.
MOTTO
Allah SWT,
Terima kasih atas segala kekuatan, segala rezeki dan atas segala kemudahan yang
telah engkau berikan kepadaku hingga dapat menyelesaikan karya tulis ini
Ku persembahkan karya sederhana ini untuk pihak yang selalu mendoakan dan
tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan kasih sayangnya
Saudariku
Serta Almamaterku :
Universitas Lampung
Attack) Tahun 2002-2016”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna sebagai bentuk adanya keterbatasan
kemampuan serta sebagai motivasi untuk lebih baik dan terus belajar kedepannya.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembacanya dan sebagai
perkembangan penelitian dalam kajian ilmu sosial dan ilmu politik khususnya
Penulis menyadari pula bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari berbagai hambatan dan kesalahan, namun dapat terselesaikan dengan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
2. Ibu Dr. Ari Darmastuti, M.A., selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
yang selalu memberikan motivasi, kritik dan saran, serta dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H., selaku Pembimbing Utama yang
telah meluangkan banyak waktu, tenaga serta pikiran dan juga
memberikan banyak sekali masukan, saran yang membangun serta
bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dan membantu
dalam proses pembelajaran mengenai tema yang saya ambil lebih baik
lagi. Terimakasih Bapak Aman.
4. Mba Gita Karisma, S.IP., M.Si., selaku pembimbing kedua saya yang telah
senantiasa memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing saya.
Terimakasih Mba Gita atas saran judul skripsi, saran dalam pengerjaan,
kritik, dan motivasi yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik, Mba Gita memiliki peran penting dalam
pembuatan skripsi saya dari awal hingga akhir. Serta terimakasih Mba Gita
sudah menjadi sosok ibu dan teman yang baik untuk saya dan teman-
teman bimbingan “anak bunda” yang lain.
5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B., selaku dosen pembahas yang telah
meluangkan waktu, memberikan kritik dan saran. Terimakasih Bapak
Suripto, selain sebagai dosen pembahas Bapak Suripto juga memiliki
kontribusi penuh dalam perbaikan skripsi saya menjadi lebih baik dan
tersturktur. Masukan dan saran perbaikan yang sangat bermanfaat dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Kepada dosen-dosen jurusan Hubungan Internasional. Terimakasih untuk
memberikan ilmu yang bermanfaat.
7. Kepada kedua orang tuaku tercinta, terimakasih banyak Ayah dan Bunda,
terimakasih telah membesarkan saya dan memberikan segalanya tanpa
kenal balasan baik moril, materil, dan selalu mengupayakan anak-anaknya
menjadi seseorang yang lebih baik. Terima kasih sudah menunggu dengan
sabar sampai penulis dapat menyelesaikan studi ini. Terimakasih juga atas
doa-doa yang telah dipanjatkan untuk kemudahaan dan kelancaraan dalam
menyelesaikan skripsi dan perkuliahan ini. Terimakasih atas nasihat,
motivasi, saran, dukungan, semangat, serta selalu mengingatkan untuk
segera menyelesaikan skripsi.
8. Kepada adik kesayangan satu-satunya, Luthfiah Azzahra Sania Ahmad,
yang memiliki peranan penting dalam pengerjaan skripsi ini untuk selalu
mendukung dan memberikan pertolongan jika saya kesulitan dalam
melakukan hal teknis dalam pengerjaan skripsi ini. Terimakasih telah
menjadi teman yang baik untuk selalu mendengarkan keluh kesah saya
dalam pengerjaan skripsi ini.
9. Kepada Ombai dan Akas terimakasih banyak telah membesarkan saya dan
memberikan segalanya tanpa kenal balasan baik moril maupun materil.
Terima kasih sudah menunggu dengan sabar sampai penulis dapat
menyelesaikan studi ini. Terimakasih juga atas nasihat, motivasi, saran,
dukungan, doa-doa yang telah dipanjatkan untuk kemudahaan dan
kelancaraan dalam menyelesaikan skripsi dan perkuliahan ini.
10. Kepada Rachmad Septiawan, SH, MH., terimakasih sudah menjadi
penyemangat penulis untuk segera menyelesaikan perkuliahan ini.
11. Kepada Wilma Dewasuti, S.Hub.Int., Ria Aulia Mediana, S.Hub.Int., dan
Luky Kurniawati, S.Hub.Int. terimakasih sudah selalu siap membantu saya
ketika kesulitan saat proses pengerjaan skripsi ini dalam situasi apapun.
Terimakasih kepada Novinka Dian Malino, S.Hub.Int. dan Sheila
Magdalena, S.Hub.Int., teman spombob-ku yang telah menghibur dalam
situasi apapun serta selalu sabar dalam menghadapi sifat saya yang kurang
menyenangkan dalam segala hal, terlebih membantu dalam penelitian ini.
Terimakasih semua teman terbaikku selalu mendengarkan keluh kesah dan
selalu mendukung dalam melakukan kebaikan.
12. Kepada teman satu bimbingan Anak Bunda, terimakasih banyak Amalia
Reski Palendra, S.Hub.Int., Putri Dumora, S.Hub.Int., Yolanda Dwi Putri,
S.Hub.Int., yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi saya dan
memotivasi saya untuk menyelesaikannya dengan baik.
13. Kepada rekan-rekan kerja penulis di Satker SNVT Pernyediaan
Perumahan Provinsi Lampung, terutama Mba Tika, Mba Nur, Bik Ika,
Mba Yuyun, Mba Besta. Terimakasih sudah memberikan canda tawa dan
cerita-cerita yang menghibur. Terimakasih juga untuk selalu mengingatkan
saya dalam mengejar gelar sarjana dengan secepat mungkin.
14. Kepada Fitria Ulfa, SH. selaku sahabat dari SMA hingga sekarang dan
Siska Dwi Azizah Warganegara, SH, MH. selaku sepupu dan juga teman
yang selalu bersedia membantu penulis. Terima kasih sudah menjadi orang
yang memotivasi penulis agar cepat menyelesaikan perkuliahan.
15. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan jurusan HI 2014 dalam
menempuh perkuliahan, semoga kita dapat mencapai kesuksesan di jalan
yang baik dan benar, terimakasih telah memberikan pengalaman dan
pelajaran hidup selama berkuliah di HI.
16. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan, doa, mengapresiasi, memberikan pengalaman dan
pelajaran hidup, saya ucapkan terimakasih. Semoga Allah S.W.T
membalas seluruh kebaikan kalian, dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Penulis,
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
i
5.1.1. Bantuan Dana Hibah AS melalui USAID ke Afghanistan pada
Tahun 2002-2016 ....................................................................... 64
5.1.2. Bantuan Dana Pinjaman AS melalui USAID ke Afghanistan pada
Tahun 2002-2016........................................................................ 84
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5.5. Persentase Jumlah Bantuan Luar Negeri AS melalui USAID Kurun Waktu
2002-2016 ....................................................................................................114
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
v
DAFTAR SINGKATAN
AS : Amerika Serikat
CT : Counterterrorism
vi
OECD : The Organisation for Economic Co-operation and Development
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Bantuan luar negeri AS telah masuk ke Afghanistan sejak tahun 1979 yang
ketika itu di negara Afghanistan masih terdapat pengaruh dari Soviet yang ingin
kawasan Asia Selatan dan Asia Tengah, menjadikan AS cepat bertindak dengan
mendekatkan diri melalui negara Pakistan selaku negara yang memiliki peran
penting dalam kebijakan kuasa atas Afghanistan ketika itu. Dalam mencegah
tangan Taliban. Kelompok Taliban menjadi kelompok yang dianggap penting bagi
Pakistan karena memiliki dua struktur kekuatan militer yang mampu menjaga
1
Abdul Halim Mahally, 2006, “Menjarah Negeri Muslim”, hlm. 53
2
Dennis Kux, “The United States and Pakistan”, 1947-2000, hlm. 247
3
Taliban merupakan sebuah kelompok pelajar yang menuntut ilmu agama dan juga diajari senjata
dalam Jihad
2
relasi perdagangan dengan negara di Asia Tengah dan menjadi tameng bagi
negara Pakistan.4 Pertama, pasukan Taliban berisikan anggota yang berasal dari
milisi Taliban sejak awal. Kedua, kekuatan militer Taliban berasal dari bekas
komunis yang bergabung untuk balas budi atas pemberian bantuan ketika terjadi
merupakan bentuk kerja sama dalam bidang pertahanan yang berfokus kepada
minimalisasi pengaruh dari Uni Soviet dengan mendukung dan memberi bantuan
militer serta bantuan ekonomi bagi pemerintahan yang anti-Soviet.6 Namun dalam
pemberian dukungan dan bantuan tersebut tidak sepenuhnya diterima dengan baik
Garda Nasional AS di Riyadh tahun 1995 dan mereka mengebom truk yang
4
Abdul Halim Mahally, Op. Cit., hlm. 51
5
Ibid.
6
R.M. Savory. “Christendom Vs. Islam: Interaction And Co-Existence”. Diakses dari
http://www.monthly-renaissance.com/issue/content.aspx?id=513 pada 14 Maret 2018
3
runtuhnya WTC dan Pentagon yang menjadi lambang dari kekuatan sistem
ketika itu Presiden Bush yang disebut sebagai “Doktrin Bush” 10. Dalam
7
Ibid.
8
Pavlos Efthymiou, “The Emergence of the United States as a Global Power” diakses dari
https://www.saylor.org/site/wp-content/uploads/2013/05/HIST313-5.2-
UnitedStatesasaGlobalPower.pdf pada 16 Januari 2018
9
Self-defense adalah tindakan balasan yang dilakukan untuk membela keamanan dan
kesejahteraan negara dari bahaya. Penggunaan hak membela diri sebagai pembenaran hukum
untuk penggunaan kekuatan pada saat bahaya terdapat pada hukum yurisdiksi.
10
Doktrin tersebut menjelaskan bahwa AS akan menutup semua kamp-kamp teroris, berbagai
rencana teroris, dan menyeret mereka ke pengadilan.
4
terhadap seluruh anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan NATO
September 2001 kepada Negara Afghanistan terhitung pada tahun 2002 dan
11
Merupakan kesepakatan bersama dan upaya kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah untuk
melawan dan memerangi teroris yang ditujukan kepada segala bentuk teroris islam internasional
yang telah menjadi perhatian seluruh dunia
12
Paul D. Williams, Security Studies an Introduction. New York: Routledge. 2008. Hlm 171
13
Ryan T. Williams.”Dangerous Precedent: America’s Illegal War In Afghanistan” , diakses dari
https://www.law.upenn.edu/journals/jil/articles/volume33/issue2/Williams33U.Pa.J.Int'lL.563
(2011).pdf pada 12 Februari 2018
14
Z. A. Maulani, 2002, Perang Afghanistan, hlm. 40
15
Afghan-US Relations, diakses dari
http://www.central-asia-program.org/index.php?en_afmusa_relations pada 12 Februari 2018
5
bantuan yang fokus nya kepada bantuan kemanusian, kontaterorisme, dan bantuan
rekonstruksi.
penyediaan layanan rekonstruksi dan stabilitasi, dengan total hampir $48 miliar
tahun sebelumnya yaitu total $13.78 miliar dengan pemberian paling banyak
sebuah itikad baik AS untuk memberikan bantuan luar negeri. Oleh karena itu
penelitian ini akan mengkaji lebih lanjut, apa sebenarnya motif dari Negara AS
yang pada awalnya menyerang dan menginvasi namun kemudian dalam tahun-
Afghanistan, maka dapat ditarik rumusan masalah: Apa motif bantuan luar
Negara Afghanistan.
TINJAUAN PUSTAKA
menggambarkan sebuah masalah atau isu yang akan dikaji dalam penelitian,
intervention, the war on terror and the future of Afghanistan, yang ditulis oleh
18
Fatima Ayub dan Sari Kuovo pada tahun 2008. Dalam penelitian ini,
Afghanistan adalah hal yang tidak mudah. Invansi yang terjadi di Afghanistan atas
18
Ayub, F; Kouvo, S. Righting the course? Humanitarian intervention, the war on terror and the
future of Afghanistan. International Affairs. 84, 4, 641-657, July 2008.
8
yang memberikan dampak cukup besar. Namun dengan melihat besarnya dampak
bahwa suatu perang dikatakan sebagai intervensi harus diukur tidak hanya dengan
melihat seberapa banyak kekerasan yang terjadi, melainkan juga melihat besarnya
menjadi tanggung jawab untuk melindungi selama atau setelah terjadinya konflik.
Afghan War Scenario, yang ditulis oleh Dr. Imtiyas Gul Khan dalam jurnal tahun
yang mendorong untuk menyerang negara Afghanistan. Selain itu, dalam jurnal
tidak terlepas dari kepentingan negara AS itu sendiri, adapun hal yang mendorong
19
Ibid.
20
Dr. Imtiyaz Gul Khan, Afghanistan: US Policy and Post 9/11 Afghan War Scenario,
International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue 4, April 2012.
Diakses dari http://www.ijsrp.org/research_paper_apr2012/ijsrp-apr-2012-37.pdf pada 23 Juli
2018
9
ekonomi dan strategis tertentu.21 Benturan kepentingan itu muncul dengan oposisi
untuk melawan Soviet, dan pada saat yang sama mengubah Afghanistan ke dalam
dengan baik oleh rezim di Afghanistan yang tidak suka dengan pengaruh tersebut,
sehingga menyebabkan adanya serangan besar 9/11. Di dalam penelitian ini juga
berbagai kebijakannya.
from contested and controlled territory in Afghanistan, yang ditulis oleh Renard
Sexton dalam bentuk artikel pada tahun 2016.22 Dalam penelitian ini, penulis
penting dalam mengurangi kekerasan oleh pemberontak yang dengan kata lain
21
Ibid.
22
Sexton, R. (2016). Aid as a tool against insurgency: Evidence from contested and controlled
territory in afghanistan. The American Political Science Review, 110(4), 731-749. Di akses dari
http://e-resources.perpusnas.go.id:2141/10.1017/S0003055416000356 pada 19 Juli 2018
10
Penulis juga menunjukkan bahwa jenis bantuan yang diberikan juga sangat
Keempat, penelitian berjudul Donor Motives for foreign Aid, yang di tulis
oleh Subhayu Bandyopadhyay dan E. Katarina Vermann dalam jurnal yang terbit
bantuan luar negeri dari waktu ke waktu. Seperti AS sebelum Perang Dunia I,
bantuan luar negeri Amerika Serikat tidak pernah melakukan intervensi keuangan
sampai dengan Perang Dunia II, yang ketika itu bantuan luar negeri AS sebagian
besar melalui bantuan militer dan untuk pembangunan pasca perang. Fokus
23
Subhayu Bandyopadhyay dan E. Katarina Vermann, Donor Motives for Foreign Aid, Federal
Reserve Bank of St. Louis Review, July/August 2013, 95(4), pp. 327-36. diakses dari
https://research.stlouisfed.org/publications/review/2013/09/06/donor-motives-for-foreign-aid/ pada
5 Juni 2018
11
Terlihat bahwa dua hal yang difokuskan selalu merujuk kepada motif
kemanusiaan dan adanya motif untuk mengembangkan pasar baru bagi barang-
barang AS. Negara-negara lain juga telah merubah cara mereka dalam
penelitian ini dapat terlihat beberapa literatur yang membahas tentang motif
bantuan luar negeri dan adanya perbedaan diantara beberapa negara pendonor.
Goals and Allocation yang ditulis oleh Ana Carolina Bortolleto dalam jurnal yang
24
terbit pada tahun 2010. Dalam penelitiannya, dikatakan bahwa bantuan luar
Pada masa Pemerintahan Presiden Bush, diidentifikasi bahwa terdapat tiga tujuan
dalam alokasi dan tujuan dalam pemberian bantuan luar negeri. Saat ini, bantuan
luar negeri AS terkonsentrasi kepada wilayah Timur Tengah dan Asia Selatan
24
Bortolleto, Ana Carolina (2010) "American Foreign Aid: Recent Trends in Goals and
Allocation," Social Sciences Journal: Vol. 10 : Iss. 1 , Article 7. Diakses dari
http://repository.wcsu.edu/ssj/vol10/iss1/7 pada 3 Juni 2018
25
Ibid. Hlm. 11
12
Dunia dirasa semakin menjadi tanggung jawab AS selaku negara yang memiliki
ancaman terorisme pasca 9/11 juga menjadi latar belakang adanya perubahan
ditulis oleh Clair Apodaca pada tahun 2017.27 Dalam penelitiannya, Clair
alat bagi suatu negara untuk mencapai kepentingan atau tujuan negara pendonor
militer dan juga melalui bantuan luar negeri. Bantuan luar negeri, menjadi salah
satu dari beberapa alat kebijakan yang memungkinkan adanya akses dan juga
juga menjadi sebuah mekanisme yang dirancang untuk merubah perilaku negara
penerima. Dalam pemberian bantuan luar negeri juga terdapat beberapa metode
26
Ibid. Hlm. 12-13
27
Apodaca, C. (2017-04-26). Foreign Aid as Foreign Policy Tool. Oxford Research Encyclopedia
of Politics. , diakses dari
http://politics.oxfordre.com/view/10.1093/acrefore/9780190228637.001.0001/acrefore-
9780190228637-e-332. pada 3 Juli 2018
13
secara penuh atas bantuan yang diberikan. Kedua, metode multilateral yang
sifatnya lebih murah, serta dianggap lebih memiliki tanggung jawab untuk tidak
Ketujuh, penelitian berjudul Who Gives Foreign Aid to Whom and Why?
yang ditulis oleh Alesina dan Dollar dalam jurnal yang terbit tahun 2000. 28 Dalam
mengapa sebuah negara memberikan bantuan yang cukup besar dan juga
menjelaskan kepada siapa bantuan itu diberikan. Adapun dilihat dari banyaknya
pemberian bantuan tiga negara besar (AS, Jepang, Prancis), sebagian besar dari
penelitian terbagi ke dalam beberapa topik. Terdapat satu literatur review yang
beberapa tolak ukur dalam menilai kekerasan dapat dikatakan sebagai intervensi
28
Alesina, Alberto, and David Dollar. 2000. Who gives foreign aid to whom and why?. Journal of
Economic Growth 5(1): 33-63.
29
Ibid.
30
Ibid.
14
yaitu penelitian yang ditulis oleh Fatima Ayub dan Sari Kuovo (2008). Kemudian,
terdapat dua literatur yang membahas tentang adanya pengaruh dari pemberian
tingkatan kekerasan yang terjadi di kawasan Afghanistan, selain itu dua tulisan ini
pendonor yaitu penelitian yang ditulis oleh Renard Sexton (2016) dan Clair
Apodaca (2017).
ekonomi dan strategis tertentu yang ditulis oleh Dr. Imtiyas Gul Khan (2012).
Satu literatur review yang menjelaskan secara luas mengenai fokus dari bantuan
alokasi bantuan AS dan tujuan bantuan luar negeri AS berfokus untuk proses
perdamaian dan melawan terorisme di kedua wilayah yang ditulis oleh Ana
hal yang membedakan penelitian terdahulu dan penelitian yang akan penulis
lakukan, yaitu penelitian ini lebih baru dari tulisan sebelumnya yang akan
akan memperlihatkan bantuan yang lebih dominan sehingga akan merujuk kepada
15
penyerangan 9/11, dengan menggunakan teori atau konsep foreign aid dan
national interest.
melainkan juga sebagai alat kebijakan negara untuk mencapai kepentingan negara.
internasional.32 Kaum realis juga beranggapan bahwa sifat negara sama dengan
sifat manusia yaitu ‘a limitless lust for power’ dalam artian selalu mencari
utama.33
nasional merupakan salah satu faktor yang mendasar dan penting dalam
31
Apodaca, C, Op. Cit.
32
Burchill, Scott. 2005. The National Interest in International Relations Theory.United
Kingdom.Palgrave Macmillan. Hlm. 35
33
Ibid.
16
tujuan awal dari kebijakan luar negeri.34 Konsep kepentingan nasional merupakan
ekonomi.
Sejarah hubungan kedua negara dapat dikatakan kurang baik jika dikaitan dengan
34
KJ. Holsti. International politics: a framework for analysis. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall;
1995. hlm. 129
35
D. Nuechterlein. (1976). National interests and foreign policy: A conceptual framework for
analysis and decision-making. British Journal of International Studies, 2(3), 246-266.
17
satu negara ke negara lain, dalam arti luas bantuan luar negeri didefiniskan
sebagai interaksi atau hubungan diantara negara pendonor dan negara penerima
yang berkaitan dengan pemberian bantuan berupa sumber daya seperti barang-
barang fisik, ataupun keuangan baik dalam bentuk hibah maupun pinjaman.36
Bantuan luar negeri dapat di kategorikan dalam berbagai bentuk, yaitu bantuan
negara. Pemberian bantuan luar negeri biasanya dilakukan oleh negara maju yang
memiliki kemampuan ekonomi yang baik serta mumpuni dan kemudian diberikan
bantuan luar negeri merupakan kebijakan resmi atas dasar keputusan politik.
Terdapat enam motif secara historis yang dapat mempengaruhi keputusan donor
pengurangan kemiskinan);
36
Roger Riddell. 2007. Does Foreign Aid Really Work. Oxford University Press. Hlm. 18
37
Foreign Aid: What’s Foreign Aid? https://www.investopedia.com/terms/f/foreign-aid.asp
38
Roger Riddell. Op. Cit. hlm. 91
18
3. Menunjukkan solidaritas;
penerima.
dan memperkuat pasar global dan mengurangi dampak buruk dari kejahatan
global. Alasan motif di atas, adalah beberapa alasan yang kemudian merujuk pada
motif utama dalam pemberian bantuan luar negeri. Motif tersebut terdiri dari tiga
1. Motif Politik
motif politik secara umum diartikan sebagai dorongan yang dimiliki oleh
Motif ekonomi biasanya memiliki alasan kuat bagi negara pendonor untuk
39
Roger Riddell. Op. Cit.
19
tujuan mereka seperti menguasai sumber daya alam dan juga melakukan
ekspor impor.
Selain memiliki motif atau alasan dalam memberikan bantuan luar negeri
terdapat tujuan atau kepentingan yang juga memiliki penjelasan yang berbeda.
Menurut Lancester,40 terdapat lima tujuan utama dalam memberikan bantuan luar
negeri, yaitu :
korban jiwa dalam jumlah besar, yang dialokasikan melalui NGO atau
hubungan sosial.
40
Carol Lancester.2008.Foreign Aid: Diplomacy, Development, Domestic Politics. University of
Chicago Press. Hlm. 14-15
20
yang terbagi menjadi dua kategori yaitu bidang ekonomi dan militer, sebagai
berikut:
berdasarkan hanya dalam aspek kepentingan ekonomi dan politik saja, karena
segala kegiatan dalam pemberian bantuan harus memiliki penjelasan yang tepat
41
USAID Data Query, diakses dari
https://explorer.usaid.gov/query?country_name=Afghanistan&fiscal_year=2016&transaction_type
_name=Obligations pada 23 Oktober 2018
21
mendapatkan kesimpulan.
Kebijakan luar negeri merupakan salah satu hal yang penting untuk
atau berinteraksi dengan negara-negara lain dalam segala aspek, baik aspek
nasional negaranya.
kemudian akan berkaitan dengan politik luar negeri suatu negara. 43 Setiap
kepentingan dan kebijakan luar negeri yang dibuat suatu negara, terjadi karena
adanya pengaruh dari sebuah sistem internasional yang ada saat itu. Oleh karena
itu sebuah kebijakan luar negeri yang di buat negara adalah untuk mencapai suatu
42
Roger Riddell. Op. Cit.
43
Kenneth Waltz, Foreign Policy and Democratic Politics: The American and British Experience
(1967).
44
Ibid.
22
yaitu45:
1. Pendekatan Tradisional
negara.
persepsi aktor.
5. Multilevel, multidimensional
Analisis ini menjelaskan bahwa tidak ada teori foreign policy yang dapat
meliputi semua aspek. Oleh karena itu analisis ini berfokus langsung pada
6. Kaum Konstruktivis
45
Robert Jackson dan George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional; Teori dan
Pendekatan (Pustaka Pelajar, 2013). Hlm. 442-448
23
lain yang akan melibatkan sebuah tujuan, strategi dan kerjasama. Dalam kebijakan
Policy Agenda of the Department of State bahwa kebijakan luar negeri ditujukan
untuk membangun dan mempertahankan dunia yang lebih demokratis, aman, dan
sejahtera.46
negara tersebut terlibat dalam hubungan diplomatik yang baik ditandai dengan
adanya pemberian bantuan luar negeri, berupa bentuk kerjasama dalam bidang
Washington DC.
bantuan luar negerinya terhadap Afganistan dalam konteks militer dan ekonomi
anti Soviet. Bantuan tidak serta merta diterima oleh negara Afghanistan,
46
US Department of State, diakses dari https://www.state.gov/s/d/rm/index.htm#mission pada 06
Sptember 2018
24
oleh Afganistan.
bom pada Gedung WTC yang ditenggarai merupakan aksi terorisme yang
dilakukan oleh kelompok islam radikal yaitu Taliban . Hal tersebut merupakan
doktrin yang dilakukan George Bush yang pada masa itu menjabat sebagai
memiliki motif dibaliknya. Oleh karena itu untuk menemukan motif tersebut
maka dilakukan dengan melihat bagaimana proses bantuan luar negeri diberikan
diantaranya:
2. Bantuan Luar negeri (Foreign Aid), dalam konsep ini terdapat bahasan
pemberian bantuan luar negeri, serta tujuan dalam pemberian bantuan luar
negeri.
26
METODOLOGI PENELITIAN
rinci dari informan.47 Metode penyajian yang digunakan adalah metode penelitian
akan menjelaskan suatu fenomena atau permasalahan yang terjadi secara umum
47
Prof. Dr. Emzir, M.Pd. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja
Garfindo Perasada. Hlm.2
48
Neuman, W. Lawrence. 2014. Social Research Methods: Qualitative and Quantitave
Approaches. USA: Pearson. Hlm. 38
28
peneliti tidak terjebak dalam beragam data yang didapatkan. 49 Penelitian ini akan
9/11.
Miles dan Huberman, data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang kaya,
dengan data kualitatif peneliti dapat mengikuti, memahami alur peristiwa serta
menjelaskan sebab-akibat dari suatu kasus.50 Jenis data yang digunakan adalah
jenis data sekunder dan data primer. Peneliti memperoleh data tersebut melalui
jurnal-jurnal ilmiah, buku, laporan tertulis, foto, dan dokumen berkaitan dengan
yaitu:
49
Lexy, Moleong. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm.
237
50
Miles, Matthew. B dan A, Michael Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis. UK: Sage
Publication. Hlm.1
29
Negeri AS, Badan Bantuan USAID, serta data dari organisasi resmi terkait
analisis data sekunder. Analisis data sekunder merupakan analisis data yang sudah
analisis terdiri dari tiga tahap yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan sebagai sesuatu yang
saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum,
selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun
transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan triangulasi.
Berdasarkan hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan, berikut
1. Reduksi Data
51
Miles, Matthew.B dan A, Michael Huberman. Op.cit, Hlm. 10-11
52
Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
30
bantuan luar negeri kepada Afghanistan. Penulis akan memilah data dan
2. Triangulasi
penelitian.53
53
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.
Hlm. 330
54
Ibid
55
Ibid.
31
3. Tracing Process
peristiwa dalam sebuah kasus.56 Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
4. Penyajian Data
5. Pengambilan Kesimpulan
56
Jack S. Levy. 2002. Qualitative Methods in International Relations. Ann Arbor: the University
of Michigan Press. Hlm. 131
57
Ibid. Hlm 340
32
analisis data, baik yang berasal dari hasil observasi maupun analisis
dokumen. Dalam tahap ini peneliti akan menarik kesimpulan dari data-data
GAMBARAN UMUM
yang terlibat yaitu AS sebagai pendonor atau negara pemberi bantuan luar negeri
dan Afghanistan sebagai negara penerima donor serta USAID sebagai badan atau
Afghanistan. Gambaran umum objek penelitian pada bab ini dibagi menjadi dua
yang berada di perbatasan antara kawasan Asia Tengah dan Asia Selatan (Land-
locked) dengan bagian Timur dan Selatan berbatasan dengan Pakistan yaitu
wilayah Kashmir, bagian Barat berbatasan dengan Iran, dan bagian Utara
terbesar adalah Kabul, dengan luas daratan 652.864 km², negara tersebut memiliki
tersebut yaitu 47,7 orang per km² dengan tingkat pertumbuhan penduduk tahunan
sebesar 2,25%. 58
yang dimiliki sebagian besar adalah pertanian (78,6%) berupa opium, gandum,
buah-buahan, dan kacang-kacangan, industri (5,7%) yaitu produksi batu bata, batu
bara, gas alam, dan tembaga skala kecil. Di luar dari pekerjaan tersebut
sedikit sekali perusahaan yang ingin berinvestasi baik investasi swasta maupun
status sebagai negara berkembang yang termasuk ke dalam kelompok negara yang
memiliki pendapatan rendah (low income country) jika dilihat dari jumlah Gross
National Income (GNI) per-kapita kurang dari $ 995. Adapun GNI per-kapita
kekuasaan atas wilayah juga masih sering terjadi. Status sebagai kelompok low
58
Afghanistan & Quick Fact, diakses dari
https://www.britannica.com/place/Afghanistan/Languages pada 23 Oktober 2018
59
GNI Per-Kapita Afghanistan, diakses dari
http://databank.worldbank.org/data/indicator/NY.GNP.PCAP.CD/1ff4a498/Popular-Indicators
pada 24 Oktober 2018
35
USAID. AS adalah sebuah negara yang dapat dikategorikan sebagai negara yang
memiliki kekuatan besar atau biasa disebut sebagai negara superpower. Status
negara maju, tingkat ekonomi yang tinggi, dan disertai dengan sumber daya
manusia yang mumpuni menjadi kriteria dari negara superpower.61 Dalam menilai
melalui besarnya Gross Domestic Product (GDP) yang dihasilkan negara disetiap
Nilai GDP negara AS setiap tahunnya dari tahun 1960-2016 lebih dari
$12,615 per tahunnya dan mengalami peningkatan sekitar 1,5% dari total per
tahunnya. Adapun total GDP tertinggi di tahun 2016 yaitu sebesar $18.624
Triliun.64 Oleh karena itu dengan nilai yang tinggi tersebut AS dapat dikatakan
sebagai negara yang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi dan termasuk ke dalam
60
Afghanistan & Quick Fact, Op. Cit.
61
Pavlos Efthymiou, “The Emergence of the United States as a Global Power”. Loc.Cit.
62
Negara-negara telah dikelompokkan sebagai negara dengan pendapatan berpenghasilan tinggi,
berpenghasilan menengah , menengah atas dan berpenghasilan rendah.
63
Country Clasiffication, diakses dari
http://www.un.org/en/development/desa/policy/wesp/wesp_current/2014wesp_country_classificati
on.pdf pada 12 Maret 2018
64
United States GDP, diakses dari
https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.CD?locations=US pada 12 Maret 2018
36
merupakan negara adidaya yang terbesar di dunia dalam berbagai aspek yaitu
negara lain, memiliki konsekuensi untuk tetap menjaga citra negara-nya dengan
berperan aktif dalam memberikan bantuan luar negeri (foreign aid). Adapun AS
memberikan bantuan luar negeri pada tahun 2013 dari segi jumlah total sekitar $
13,3 miliar atau 0,15% dari besarnya GNP AS.66 Adapun bantuan tersebut
diberikan melalui sebuah badan yaitu United States Agency for International
Development (USAID).
merupakan bagian dari undang-undang tentang bantuan luar negeri pada tahun
1961 dan menjadi salah satu instrumen dalam kebijakan luar negeri AS yang
sudah mulai terbentuk pasca Perang Dunia II sekitar tahun 1945. Adapun bantuan
65
Group of Seven (G7) adalah blok informal demokrasi industry- Kanada, Prancis, Jerman,
Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat - yang bertemu setiap tahun untuk membahas
isu-isu seperti tata kelola ekonomi global, keamanan internasional, dan kebijakan Energi.
66
Loc. Cit. Afghanistan: U.S. Foreign Assistance. Hlm. 21
67
USAID Who We Are, diakses dari https://www.usaid.gov/who-we-are pada 27 Oktober 2018
37
Luar Negeri AS pada tahun 1947-1949, dengan menyediakan dana hibah lebih
dari $15 miliar untuk bantuan keuangan dan bantuan teknis kepada 17 negara di
Rencana pemberian bantuan Marshall Plan ini sudah direncanakan sejak 05 Juni
1947 dan berakhir pada tahun 1951, tetapi pemberian bantuan kepada kawasan
yang bersifat politik, tidak hanya berusaha untuk membantu jutaan masyarakat
kawasan Eropa menjadi negara yang kuat dan menjadikan kawasan Eropa sebagai
benteng dalam melawan negara adikuasa lain yaitu Uni Soviet (komunis).
Marshall Plan ini telah memberikan impact yang baik bagi negara di kawasan
Eropa yang menerima dana bantuan. Program ini memberikan peningkatan dalam
melampaui besarnya jumlah PDB sebelum terjadinya perang. Selain itu program
68
Marshall Plan, diakses dari https://www.history.com/topics/world-war-ii/marshall-plan-1 pada
20 Desember 2018
69
Marshall Plan adalah program ekonomi skala besar pada tahun 1947 - 1951 oleh Amerika
Serikat yang bertujuan membangun kembali kekuatan ekonomi negara - negara di Eropa setelah
Perang Dunia II usai.
70
Loc. Cit. USAID Who We Are
38
internasional pada tahun 1949 yang berfokus kepada dua tujuan, yaitu:
tahun 1949 dan Mutual Security Act of 1951.72 Point Four Program ini memiliki
tujuan diantaranya yang pertama sebagai lembaga dukungan PBB dan lembaga-
modal.73 Point Four Program memiliki wilayah prioritas dalam bantuan ilmiah
dan teknis yang di berikan ke wilayah Amerika Latin, Asia, Timur Tengah, dan
dibentuk dengan tujuan untuk memberikan bantuan militer, ekonomi, dan teknis
71
Ibid. Marshall Plan, Section 3
72
History of US Foreign Aid, diakses dari https://www.globalcitizen.org/en/content/united-states-
foreign-aid-history-trump/ pada 16 Januari 2019
73
The Point Four Program, diakses dari https://pdf.usaid.gov/pdf_docs/Pcaac280.pdf pada 16
Januari 2019
74
The Point Four Program, diakses dari https://www.history.com/this-day-in-history/truman-
announces-point-four-program pada 28 Januari 2019
39
Pada tahun 1949 hingga tahun 1952, dalam menjalankan program yang
$6.813.953.000 dalam bidang ekonomi sebesar 20% dan militer sebesar 80% ke
beberapa kawasan di dunia yaitu Asia, Amerika Latin, Afrika dan Oceania dan
USD 6,000,000,000
USD 5,000,000,000
USD 4,000,000,000
USD 3,000,000,000
USD 2,000,000,000
USD 1,000,000,000
USD 0
sebuah komponen penting dalam kebijakan luar negeri AS, berbagai organisasi
75
Mutual Security Act of 1951, diakses dari https://history.house.gov/Historical-Highlights/1951-
2000/The-Mutual-Security-Act-of-1951/ pada 16 Januari 2019
76
U.S. Overseas Loans and Grants, greenbook,
diakses dari https://www.usaid.gov/data/dataset/49c01560-6cd7-4bbc-bfef-7a1991867633 pada 17
Desember 2018
40
beberapa program dan klasifikasi jenis dana bantuan luar negeri AS,
diantaranya77:
bentuk kategori dalam dana hibah yang diberikan USAID kepada negara
pelajaran.
77
Congressional Research Service, Diakses dari
https://www.everycrsreport.com/files/20180425_R40213_ce0e130cd0e7419a8b82b33c3565e84e9
2699727.pdf pada 15 Januari 2019 hlm. 23
41
Program bantuan ini pernah menjadi salah satu bagian penting dalam
tenaga listrik sudah jarang diberikan oleh AS. Hanya akan terlihat
- Training (pelatihan)
menentukan syarat dan ketentuan bentuk bantuan apa yang akan diberikan.
Secara umum yang menjadi kriteria penting yang ditentukan sebagai syarat
- Loan Composition
Jika dilihat secara keseluruhan 100% bantuan AS, dana pinjaman yang
78
Ibid. hlm 25
43
- Loan Guarantees
1,75%.80
- Loan repayment
0,75% pada setiap negara yang telah diberikan dana pinjaman dengan
yang hampir sama di setiap tahunnya yaitu kawasan Asia, Amerika Latin,
waktu 9 tahun tersebut lebih dominan pada aspek ekonomi dalam bidang
bantuan ini dibagi menjadi dana hibah dan dana pinjaman, jika dilihat dari
total anggaran terhitung besaran pinjaman yang diberikan sebesar 35% dan
program bantuan teknis dan modal kearah yang lebih mengutamakan pada
69% dan dana pinjaman sebesar 31% dari total pemberian bantuan dalam
kurun waktu tersebut. Alokasi dana bantuan tetap diberikan kepada kawasan-
83
Loc. Cit. U.S. Overseas Loans and Grants, greenbook.
84
Ibid.
85
US Foreign Aid Since 1977, diakses dari
https://archive.nytimes.com/screenshots/www.nytimes.com/interactive/2011/10/04/us/politics/us-
foreign-aid-since-1977.jpg pada 19 Januari 2019
45
menstabilkan mata uang dan sistem keuangan. Pada tahun 1980, USAID juga
utama negara penerima bantuan dan perluasan pasar domestik. Pada tahun
waktu ini pembagian dana berupa dana pinjaman dari tahun 1989 mulai
dikurangi menjadi sebesar 24% dan dana hibah meningkat menjadi sebesar
76%.
menyediakan dana yang lebih utama ditujukan pada investasi dalam sektor
sosial dalam bentuk hibah dibandingkan dengan dana pinjaman, hal ini
tidak akan menambah beban hutang bagi negara miskin; kedua, pemberian
dana pinjaman kepada negara miskin merupakan hal yang tidak pantas jika
86
Loc. Cit. U.S. Overseas Loans and Grants, greenbook.
87
Sandford, J. E. (2002),‘World Bank: IDA Loans or IDA Grants?’, World Development, 30: 5,
hlm.741-762.
46
Pada tahun sebelumnya, USAID menjadi peran utama dalam perencanaan dan
dan lingkungan sosial yang responsif. Pada tahun 1990-2000, dalam jangka
bantuan bilateral berupa Economic Support Fund.88 Pada kurun tahun ini
pemberian bantuan dana hibah sebesar 99% dan dana pinjaman hanya
88
Loc. Cit. U.S. Overseas Loans and Grants, greenbook.
47
adanya perang Afghanistan dan Irak, USAID diminta untuk membantu kedua
sipil dan layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. USAID mulai
dari alokasi pemberian bantuannya. Pada tahun ini juga USAID mulai
kemanusiaan, dan juga untuk menangani sebuah isu, seperti contohnya isu
Tengah, Amerika Latin dan Karibian, Timur Tengah, serta Asia, khususnya
Badan bantuan luar negeri AS, selama ini sudah memberikan bantuan
89
Ibid.
48
pangan, dan bantuan lainnya kepada badan Inter-Service Intelligence (ISI) milik
negaranya.91 Tahun selanjutnya dari tahun 1980 hingga 1988, sepanjang tahun
Soviet. Pada tahun 1986, AS mulai memberikan pasokan peralatan militer seperti
rudal stinger, yang dimana alat tersebut memungkinkan dapat menembak jatuh
helikopter tempur pasukan Uni Soviet hingga tahun 1988 Afghanistan, AS, dan
90
Department of agriculture, Federal trade Commisions, Department of State, Department of
energy, Department of commerce, Department of Transportation, Overseas Private Investment
Corporation, dll.
91
Abdul Halim Mahally, 2006, “Menjarah Negeri Muslim”, hlm. 53-54
49
juga Uni Soviet menandatangani perjanjian damai dan Uni Soviet mulai menarik
pasukannya.92
Di tahun 1989, semua pasukan Uni Soviet sudah ditarik dan meninggalkan
memberlakukan hukum yang keras, Taliban tetap diakui sebagai penguasa yang
sah oleh Pakistan dan Arab Saudi ketika itu, tetapi kemudian AS merasa
kehadiran Taliban akan memberikan dampak yang kurang baik untuk AS, karena
sejak 1993 hingga 1996 Taliban sudah menyerang pasukan AS dan markas
mereka dengan alasan tidak menyukai adanya pengaruh asing yang ada di negara
yaitu pada tahun 1999, yang ketika itu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-
di negara Afghanistan yang dikatakan sebagai entitas teroris yaitu kelompok Al-
Qaeda dan Taliban. Setelah penetapan bahwa kedua kelompok tersebut sebuah
entitas teoris, PBB menjatuhkan sanksi untuk pendanaan, perjalanan dan juga
92
Afghanistan Profile, A chronology, diakses dari https://www.bbc.com/news/world-south-asia-
12024253 pada 28 Januari 2019
93
Ibid.
94
The US War in Afghanistan, diakses dari https://www.cfr.org/timeline/us-war-afghanistan pada
19 November 2018
50
Ahmad Shah Massoud sebangai komandan Aliansi Utara yang ketika itu termasuk
bencana bagi kelompok perlawanan anti-Taliban ketika itu. Sehingga seorang ahli
Gedung World Trade Center di New York dan Pentangon di Washington, DC.
tiga ribu orang tewas pada serangan pembajakan pesawat tersebut. Meskipun
hukum bagi keputusan Presiden George W. Bush dalam mengambil langkah besar
95
Ibid.
96
Ibid.
51
Kuba.97
baik berubah menjadi buruk akibat puncak serangan 9/11 tersebut. Hubungan
pertahanan negara atau militer dengan fokus meminimalisasi pengaruh dari Uni
permasalahan ini. Namun, setahun setelah terjadi penyerangan yaitu tahun 2002,
yang ketika itu terdapat pengaruh dari Soviet (Komunis) yang ingin
97
Ibid.
98
Loc.Cit. R.M. Savory. “Christendom Vs. Islam: Interaction And Co-Existence”.
52
bertindak dengan mendekatkan diri kepada Islamabad yang ketika itu sebagai
negara yang memiliki peran penting dalam kebijakan kuasa atas negara
kelompok yang dianggap penting bagi Pakistan karena memiliki dua struktur
merupakan bentuk kerja sama dalam bidang pertahanan yang berfokus kepada
99
Loc. Cit. Abdul Halim Mahally, 2006.
100
Dennis Kux, “The United States and Pakistan”, 1947-2000, hlm. 247
101
Taliban merupakan sebuah kelompok pelajar yang menuntut ilmu agama dan juga diajari
senjata dalam Jihad
102
Abdul Halim Mahally, Op. Cit., hlm. 51
103
R.M. Savory. “Christendom Vs. Islam: Interaction And Co-Existence”. Diakses dari
http://www.monthly-renaissance.com/issue/content.aspx?id=513 pada 14 Maret 2018
53
kerjasama.
penerima bantuan.
tak terduga dan tentunya bantuan ini memiliki dampak jangka panjang.
104
James E. Anderson, 1984, Public Policy and Politics in America Second Edition, California:
Brooks/Cole Publishing Company Hlm. 390
54
sebuah badan bantuan luar negeri AS, dalam pemberian bantuannya hanya
terbagi menjadi dua kategori bantuan yang diberikan ke negara yang akan
militer dan di dalamnya terdapat dua jenis dana bantuan hibah (Grants) dan
dana pinjaman (Loans). Dalam kedua kategori tersebut selain jenis dana
bantuan, juga terdapat lebih dari 70 departemen, lembaga, sub-agen yang ikut
khususnya Afghanistan.105
dan teknologi.
terhadap penyakit.
105
USAID History, diakses dari https://explorer.usaid.gov/about.html pada 02 November 2018
106
USAID What We Do, diakses dari https://www.usaid.gov/what-we-do pada 02 November 2018
55
9. Water and Sanitation (Air dan Sanitasi), sektor ini memiliki tujuan
10. Working in Crisis and Conflict (Bekerja dalam krisis dan Konflik),
sektor ini berfokus kepada negara yang mengalami bencana alam, dan
ketidakstabilan potensial.
Terdapat lebih dari 70 sektor yang terlibat dan semua sektor bekerja
dengan efektif dan seimbang baik dalam bantuan ekonomi maupun militer.
budaya negara AS. Berikut ini tabel yang akan menjelaskan besaran bantuan
AS ke Afghanistan:
57
Sumber : U.S. Overseas Loans and Grants Juli 1945 – September 2016107
107
Obligations and Loan Authorization, diakses dari
https://www.usaid.gov/sites/default/files/documents/1868/USOverseasLoansGrantstheGreenBook
2013.pdf pada 11 Januari 2019, hlm. 115
58
2002.108
108
Loc. Cit. U.S. Overseas Loans and Grants, greenbook.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
maka terdapat beberapa kesimpulan yang diambil oleh penulis dalam penelitian
ini, diantaranya:
kurun waktu 2002-2016 yaitu terdiri dari dua kategori bantuan yaitu
bantuan dana hibah dan dana pinjaman. Dalam pemberian bantuan luar
Selain itu bantuan luar negeri AS ini juga kemudian memberikan ruang
keuntungan dalam aspek ekonomi, hal ini terlihat dari jumlah bantuan AS
dalam penelitian ini selain adanya motif ekonomi, motif politik dan
6.2 Saran
diantaranya :
1. Saran ini ditunjukkan kepada kedua negara yaitu AS sebagai pendonor dan
wilayah-wilayah terpencil.
terpuruk.
akses yang dimiliki penulis, diharapkan untuk lebih menggali penelitian ini
akan datang.
121
KETERBATASAN PENELITIAN
keseluruhan.
yang dikaji.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
JURNAL:
Alesina, Alberto, and David Dollar. 2000. Who gives foreign aid to whom
and why?. Journal of Economic Growth 5(1): 33-63.
Apodaca, C. (2017-04-26). Foreign Aid as Foreign Policy Tool. Oxford
Research Encyclopedia of Politics
Ayub, F; Kouvo, S. Righting the course? Humanitarian intervention, the
war on terror and the future of Afghanistan. International Affairs. 84,
4, 641-657, July 2008.
Bortolleto, Ana Carolina (2010) "American Foreign Aid: Recent Trends in
Goals and Allocation," Social Sciences Journal: Vol. 10 : Iss. 1,
Article 7.
Curt Tarnoff (specialist in Foreign Affairs). Afghanistan: U.S. Foreign
Assistance. 2010.
Gul Khan, Dr. Imtiyaz, Afghanistan: US Policy and Post 9/11 Afghan War
Scenario, International Journal of Scientific and Research
Publications, Volume 2, Issue 4, April 2012.
Foreign Assistance in Afghanistan. Diakses dari
https://www.foreignassistance.gov/explore/country/Afghanistan
Nuechterlein, D. (1976). National interests and foreign policy: A
conceptual framework for analysis and decision-making. British
Journal of International Studies, 2(3), 246-266.
Efthymiou, Pavlos, “The Emergence of the United States as a Global
Power”
Ryan T. Williams.”Dangerous Precedent: America’s Illegal War In
Afghanistan”
Subhayu Bandyopadhyay dan E. Katarina Vermann, Donor Motives for
Foreign Aid, Federal Reserve Bank of St. Louis Review, July/August
2013, 95(4), pp. 327-36.
Sexton, R. (2016). Aid as a tool against insurgency: Evidence from
contested and controlled territory in afghanistan. The American
Political Science Review, 110(4), 731-749.
Peter M. Olson. 2015. Introductory Note To Security And Defense
Cooperation Agreement Between The United States Of America And
The Islamic Republic Of Afghanistan & Agreement Between The
North Atlantic Treaty Organization And The Islamic Republic Of
Afghanstan On The Staus Of Nato Forces And Nato Personnel
Conducting Mutually Agreed Nato-Led Activities In Afghanistan.
International Legal Materials 54.
SITUS RESMI:
BERITA: