PEMBAHASAN
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
yang dipertanggungkan1.
1
Abdullah Amrin, Asuransi Syari’ah “Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah
Asuransi Konvensional”, Jakarta: Kelompok Gramedia, 2006, hlm. 2.
30
31
syari’ah2.
malapetaka3.
2
Wirdyaningsih, et al. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana 2005,
hlm. 178.
3
Abdullah Amrin, loc. cit
4
Andi Ihsan Arqam, Asuransi Takaful: Pemberdaya Ummat Dan Pencerahan Kultural,
dalam Bunga Rampl Asuransi Takaful, Kopkar, 2001, hlm. 164.
32
a. Al-Qur’an.
5
AM. Hasan Ali, MA, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam (Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis, & Praktis), Jakarta: Kencana, 2004, hlm. 105.
35
sesama manusia. Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktik
dananya agar digunakan sebagai dana sosial (tabarru’). Dana sosial ini
kepadanya. Prinsip dasar inilah yang menjadi salah satu nilai filosofi
b. Al-Sunnah.
6
Fatwa DSN MUI NO: 53/DSN-MUI/III/2006 (Akad Tabarru’ Pada Asuransi Syari’ah),
http://asuransi.net, 11 Maret 2013, hlm 3.
36
ِ إِ َذا6َ Bَ ْ اCُ Dْ 4ِ ْ Eِ ِFُ ْ َو َ َ طEِ "ِ Hُ َ َ ا ّد ِھ ْ َو َ َ ا9ْ ِ0 َ31ْ ِ.4ِ Jْ "ُ ْ اCُ َD4َ
"َ Kُ ْ َ ِ َواE6 ﱠ+ِ ِ 6َ Bَ ْ ِ! ُ اLَ ُ-َ َ ْ ٌ َ َ اN َ ُ-.ْ 4ِ Oَ َ &ْ ا
( 1P+ 3+ " ن. ا3 64 )رواه
Artinya : “Perumpamaan orang beriman dalam kasih sayang,
saling mengasihi dan mencintai bagaikan tubuh (yang
satu); jikalau satu bagian menderita sakit, maka bagian
lain akan turut menderita.” (HR. Muslim dari Nu’man bin
Basyir).
B. Latar Belakang Ta’awun Baituttamwil TAMZIS.
untuk membangun dana cadangan dan dana ta’awun, dengan cara masing-
dagangan. Kehilangan ini bisa jadi karena musibah seperti kebakaran yang
sesuatu yang akan kita hadapi. Musibah dan bencana yang menimpa manusia
7
Ibid, hlm. 3.
8
Tri Wuryanto, Buletin Tamaddun Tentang Penjaminan Syariah TAMZIS, dikirim lewat
e-mail tanggal 12 April 2013.
37
merupakan qadha dan qadhar Allah. Namun kita wajib berikhtiar memperkecil
֠
!" #$%ִ'
/$֠ 5 1#2ִ/34 ()*+-./0
:;*< $% $ 6!" 78% 9
(= ֠ :;
ABC >?+ ?ִ@
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahtera-an) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. al-Nisa’ [4]: 9)10.
dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang muncul. Saling
menanggung risiko ini dilakukan atas dasar saling menolong dalam kebaikan
2004).
9
Fatwa DSN MUI NO: 53/DSN-MUI/III/2006 (Akad Tabarru’ Pada Asuransi Syari’ah),
http://asuransi.net, 11 Maret 2013, Loc.Cit
10
Ibid, hlm. 1.
38
besar untuk saling melindungi dan menanggung risiko dalam rangka usaha
TAMZIS, program Penjaminan ini dibentuk atas gagasan Bapak Budi Santoso
selaku Manager Baituttamwil TAMZIS dan dirintis pada bulan Oktober 2007.
yang mirip dengan asuransi, yang biasa dikenal dengan system Al-Aqidah,
yaitu suatu kebiasaan suku Arab sebelum Islam datang yang kemudian
Premi sebagai salah satu komponen yang ada dalam asuransi pada masa
11
Tri Wuryanto, Buletin Tamaddun Tentang Penjaminan Syariah TAMZIS, dikirim lewat
e-mail tanggal 12 April 2013. loc. cit.
12
Abdullah Amrin, Op.Cit, hlm. 1.
39
dana yang terdiri atas dana tabarru’ dan dana tabungan. Dana tabungan
disimpan oleh nasabah dengan prinsip bagi hasil (mudharabah) yang dikelola
mengajukan klaim baik klaim nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi13.
peserta yang berupa dana kebajikan yang diniatkan secara ikhlas jika sewaktu-
waktu akan digunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi (life
insurance atau general insurence) baik diperuntukan untuk orang lain dan diri
sendiri.
Hamid Hisan merupakan perwujudan dari ta’awun dan tadhamun. Dalam akad
13
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general): Konsep dan Sistem
Operasional, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, hlm. 311.
40
tabarru’, orang yang menolong dan berdema tidak berniat untuk mencari
sebuah risiko yang sesuai dengan yang tertera pada polis asuransi.
faktor, yaitu:
a. Tabel moralitas,
c. Biaya-biaya asuransi.
2. Dalam asuransi syari’ah penentuan tarif didasarkan pada tiga faktor, yaitu:
a. Tabel moralitas,
14
Muhammad Muslehuddin, Asuransi dalam Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hlm. 4.
15
Abdullah Amrin, Op.Cit, hlm. 109.
41
sebagai berikut :
16
Tri Wuryanto, Ketentuan Tarif Premi Penjaminan Pembiayaan Untuk Pola Bagi Hasil
dan Jual Beli, dikirim lewat e-mail tanggal 12 April 2013.
42
Penjaminan Pembiayaan.
tetap serta sakit parah serta manfaat tambahan pada risiko kebaran dan
yang diajukan hanya selama 6 bulan untuk modal. Berapa premi yang
22.000,-
berlangsung.
43
mesti dikembalikan sebelum jangka waktu selesai atau tepat waktu. Risiko
menyebabkan pembiayaan macet apabila ahli waris tidak mampu atau tidak
tingkat risiko yang ada, dimana bila risiko tinggi (high risk) maka preminya
44
juga besar, (high risk high premi). Beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat risiko di antaranya, usia, tempat usaha, serta jangka waktu pembiayaan
tingkat risiko, dimana usia semakin tua, tempat usaha rawan terhadap
kebakaran, seperti di dalam pasar, maupun jangka waktu yang semakin lama
G. Analisis.
anggota yang mengalami musibah karena faktor yang dapat diduga belum bisa
menerima dana tabarru’ tersebut. Musibah yang tidak dapat diduga diantara
lain yaitu, kebakaran, kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap, sakit parah
yang menginap dalam jangka waktu 20 hari, meninggal dunia, dan bencana
jangka waktu dalam pembiayaan yang diajukan anggota dan besarnya plafon
premi sesuai dengan risiko jenis takaful yang dipilih anggotanya. Premi
yang berfungsi sebagai investasi dan sumbangan untuk menutup klaim apabila
premi asuransi sesuai dengan tingkat risiko, tingkat usia atas kondisi masing-
masing.
produknya adalah :
17
Abdullah Amrin, Loc.Cit, hlm, 108.