TINJAUAN PUSTAKA
payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, meskipun
berdasarkan penemuan terakhir kaum pria pun bisa terkena kanker payudara
walaupun masih sangat jarang terjadi (Purwoastuti, 2008). Kanker ini mulai
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan
tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara
(Mulyani & Rinawati, 2013). Kanker payudara juga merupakan benjolan atau
massa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan
ini keras dan bentuknya tidak beraturan (Olfah, Mendri & Badi’ah, 2013).
Penyebab kanker payudara saat ini diduga akibat interaksi yang rumit dari
banyak faktor seperti faktor genetika, hormonal dan lingkungan (Diananda, 2009).
Penyebab pasti dari kanker payudara belum diketahui secara pasti karena
termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lain
faktor resiko tertentu dapat dikaitkan dengan penyakit tersebut. Faktor resiko
penyakit, dalam hal ini penyakit kanker (Pamungkas, 2011). Pamungkas (2011)
membagi faktor resiko kanker payudara dalam 2 kelompok besar, yaitu faktor
resiko yang tidak dapat dihindari dan faktor resiko yang dapat dihindari.
a. Gender
b. Usia
c. Genetik
perubahan gen (mutasi) warisan pada gen-gen tertentu yang diwarisi dari
orangtua. Perubahan gen yang paling umum adalah gen BRCA 1 dan BRCA 2.
Pada sel normal, gen-gen ini membantu mencegah kanker dengan membuat
protein yang membantu menjaga sel-sel tersebut dari pertumbuhan secara tidak
Selain mutasi dari gen BRCA, perubahan gen-gen lain mungkin juga mengarah
pada kanker payudara, seperti: gen ATM, pada saat normal membantu
memperbaiki DNA yang rusak; CHEK2, jika gen ini bermutasi maka akan
resiko terkena kanker payudara, jika gen ini bermutasi akan meningkatkan
beberapa kanker lainnya seperti leukemia, tumor otak dan sarkoma ( kanker
tulang dan jaringan konektif ); PTEN, gen ini normalnya membantu mengatur
pertumbuhan sel, jika gen ini bermutasi akan menyebabkan sindrom Cowden dan
d. Sejarah Keluarga
Resiko kanker payudara akan menjadi lebih tinggi pada wanita yang
memiliki ikatan darah dengan keluarga yang pernah menderita kanker payudara.
Wanita dengan kanker payudara pada satu sisi payudara, resikonya akan
meningkat 3-4 kali lipat akan terjadi pada payudara sisi yang lain atau bagian lain
f. Ras
yang lebih banyak dan jaringan lemak yang sedikit. Jaringan payudara yang tebal
beresiko lebih tinggi mengidap kanker payudara, Jaringan payudara yang tebal
h. Periode Menstruasi
Wanita yang mempunyai periode lebih awal (sebelum usia 12 tahun) atau
yang telah melalui perubahan kehidupan ( fase menopause ) setelah usia 55 tahun
mempunyai resiko terkena kanker payudara yang sedikit lebih tinggi. Mereka
Resiko tinggi berkembangnya kanker payudara jika radiasi diberikan selama masa
Wanita yang tidak mempunyai anak atau mempunyai anak saat usia lebih
dari 30 tahun dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Menjadi hamil lebih
dari satu kali dan pada usia produktif bisa mengurangi resiko kanker payudara.
Pada saat proses kehamilan, jumlah total siklus haid akan berkurang, sehingga
dapat mengurangi resiko kanker payudara yang dianggap karena total siklus haid
yang lama.
mencegah penipisan tulang. Ada 2 jenis PHT, yaitu PHT kombinasi (hormon
Penggunaan PHT kombinasi dan ERT dalam jangka waktu yang lama (lebih dari
begitu sebaliknya jika tidak memberikan ASI dapat meningkatkan resiko kanker
e. Mengonsumsi Alkohol
payudara. Resiko akan meningkat sekitar 1,5 kali lipat bagi peminum yang
f. Obesitas
setelah mengalami menopause dan jika perolehan berat badan tersebut terjadi
selama masa dewasa. Resiko tampaknya menjadi lebih tinggi jika ada lemak
g. Kurang olahraga
Society mengungkapkan bahwa olahraga sedikitnya 45-60 menit dalam lima hari
Menurut Olfah, Mendri & Badi’ah (2013), faktor resiko pada pasien
dengan kanker payudara dapat dibagi menjadi resiko tinggi, resiko sedang dan
kemungkinan beresiko. a) Faktor resiko tinggi, antara lain : usia lanjut, anak
pertama lahir setelah berusia 30 tahun, ikatan keluarga dekat ( ibu, kakak, bibi
dari ibu ) menderita kanker payudara, riwayat tumor payudara dan diagnose
umur 35 tahun, mempunyai riwayat kanker uterus, ovarium, dan kolon. c) Faktor
atau sekitarnya. Pada stadium awal, jika didorong dengan jari tangan, benjolan
bisa digerakkan secara mudah di bawah kulit. Sementara pada stadium lanjut,
biasanya benjolan melekat pada dinding dada maupun kulit sekitarnya dan
Tanda dan gejala yang tampak pada penderita kanker payudara adalah
dapat digerakkan (stadium awal) atau tidak dapat digerakkan (stadium lanjut),
pada awalnya tidak terasa sakit; b) Benjolan tumbuh semakin besar, terasa nyeri
pada payudara; c) Benjolan berupa bunga kubis dan mudah berdarah; d) Bentuk
dan ukuran payudara mengalami perubahan; e) Mulai timbul luka dan lama tidak
sembuh pada payudara, serta puting susu seperti koreng dan masuk ke dalam; f)
cairan, darah merah kehitam – hitaman atau nanah dari puting susu; dan h)
Metastase (penyebaran) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.
Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura; c) Penyebaran pada
paru-paru ditandai dengan batuk yang sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan
limfe ketiak dan menyebabkan sebuah benjolan atau pembengkakan disana, meski
sebelumnya tumor asli berada dalam jaringan payudara cukup besar dirasakan.
(Pamungkas, 2011).
hormone digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh (El
Manan, 2011). Batasan stadium yang masih bisa dioperasi adalah stadium III A
sedangkan terapi pada stadium III B dan IV adalah pengobatan paliatif (Olfah,
2.2 Mastektomi
payudara baik itu sebagian atau seluruh payudara ( Suyatno & Pasaribu, 2010 ).
dari tulang selangka (superior) ke batas depan latissimus dorsi (lateral) ke rectus
sheath (inferior) dan midline (medial). Sebagai tambahan, ekor aksila (axillary
tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya, stadium tumor dan
Pembedahan dilakukan pada wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker
payudara akibat faktor genetika atau risiko keturunan kanker payudara. Operasi
ini dapat berupa total mastektomi, pengangkatan seluruh payudara dan puting atau
dipertahankan.
beserta simpul limfe di bawah ketiak, sedangkan otot pektoral (mayor dan minor),
akan dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dan bisa pula dipertahankan,
d. Mastektomi radikal
kanker payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial adalah terapi penyelamatan
payudara atau breast conserving therapy yang akan mengangkat bagian payudara
dimana tumor berada. Prosedur ini biasanya akan diikuti oleh terapi radiasi untuk
f. Kuadrantektomi (Quadrantectomy)
jenis ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk kulit dan
bawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup
luka bekas operasi. Prosedur ini digunakan untuk mengobati kanker invasive yang
telah menyebar ke dalam saluran air susu. Bila dilakukan pembedahan breast
conserving, maka kanker sering kali kambuh; 2) Mastektomi simplek dan diseksi
seluruh jaringan payudara dengan menyisakan otot dan kulit, serta pengangkatan
Menurut Olfah, Mendri & Badi’ah (2013), jenis – jenis mastektomi adalah:
a. Lumpektomi
kira – kira 1-2 cm jaringan yang sehat. Hanya bisa dilakukan jika benjolannya
kecil.
b. Mastektomi sebagian
seperempat payudara.
c. Mastektomi total
d. Mastektomi radikal
ketiak, otot dada dan dalam suatu mastektomi yang diperluas ata mastektomi
seuperradikal, simpul getah bening dalam payudara juga. Operasi ini telah
f. Mastektomi subkutaneus
implantasi silikon.
dengan pasca operasi bekas luka (Winer, et al dalam Botwala, et al, 2013, dalam
Aini 2015).
Selama ini komplikasi yang bersifat fisik masih tingi (10% - 50%).
Komplikasi fisik ini terutama dirasakan pada daerah bekas operasi lengan atas dan
lengan bawah (Van de Velde, et al, 1999 dalam Sudarto, 2002 dalam Aini, 2015).
Mobiltas lengan dan bahu adalah salah satu yang harus diperhatikan karena akan
adalah bahwa jaringan dada tidak akan ikut rusak pada saat menjalani terapi
radiasi atau mengalami luka parut serta mengurangi satu pembedahan. Sedangkan
terapi radiasi terhadap area dada setelah mastektomi. Namun, terapi radiasi yang
komplikasi.
maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh yang lain atau kombinasi
keduanya. Penutup jaringan tersebut adalah bagian dari kulit, lemak dan otot
yang diambil dari punggung, perut, atau area lain pada tubuh untuk dipasang di
area dada.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan
2009)
berikut:
secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur,
fungsi keterbatasan, makna dan objek yang kontak secara terus menerus (anting,
make-up, lensa kontak, pakaian, kursi roda) baik masa lalu maupun masa
sekarang. Citra tubuh dapat diartikan sebagai kumpulan sikap individu yang
disadari maupun tidak terhadap tubuhnya termasuk persepsi masa lalu atau
sekarang. Citra tubuh merupakan hal pokok dalam konsep diri, citra tubuh harus
akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya akan
meningkat.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus berperilaku
berdasarkan standar, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut
bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.
Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri dan
tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar-samar atau kabur. Ideal diri akan
dengan norma tertentu. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang
lain. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami
keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering
mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima lingkungan. Harga diri
Identitas diri adalah kesadaran akan keunikan diri sendiri yang bersumber
dari penilaian dan observasi diri sendiri. Identitas ditandai dengan kemampuan
memandang diri sendiri beda dengan orang lain, mempunyai percaya diri, dapat
menunjukkan menjadi lain dan terpisah dari orang lain, namun menjadi diri yang
berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial, tiap individu
Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh
keluarga, komunitas, dan kultur. Agar dapat berfungsi secara efektif dalam peran,
seseorang harus mengetahui perilaku dan nilai yang diharapkan, harus mempunyai
keinginan untuk memastikan perilaku dan nilai ini, dan harus mampu memenuhi
tuntutan peran.
yang sebelumnya ada dan dimiliki. Berduka adalah reaksi terhadap kehilangan,
yaitu respons emosional normal dan merupakan suatu proses untuk memecahkan
masalah. Berduka dapat terjadi terhadap objek yang bersifat aktual, dipersepsikan,
atau sesuatu yang diantisipasi. Jika diperhatikan dari objeknya dapat berupa orang
sebagai berikut syok dan ketidakyakinan, sedih dan hampa bila mengingat
dengan menangis, keluhan sesak pada dada, tercekik dan nafas pendek,
mengenang orang yang telah pergi secara terus - menerus, mengalami perasaan
Kehilangan meliputi fase akut dan jangka panjang. Fase akut berlangsung
selama 4 sampai 8 minggu setelah kematian, yang terdiri dari 3 proses yaitu syok
(acceptance). Setiap individu akan melalui tahapan tersebut, tetapi cepat atau
lamanya seseorang melalui tahapan tersebut bergantung pada koping individu dan
sistem dukungan sosial yang tersedia, bahkan ada stagnasi pada satu fase marah
atau depresi.
untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek
yang ditemui, dalam arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian
anatara subjek ( ego ) dengan objek ( dunia ) muncul dan bagaimana sesuatu hal di
bukanlah dibentuk karena kebetulan dan dibentuk oleh sesuatu hal lainnya
(Moleong, 2016).
yang cukup dalam (in-depth interview) antara peneliti dan partisipan dimana
dialami subjek penelitian (Polit & Beck, 2012). Dalam fenomenologi deskriptif
ada tiga tokoh dalam analisis data, yaitu Colaizzi (1978), Giorgi (1985), dan Van
Menurut Lincoln & Guba (1985, dalam Polit & Beck, 2012) untuk
Credibility merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan
informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh
semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan. Credibility
penelitian yang dilakukan dalam konteks tertentu dapat ditransfer ke subyek lain
untuk menarik kesimpulan. Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah
proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak. Teknik terbaik adalah audit trail
peneliti..
kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan
hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam
penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Confirmability merupakan