0 Laporan Desa Jayanti 1 (1) FIX
0 Laporan Desa Jayanti 1 (1) FIX
Disusun Oleh :
Pembimbing Pembimbing
Pembimbing Pembimbing
Mengetahui,
a.n. Direktur
Wadir 1 Bidang Akademik
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Terpadu Di
Desa Jayanti Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang Tahun 2019”.
Pada saat pembuatan laporan ini penulis menemukan beberapa kesulitan. Namun atas
bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Hj. Een Sukaedah, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Banten
2. Ibu Hj. Suhartini, SKM, M.Kes selaku Penanggung Jawab Kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) Terpadu
3. Bapak H. Wasludin, SKM, M.Kes, Ibu Endang Suartini, S.ST. M.Kes, Ibu Hj.Yayah
Rokayah, S.KM, M.Kes, Bapak Budi Siswanto S.Kep, Ners, M.Sc, Ibu Lailatul Fadilah,
S.Kep, Ners, M.Kep, Ibu Nani Yuningsih M. Tr. Keb, dan Ibu Ranti Dwi Astriani, S.ST,
M.Biomed selaku Pembimbing Desa Jayanti.
4. Bapak Camat, Lurah, RW, RT, Kader, Tokoh Masyarakat dan Aparat Desa Jayanti
Lainnya.
5. Dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya
masukan baik berupa kritik maupun saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Terpadu DiDesa Jayanti Kecamatan Jayanti, Kabupaten
Tangerang Tahun 2019. Penulis berharap kiranya Laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................................4
C. Sistematika Laporan.....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pelayanan Kesehatan Komunitas.................................................................................6
B. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)..................................................10
C. Pendidikan Antar Profesi..............................................................................................12
D. Strategi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)..................................................16
E. Model InterprofesionalEducation (IPE) Dan Inter-Profesional
Colaboration(IPC) Sebagai PendekatanPKL Di Indonesia.........................................20
BAB III TAHAPAN DAN HASIL KEGIATAN PKL
A. Pembukaan PKL...........................................................................................................27
B. Pertemuan Desa............................................................................................................27
C. Pengumpulan Data.......................................................................................................27
D. Kegiatan Pra MMD......................................................................................................67
E. Kegiatan MMD ............................................................................................................68
F. Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan ..................................................................................71
BAB IV PEMBAHASAN
A. PUS Tidak Ber-KB ......................................................................................................79
B. Merokok .......................................................................................................................80
C. Hipertensi .....................................................................................................................80
D. Diabetes Melitus ..........................................................................................................81
E. Penyakit Tuberkulosis..................................................................................................81
ii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................................83
B. Saran ............................................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................85
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan yang mempersiapkan
mahasiswa untuk dapat bermasyarakat. Dalam dunia pendidikan hubungan antara
teori dengan praktek merupakan hal penting untuk dibandingkan serta membuktikan
sesuatu yang telah dipelajari dalam teori dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
Praktek Kerja Lapangan juga berguna untuk mempersiapkan mahasiswa agar mampu
menghadapi tugas-tugas dalam memberi pelayanan kepada masyarakat atau
komunitas.
Suasana belajar dan proses pembelajaran yang dikembangkan di institusi
pendidikan kesehatan, salah satunya adalah melalui kegiatan praktik kerja lapangan
(PKL) yang dilakukan di Kelompok Masyarakat, dengan kondisi tingkat kesehatan
dan kesejahteraan yang relatif rendah dibanding kelompok masyarakat lainnya.
Permasalahan yang muncul di masyarakat seringkali membutuhkan perhatian,
pemikiran, dan intervensi dari berbagai disiplin ilmu. oleh karenanya keterpaduan dari
berbagai disiplin ilmu terutama bidang kesehatan dalam membangun dan
memberdayakan masyarakat sangat dibutuhkan. Menyadari realitas permasalahan
yang ada di masyarakat tersebut, maka saat ini telah dikembangkan pendekatan proses
pembelajaran di bidang pendidikan kesehatan yang dikenal dengan pendekatan
“Interprofesional”. Melalui pendekatan ini mahasiswa diberi dan diintervensi oleh
berbagai disiplin ilmu.
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang
kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkankesehatan masyarakat
danpelayanankesehatandapat dirasakan oleh semualapis masyarakat secara memadai.
Peningkatan derajat kesehatan perlu dilakukan dengan serius. Upaya yang harus
dilakukan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah
kesehatan yang ada. Upaya promotif dan preventif merupakan inti dari paradigma
sehat yang tentunya sasaran utama ditujukan kepada masyarakat kemudian masuk ke
dalam setiap individu atau perorangan. Hal tersebut tidak lepas dari peran pemerintah
dengan mendukung ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai
sehingga dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat serta peran masyarakat
2
dalam berperilaku hidup sehat, memelihara, dan melindungi kesehatan diri dan
lingkungan.
Tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu,
pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development), di
antaranya pendidikan kesehatan. Indikator kedua yang melekat pada lingkungan
kecilnya (Social Economic Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana
lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi. Indikator ketiga melekat pada lingkungan
yang lebih besar (Environmental Development), berupa ketersediaan sumber daya
alam dan kualitas lingkungan yang baik.
Interprofessional Colaboration (IPC) merupakan proses kolaborasi yang terdiri
dari dua atau lebih tenaga kesehatan berfokus pada belajar dengan, dari, dan tentang
masing-masing profesi sehingga dapat mengembangkan kerjasama demi terwujudnya
pelayanan pasien yang lebih optimal.
Pelayanan kesehatan system ini tidak hanya berfokus pada penerima pelayanan
kesehatan akan tetapi berfokus pada tenaga kesehatan yang berkualitas, aman, efektif,
dan efesiens. Praktek kolaborasi antar profesi merupakan pendekatan pelayanan yang
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dengan fokus sasaran individu, keluarga,
dan masyarakat dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat sehingga diperlukan
kompetensi kolaborasi antar profesi tenaga kesehatan.Dasar dari IPC ini adalah
Interprofessional Education (IPE). IPE ini merupakan proses pembelajaran di tingkat
akademis tentang berusaha saling mengerti dan saling menghargai antar profesi
kesehatan di dalam interaksi di antara profesi yang berbeda. Hal ini nantinya
merupakan kondisi yang biasa akan ditemui dalam kehidupan profesional sehari-hari.
Proses kolaborasi ini diperlukan dan lebih ditingkatkan dalam pelayanan
kesehatan di masa sekarang ini karena di iklim global sekarang ini sudah tidak cukup
bagi tenaga kesehatan untuk bekerja secara profesional saja namun tenaga kesehatan
perlu juga mengembangkan upaya antar profesional dalam menangani pasien.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa perawatan pasien dengan kolaborasi lintas
profesi dapat meningkatkan keberhasilan perawatan.
Untuk mewujudkan program SDGs pemerintah Indonesia membentuk suatu
program yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). GERMAS adalah suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS dilaksanakan oleh seluruh
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan praktik kerja lapangan secara terpadu di
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan praktik kerja lapangan di masyarakat, mahasiswa
diharapkan mampu :
1) Mengumpulkan data kesehatan masyarakat.
2) Mengolah dan menganalisis data.
3) Merumuskan masalah.
4) Mengidentifikasi rencana penanggulangan masalah.
5) Melakukan pemecahan masalah bersama-sama masyarakat dan sektor lain
di masyarakat.
6) Mengevaluasi pencapaian kegiatan yang telah direncanakan.
7) Merencanakan tindak lanjut kegiatan oleh Puskesmas atas rencana
kegiatan yang belum terlaksana.
8) Membuat laporan hasil kegiatan praktik kerja lapangan.
9) Mempresentasikan hasil kegiatan praktik kerja lapangan.
5
C. Sistematika Laporan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan
Terpadu, antara lain : Bab 1 Pendahuluan ; Latar Belakang, tujuan, sistematika
laporan, Bab 2 tinjauan teori ; Pengertian pelayanan kesehatan komunitas, PKMD, IPE
dan IPC, Strategi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Bab 3 pelaksanaan
kegiatan PKL Terpadu Mahasiswa; Pembukaan, pertemuan tingkat desa dan orientasi
wilayah, pengumpulan data, kegiatan pra MMD, kegiatan MMD, pelaksanaan dan hasil
kegiatan. Bab 4 Pembahasan. Bab 5 Penutupan; Kesimpulan dan saran. Daftar pustaka,
Lampiran-lampiran, surat undangan, daftar hadir kegiatan pra MMD dan MMD,
susunan acara, daftar hadir kegiatan MCU dan penyuluhan, satuan acara penyuluhan,
materi penyuluhan, leaflet, foto kegiatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
7
7
8
pun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resio
tinggi, seperti perdarahan, infeksi, hipertensi , keluarga dengan balita
dengan BGM, keluaraga dengan neonataus BBLR, keluarga dengan
usia lanjut jompo, dan atau keluarga degan kasus percobaaan bunuh
diri.
3) Keluarga dengan tindak lanjut pelayanan kesehatan
a) Drop out tertentu, seperti ibu hamil, bayi, balita dengan
keterlambatan tumbuh kembang, dan penyakit kronis atau endemis.
b) Kasus pasca pelayanan kesehatan, seperti kasus pasca pelayanan
kesehatan yang dirujuk dari institusi pelayanan kesehatan dan kasus
katarak yang di oprasi di puskesmas atau persalinan dengan
tindakan.
c. Tingkat komunitas
Pelayanan asuhan kesehatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok beresiko atau untuk masyarakat wilayah binaan dengan
memandang komunitas sebagai klien, individu, keuaraga, kelompok, dan
masyarakat baik yang sehat atau sakit dan yang mempunyai masalah
kesehatan karena ketidaktahuan, ketidakmauan, serta ketidakmampuan.
1) Pembinaaan kelompok khusus, yaitu pembinaan yang dilakukan
terhadap kelompok yang rawan dan rentan terhadap masalah
kesehatan seperti berikut.
a) Terikat dalam institusi, misalnya panti, rutan atau lapas, pondok
pesantren, dan lokalisasi/WTS
b) Tidak terikat dalam institusi, misalnya karang werdha, karang
balita, KPKIA, kelompok pekerja informal, perkumpulan
penyandang penyakit tertentu (jantung, asma, DM, dll), dan
kelompok kerja.
2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah, seperti berikut
a) Masyarakat di daerah endemis suatu penyakit, misalnya endemis
malaria, flariasis, DHF, dan diare.
9
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun
perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat di rumah
atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu, seperti TBC,
kusta, dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita
kusta, patah tulang, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif
pada penderita TBC, dan lain-lain.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti
penderita AIDS, kusta, dan wanita tuna susila.
a. Tingkat pertama/primary health service
Adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok yang dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Biasa dilakukan pada
masyarakat yang memiliki masalah atau masyarakat sehat. Sifat pelayanan
adalah pelayanan dasar yang dapat dilakukan di puskesmas, balai
kesehatan masyarakat, poliklinik dll.
b. Tingkat dua/secondary health service.
Diperlukan bagi masyarakat atau klien yang memerlukan perawatan rumah
sakit dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tanaga spesialis.
c. Tingkat tiga/tertiery health service.
Merupakan tingkat yang tertinggi. Membutuhkan tenaga ahli atau
subspesialis dan sebagai rujukan.
B. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
1. Pengertian PKMD
PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar
gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan
di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan yang sehat
sejahtera.
11
3. Tujuan PKMD
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat malalui upaya swadaya
masyarakat dalam meningkatkan swadaya masyarakat dan kesejahteraan
serta mutu hidup masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan kegiatan masyarakat.
2) Membentuk kader-kader kesehatan yang berasal dari masyarakat yang
mampu dan aktif dalam program pembangunan kegiatan desa.
3) Terjalinnya kerja sama kegiatan dari berbagai sektor masyarakat dengan
pemerintah secara terpadu.
4) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan turunnya angka
kematian, kesakitan, perbaikan status gizi masyarakat, dll.
12
terkait, seperti misalnya perawat, ahli gizi, fisioterapis, para teknisi kesehatan
dan lain sebagainya.
Karena hal itulah, untuk menciptakan adanya Kolaborasi Interprofesi atau
Interprofesional Colaboration khususnya di Indonesia, perlu adanya penerapan
sistem atau kurikulum pendidikan bagi calon praktisi atau tenaga kesehatan
yang mencakup mengenai Kolaborasi Interprofesi. Pendidikan Interprofesi
yang disebut Interprofesional education atau disingkat dengan IPE adalah
sebuah inovasi yang sedang dikembangkan dan dalam dunia pendidikan profesi
kesehatan baik di Indonesia ataupun di dunia. Interprofessional
education merupakan suatu proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi
kesehatan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi melakukan
pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai tujuan yang
utama, serta untuk berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan jenis pelayanan kesehatan yang lain (WHO, 1988).
Keberadaan IPE tidak dapat dilepaskan dari pencetusnya. Bermula dari ide
besar Paulo Freira, dengan konsepsinya mengenai Pendidikan sebagai Praktek
Pembebasan (Liberatory Education) dan Mangunwijaya dengan konsepsinya
tentang Pendidikan Berbasis Realitas Sosial (Problem Possing Education),
dapat kita temukan wadah/bentuk pendidikan sejati yang diimplementasikan
dalam bentuk Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan Problem Based
Learning (PBL). Pendidikan para calon praktisi kesehatan telah sampai pada
tahap kesadaran untuk menjadikan masalah sebagai bahan dalam pembelajaran.
Namun, kita membutuhkan adanya kolaborasi yang tercipta dengan baik antar
profesi kesehatan dengan disiplin ilmu yang berbeda dapat bekerja sama secara
kolaboratif dalam sebuah tim. Tentu saja kerjasama ini nantinya akan
memberikan efek yang baik dari kinerja KBK dan PBL dalam dunia
pendidikan kesehatan kita. Pendidikan Interprofesional atau Interprofessional
Education bertujuan untuk menghasilkan kolaborasi tim praktisi kesehatan
yang baik dalam pelayanan kesehatan. Interprofessional Education atau yang
dalam bahasa Indonesia berarti Pendidikan Interprofesional, adalah model atau
kurikulum pendidikan yang diterapkan untuk mencapai target kesehatan yang
23
sesuai dengan Millenium Development Goals dan juga dapat menjadi aplikasi
atau penerapan dari Undang-undang Nomor 22 tahun 1999. Interprofessional
Education (IPE) tidak hanya melibatkan peserta didik tetapi juga para pendidik
yang berasal dari dua atau lebih profesi kesehatan, yang nantinya secara
bersama-sama akan menciptakan dan memelihara lingkungan belajar yang
kolaboratif. Kerjasama antar anggota tim sangat penting dalam penyediaan
layanan kesehatan. Pembagian tugas kerja antara tenaga medis, para perawat,
dan anggota praktisi kesehatan mencerminkan bahwa seorang profesional yang
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap melainkan harus
dikerjakan secara tim.
Interprofesional Education (IPE) sendiri memiliki banyak manfaat dan
tujuan baik bagi para mahasiswa atau bagi pihak yang terlibat di dalamnya.
Profesi-profesi kesehatan yang dihasilkan melalui melalui sistem pendidikan
Interprofesional education (IPE) ini diharapkan mampu menjunjung tinggi
profesionalisme dari masing-masing profesi kesehatan yang berbasis
kolaborasi. Di sisi lain, Sistem pendidikan Interprofesional education (IPE) ini
tidak akan berjalan lancar tanpa adanya dukungan dari SDM pendidik, sistem
kurikulum, fasilitas, dan antusiasme para mahasiswa didalam penerapannya.
Adapun tujuan dari Interprofesional Education atau IPE bagi para calon
sarjana kesehatan adalah untuk belajar bagaimana peran dalam tim
interprofesional dan untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan nilai
dalam praktik kerja masa depan mereka, yang pada akhirnya nanti
menyediakan layanan kesehatan perawatan kepada pasien sebagai bagian dari
sebuah tim interprofesional yang kolaboratif dan focus terhadap peningkatan
hasil kesehatan pasien. Untuk tim interprofesional itu sendiri memiliki anggota
yang terdiri dari profesi kesehatan yang berbeda dan memiliki pengetahuan
khusus, keterampilan, dan kemampuan pada disiplin ilmunya masing-masing.
Adapun contoh dari penerapan Interprofesional Education dapat dilihat
dari penelitian yang diakukan oleh Larson (1995) dan diperkuat penelitian
lebih lanjut oleh American Association of Colleges of Nursing, pada tahun
1995 ditemukan bahwa 15% dari institusi pendidikan keperawatan dan
24
A. Pembukaan PKL
Pada hari pertama pembukaan PKL terpadu dilaksanakan pada tanggal 22 April 2019 di
Aula Direktorat Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten, pembukaan PKL terpadu dibuka
oleh Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten Ibu Hj. Een Sukaedah, S.KM, M.Kes
dan dihadiri oleh Para Ketua Jurusan, para Kaprodi, Pimpinan Daerah, Kepala Dinas
Kesahatan Provinsi Banten, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Camat, Kepala
Puskesmas Jayanti serta pembina kesehatan di Desa. Setelah pembukaan dilanjut ke Desa
masing-masing.
C. Pengumpulan Data
Pada tanggal 23-25 April 2019 dilakukan pengumpulan data permasing-msing RW di
Desa Jayanti dan didapatkan data KK sejumlah 2337 KK dari 3013 KK yang telah didata
oleh Puskesmas Jayanti dan terdapat kepemilikan rumah sebanyak 2143 bangunan atau
91,6%, dan yang tidak memiliki bangunan sebanyak 194 bangunan atau setara dengan 8,4%..
Setalah melakukan Orientasi wilayah mahasiswa/i melakukan pengumpulan data selama
3 hari 23 sampai 25 April 2019. Hasilnya sebagai berikut :
27
28
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan Umur
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interprestasi :
Tabel 1.1 menunjukan masih banyak kepala keluarga yang berusia kurang dari 20 thsebanyak
3 kepala keluarga (0,1%) dari 2337 kepala keluarga di Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan Jenis Kelamin
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.2 menunjukan masih banyak kepala keluarga yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 292 kepala keluarga (12,5%) dari 2337 kepala keluarga di Di Desa Jayanti
Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
29
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan Agama
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.3 menunjukan bahwa mayoritas kepala keluarga beragama Islam dari 2.337 kepala
keluarga di Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan Pendidikan
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
KELOMPOK TOTAL
NO Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 8 F %
1 Tidaksekolah 5 4 21 2 9 23 7 - 71 3,0
Interpretasi :
Tabel 1.4 menunjukan masih terdapat kepala keluarga yang tidak sekolah sebanyak 71 kepala
keluarga (3,0%) dari 2337 kepala keluarga di Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
30
Tabel 1.5
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan Pekerjaan
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.5 menunjukan masih terdapat kepala keluarga yang tidak kerja sebanyak 156 kepala
keluarga (6,7%) dari 2337 kepala keluarga di Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
Tabel 1.6
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan Penghasilan
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.6 menunjukan masih terdapat kepala keluarga yang tidak berpenghasilan sebanyak 86
kepala keluarga (3,8%) dari 2337 kepala keluarga di Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.7
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan pengeluaran
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.7 menunjukan masih banyak kepala keluarga yang berpenghasilan kurang dari 1 juta
sebanyak 420 (18,0%) kepala keluarga dari 2337 kepala keluarga di Di Desa Jayanti
Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.8
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan Sukubangsa
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
6 Madura - - - - - - - 2 2 0,1
7 Manado - - - - - - - - - -
8 Lainnya 3 2 1 1 - - - 18 25 1,1
Jumlah 26 158 34 338 208 363 37 285 2337 100
4 3 8
Interpretasi :
Tabel 1.8 menunjukan sebagian besar kepala keluarga bersuku bangsa sunda sebanyak 1.797
(76,9%) kepala keluarga dari 2337 kepala keluarga di Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.9 menunjukan sebagian anggota keluarga berjenis kelamin perempuan sebanyak
4.145 (59,4%) anggota keluarga dari 6975 anggota keluarga di Di Desa Jayanti Kecamatan
Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.10
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga berdasarkan Umur
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
5 20 – 45 th 275 155 385 424 358 569 155 391 2712 38,8
6 46 – 60 thn 83 66 110 85 54 121 645 57 1221 17,5
7 >60 th 15 6 28 15 17 17 57 3 158 2,3
Jumlah 733 500 950 957 712 1112 1205 806 6975 100
Interpretasi :
Tabel 1.10 menunjukan hampir sebagian anggota keluarga berusia 20-45 tahun sebanyak
2.712 (38,8%) orang dari 6.975 anggota keluarga di Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.11
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga berdasarkan Pekerjaan
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.11 menunjukan hampir sebagian anggota keluarga tidak bekerja sebanyak 2.037
orang (29,2 %) dari 6.975 orang anggota keluarga di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang.
34
Tabel 1.12
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga berdasarkan Pendidikan
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.12 menunjukan masih banyak anggota keluarga tidak sekolah sebanyak 1.152 orang
(16,5%) dari 6.975 orang di Desa jayanti Kecematan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.13
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga berdasarkan Agama
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 13 menunjukan hampir seluruhnya anggota keluarga ber agama islam sebanyak 6.939
orang (99,5%) dari 6975 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang
2019
Tabel 1.14
Distribusi Frekuensi Keluarga berdasarkan kepemilikan BPJS/JKN/Askes
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.14 menunjukan hampir sebagian keluaga tidak memiliki BPJS/JKN/Askes sebanyak
602 orang (25,8%) dari 2337 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang
2019
Tabel 1.15
Distribusi Frekuensi Keluarga yang mengeluh sakit
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
2 7
Interpretasi :
Tabel 1.15 menunjukan hampir sebagian keluarga mengeluh sakit sebanyak 254 orang
(38,5%) dari 662 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.16
Distribusi Frekuensi Keluarga yang mengeluh sakit berdasarkan umur
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.16/ menunjukan hampir sebagian keluaga yang mengeluh sakit umur 46-60 tahun
sebanyak 208 orang (31,5%) dari 662 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019.
37
Tabel 1.17
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga berdasarkan keluhan sakit
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
28 Kusta - - - 2 - - - - 2 0,2
29 Kelainan - - - 1 - - - - 1 0,1
Pembuluh
darah
30 Kanker - - - 1 - - - - 1 0,1
hidung
Jumlah 157 65 147 123 42 110 56 27 727 100,0
Interpretasi :
Tabel 1.17 menunjukan hampir sebagian keluaga mengeluh sakit Hipertensi sebanyak 333
orang (45,8%) dari 727 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.18
Distribusi Frekuensi Keluarga berdasarkan upaya mengatasi sakit
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.18 menunjukan masih banyak keluarga mengatasi sakit dengan dibiarkan sebanyak 94
orang (12,9%) dari 727 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.19
Distribusi Frekuensi penderita TBC berdasarkan minum obat selama 6 bln
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
O TBC
1 Ya - 6 - 2 - 1 2 - 11 100,0
2 Tidak - - - - - - - - - -
Jumlah - 6 - 2 - 1 2 - 11 100,0
Interpetasi
Tabel 1.19 menunjukan seluruhnya penderita TBC minum obat selama 6 bulan sebanyak 11
orang (100%) dari 11 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.20
Distribusi Frekuensi Anggota Keluargayang mengalami batuk
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
40
Tabel 1.20 menunjukan sebagian besar 9 orang (81,8%0 anggota keluarga mengalami batuk
berdarah di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangeang 2019
Tabel 1.21
Distribusi Frekuensi Anggota keluarga yang mengalami keluhan batuk
berdasarkan pemeriksaan sputum
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
Tabel 1.21 menunjukan seluruhnya 11 orang (100%) Anggota keluarga yang memeriksakan
sputum dari 11 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.22
Distribusi frekuensi keluarga yang mengalami hypertensi berdasarkan minum obat secara teratur
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
41
Tabel 1.22 menunjukan hampir sebagian 91 orang (27,3%) keluarga tidak teratur meminum
obat hypertensi dari 333 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang
2019
Tabel 1.23
Distribusi frekuensi keluarga yang mengalami hypertensi berdasarkan pemeriksaan tekanan darah
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
Tabel 1.23 menunjukan hampir sebagian keluarga yang tidak memeriksa tekanan darah
sebanyak 94 orang (28,2%) dari 333 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
Tabel 1.24
Distribusi frekuensi keluarga yang mengalami DM
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
42
Tabel 1.24 menunjukan seluruhnya 51 orang (100%) Anggota keluarga yang mengalami DM
di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.25
Distribusi frekuensi keluarga yang mengalami DM berdasarkan cek kesehatan berkala
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
Tabel 1.25 menunjukan masih terdapat 1orang (1,9%) keluarga yang mengalami DM tidak
cek kesehatan berkala dari 51 orang di Desa Jayanti Kecamtan Jayanti Kabupaten Tangerang
2019
Tabel 1.26
Distribusi frekuensi keluarga yang mengalami DM berdasarkan frekuensi cek kesehatan
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
43
Tabel 1.26 menunjukan hampir sebagian 15 keluarga (29,4%) penderita DM melakukan cek
kesehatan berkala <1 kali dari 51 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019.
Tabel 1.27
Distribusi frekuensi keluarga yang mengalami DM berdasarkan jenis pemeriksaan kesehatan
di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
N Jenis RW TOTAL
O pemeriksaan 1 2 3 4 5 6 7 8 F %
kesehatan
1 Darah - - - - - - - - - -
2 Urine - - - - - - - - - -
3 Feces - - - - - - - - - -
4 Gula darah - 9 11 9 2 14 4 2 51 100,0
5 Lainnya - - - - - - - - - -
Jumlah 9 11 9 2 14 4 2 51 100,0
Interpetasi:
Tabel 1.27 menunjukan seluruhnya 51 keluarga (100%) penderita DM melakukan cek gula
darah di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.28
Distribusi frekuensi keluarga berdasarkan yang meninggal dalam 1 tahun terakhir
di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
N RW TOTAL
Yang meninggal
O 1 2 3 4 5 6 7 8 F %
1 Jenis kelamin
Laki-laki 1 2 4 5 2 2 1 2 19 65,5
Perempuan 2 - 4 1 1 1 - 1 10 34,5
2 Umur yg meninggal
0 -1 th 1 - - - - - - - 1 3,4
1 – 5 th - - - - - 2 - - 2 6,9
6 – 12 th - - 1 - - - - - 1 3,4
13 – 19 th - - 1 - - - - - 1 3,4
20 – 45 th 1 1 3 1 2 - - - 8 27,7
46 – 60 thn 1 1 1 4 1 1 2 11 37,9
44
>60 th - - 2 1 - 1 - 1 5 17,3
3 Sebab Kematian
Sakit 2 2 7 6 2 2 1 3 25 86,2
Kecelakaan 1 - 1 - - - - - 2 6,9
Persalinan - - - - 1 - - - 1 3,4
Tanpa sebab - - - - - 1 - - 1 3,4
Jumlah 3 2 8 6 3 3 1 3 29 100,0
Interpetasi:
Tabel 1.28 menunjukan hampir sebagian meninggal pada umur 46-60 tahun sebanyak 11
orang (37,9%) dan hampir seluruhnya sebab kematian sakit sebanyak 25 orang dari 29 orang
di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.29
Distribusi frekuensi kepala keluarga berdasarkan kelahiran dalam 1 tahun terakhir
di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
N Kelahiran RW TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 F %
O
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 2 3 11 5 11 3 11 9 55 45,8
Perempuan 3 5 9 11 9 11 7 10 65 54,2
2 Umur kehamilan
Kurang 20 minggu -- - - - - - - - - -
21 – 40 minggu 4 8 20 16 20 14 18 19 119 99,2
Lebih 40 minggu 1 - - - - - - - 1 0,8
3 BB dan PB
Kurang dari normal - - - - 2 - - - 2 1,
Normal 5 8 20 16 18 14 18 19 118 98,3
4 Tempat lahir
BPM/BPS/Klinik 1 3 - 2 3 3 - 10 22 18,3
Puskesmas 2 5 8 9 9 9 16 5 63 52,5
RS/RB 2 - 11 5 9 2 2 4 35 29,2
5 Penolong Persalinan
Bidan 2 5 8 14 11 12 16 17 85 70,8
Perawat - - - - - - - - - -
Dokter 2 3 13 2 8 2 2 2 34 28,3
Non nakes 1 - - - 1 - - - 1 0,8
45
Interpetasi:
Tabel 1.29 menunjukan angka kelahiran berdasrkan jenis kelamin perempuan sebanyak 65
bayi (54,2%), hampir seluruhnya umur kehamilan 20-40 minggu sebanyak 119 bayi (99,2%),
masih ada BB dan TB bayi kurang dari normal sebanyak 2 bayi (1,7%) dari 120 bayi , dan
sebagian lahir di puskesmas sebanyak 63 ibu (52,5%), sebagian besar melahirkan ditolong
oleh Bidan sebanyak 85 ibu(70,8%) dari 120 ibu melahirkan di Desa Jayanti Kecamatan
Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
4. Kesehatan Reproduksi
4.1 Ibu Hamil/kehamilan
Tabel 1.30
Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan pemeriksaan kehamilan
di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
N pemeriksaan RW TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 F %
O kehamilan
1 Ya 10 5 3 17 9 15 4 10 73 97,3
2 Tidak - - - 1 - - 1 - 2 2,7
Jumlah 10 5 3 18 9 15 5 10 75 100,0
Interpetasi:
Tabel 1.30 menunjukan masih terdapat ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan sebanyak 2 orang (2,7%) dari 75 ibu hamil di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
46
Tabel 1.31
Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan alasan tidak periksa kehamilan
di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
3 Tidak tahu - - - - - - 1 - 1 50
4 Lain-lain - - - - - - - - - -
Jumlah - - - 1 - - 1 - 2 100,0%
Interpetasi:
Tabel 1.31 menunjukan sebagian alasan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan yaitu
tidak tahu sebanyak 1 orang (50%) dari 2 orang ibu hamil di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.32
Distribusi frekuensi ibu hamil (terakhir) berdasarkan pemeriksaan kehamilan lengkap
di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
Tabel 1.32 menunjukan masih terdapat ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan lengkap
sebanyak 2 orang (2,7%) dari 75 ibu hamil di Desa Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
47
Tabel 1.33
Distribusi frekuensi ibu hamil (terakhir) berdasarkan alasan tidak lengkap periksa kehamilan
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Kelompok TOTAL
Alasan tidak
NO lengkap periksa
1 2 3 4 5 6 7 8 F %
kehamilan
Merasa tidak
1 1 - - - - - - - 1 50
perlu
Tidak punya
2 - - - - - - - - - -
biaya
3 Tidak tahu - - - 1 - - - - 1 50
4 Lain-lain - - - - - - - - - -
Jumlah 1 - - 1 - - - - 2 100,0
Interpetasi
tabel 1.33 menunjukan bahwa alasan ibu hamil yang tidak lengkap periksa kehamilan
sebanyak 2 orang (100%) dari 75 ibu hamil di Desa Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.34
Distribusi frekuensi ibu hamil (terakhir) berdasarkan konsumsi Fe (tablet besi)
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi
Tabel 1.34 menunjukan bahwa masih terdapat ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet besi
sebanyak 2 orang (2,7%) dari 75 ibu hami di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
48
Tabel 1.35
Distribusi frekuensi ibu hamil (terakhir) berdasarkan imunisasi TT lengkap (5 kali)
Di Desa Jayanti KecamatanJayanti
Kabupaten Tangerang 2019
N Imunisasi TT RW TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 F %
O lengkap (5x)
1 Ya 10 2 3 17 7 13 5 16 73 97,3
2 Tidak - 1 - 1 - - - - 2 2,4
Jumlah 10 3 3 18 7 13 5 16 75 100,0
Interpetasi
Tabel 1.35 menunjukan bahwa masih terdapat ibu hamil yang tidak imunisasi TT lengkap
sebanyak 2 orang (2,7%) dari 75 ibu hamil di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
4.2 Persalinan
Tabel 1.36
Distribusi frekuensi ibu melahirkan (terakhir) di fasilitas kesehatan
Di DesaJayantiKecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Interpetasi :
Tabel 1.36 menunjukan bahwa masih terdapat ibu hamil yang tidak akan melahirkan ke
fasilitas kesehatan sebanyak 2 orang (2,7%) dari 75 ibu hamil di Desa Jayanti Kecamatan
Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
49
Tabel 1.37
Distribusi Frekuensi Bayi(0 – 6 bln) berdasarkan ASI Eksklusif
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.37 menunjukan bahwa hampir sebagian bayi (0-6bulan) tidak mendapatkan ASI
Ekslusif sebanyak 32 orang (24.3%) dari 132 bayi-balita di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.38
Distribusi Frekuensi Bayi(0 – 11 bln) berdasarkan imunisasi lengkap
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.38 menunjukan bahwa masih terdapat bayi yang tidak melakukan imunisasi lengkap
sebanyak 2 orang (2.7%) dari 75 bayi (0-11 bulan) di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.39
50
Interpretasi
Tabel 1.39 menunjukan bahwa masih terdapat bayi dan balita mengalami gangguan gizi
sebanyak 20 orang (2.7%) dari 693 bayi dan balita di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.40
Distribusi frekuensi bayi dan balita yang rutin pemantauan tumbang ke Posyandu
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.40 menunjukan bahwa hampir seluruhnya bayi dan balita tidak melakukan
pemantauan tumbang sebanyak 673 (97.2%) dari 693 di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.41 menunjukan bahwa sebagian PUS tidak mengikuti program KB sebanyak 539
(57.5%) dari 936 PUS di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.42
Distribusi Frekuensi Peserta KB berdasarkan Jenis alat kontrasepsi
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.43
Distribusi Frekuensi PUS berdasarkan alasan tidak KB
Di DesaJayantiKecamatanJayantiKabupaten Tangerang2019
52
3 Keyakinan: 2 5 2 1 3 13 2,5
agama, dll
Interpretasi
Tabel 1.43 menunjukan bahwa lebih dari sebagian besar PUS berdasarkan alasan tidak KB
(48,9 %) di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019.
5. LANSIA
Tabel 1.44
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan (keaktifan) aktifitas sehari-hari
Di Desa DesaJayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
N Kelompok TOTA
Aktifitas
O 1 2 3 4 5 6 7 8 F %
1 Ya 20 15 15 5 5 20 10 10 100 72,9
2 Tidak 55 25 6 20 30 15 15 20 186 23,1
Jumlah 75 40 21 25 35 35 25 30 286 100,0
Interpretasi
Tabel 1.44 menunjukan bahwa hampir sebagian (23,1%) lansia tidak aktif di Desa Jayanti
Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019.
53
Tabel 1.45
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan menderita penyakit
Di Desa Jayanti Kecamatan JayantiKabupaten Tangerang2019
Interpretasi
Tabel 1.45 menunjukan bahwa hampir sebagian (36,6%) lansia menderita sakit Di Desa
Jayanti Kecamatan JayantiKabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.46
Distribusi Frekuensi Keluarga(lansia) berdasarkan Posbindu Lansia
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang2019
N Posbindu RW TOTAL
O lansia 1 2 3 4 5 6 7 8 F %
1 Ya 5 7 8 7 6 7 9 9 58 20,2
2 Tidak 46 20 15 14 45 18 32 38 228 79,7
Jumlah 51 27 23 21 51 25 41 47 286 100,0
Interpretasi
Tabel 1.46 menunjukan bahwa lebih dari sebagian besar (79,7%) lansia tidak mengikuti
PosBindu Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
Tabel 1.47
Distribusi Frekuensi Keluarga(lansia) berdasarkan pemanfaatan Posbindu Lansia
1 Ya 5 7 8 7 6 7 9 9 58 20,2
2 Tidak 46 20 15 14 45 18 32 38 228 79,2
Jumlah 51 27 23 21 51 25 41 47 286 100,0
Interpretasi
Tabel 1.47 menunjukan bahwa lebih dari sebagian besar (79,7%) lansia tidak memanfaatkan
PosBindu Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
Tabel 1.48
Distribusi Frekuensi Keluarga(lansia) berdasarkan keaktifan dalam kelompok Lansia
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
Tabel 1.49
Distribusi Frekuensi Keluarga(lansia) berdasarkan keaktifan ikut senam lansia
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
lansia
1 Ya 5 7 8 7 6 7 9 9 58 13,0
2 Tidak 46 20 15 14 45 18 32 38 228 8,7
Jumlah 51 27 23 21 51 25 41 47 286 100,0
Interpretasi
Tabel 1.49 menunjukan bahwa masih terdapat (8,7 %) lansia tidak aktif mengikuti senam
lansia Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
6. PHBS
Tabel 1.50
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan frekuensi makan sehari
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.50 menunjukan bahwa masih terdapat (6,2%) frekuensi masyarakat makan sehari
tidak tentu Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
Tabel 1.51
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan konsumsi sayuran dan buah
Interpretasi
Tabel 1.51 menunjukan masih banyak 469 orang (20,1) kelurga tidak mengkonsumsi sayuran
dan buah dari 2337 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.52
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan frekuensi mandi sehari
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.52 menunjukan hampir seluruhnya 2.036 orang (90%) mandi 2 kali sehari dari 2.337
orang di Desa jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.53
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan tempat mandi
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
Di pemandian
2 4 5 - 1 15 11 - - 36 1,5
umum
Di kamar 34 2.29
3 258 153 336 191 352 378 286 98,2
mandi sendiri 3 7
2.33
Jumlah 24 158 34 338 20 363 38 285 100,0
7
Interpretasi
Tabel 1.53 menunjukan masih terdapat 4 orang (0,1%) Kepala Keluarga tempat mandi di
sungai/selokan dari 2.337 orang di Desa jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang
2019
Tabel 1.54
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan tempat BAB di jamban
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.54 menunjukan masih terdapat 11 orang (0,5) kepala keluarga BAB di jamban dari
2.326 orang di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.55
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan tempat BAB bukan jamban
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
N Kelompok TOTAL
Tempat BAB
O 1 2 3 4 5 6 7 8 F %
1 Sungai/selokan 1 - 2 - - - - - 3 27,3
58
2 Kolam 2 - - - - - - 2 18,2
3 Kebun 2 1 3 - - - - - 6 54,5
Jumlah 5 1 5 - - - - - 11 100,0
Interpretasi
Tabel 1.55 menunjukan bahwa sebagian 6 orang (54,5%) kepala keluarga dari 11 orang
menggunakan kebun sebagai tempat BAB Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
KabupatenTangerang 2019
Tabel 1.56
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan penggunaan air bersih
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti KabupatenTangerang 2019
N Penggunaan Kelompok TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 F %
O air bersih
1 Ya 26 15 343 33 208 363 37 285 2.33 100
4 8 8 8 7
2 Tidak - - - - - - - - - -
Jumlah 26 15 343 33 208 363 37 285 2.33 100
4 8 8 8 7
Interpretasi
Tabel 1.56 menunjukan bahwa seluruhnya 2.337 orang (100%) kepala keluarga dari 2.337
orang sudah menggunakan air bersih Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
Tabel 1.57
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan kebiasaan merokok
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
1 Ya 204 124 241 269 164 279 250 166 1.697 72,6
2 Tidak 60 34 102 69 44 84 128 119 640 27,3
Jumlah 264 158 343 338 208 363 378 285 2.337 100,0
Interpretasi
Tabel 1.57 menunjukan bahwa sebagian besar 1.697 orang (72,6%) kepala keluarga dari
2.337 orang melakukan kebiasaan merokok Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
Tabel 1.58
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan olahraga secara rutin
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
tabel 1.58 menunjukan sebagian 1.459 orang (62,4%) kepala keluarga dari 2.337 orang tidak
melakukan olahraga secara rutin Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang
2019
Tabel 1.59
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan frekuensi olahraga seminggu
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
O olah raga
1 1 kali 39 3 15 43 32 92 200 65 489 57
2 2 kali 11 - 13 - - 30 50 20 124 12,5
3 3 kali 20 - 3 - - 17 - 27 67 4,8
4 Tidak tentu 5 53 45 56 6 33 - - 198 23,8
Jumlah 75 56 76 99 38 172 250 112 878 100,0
Interpretasi
Tabel 1.59 menunjukan bahwa hampir sebagian 198 orang (23,8%) kepala keluarga dari 878
orang melakukan olahraga tidak menentu setiap minggu di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
7. KESEHATAN LINGKUNGAN
Tabel 1.60
Distribusi Frekuensi KepalaKeluarga berdasarkan kepemilikan rumah sendiri
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.60 menunjukan hampir seluruhnya 2.143 orang (91,6%) memiliki rumah sendiri dari
2.337 orang Di Desa Jayanti kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.61
Distribusi Frekuensi Rumah Kepala Keluarga berdasarkan konstruksi bangunan rumah
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
61
Interpretasi
Tabel 1.61 menunjukan hampir seluruhnya 2.065 orang (88,3%) kepala keluarga dari 2.337
orang keadaan rumah sudah permanen Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti kabupaten
Tangerang 2019
Tabel 1.62
Distribusi Frekuensi Rumah berdasarkan pencahayaan rumah
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
62
Tabel 1.62 menunjukan sebagian besar 1.645 orang (70,3%) dari 2.337 orang memiliki
pencahayaan rumah sudah masuk jelas/terang Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
Tabel 1.63
Distribusi Frekuensi Rumah berdasarkan kebersihan/kerapihannya
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.63 menunjukan sebagian besar 1.960 orang (83,9%) dari 2.337 orang memiliki rumah
dalam keadaan bersih/rapih Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.64
Distribusi Frekuensi KK berdasarkan kepemilikan jamban sendiri
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.64 menunjukan bahwa seluruhnya 2.300 orang (98,4%)kepala keluarga dari 2.337
orang sudah memiliki jamban sendiri di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019.
63
Tabel 1.65
Distribusi Frekuensi jamban berdasarkan jenisnya
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Kelompok TOTAL
NO Jenis jamban
1 2 3 4 5 6 7 8 F %
Cubluk
1 - - - 1 3 - - - 4 0,2
terbuka
Cubluk
2 264 - - 2 - - - 285 551 24
tertutup
Interpretasi
Tabel 1.65 menunjukan hampir sebagian 551 orang (24%) kepala keluarga dari 2.337 orang
memiliki jamban cubluk tertutup di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang
2019
Tabel 1.66
Distribusi Frekuensi jamban berdasarkan jarak dengan sumber air bersih
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi
Tabel 1.66 menunjukan hambir sebagian 645 (28%) kepala keluarga dari 2.337 orang
memiliki sumber air bersih dengan jarak kurang dari 5 meter di Desa Jayanti Kecamatan
Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
64
Tabel 1.67
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan sumber air bersih/minum
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Jumlah 264 158 343 338 183 388 378 285 2.337 100,0
Interpretasi :
Tabel 1.67 sebagian 1.286 orang (55,0%) kepala keluarga dari 2.337 orang memiliki sumber
air bersih/minum di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.68
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan pengelolaan sampah
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
65
Tabel 1.68 menunjukan sebagian besar 1.809 orang (77,4%) kepala keluarga dari 2.337 orang
memiliki pengelolahan sampah di bakar di Desa Jayanti Kecamatan Kabupaten Tangerang
2019
Tabel 1.69
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan pengelolaan limbah
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.69 menunjukan hampir sebagian 1.178 orang (50,4%) kepala keluarga dari 2.337
orang memiliki pengelolah limpah terbuka dan berbau di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.70
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan kepemilikan ternak
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Tabel 1.70 menunjukan masih banyak 620 orang (20,2%) kepala keluarga dari 2.337 orang
memiliki ternak di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang
66
Tabel 1.71
Distribusi Frekuensi Kepala Keluargayang memiliki ternak berdasarkan tempat kandangnya
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Menempel dg
2 7 38 12 42 12 25 36 - 172 27,8
rumah
Diluar/jauh dr
3 17 - 89 83 60 71 124 4 448 72,2
rumah
Interpretasi
Table 1.71 menunjukan hampir sebagia 172 orang (27,8%) kepala keluarga dari 620 orang
memiliki kandang ternak yang menempel dengan rumah di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang 2019
Tabel 1.72
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan pemanfaatan pekarangan rumah
Di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang 2019
Interpretasi :
Table 1.72 menunjukan sebagian 1.203 orang (52,7%) kepala keluarga dari 2.337 orang
memiliki pemanfaatan perkarangan rumah di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten
Tangerang 2019
Tabel 1.72
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga berdasarkan jenis pemanfaatan pekarangan rumah
Interpretasi
Tabel 1.72 menunjukan sebagian 519 orang (45,7%) kepala keluarga dari 1.134 orang
memiliki pemanfaatan perkarangan rumah untuk tanaman bunga di Desa Jayanti Kecamatan
Jayanti Kabupaten Tangerang 2019.
Dari kegiatan Pra MMD tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat sepuluh masalah
yaitu :
1. Lebih dari sebagian 539 orang (57 %) pasangan usia subur dari 936 yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi
2. Sebagian besar 1.697 orang (72,6 %) dari 2.337 warga orang yang merokok
3. Hampir sebagian 333 orang (45,8 %) warga dari 727 orang yang menderita
Hipertensi
4. Masih terdapat 51 orang (7,1%) warga dari 727 orang yang menderita diabetes
5. Masih terdapat 11 orang (1,5 %) warga dari 727 orang warga yang mengalami
TBC
6. Hampir seluruhnya bayi dan balita sebanyak 673 (2,8 %) dari 693 bayi dan balita
yang tidak dipantau tumbuh kembangnya
7. Masih terdapat sebanyak 2 orang (2,75%) dari 75 bayi yang belum diimunisasi
8. Masih tedapat 20 orang (2,7%) dari 693 bayi dan balita yang mengalami
gangguan gizi
9. Masih terdapat 2 orang (2,7%) dari 75 ibu bersalin yang tidak difasilitasi
kesehatan
10. Masih terdapat 2 orang (2,7%) dari 75 ibu hamil yang tidak mengkonsumsi
tablet Fe.
E. Kegiatan MMD
MMD dilaksanakan pada tanggal 27 April 2019 pukul 14.00 WIB bertempat di Bale
Ra’yat Desa Jayanti yang dihadiri oleh Kepala Desa Jayanti yaitu Bapa Soleman,
Sekretaris Desa Jayanti, Kepala Puskesmas Jayanti yang diwakili oleh Kepala Tata usaha
Puskesmas yaitu bapa Hj. Iyan, S.KM, Bidan Desa yaitu Bidan Lola, Ketua RT 01 – RT
30, Ketua RW 01 – RW 10, para kader Puskesmas Jayanti, Dosen Pembimbing beserta
Mahasiswa-mahasiswi Poltekkes Kemenkes Banten yang sedang melaksanakan PKL
Terpadu di Desa Jayanti Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang.
Berdasarkan hasil pengumpulan data di Desa Jayanti terdapat 10 masalah yang
terdiri dari status kesehatan reproduksi, pasangan usia subur, perilaku hidup sehat dan
69
status kesehatan lingkungan. Kemudian dipilih 5 prioritas masalah yang utama. Masalah
yang utama atau prioritas masalah tersebut diantaranya :
Tabel 1.73
Prioritas Masalah Desa Jayanti
N
Rumusan Masalah
o
Lebih dari sebagian sebanyak 539 (57 %) dari 936 pasangan usia subur yang tidak
1
menggunakan alat kontrasepsi
2 Sebagian besar 1.697 orang (72,6 %) dari 2.337 warga orang yang merokok
3 Hampir sebagian 333 orang (45,8 %) warga dari 727 orang yang menderita Hipertensi
4 Masih terdapat 51 orang (7,1%) warga dari 727 orang yang menderita diabetes
5 Masih terdapat 11 orang (1,5 %) warga dari 727 orang warga yang mengalami TBC
Tabel 1.74
Rencana Penanggulangan Masalah
N Penanggung
Masalah Tujuan Tindakan Kegiatan Sasaran
o Jawab
1 Lebih dari Untuk - Penyuluhan Pasanga Bidan desa,
sebagian megikuti kesehatan n Usia mahasiswa
sebanyak 539 program - memberikan Subur keperawatan
(57 %) dari 936 keluarga motivasi , mahasiswa
pasangan usia berencana kepada warga kebidanan,
subur yang tidak yang mahasiswa
menggunakan dicanangka analis,
alat kontrasepsi n oleh kader, ketua
pemerintah Rw/Rt
70
71
72
77
78
5. TBC
Setelah dilakukan implementasi MMD pada Desa Jayanti yang dilakukan
oleh kelompok 2 dan 3 yang di berikan kepada masyarakat RW 02 dan 03
tentang TBC, penyebab TBC, tanda dan gejala TBC, pencegahan TBC dan
kebersihan lingkungan serta cara batuk efektif. Masyarakat semakin memahami
mengenai hal tersebut dan semakin menambah wawasan masyarakat mengenai
penyakit tersebut, dan mengecek sputum oleh mahasiswa kesehatan Sehingga,
masyarakat mau mencegah penularan TBC dan semakin menjaga kebersihan
lingkungan yang mendukung pencegahan penularan TBC.
79
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PUS Tidak Ber-KB
Berdasarkan hasil pendataan pasangan usia subur (PUS) penduduk Desa Jayanti
kecamatan Jayanti yang tidak menggunakan alat kontrasepsi (KB) terdiri dari 539 dari
936 pasangan atau sekitar 57,5%. Alasan pasangan tersebut tidak menggunakan alat
kontrasepsi (KB) antara lain dilarang oleh suami (5,3%), pasangan ingin mempunyai
anak lagi (41,7%), bertentangan dengan keyakinan/agama (2,5%), tidak mempunyai
biaya (1,6%), dan alasan yang lainnya (48,9%).
Pasangan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi (KB) merupakan salah satu
faktor penyebab meningkatnya penduduk yang ditandai dengan angka kelahiran yang
tinggi. Menurut teori Affandi (2014) sebelum menggunakan alat kontrasepsi, pasangan
sebaiknya dijelaskan mengenai hal-hal penting, seperti keefektifan alat kontrasepsi,
kelebihan atau keuntungan, kekurangan, efek samping, bagaimana cara menggunakan
metode itu, dan kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin yang
menyusui.
Adapun akibat dari meningkatnya penduduk disuatu wilayah yaitu kemiskinan
seperti pernyataan Thomas Robert Malthus yang mengatakan bahwa “penyebab
terjadinya ledakan penduduk suatu daerah/negara akibat kemiskinan. Secara logika
dapat dikatakan bahwa penghuni bumi ini terus bertambah sedangkan ruang pemukiman
di bumi tetap tidak bertambah” (Suartha, 2016).
Tindakan untuk mengajak masyarakat agar menggunakan alat kontrasepsi (KB)
yaitu dengan cara melakukan tindakan penyuluhan kesehatan (Penkes) tentang Program
Keluarga Berencana. Diharapkan setelah dilakukan tindakan masyarakat tidak ragu dan
yakin untuk menggunakan alat kontrasepsi.
79
80
B. Merokok
Kesadaran akan bahaya dan akibat merokok sangat kurang dikalangan masyarakat
di Desa Jayanti. Berdasarkan hasil pendataan dari 2.337 keluarga terdapat 1.697 atau
sekitar 72,6 % keluarga yang merokok. Bahaya merokok bagi kesehatan dapat
menyebabkan penyakit kanker, gangguan pernafasan, iritasi pada mata, hidung,
tenggorokan, menstimulasi kambuhnya penyakit asma, kanker paru, gangguan
pernapasan, dan batuk yang menghasilkan dahak serta berbagai komplikasi penyakit
karena asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat
menimbulkan kanker (Ambarwati, 2014). Rokok juga menjadi penyebab meningkatnya
angka kematian berdasarkan laporan WHO tingginya kematian di Asia disebabkan karena
peningkaan penggunaan tembakau.
Bahaya rokok tidak hanya dirasakan oleh perokok saja tetapi juga orang di sekitar
perokok yang menghirup asap rokok memiliki resiko yang sama dengan perokok.
Berdasarkan teori Troutt (1998) “tidak ada perbedaan tingkat asap tembakau di udara
dan jumlah nikotin yang diserap pekerja di ruang merokok dan tanpa asap rokok karena
ruang merokok tetap akan mengkontaminasi ruang tanpa asap rokok” (Nurjanah, 2014).
Dengan dilakukan peyuluhan kesehatan (Penkes) diharapkan masyarakat menyadari akan
bahaya akibat merokok sehingga memiliki inisiatif untuk berhenti merokok.
C. Hipertensi
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Desa Jayanti diketahui sebanyak 333
warga desa Jayanti mengalami hipertensi. Dari 333 warga tersebut yang meminum obat
hipertensi secara teratur sebanyak 242 warga atau 72,7% dan yang tidak meminum obat
hipertensi secara teratur sebanyak 91 warga atau 27,3%. Dan dari 333 orang yang
megalami hiertensi dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 239 orang atau 71,8%
dan 94 orang atau 28,2% tidak dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Dari hasil di atas
terdapat 94 warga Desa Jayanti yang tidak memeriksa tekanan darah secara berkala, dari
jumalah 333 warga yang mengalami hipertensi 36 orang atau 70,6%.
Dari data tersebut warga yang tidak memeriksa tekan darah, mahasiswa melakukan
tindakan kegiatan yaitu Penyuluhan dan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan
senam hipertensi. Alasan dari penyuluhan yang mahasiswa berikan tentang hipertensi
81
agar masyarkat Desa Jayanti dapat memahami tentang penyebab,pencegahan dan cara
mengatasi hipertensi juga alasan mahasiswa mengecek tekan darah untuk mengetahui
tekan darah si penderita secara berkala dan juga senam hipertensi yaitu untuk
memperlancar aliran darah agar tekana penderita hipertensi turun.
D. Diabetes Melitus
Di desa Jayanti masih terdapat anggota keluarga yang mengalami Diabetes Militus,
sekitar 51 warga di Desa Jayanti yang menderita DM, sebagian besar warga Desa Jayanti
98,1% atau 50 orang mengecek secara rutin dan 1 orang atau 1,9% dan dari 51 warga
yang menderita dm 15 orang atau 29,4 memeriksa berkala <1 kali dan 36 orang atau
70,6% memeriksa secara berkala >1. Dari data penderita dm di Desa Jayanti mahasiswa
melakukan tindakan kegiatan kesehatan yaitu Penyuluhan dan melakukan pemeriksaan
gula darah. Dari upaya penyuluhan yang mengenai pengertian diabetes mellitus, tanda
dan gejala diabetes mellitus, cara perawatan diabetes mellitus, diet diabetes mellitus
semoga masyarakat dapat memahami apa yang telah diberikan serta mengajak warga
untuk membudayakan perilaku hidup sehat agar tidak terserang diabetes millitus dan
pemeriksaan gula dara pada warga yang menderita diabetus millitus dan pengecekan gula
darah yang dimana tujuannya untuk mengetahui kadar gula pada darah dan mengajak
para masyarakat untuk senam diabetus agar tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
E. Penyakit Tuberkulosis
Dari data yang di dapatkan oleh mahasiswa dari tanggal 23-25 april 2019
didapatkan warga Desa Jayanti yang menderita penyakit TBC ( tubercolusis) sebanyak 11
orang, dan yang batuk berdahak didapatkan 9 orang atau 81,8% dan yang tidak batuk
berdahak 2 orang atau 18,2%, dan dipatkan juga berat badan menurun ketika menderita
TBC sebanyak 11 orang, berkeringat pada malam hari terdapat 11 orang, dan deman
dalam >1 bulan 11 orang dan pemeriksaan sputum 11 orang yang sudah di periksa dan
dinyatakan (+) positive. Tindakan tentang penyakit TB dapat dilakukan dengan
penuluhan kesehatan cara pencegahan dan pengobatan penyakit TB kepada masyarakat.
Pencegahan penyakit Tuberkulosis (TB) dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
diantaranya yaitu memperbaiki sirkulasi udara (WHO), tidak merokok dan menghindari
82
asap rokok, menghindari penularan pada penderita TB dengan cara menggunakan masker
sebagai penutup mulut dan hidung.
Adapun upaya penatalaksanaan penyakit TB dapat diatasi dengan terapi Obat Anti-
Tuberkulosis (OAT). Obat Anti-Tuberkulosis (OAT) adalah kombinasi antibiotic
spectrum luas maupun spesifik untuk yang bersifat bakteristatik (menghambat) maupun
bakterisidal (membunuh) terhadap Mycobacterium tuberculosis (bakteri penyebab TB).
OAT terdiri dari berbagai antibiotik tetapi yang umum digunakan yaitu Isoniazid,
Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol. Pengobatan ini dilakukan intensif tanpa putus
untuk mencegah resistensi mikroba. Dengan dilakukan interprensi tersebut diharapkan
masyarakat mengerti akan pentingnya bahaya penyakit tuberkulosis serta bisa
menanganinya dengan cara mencegah penularan ataupun pengobatan sehingga angka
penyakit Tuberkulosis di Desa Jayanti dapat berkurang.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah yang terdapat di Hasil pendataan yang telah di laksanakan pada tanggal 23-25
April 2019 dari 10 RW yang terdiri dari 30 RT didapatkan data yang terkumpul sebanyak
80% dengan jumlah penduduk yang ada di Desa Jayanti.
Desa jayanti yaitu tidak menggunakan alat kontrasepsi, merokok, hipertensi, diabetes
mellitus dan TBC dengan jumlah KK 2337 dari total KK 3013 dan dengan jumlah
penduduk 6975 dari total 9368
rencana penanggulangan masalah berupa penyuluhan dan memberikan motivasi,
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan glukosa darah, dan senam hipertensi maupun
diabetes mellitus.
Implementasi dilakukan berdasarkan keepakatan masyarakat yang dilaksankan pada
hari minggu , 28 April 2019 waktu dan tempat disesuaikan pdengan RT/RW masing-
masing.
Hasil yang didapatkan dari tindakan kegiatan adalah masyarakat dapat mengikuti
senam diabetes maupun hipertensi dan dapat berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan
berupa tekananan darah, kadar gula darah sewaktu, kolesterol, asam urat dan golongan
darah.
Setelah dilakukan implementasi kelompok besar telah membuat laporan hasil kegiatan
praktik kerja lapangan yang selanjutnya akan di tindak lanjuti oleh fasilitas kesehatan
berupa Puskesmas Jayanti.
B. Saran
1. saran untuk Instansi Pendidikan
Instansi pendidikan agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses
Praktek Keja Lapangan Terpadu seabagi implementasi dari hasil pembelajaran
teoari maupun praktek
83
84
84
84
Pusat SDM Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan, Kurikulum dan Modul Peningkatan Kapasitas
Tenaga Pendidik dalam Penerapan Pendidikan Antar Profesi pada Pelayanan Kesehatan
Komunitas, Jakarta 2016
Tri Nur Kristina, Desan dan Implementasi Pembelajaran Berbasis Masyarakat di Fakultas
Kedokteran, Bagian Pendidikan Kedokteran FK UGM, Jogjakarta, 2011
85