Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya dan juga sholawat serta salam atas
junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW sehingga kami dari kelompok 4
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “PENGELOLAAN
KEGAWATDARURATAN, PRINSIP UMUM DAN PROSEDUR DALAM
MERUJUK KASUS MOLA HIDATIDOSA DAN KELAINAN AIR
KETUBAN” sesuai dengan petunjuk yang di berikan oleh dosen. Alhamdulillah
atas usaha keras kami makalah ini dapat terselesaikan teapy pada waktunya.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari usaha dan kerja keras dari
kelompok 4. Dengan kerja sama yang yang baik akhirnya makalah ini selesai
sesuai yang di harapkan. Juga pihak yang terkait lainnya yaitu dosen pembimbing
yang memberi arahan pada kami agar dapat terselesaikannya makalah ini dengan
baik dan benar. Semoga makalah ini dapat berguna untuk kami serta memberi
pengetahuan luas bagi yang membaca. Sebagai manusia kami mungkin
mempunyai banyak kekurangan termasuk dalam membuat makalah ini. Kritik dan
saran kami tunggu untuk lebih sempurnanya makalah ini. Atas perhatian kami
ucapakan terimakasih.

Bogor, Maret 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Mola Hidatidosa...................................................................................................4
B. Kelainan Air Ketuban..........................................................................................6
1. Polihidramnion.....................................................................................................6
2. Oligohidramnion..................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan dapat di definiskan sebagai situasi serius dan
kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga
sehingga membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan nyawa.
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila
tidak segera di tangani akan berakibat pada kematian ibu dan janinnya.
Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir.
Masalah kematian dan kesakitan ibu dalam masa kehamilan di
Indonesia masih merupakan masalah besar. Angka kematian ibu (AKI)
saat ini adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini 3-6 kali lebih
besar dari Negara di wilayah Asia Tenggara dan 50 kali dari angka
kematian ibu di Negara maju.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan kegawatdaruratan mola hidatidosa dan
kelainan air ketuban?
2. Bagaimana prinsip umum mola hidatidosa dan kelainan air ketuban?
3. Bagaimana prosedur dalam merujuk kasus mola hidatidosa dan
kelainan air ketuban?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara pengelolaan kegawatdaruratan mola hidatidosa dan
kelainan air ketuban
2. Mengetahui prinsip umum mola hidatidosa dan kelainan air ketuban
3. Mengetahui prosedur dalam merujuk kasus mola hidatidosa dan
kelainan air ketuban

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mola Hidatidosa
1. Definisi
a. Mola hidatidosa (hamil anggur) adalah suatu massa atau
pertumbuhan di dalam rahim yang terjadi pada awal kehamilan.
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal,dimana seluruh villi
korialis nya mengalami perubahan hidrofobik. Mola hidatidosa
juga di hubungkan dengan edema vesikular dari villi korialis
plasenta yang biasanya tidak disertai fetus yang intak.
b. Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi
hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi
proliferasi dari villi korialis disertai dengan degenerasi hidrofik.
Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang
normal,tidak di jumpai adanya janin kavum uteri hanya terisi oleh
jaringan seperti buah anggur.

2. Tanda dan gejala


Kecurigaan biasanya terjadi pada minggu ke 14-16 dimana ukuran
lain lebih besar dari kehamilan biasanya, pembesaran rahim yang
terkadang diikuti perarahan,dan bercak berwarna merah darah serta
keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam.
a. Mual dan muntah yang parah
b. Gejala-gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup,
penuruan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tangan
gemetar dan berkeringat, kulit lembab.
c. Gejala-gejala preeklamsi seperti pembengkakan pada kaki dan
tungkai,peningkatan tekanan darah,proteinuria.

4
3. Penatalaksanaan
Apabila bidan menghadapi penderita dengan gambaran klinis mola
hidatidosa maka tugas bidan adalah merujuk penderita ke pusat
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap untuk mempersiapkan
evaluasi dan memperbaiki keadaan umum bila di perlukan sebagai
gambaran penatalaksanaan medis,prinsip penanganannya adalah :
a. Memperbaiki keadaan umum misalnya dengan pemberian
transfusi darah untuk memperbaiki syok atau anemia dan
menghilangkan atau mengurangi penyakit seperti preeklamsi
dan tirotoksikosis.
b. Pengeluaran jaringan mola ada 4 cara, yaitu :
1) Kuretase
Untuk wanita subur dan masih menginginkan anak. Kuret
ulangan dapat dilakukan sekitar 1 minggu setelah kuret
pertama untuk memastikan bahwa rahim benar-benar sudah
bersih.
2) Histerektomi (pengangkatan rahim)
Untuk wanita yang telah cukup umur atau usia lanjut dan
sudah cukup anak atau tidak menginginkan tambahan anak
serta ada faktor predisposisi untuk terjadinya keganasan.
3) Terapi profilaksis dengan sitostatika
Pada kasus mola dengan resiko tinggi terjadi keganasan.
Misalnya umur tua dan paritas tinggi yang menolak
histerektomi.
4) Pemeriksaan tindak lanjut (follow up)
Yaitu pengawasan lanjutan untuk memantau dan
mengevaluasi paska evakuasi. Langkah pengawasan
dilakukan secara klinis, laboratorium dan radiologis selama
6 bulan atau 1 tahun.
c. Tunda kehamilan dengan kontrasepsi.
d. Memberikan dukungan emosi pada penderita (ibu) dan
keluarga.

5
B. Kelainan Air Ketuban
1. Polihidramnion
a. Definisi
Polihidramnion juga disebut hindramnion keadaan ini
berupa volume cairan amnion yang abnormal banyak di dalam
uterus. Normalnya volume cairan amnion berkisar dari 500-1000
ml pada aterm,pada polihidramnion jumlah tersebut secara tipikal
lebih banyak dari 2000 ml. Cairan amnion dapat meningkat secara
gradual pada trimester ke 3 atau secara cepat pada usia kehamilan
antara 20 dan 24 minggu.
b. Tanda dan gejala
1) Dispnea
2) Ortopnea
3) Edema pada vulva,tungkai dan abdomen
c. Penatalaksanaan
1) Diet tinggi protein rendah natrium
2) Sedasi ringan
3) Indometasin (indocin) yang akan melintasi plasenta untuk
menurunkan produksi urin janin sehingga jumlah cairan
amnion dapat di kurangi
4) Amniosentesis untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan
5) Induksi persalinan jika janin sudah matur dan gejalanya berat
d. Asuhan kebidanan
1) Pertahankan tirah baring untuk membantu meningkatkan
perfusi uteroplasenta dan menurunkan tekanan pada serviks
2) Memantau keadaan pasien untuk mengawasi tanda dan gejala
persalinan prematur
3) Menganjurkan pada pasien agar jangan mengejan pada saat
defekasi karena dapat meningkatkan tekanan uterus sehingga
terjadi ruptur membran

6
4) Segera melaporkan setiap keluhan dispnea yang bertambah
berat
5) Memantau tanda vital termasuk djj dengan sering untuk
menemukan perubahan
6) Mempersiapkan pasien dalam menjalani amniosentesis dan
mungkin pula induksi persalinan jika di perlukan
2. Oligohidramnion
a. Definisi
Volume cairan amnion yang berkurang sangat banyak
(secara khas jumlahnya kurang dari 500 ml pada aterm) dan cairan
ini juga menjadi pekat. Oligohidramnion dapat menyebabkan
partus lama,gangguan persalinan yang biasanya di mulai sebelum
kehamilan aterm.
b. Tanda dan gejala
1) Ibu merasa nyeri setiap gerakan yang di timbulkan janin
2) Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotemen
3) Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama
4) Saat ketuban pecah air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada
yang keluar
5) Ibu merasa sakit yang amat sangat saat kontraksi
c. Penatalaksanaan
1) Perbaikan nutrisi
2) Istirahat lebih banyak
3) Hidrasi
4) Monitoring janin
5) Melakukan pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan
amnion
6) Infus kedalam cairan amnion atau amnioinfusion
c. Asuhan kebidanan
1) Memantau status maternal dan vetal dengan ketat
a) Memantau tanda vital dan pola denyut jantung janin

7
b) Memantau pola berat badan ibu dan segera
memberitahukan dokter atau bidan jika terjadi penuruan
berat badan
2) Memberikan dukungan emosional sebelum, selama dan
sesudah pemeriksaan ultrasonografi (USG)
3) Membantu orangtua dalam tindakan coping jika terdapat
suspek anomali janin
4) Memberitahukan kepada ibu tentang tanda dan gejala
persalinan termasuk tanda bahaya yang dapat terjadi
5) Menguatkan kembali perlunya supervisi yang ketat dan tindak
lanjut
6) Membantu amnioinfusion jika ada indikasi
a) Menganjurkan kepada pasien agar berbaring miring
pada sisi kiri tubuhnya untuk mencegah tekanan pada
vena kava
b) Memastikan bahwa cairan yang akan diinfuskan itu
dalam keadaan hangat dan sesuai dengan suhu tubuh
pasien untuk mencegah gejala menggigil pada ibu dan
janin
c) Terus-menerus memantau tanda vital maternal dan
frekuensi djj penatalaksanaan tersebut
d) Mencatat perkembangan setiap kontraksi
uterus,memberitahukan kepada dokter atau bidan,dan
melanjutkan monitoring dengan ketat
e) Mempertahankan teknik sterilisasi yang tepat selama
penatalaksanaan prosedur
f) Mengamati drainase cairan yang continue lewat
vagina,melaporkan jika aliran cairan itu berhenti
mendadak karena keadaan ini menunjukan enggament
kepala bayi sehingga terjadi retensi cairan di dalam
rongga uterus dan kemungkinan timbulnya hidramnion

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serta dan
kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba – tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan serta guna menyelamatkan jiwa/ nyawa.
Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya
membutuhkan sebuah tim medis yang menangani kegawatdaruratan tetapi
lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang terlatih untuk setiap
kasus – kasus kegawatdaruratan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepan
nya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat di pertanggung jawabkan.
Di harapan pembaca dapat memperoleh manfaat dari makalah yang
kami sajikan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Enik, Eka. 2013. Asuhan Kegawat Daruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Cv.
Trans Info Media.

Endang, Elizabeth. 2015. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal. Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS.

Anik, Yulianingsih. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta :


CV. Trans Info Media.

Lockhart, Anita. 2014. Asuhan Kebidanan : Kebidanan Patologi. Tangerang : Bina


Aksara

Waspodo, Djoko. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :


PT. Bina Sarwono Prawihardjo.

10

Anda mungkin juga menyukai