(Resume)
2. Pengertian Transportasi
Pertumbuhan ekonomi suatu Negara tergantung pada tersedianya
pengangkutan dalam Negara yang bersangkutan.
Dalam transportasi kita melihat dua kategori yaitu :
Pertama : Pemindahan bahan-bahan dan hasil-hasil produksi dengan
menggunakan alat angkut.
Kedua : Mengangkut penumpang dari satu tempat ketempat lain.
5. Sistem Transportasi
1. Angkutan muatan
Sistem yang digunakan untuk mengangkut barang-barang dengan
menggunakan alat angkut tertentu dinamakan moda transportasi(mode
of
transportation).
Ada tiga moda yang dapat digunakan yaitu :
a. Pengangkuan melalui laut.(sea transportation)
b. Pengangkutan melalui darat (kereta api, bis, truk)
c. Pengangkutan melalui udara.
2. Manajemen
Manajemen system transportasi terdiri dari dua kategori :
a. Manajemen Pemasaran dan penjualan jasa angkutan
Manajemen pemasaran bertanggung jawab terhadp pengoperasian
dan pengusahaan dibidang pengangkutan.
b. Manajemen lalu lintas angkutan
Bertanggung jawab untuk mengatur penyediaan jasa-jasa angkutan.
2. PERANAN TRANSPORTASI
C. Peranan Pelabuhan
Peranan pelabuhan adalah sebagai berikut :
a.Untuk melayani kebutuhan perdagangan internasional dari daerah
hinterland
dimana pelabuhan tersebut berada.
b. Membantu berputarnya roda perdagangan dan perkembangan industri
regional
c.Menampung pangsa pasar yang semakin meningkat dari lalu lintas
internasional
d. Menyediakan fasilitas transit untuk daerah belakang atau daerah / Negara
tetangga.
4.Analisis traffic
Tujuan dari analisis traffic adalah :
a. untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang
tersedia
b. bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan
tariff angkutan
c. menentukan pengaruh dari persaingan sempurna
d. mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber-sumber bahan
baku
Tujuan utama material handling adalah memindahkan barang dari satu titik
ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada pengulangan dalam handling
serta mengurangi waktu keterlambatan (delay) untuk keterlambatan tersebut.
5. DOKUMEN ANGKUTAN
Contoh dokumen dalam transportasi :
1. dokumen pengiriman barang
2. surat muatan (Bill of Lading)
Tujuannya adalah:
- si peneriman akan menerima barang dalam kondisi baik
- pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat
- semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian
A. KONSEP BIAYA
1. Biaya adalah Sebagai Dasar Penentuan Tarif Jasa Angkutan/ Transportasi
Tingkat tarif transportasi didasarkan pada biaya pelayanan yang terdiri
dari :
a. Biaya langsung
b. Biaya tidak langsung
4. Biaya Kendaraan
Ialah jumlah biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan baker, oli,
ban kendaraan, suku cadang antarperbaikan (reparasi).
6. Direct Cost/ Biaya Langsung dan Biaya tidak Langsung/ Indirect cost
Biaya langsung adalah jumlah biaya yang diperhitungkan dalam produksi
jasa-jasa angkutan.
Biaya tidak langsung terdiri dari biaya harga, peralatan reparasi
workshop, akuntansi dan biaya umum/ kantor.
2. Tarif Lokal
Adalah tariff yang berlaku dalam satu daerah tertentu.
3. Tarif diferensial
Ialah tariff angkutan dimana terdapat perbedaan tinggi tariff menurut
jarak, berat muatan, kecepatan atau sifat khusus muatan yang diangkut.
2. Struktur Biaya
Jumlah biaya jasa angkutan tergantung dari :
- jarak dalam ukuran ton-kilometer
- tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu
- sifat khusus dari muatan
4. Penetapan Harga
a. Umum
Pemasaran barang-barang dan jasa-jasa lain, khusus dibidang
usaha jasa angkutan, permasalahan yang dihadapi ialah penentuan
harga jasa angkutan pada saat dan tempat tertentu sebagau hasil dari
jumlah jasa-jasa angkutan yang diminta (demand) dan jumlah jasa-
jasa angkutan yang tersedia (supply).
H. TARIF ANGKUTAN
Harga jasa angkutan ditentukan oleh system pentarifan melalui sewa.
Dengan sistem tariff, maka harga berlaku umum dan tidak ada ketentuan lain
yang mengikat kecuali yang sudah diatur dalam buku tariff.
Harga jasa angkutan yang ditetapkan melalui sewa hanya berlaku bagi pihak
yang terikat dengan perjanjian. Perjanjian sewa dapat mengikuti ; (a) waktu
pemakaian alat angkutan (time charter) atau (b) perjalanan yang dilakukan
(voyage charter).
Harga voyage charter adalah charter yang berlaku untuk jangka pendek,
sedangkan time charter adalah charter untuk jangka waktu yang lebih
panjang. Time charter menggambarkan arah perkembangan harga voyage
charter dimasa depan.
Perbedaan dalam tingkat efisiensi juga akan terlihat dalam biaya operasi.
Bila biaya operasi perusahaan yang berkapasitas besar dan keadaan efisien
dipakai sebagai dasar perhitungan, maka tingkat tariff akan mendekati batas
terendah.
Tarif sebaiknya didasarkan pada biaya operasi perusahaan angkutan
yang mempunyai kapasitas menengah dan beroperasi dalam kondisi yang
wajar.
- Dead freight adalah ganti rugi atas kurangnya jumlah barang yang
dikirimkan, dari yang tercantum dalam kontrak, sehingga
perusahaan pelayaran menuntut pembayaran atas ruang kapal
yang tidak jadi terpakai.
.
d. Harga jasa pelabuhan meliputi 2 kategori, pertama ialah
pembayaran untuk penggunaan fasilitas pelabuhan yang telah
dibangun didaerah pelabuhan, dan kedua adalah pembayaran untuk
pelayanan yang diberikan dipelabuhan.
II. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu menetapkan tariff jasa
pelabuhan yang baru untuk pelabuhan utama di Indonesia.
a. Tarif jasa pelabuhan yang berlaku dewasa ini ditetapkan oleh
pemerintah.
b. Kebijaksanaa pemerintah mengenai penetapan harga jasa ke
pelabuhan adalah untuk menjamin terdapatnya suatu tingkat balik
pokok (break even).
c. Disarankan agar tariff jasa pelabuhan ditetapkan atas dasar biaya
operasional, biaya penyusutan, biaya bunga pinjaman dan
penyisihan dana untuk perbaikan.
d. Sesuai dengan persyaratan yang dikemukakan olen Badan
Keuangan asing.
III. Beberapa rekomendasi untuk perhitungan dan prinsip prinsip yang harus
dipergunakan dalam penetapan tariff pelabuhan yang baru, adalah sebagai
berikut :
a. Untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Lembaga
Keuangan, maka perlu dijaga agartingkat laba yang dihittung atas
dasar nilai harga tetap berada pada suatu prosentase tertentu.
b. Pada tahap pertama/ permulaan, disarankan agar pemerintah
mengubah cara dalam mengenakan pajak terhadap pendapatan
pelabuhan.
c. Dengan menggunakan abjad yang sama seperti tersebut di muka II
(d) hitungan sebagai berikut :
(a) A – B = C
C – 0,02E = D
D = F
E
D=ExF
C = 0,02E + E x F
Dan seterusnya dimasukkan ke dalam rumus A – B = C
d. Untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan keuangan
asing, pemerintah perlu meningkatkan tariff dalam tahun 1979,
1980 dan 1981 atau 3 kali dalam jangka waktu 7 tahun.
e. Agar batas laba bersih minimal yang dibutuhkan dapat terjamin
dalam masa 1979 – 1984, maka harus dilakukan perhitungan-
perhitungan.
f. Alokasikan nilai X pada setiap butir beban jasa pelabuhan yang
diperinci dalam Ia/g
g. Tentukan satuan-satuan angka yang tepat untuk digunakan dalam
mengalokasikan X.
h. Ubah angka-angka yang diperoleh dalam (g) untuk setiap butir
menjadi prosentase yang keseluruhannya berjumlah 100%.
i. Alokasikan X pada tiap pemebanan dengan cara mengalikan X
dengan prosentasi dari tiap butir yang diperoleh tahap sebelumnya.
j. Menentukan perkiraan jumlah kapal yang memasuki pelabuhan.
k. Hitung seluruh perkiraan biaya dan pengeluaran bagi kapal yang
masuk ke pelabuhan.
l. Alokasikan jumlah biaya danpengeluaran tidak langsung selama 6
tahun itu.
m. Gabungan jumlah yang dihitung dari 3 kategori berikut ini :
- Laba bersih dan cadangan untuk pajak selama 6 tahun.
- Biaya dan pengeluaran langsung selama 6 tahun.
- Jumlah biaya tidak langsung yang telah dialokasikan selama 6
tahun.
n. Dari pergitungan, angka-angka jumlah uang yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan untuk setiap tahun pada tiap butir.
o. Langkah terakhir ialah membagi angka dalam (m) dengan jumlah
kapal, GRT-nya dan volume muatan.
BAB 6
1. ANGKUTAN DARAT
Transportasi darat terdiri dari :
a. Angkutan Jalan Raya
Fungsinya adalah :
- Penyediaan angkutan kota, antarkota dan pedesaan
- Untuk mengetahui laik darat atau tidak dan alat angkut yang ada,
digunakan alat uji kendaraan bermotor.
- Mengoperasikan jembatan timbang untuk menentuka tonnage atau
kapasitas muat kendaraan.
- Menyangkut rambu-rambu dan jalan, lalu lintas serta
meningkatkan keselamatan.
c. Angkutan Sungai
- fungsi utana ASDP adalah penyediaan jasa angkutan sungai dan
danau untuk penyeberangan.
- Memberikan kemudahan, keselamatan dalam operasi
penyeberangan.
- Pemanfaatan fungsi dermaga dan terminal untuk penyeberangan
penumpang dan barang
- Pembinaan alur-alur pelayanan, pengerukan serta pendalaman alur
pelayaran.
2.ANGKUTAN LAUT
- Fungsi angkutan laut ialah pengoperasian pelayaran dalam negeri
dan luar negeri dengan menaikkan kualitas pelayanan jasa-jasa
angkutan.
- Meningkatkan prodoktivitas angkutan laut.
- Penyediaan fasilitas pelabuhan
- Pemerataan ekonomi nasional dalam pembangunan.
3.ANGKUTAN UDARA
Fungsi angkutan udara adalah :
- Penyediaan jasa angkutan udara serta meningkatkan pelayanan.
- Peningkatan armada/ pesawat udara serta menjaga keselamatan
penumpang selaku pemakai jasa.
- Pengembangan jasa angkutan atas dasar pertumbuhan ekonomi.
6.PERENCANAAN TRANSPORTASI
Langkah-langkah pembuatan rencana :
a. Perencanaan dibuat atas dasar kebutuhan akan jasa-jasa angkutan.
b. Tujuan perencanaan, harus jelas tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
untuk kepentingan daerah atau nasional.
c. Objektif, yang artinya tujuan dapat direalisir sehubungan dengan rencana
yang telah dibuat.
d. Survey permintaan
e. Analisis permintaan, berhubungan dengan kapasitas angkutan yang
dibutuhkan.
f. Solusi dan Implementasi, perencanaan yang telah dibuat diputuskan untuk
diimplementasikan berdasarkan desain yang telah disiapkan sebelumnya.
BAB 7
b. Angkutan Udara
1. Perusahaan-perusahaan penerbangan dalam negeri dan luar negeri
diusahakan oleh pihak swasta maupun BUMN.
2. Airport pada umumnya dioperasikan oleh BUMN.
c. Angkutan Laut
Sebagian besar penyedia jasa-jasa angkutan laut (cargo) diusahakan
oleh perusahaan swasta, kecuali angkutan penumpang (PT. PELNI) dan
angkutan muatan luar negeri (PT. Jakarta Lloyd).
a. Fungsi Pelabuhan
Fungsi pokok pelabuhan yaitu sebagai tempat yang aman berlabuh
kapal dan sebagai terminal transfer barang dan penumpang.
b. Pelayanan Barang
Untuk melayani bongkar muat barang, pelabuhan menyediakan
fasilitas super structure dan infra structure berupa dermaga, gudang,
lapangan, jalan-jalan dll.
Yang dimaksud dengan pelayanan barang adalah penyediaan fasilitas
yang diperlukan untuk melayani kepentingan penanganan barang-
barang melalui pelabuhan baik untuk barang ekspor-impor maupun
perdagangan antarpulau.
2. Pengertian/ Istilah
a. Pelayanan peti kemas, yaitu system B/M dengan menggunakan jasa/
fasilitas peti kemas.
b. Dwelling time, yaitu hari rata-rata tiap ton/meter kubik atau peti kemas
barang yang ditumpuk selama 1 bulan.
c. Kongesti, bertimbun-timbunnya barang dipelabuhan yang melebihi
kapasitas maksimum
d. BOR (Berth Occupancy Ratio), tingkat pemanfaatan dermaga yang
tersedia dengan jumlah waktu siap operasi selama 1 tahun yang
dinyatakan dengan persen (%)
e. TRT (Turn Round Time), jumlah waktu jam kapal selama berada
dipelabuhan yang dihitung sejak kapal tiba pada lokasi lego jangkar
f. Throughput (daya lalu) jumlah tonnage kapal/barang yang lewat per
satuan fasilitas/per satuan waktu.
g. TEU (Twenty Feet Equipment Unit), yaitu standar ukuran peti kemas
20 feet, ukuran 40 feet berarti 2 TEU’S.
h. Container, system pengangkutan barang yang menggunakan peti
kemas.
i. Container yard, adalah lapangan penumpukan peti kemas.
j. FCL (Full Container load), pengiriman barang oleh beberapa eksportir
ditujukan kepada beberapa importir
k. LCL (Less Container Load), pengiriman barang oleh beberapa eksportir
ditujukan kepada beberapa importir.
l. CFS (Container Freight station), gudang tempat menimbun barang yang
dikeluarkan dari dalam container atau sebaliknya.
b. Kerugian-kerugian :
- Perubahab organisasi serta perubahan tata kerja system transport
- Timbulnya perusahaan-perusahaan raksasa dalam transport
- Port of Call kapal container terbatas
- Biaya investasi sangat tinggi
- Dibutuhkan keterampilan yang tinggi dalam hal tenaga kerja
-Mengakibatkan pengangguran karena perubahan labour intensive ke
capital intensive.
3. Container ISO
ISO Container adalah container muatan sebagai bagian alat transport yang
memenuhi standar ISO (International Standard Organisation). Adapun
standar tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sifatnya cukup kuat untuk digunakan berulang kali.
b. Dirancang secara khusus sebagai fasilitas untuk membawa barang
dengan moda-moda transport
c. Dipasang alat-alat yang memungkinkan sewaktu-waktu digunakan
untuk menanganinya dari satu alat transport kea lat transport
lainnya.
d. Dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk mengisi
maupun mengosongkan.
e. Mempunyai isi ruangan dalam(internal volume) sekurang-
kurangnya 1 meter kubik = 35,3 cuft.
4. Tipe Container
a. General Cargo Containers
b. Thermal Containers
c. Tank Containers
d. Dry Bulk Containers
e. Platform Containers
f. Special Containers
6. BENTUK-BENTUK CONTAINER
a. Closed Container (Container Tertutup)
b. Closed Box Container with side door (Container tertutup dengan pintu
samping)
c. Open Top(Soft Top) Container (Container terbuka di atas dengan
penutup lembut)
d. Open Top, Opensided Container (Container terbuka diatas/disamping
dengan rangka)
e. Open Top, Open Sided, Open Ended Skeletal Container (Container
terbuka diatas, disamping dan sisi akhir dengan rangka tiang)
f. Half Height Container, Solid, Removable Top (Container setengah
tinggi dengan penutup besi yang dapat diangkat/dipindahkan)
g. Dry Bulk Container
h. Open Top with Tilt and roof bows removed Container (Container
terbuka diatas dengan terpal dengan rangka atas yang dapat
dipindahkan)
i. Open sided Container, Removable Side (Container terbuka disamping
dinding dapat dibuka)
j. Open Top, Open Sided Container (Container terbuka diatas dan
samping)
k. Reefer Container (Container dengan mesin pendingin)
l. Tank container (Container tangki)
m. Platform
n. flatrack
Kapasitas Container
a. Maximum Gross weight, jumlah berat maksimum dari muatan dan
container kosong.
b. Tare Weight, berat dari container kosong termasuk kelengkapan dari suatu
container.
c. Pay Load, jumlah berat muatan yang dapat dimasukkan dalam container
yang bersangkutan.
d. Cub, Ft (Cubic Feet) Capacity, jumlah ruangan (isi) container dalam kubik
kaki.
e. Cub. M (Cubic meter) Capacity, jumlah ruangan (isi) container dalam
meter kubik.
Terminal Container
a. Konsepsi Terminal Container
Dalam membangun container hendaknya memperhatikan beberapa hal,
yaitu :
1) Memenuhi syarat untuk dipasang konstruksi dermaga yang
dilengkapi container crane
2) Bebas ancaman pengaruh cuaca dan angina topan
3) Kondisi jaringan-jaringan transportasi untuk pengangkutan
container serta potensi perdagangan daerah pedalaman pelabuhan
memadai.
4) Kedalaman laut di pelabuhan untuk keluar masuk kapal serta
panjang dermaga cukup untuk sandarnya kapal.
3. Kapal Container
Kapal container penuh pertama adalah kapal Sea Land “Ideal-X”, yang
melakukan perjalanan pertama tahun 1956 dari Port Newark ke Houston,
Texas.
Tahun 1972 kapal terbesar dan tercepat yang digunakan untuk Sea Land
north Atlantic rute adalah Sea Land Galloway dan Sea Land Mac Lean
dengan kecepatan 38 mil/jam (knot) dengan tenaga motor 120.000 TK.
6. Kapal Konvensional
Kapal konvensional digunakan untuk pengangkutan barang-barang khusus,
seperti lokomotif, wagon, kereta api, kendaraan bermotor dsb.
BAB 9
1. PENGERTIAN RISIKO
Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang bisa menyebabkan kerugian.
Unsur ketidaktentuan dapat dibagi atas :
a. Ketidaktentuan ekonomi (economic uncertainty), yaitu kejadian yang
timbul sebagai akibat dari perubahan sikap konsumen.
b. Ketidaktentuan yang disebabkan oleh alam (uncertainty of nature),
misalnya badai, gempa bumi dsb.
c. Ketidaktentuan yang disebabkan oleh perilaku manusia (human
uncertainty)
2. SIFAT KERUGIAN
a. Kerugian Terhadap Penumpang
b. Kerugian Terhadap Alat Angkut, Muatan dan Freight.
c. Kerugian Total dan Kerugian Sebagian (Total loss and Partial loss)
3. ASURANSI LAUT
Asuransi pengangkutan dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :
a. Asuransi Laut (Marine Insurance), menutupi kerugian-kerugian dilaut
saja (perils of the sea).
b. Asuransi pengangkutan darat (inland merine insurance), menutupi
risiko/kerugian-kerugian yang terjadi pada transportasi darat.
Pada asuransi laut jenis kerugian yang dapat dipertanggung jawabkan adalah :
a. Kapal serta perlengkapannya (vessel interest)
b. Barang-barang muatan (cargo)
c. Penghasilan/pendapatan dari hasil uang tambang (freight), komisi dan
keuntungan yang diharapkan.
d. Beban wajib (liability interest) yang menimpa si pemilik kapal.
7. Asuransi Molest
Molest berasal dari bahasa latin yang artinya susah atau kesusahan.
Asuransi Molest adalah setiap kerusakan atau kesukaran yang kurang lebih
bersifat kejahatan atau dilakukan dengan sengaja oleh pihak ketiga.
Menurut Pasal 637 KUH Perniagaan yang dimaksud dengan Molest ialah,
kerugian-kerugian dan kerusakan oleh karena disebabkan : kekerasan,
perampasan, penahanan atas perintah yang berwajib sebagai pembalasan.
1. PENDAHULUAN
1) Dalam PJP Tahap II tantangan yang harus dihadapi sector trasnportasi akan
semakin berat dan luas cakupannya.
2) Dalam lingkup nasional cepatnya laju pertumbuhan dan pergeseran struktur
ekonomi dari yang bertitik berat pada sector agraris ke sector industri
disertai dengan peningkatan pendapatan, mengakibatkan peningkatan
tuntutan hidup masyarakat akan pelayanan jasa transportasi.
3) Dalam GBHN 1993 telah diamanahkan bahwa pembangunan transportasi
yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, social budaya, politik
dan pertahanan keamanan diarahkan pada terwujudnya system transportasi
nasional tang andal.
4) Pembangunan sector transportasi dalm PJP tahap I telah berhasil
meningkatkan arus barang dan penumpang ditandai dengan menurunnya
waktu tempuh perjalanan, meningkatnya frekuensi angkutan dan semakin
luasnya jangkauan wilayah pelayanan jasa transportasi domestic dan
internasional.
5) Keberhasilan yang telah dicapai tersebut masih memerlukan
penyempurnaan dan pemantapan.
6) Upaya mewujudkan Sistrannas yang lebih efektif dan efisien perlu
dilakukan terus-menerus dengan mendorong semangat jajaran disektor
perhubungan untuk menyempurnakan kualitas dalam penyediaan jasa
transportasi.
7) Perlu diterapkan suatu konsep manajemen yang berorientasi pada
peningkatan kinerja dalam mewujudkan peningkatan pelayanan jasa
transportasi.
2. Cost
Disini yang dimaksud adalah bahwa cost penyediaan dan pengembangan
jasa transportasi harus wajar, efektif dan menjamin pertumbuhan.
3. Delivery
Mengingat jasa transportasi mempunyai karakteristik antara lain perishable
dan immediate, maka delivery yang tepat dalam penyediaan jasa
transportasi merupakan hal yang mutlak dan tidak dapat ditawar lagi.
Penerapannya adalah :
1) Pabrik Semarang memiliki persediaan 13 unit, sedangkan penyalur Surakarta
membutuhkan 5 unit. Ini berarti kita mengalokasikan 5 unit untuk penyalur
Surakarta dari pabrik Semarang. Kita masih mempunyai sisa persediaan 8 unit
di pabrik Semarang untuk dialokasikan pada kotak lain.
2) Penyalur di Yogyakarta mendapat supply 8 unit dari Semarang, tapi belum
memenuhi semua kebutuhan (10 unit). Maka perlu dialokasikan 2 unit lagi dari
pabrik Cilacap. Sisa persediaan pabrik Cilacap sebesar 10 unit tidak
mempunyai pilihan lain kecuali dialokasikan ke penyalur Magelang, sehingga
seluruh kebutuhan penyalur terpenuhi.
Langkah selanjutnya adalah menentukan apakah alokasi tersebut sudah optimal
atau belum, untuk itu diperlukan evaluasi-sel. Evaluasi sel menyangkut pengujian
sel-sel yang masih kosong untuk memastikan apakah realokasi diperlukan atau
tidak.
1. Dari Sebuah biro perjalanan terdapat data biaya dan kapasitas produksi yang
berikut :
- Biaya Penyusutan mobil 6 buah @ Rp 100.000.000,00 /buah, umur ekonomis 5
tahun
nilai residu Rp 40.000.000,00/buah menurut metode garis lurus.
- Biaya Penyusutan bangunan per tahun Rp 5.000.000,00
- Biaya Kantor rata-rata per tahun Rp 34.800.000,00
- Harga BBM Rp 4.500,00 dapat menempuh 12 Km
- Harga Olie Rp 30.000,00 per liter, per mobil perlu 4 liter, penggantian setelah
menempuh jarak 2.500 Km
- Setiap tahun per mobil ganti ban 3 buah @ Rp 300.000,00
- Snack Rp 3.000,00/bungkus per penumpang + 1 bungkus untuk sopir per
perjalanan
- Biaya Jalan per mobil Rp 250.000,00 per mobil per perjalanan.
- Biaya pemeliharaan dan kebersihan mobil Rp 1.000.000,00 per mobil per tahun
- Bonus untuk sopir 5% dari hasil penjualan tiket
- Laba yang diharapkan 15% dari hasil penjualan tiket
- Per tahun per mobil rata-rata 60 kali perjalanan menempuh jarak rata-rata 400
Km per
perjalanan.
- Per mobil isi 10 penumpang dengan kursi kosong rata-rata 20 %
Diminta : 1. Tentukan harga jual selembar tiket
2. Tentukan harga jual selembar tiket jika memperhitungkan pemberian
bonus kepada penumpang gratis 1 orang 1 kali perjalanan bagi yang
memiliki 7 tiket.
3. Tentukan BEP (Break Even Ponit) nya.