Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN MADIUN


(Studi pada Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun
dan Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun)

NUZULPUTRA
Jurusan Pariwisata, Fakultas Ekonomi, Universitas Nasional

Abstract: Local Government Strategy for The Empowerment of Micro, Small and Medium
Enterprises at Madiun District (Study of Cooperative, Industry, Trade and Tourism Official of
Madiun District and Brem Industry Center at Kaliabu Village, Mejayan Subdistrict, Madiun
District). In pursuance of the effect of Local Autonomy Act of 2004, the local government has
function to optimize potentials they have. Madiun District then also has discretion to manage the
local potentials. One of these potentials is brem industry in Kaliabu Village, , Madiun District. Brem
represents a leading commodity of Madiun District. Kaliabu Village is the brem industry center in
Madiun. The objective of research is to describe and to analyze the strategy used by the government
of Madiun District to empower Micro, Small and Medium Enterprises (MSME), especially at Brem
Industry Center in Kaliabu Village, Madiun District. The research type is descriptive with qualitative
approach. The result of research indicates that the Cooperative, Industry, Trade and Tourism Official
(Diskoperindagpar) of Madiun District has implemented some strategies for the empowerment of
MSME at Brem Industry Center in Kaliabu Village, Madiun District. The strategies considered by
Diskoperindagpar of Madiun District including (1) The strategy of financial capability improvement,
(2) Marketing development, (3) Human resource development, and (4) The strategy of management
and control.

Pendahuluan

Otonomi daerah berdasarkan Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah
membawa paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta dalam
hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Otonomi daerah membuka
kesempatan yang seluas-luasnya bagi daerah untuk mengoptimalkan segala potensi
terbaiknya, karena setiap daerah pasti memiliki satu atau beberapa keunggulan tertentu Salah
satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah di era otonomi daerah adalah dengan
cara mamaksimalkan peran serta masyarakat dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Sumodoningrat (2004, dikutip dari Mardikanto dan Soebianto, 2012, h.
32) menyatakan bahwa dalam dunia bisnis, pem- berdayaan merupakan upaya pemberian
kesem- patan dan atau memfasilitasi kelompok miskin agar mereka memiliki modal,
teknologi, informasi, jaminan pemasaran,dll. Mengacu pada hal tersebut dalam menentukan
arah pem- bangunan dan secara praktis menunjuk pada upaya-upaya memberdayakan sektor
Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang notabene pelakunya mayoritas adalah
rakyat yang kurang dalam pengaksesan permodalan dan pengusaan pasar.
Brem merupakan produk unggulan di Kabupatan Madiun. Industri brem kabupaten Madiun
terpusat di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.
Industri brem di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun terdapat 54 unit yang
terdiri dari 24 Usaha Mikro, 27 Usaha Kecil dan 3 Usaha Menengah. Dimana UMKM di
Sentra Industri Brem Desa Kaliabu dapat menyerap 207 tenaga kerja.
Dari 54 UMKM yang ada, dalam me- ngembangkan usahanya masih memiliki beberapa
kendala-kendala yang menyebabkan hasil produksinya kurang mksimal. Beberapa kendala
yang dihadapi oleh pengusaha brem di Sentra Industri Brem Desa Kalaibu antara lain
minimnya mendapatkan akses permodalan, akses pemasaran, lemahnya manjemen usaha dan
jiwa kewirausahaan yang masih kurang. Serta masih banyak pengusaha brem yang belum
memiliki ijin usaha perdagangan
Pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu dilaksanakan oleh Dinas
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata (Diskoperindagpar) Kabupaten Madiun.
Penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut mengenai strategi pemerintah Kabupaten Madiun
dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah khususnya Di Sentra Industri Brem
Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: (1) Bagaimana Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan
Pariwisata dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan
Kaliabu Kabupaten Madiun? (2) Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam strategi
pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun?

Tinjauan Pustaka
1.Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Bedasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dijelaskan pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebagai berikut:
a.Dalam pasal 1 ayat 1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
b.Dalam pasal 1 ayat 2 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang ini.
c.Dalam pasal 1 ayat 3 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2.Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 16 Tahun 2011 Tentang
Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah dimaksud dalam pemberdayaan
adalah upaya yang dilakukan pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga pendidikan dan
masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha
terhadap usaha mikro, kecil dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Pemberdayaan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dapat dilakukan dalam bentuk:
a.pembinaan dan pendataan organisasi kelompok;
b.pembinaan manajemen keuangan;
c.pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis;

3.Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Pemerintah memiliki peran penting dalam pemberdayaan UMKM. Sjaifudin (1995, h. 66)
menyatakan beberapa strategi pemberdayaan Industri Kecil antara lain:
a.Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
Berkembangnya beberapa model pe- nguatan finansial bagi usahawan kecil akhir-akhir ini
menunjukkan telah semakin menguatnya komitmen pe- merintah, upaya pemerintah tersebut
terwujud dengan membantu pengem- bangan usaha kecil melalui “pemberian modal
sementara”.
b.Pengembangan Pemasaran
Pada era pasar bebas dimana dunia menjadi tanpa batas terdapat penyatuan pasar domestik
dengan pasar internasional. Hal ini merupakan peluang, tantangan dan sekaligus ancaman
bagi pengusaha kecil. Maka dari itu terdapat 2 cara dalam strategi pengembangan pemasaran,
yaitu:
1)Meningkatkan Akses Usaha Kecil Kepada Pasar
Caranya adalah menciptakan pola hubungan produksi subkontrak dan promosi yang berkaitan
dengan pola subkontrak yang lebih diprioritaskan bagi usaha-usaha indusri secara vertikal.
Pola yang subkontrak mem- berikan manfaat positif bagi peng- usaha kecil karena secara
ekonomi usaha kecil menjadi subkontraktor memperoleh jaminan pasar dan kontinuitas
produksi.
2)Proteksi Pasar
Bentuk produksi dalam hal ini melalui konsumsi sekitar 10% dari total anggaran pemerintah
di- gunakan untuk mengkonsumsi produk-produk badan usaha kecil.
c.Pengembangan Sumber Daya Manusia Diharapkan dapat terjadi melalui perbaikan
sistem pendidikian formal, peningkatan keterkaitan dunia pen- didikan dengan pasar
kerja melalui

sistem permagangan pada pusat-pusat penelitian dan pengembangan mengem- bangkan SDM
dan teknologi seperti melakukan pembinaan terhadap industri kecil melalui peningkatan
kualitas sumber daya manusia secara rutin dan berkelanjutan harus ada dalam setiap program
kerja pemerintah
d.Strategi pengaturan dan pengendalian
1)Pengaturan perijinan
Secara formal dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur dan memantau perkembangan
usaha kecil. Ada 3 jenis perijinan yang harus dipenuhi antara lain: ijin tempat usaha
(kelayakan, lokasi serta dampak terhadap lingkungan), ijin usaha industri serta ijin
perdagangan. Pada lokasi tertentu usaha kecil tidak wajib memiliki Surat Ijin Tempat Usaha
(SITU), namun sertifikasi masih tetap harus dipenuhi antara lain malalui Surat Ijin Bebas
Tempat Usaha (SIBTU) untuk usaha kecil yang terdeksi di Lokasi Industri Usaha (LIU)
sertasurat tanda pendaftaran industri kecil untuk sentra-sentra produksi
2)Fungsi kelembagaan
Fungsi kelembagaan terkait pem- binanaan usaha kecil secara terpadu dan berjangka panjang
harus lebih diefektifkan dengan cara: bidang pembinaan, pengawasan dan mem- beri peluang
bagi swasta maupun lembaga non pemerintah lainnya untuk terlibat dalam pengembangan
usaha kecil secara bersama-sama

4.Kelebihan dan Kelemahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Tambunan (2012, h. 2), menyatakan bahwa di negara sedang berkembang, UMKM sangat
penting karena karakteristik-karakteristik utama mereka yang berbeda dengan usaha besar
dan memiliki beberapa kelebihan, yakni:
a.Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jmlah usaha besar), terutama dari kategori
usaha mikro dan usaha kecil. Usaha mikro dan usaha kecil tersebar diseluruh pelosok
pedesaan, termasuk kelompok usaha ini mempunyai signifikasi “lokal” yang khusus untuk
ekonomi pedesaan. Dalam kalimat lain, kemajuan pembangunan ekonomi pedesaan sangat
ditentukan oleh kemajuan pembangunan UMKM- nya.

b.Karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai potensi pertumbuhan kesempatan kerja
sangat besar, per- tumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai elemen penting dari
kebijakan nasional untuk meningkatkan kesem- patan kerja dan menciptakan pen- dapatan,
terutama bagi masyarakat miskin.
c.UMKM bisa menjadi titik awal bagi mobilasi tabungan/investasi di pe- desaan; sementara,
pada waktu yang sama, kelompok usaha ini dapat berfungsi sebagai tempat pengujian dan
peningkatan kemampuan berwirausaha dari orang-orang desa.
Pengembangan UMKM menghadapi beberapa kendala seperti lemahnya kemampuan
manajerial dan sumber daya manusia yang dapat dikategorikan kedalam dua aspek, yaitu
aspek struktural dan aspek kultural (Harjanto, 2010, h.
61) yang antara lain sebagai berikut:
a.Aspek kelemahan struktural, yaitu kelemahan dalam struktur perusahaan, misalnya
kelemahan dalam bidang manajeman dan organisasi, kelemahan dalam penyediaan mutu,
kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan dan
terbatasnya akses pasar.
b.Kelemahan kultural merupakan kele- mahan yang menyebabkan kele-mahan struktural,
seperti kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain guna memperoleh
akses permodalan, pemasaran dan bahan baku.
Sedangkan Irianto (1996, h. 165), menya- takan kendala-kendala yang dihadapi oleh
pengusaha kecil menyangkut empat hal antara lain:
a.Permasalahan Permodalan Permasalahan ini berkaitan dengan upaya
pengembangan usaha. Selama ini nyaris tidak ada akses ke lembaga keuangan formal
(perbankan) sehingga sulit baginya untuk memperoleh kredit usaha. Kalaupun ada, lembaga
kuangan tempat mereka mencari modal bersifat tidak formal dan umumnya berbiaya murah.
b.Masalah Produksi
Banyak pihak berkeyakinan bahwa sisi produksi merupakan faktor penentu bagi
kelangsungan usaha. Khususnya dalam era bisnis saat ini, tuntutan kepuasan konsumen
menjadi persoalan ayng harus dipenuhi oleh setiap unit usaha. Dengan kualitas produksi
yang terbatas,
sangat mungkin produk yang dihasilkan akan ditinggalkan oleh pelanggan.
c.Masalah Sumber Daya Manusia Serapan industri kecil yang tinggal terhadap tenaga kerja
hanya sekedar terbatas pada sisi kuantitasnya. Oleh karena berkualitas, umumnyahanya
dalam jumlah kecil, dan itu pun hanya berkaitan dengan faktor keahlian dan ketrampilan
seperti dapat dijumpai pada industri kerajinan rakyat.
d.Masalah Akses Pemasaran
Keterbatasn modal, tekonologi produksi dan sumber daya teakumulasi pada mutu produk
yang dihasilkan, pada akhirnya menyulitkan pengusaha kecil untuk memasarkan produknya.
Persoalan ini menjadi semakin lebih runyam karena barang yang dihasilkan pengusaha kecil
harus berhadapan dengan produk industri besar di pasaran.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut
Nazir (2009, h. 54) penelitian deskriptif adalah Suatu metode dalam penelitian status
kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kilas
balik pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor- faktor, sifat-sifat serta lingkungan
antara fenomena yang diselidiki. Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
ini merupakan hal yang paling tepat untuk menjangkau permasalahan dalam mengetahui
strategi pemerintah daerah dalam pemberdayaan UMKM pada sentra industri Brem Desa
Kaliabu Kabupaten Madiun secara mendalam yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Madiun. Sedangkan situs penelitian yang ditetapkan
adalah Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun dan
Sentra Industri Brem di Desa Kaliabu Kabupaten Madiun
Fokus penelitian ini adalah : (1) Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan
Pariwisata dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten
Madiun yang terdiri dari : a) strategi Peningkatan Kemampuan Finansial, b) Pengembangan
Pemasaran, c) Pengembangan Sumber Daya

Pembahasan
1.Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun
dalam Pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan
Kabupaten Madiun
a)Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
Kemampuan finansial melalui perkuatan modal merupakan salah satu strategi
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun dalam memberdayakan UMKM. Selanjutnya menurut
Sjaifudin (1995, h. 66) salah satu strategi pemberdayaan industri kecil adalah Peningkatan
kemampuan finansial yang menyatakan bahwa Berkembangnya beberapa model pengutan
finansial bagi usahawan kecil akhir-akhir ini menunjukkan telah semakin menguatnya
komitmen pemerintah, upaya pemerintah tersebut terwujud dengan membantu pengembangan
usaha kecil melalui “pemberian modal sementara”. Dalam memberikan modal semen- tara,
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun telah bekerja sama dengan PT. INKA dengan mem-
fasilitasi Industri Brem yang ada di Desa Kalaiabu untuk mendapatkan modal sementara.
Dalam pemberdayaan Industri Brem di Desa Kaliabu, Diskoperindagpar Kabupaten Madiun
berhasil memfasilitasi para pengusaha brem dengan PT. INKA Madiun dalam suatu jalinan
program kemitraan. Dari Sentra Industri Brem Desa kaliabu, diwakili oleh pengusaha brem
yang tergabung dalam kelompok usaha “Jaya Makmur” yang diikuti oleh 8 pengusaha brem
yang memiliki ijin perdagangan. Pemilihan kelompok usaha “Jaya Makmur” karena pihak
PT. INKA mengajukan syarat bahwa yang akan mendapatkan bantuan pinjaman permodalan
harus UMKM yang tergabung dari suatu kelompok usaha. Kerjasama ini dalam hal
pemberian bantuan modal berupa peminjaman modal dan pelatihan kemasan. Setiap
pengusaha brem mendapatkan bantuan sebesar 10-20 juta rupiah. Dengan jangka waktu
pinjaman yaitu 2 tahun dengan bunga 6% per tahun.
b)Pengembangan Pemasaran
Salah satu strategi Diskoperindagpar Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan UMKM
adalah dengan cara Mengembangkan dan meningkatkan akses pemasaran. Salah satunya
dengan cara meningkatkan akses

UMKM kepada pasar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sjaifudin (1995, h. 66) yang
menya- takan bahwa pengembangan pemasaran salah satunya dengan cara meningkatkan
akses usaha kecil kepada pasar. Caranya adalah menciptakan pola hubungan produksi
subkontrak dan promosi yang berkaitan dengan pola subkontrak yang lebih diprioritaskan
bagi usaha-usaha indusri secara vertikal
Diskoperindagpar telah memfasilitasi pengusaha brem yang ada di Desa Kaliabu dengan
membantu para pengusaha brem dengan cara memberikan bantuan informasi pasar,
memberikan bantuan promosi, membantu para pengusaha brem dengan cara menjalin
kerjasama dengan para pemilik supermarket dan toko-toko oleh-oleh makanan khas
Kabupaten Madiun sehingga brem dapat masuk kedalamnya serta mengikut sertakan hasil-
hasil produksi brem dalam suatu pameran baik pameran lokal, regional maupun Nasional.
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun pernah mengikuti pameran- pameran di Kota Madiun,
Nganjuk, Jakarta, Jombang, Sumenep dan Kota Malang.
c)Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan Sumber Daya Manusia dilakukan pemerintah daerah dengan cara strategi
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pelatihan dan pembinaan UMKM.
Pendidikan dan Pelatihan serta bimbingan teknis telah diatur dalam Perda Kabupaten Madiun
No. 16 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
Sedangkan Sjaifudin (1995, h. 66).menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia
diharapkan dapat terjadi melalui perbaikan sistem pen- didikian formal, peningkatan
keterkaitan dunia pendidikan dengan pasar kerja dan melakukan pembinaan terhadap industri
kecil melalui pe- ningkatan kualitas sumber daya manusia secara rutin
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun. Selama tahun 2012 hingga 2013, telah melakukan 3
kali kegiatan pembinaan dan pelatihan. Selain itu Diskoperindagpar Kabupaten Madiun telah
menjalin kerja sama dengan beberapa instansi tertentu untuk membantu masalah pembinaan
dan pelatihan bagi pengusaha brem di Desa Kaliabu, salah satunya adalah kerja sama dengan
PT. INKA Madiun yang
d)Strategi Pengaturan dan Pengendalian
Strategi pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh Diskoperindagpar Kabupaten
Madiun terkait dengan Pemberdayaan industri brem di Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan
Kabupaten Madiun meliputi pengaturan Perijinan dan Fungsi Kelembagaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sjaifudin (1995, h. 66) yang menyatakan bahwa
Penga- turan Perijinan Secara formal dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur dan
memantau perkembangan usaha kecil. Diskoperindagpar Kabupaten Madiun selalu
memfasilitasi dan mempermudah pengusaha brem untuk mendapatkan Ijin Usaha Industri
(IUI) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). Di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu, dari
54 pengusaha brem yang ada, 35 sudah memiliki ijin usaha perdangan dan dari 35 pengusaha
tersebut sudah ada 19 pengusaha yang memiliki merk dagangnya sendiri.
Selanjutnya dalam strategi pengaturan dan pengendalian terdapat fungsi kelembagaan. Hal ini
senada dengan pendapat Sjaifudin (1995, h.
66) yang menyatakan bahwa Fungsi kelem- bagaan terkait pembinanaan usaha kecil secara
terpadu dan berjangka panjang harus lebih diefektifkan dengan cara: bidang pembinaan,
pengawasan dan memberi peluang bagi swasta maupun lembaga non pemerintah lainnya
untuk terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama. Diskoperindagpar
Kabuapten Ma-diun memberi peluang bagi pihak swasta untuk terlibat dalam pemberdayaan
UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun. Salah satunya dengan cara
bekerja sama dengan PT. INKA yang ada di Kota Madiun dalam pengembangan usaha kecil
secara bersama-sama. Kerja sama ini dalam bentuk pemberian pinjaman modal, pembinaan
dan pelatihan terutama tentang pelatihan kemasan.
2.Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Strategi Pemberdayaan UMKM di Sentra
Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun
a.Faktor Pedorong
1)Brem Sebagai Faktor Pendorong
Suatu wilayah pasti memiliki kekhasan- nya tersendiri yang dimiliki termasuk Kabupaten
Madiun yang telah dikenal masyarakat luas sebagai kota penghasil Brem.

Hal ini tercipta atas dukungan dari pemerintah Kabupaten Madiun untuk menjadikan Brem
sebagai Produk Unggulan. Terkenalnya produk brem Desa Kaliabu di pasaran dapat dijadikan
faktor pendorong oleh Dinas Kopersi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam
pemberdayaan UMKM khususnya industri Brem yang ada di Desa Kaliabu.
Hal ini tercipta atas dukungan dari pemerintah Kabupaten Madiun untuk menjadikan Brem
sebagai Produk Unggulan. Terkenalnya produk brem Desa Kaliabu di pasaran dapat dijadikan
faktor pendorong oleh Dinas Kopersi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam
pemberdayaan UMKM khususnya industri Brem yang ada di Desa Kaliabu.

2)Dukungan Dari Pihak-Pihak Terkait


Faktor pendorong Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam
pemberdayaan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah khususnya di sentra industri Brem Desa
Kaliabu antar lain adanya dukungan dari pihak-pihak terkai atau adanya kemitraan. Hal
tersebut sesuai dengan Perda Kabupaten Madiun No. 16 Tahun 2011 pasal 15 yang
mengungkapkan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah salah satunya dengan
memfasilitasi kemitraan. Diskoperindagpar Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan UMKM
khususnya Sentra Industri Desa Kaliabu telah memfasilitasi kemitraan dengan menggandeng
PT.INKA untuk melaksanakan pemberdayaan industri brem di Desa Kaliabu.
b.Faktor Penghambat
1)Memiliki Permasalahan dalam Permodalan
Permasalahan permodalan merupakan salah satu permasalahan yang cukup klasik, karena
selama ini para penusaha Brem kesulitan untuk mencari tambahan modal usahanya. Untuk
melakukan pinjaman kepada bank maupun lembaga keuangan lainnya, masih banyak
pengusaha brem yang mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Irianto (1996, h.
146) yang menya- takan bahwa rendahnya akses industri-industri kecil Indonesia terhadap
kredit dari lembaga- lembaga keuangan formal telah menyebabkan mayoritas dari mereka
cenderung meng- gantungkan pembiayaan perusahaannya kepada modal sendiri ataupun
sumber-sumber lainnya seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara bahkan rentenir. Dinas
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata hanya sebagai fasilitator, pihak dinas
hanya memfasilitasi para pengusaha brem untuk memperoleh pinjaman permodalan.
2)Pengelolaan Manajemen Yang Kurang
Di Desa Kaliabu kebanyakan pengusaha brem dan para pekerjanya hanya menempuh
pendidikan 6 tahun. Sehingga mempunyai

keterbatasan pengetahuan informasi pasar, keterbatasan memperluas jaringan dan akun- tansi
pembukuan yang masih sederhana. Oleh karena itu, diperlukan peran Dinas Koperasi,
Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam memberikan pembinaan dan pelatihan
tentang kewirausahaan. Penyelenggaraan pela- tihan kewirausahaan yang pernah dilakukan
antara lain motivasi berwirausaha, teknik pemasaran, pengembangan pasar serta Pem- berian
pelatihan mengenai Manajemen Usaha Kecil bagi UMKM

Kesimpulan
1.Pada umumnya Industri Brem di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu merupakan usaha
perorangan yang mengandalkan modal milik pribadi dengan jumlah yang sangat terbatas.
Maka dari itu, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten
Madiun mem- fasilitasi beberapa industri brem yang ada di Desa Kaliabu dengan PT. INKA
Madiun dalam memberikan bantuan, baik berupa pinjaman permodalan
2.Salah satu strategi pemerintah daerah dalam pemberdayaan Usaha Kecil, Mikro dan
menengah di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu adalah pengembangan pemasaran.
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun memberikan bantuan promosi dengan cara mengikut
sertakan hasil-hasil produksi brem dalam suatu pameran, membantu para pengusaha brem
dengan cara menjalin kerjasama dengan para pemilik supermarket dan toko-toko oleh-oleh
makanan khas Kabupaten Madiun.
3.Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun
dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu berikutnya adalah
pengembangan sumber daya manusia. Selama tahun 2012-2013 Diskoperindagpar telah
melaksankan 3 kali pembinaan dan pelatihan. Selain itu Diskoperindagpar Kabupaten
Madiun telah menjalin kerja sama dengan PT. INKA yang ada di Kota Madiun
4.Strategi pengaturan dan pengendalian yang dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian,
Perdagangan, dan Pariwisata Kabupaten Madiun meliputi Pengaturan Perijinan dan Fungsi
Kelembagaan. Diskoperindagpar telah memfasilitasi pengusaha brem Desa Kaliabu dalam
memperoleh perizinan. Serta Diskoperindagpar telah melaksankan kemitraan salah satunya
dengan PT. INKA yang ada di Kota Madiun
5.Faktor pendorong dalam melaksanakan pemberdayaan di Sentra Industri Brem Desa
kaliabu antara lain : a) brem sebagai produk unggulan, b) dukungan dari pihak- pihak terkait.
Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: a) memiliki permasalahan dalam permodalan,
b) pengelolaan manajemen yang kurang.

Daftar Pustaka
Hardjanto, Imam. (2010) Entepreneurship Kewirausahaan. Malang, Universitas Brawijaya.
Irianto, Yusuf. (1996) Industri Kecil Dalam Perspektif Pembinaan Dan Pengembangan. Surabaya,
Airlangga Universitas Press.
Mardikanto, Totok dan Soebianto, Poerwoko. (2012) Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik. Bandung, ALFABETA
Nazir, Moh. (2009) Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia.
Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil Dan Menengah (c. 9). Madiun, Pemerintah Daerah Madiun.
Sjafudin, Hetifah. (1995) Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung, Yayasan Akgita
Tambunan, Tulus. (2012) Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia Isu-isu Penting. Jakarta,
LP3ES.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (c. 1). Jakarta, Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta, Direktorat Jenderal Otonomi
Daerah.

Anda mungkin juga menyukai