N.I (olfaktorius)
Berasal dari axon organon olfactus pada tunica mukosa bagian tas rongga hidung.
Kemudian bulbus olfaktorius, kemudian serabut saraf akan berjalan ke tractus olfactorius.
Tractus olfaktorius akan menuju substantia proforata anterior, kemudian bercabang dua
menjadi :
o Stria olfaktorius medial
Membawa serabut saraf yang menyilang di commisura anterior menuju bulbus sisi
lain.
o Stria olfaktorius lateral
Membawa serabut saraf ke area pre-amygdaloidea dan area pre-piriformis di korteks
serebri yang dikenal sebagai : area olfaktorius primarius yang bersama area
olfaktorius sekunderius di area brodmann 28 berfungsi sebagai penerima sensasi
penciuman.
Nervus olfaktorius merupakan satu-satunya nervus kranialis yang tidak melalui
thalamus.
Merupakan saraf sensorik murni. Serabutnya disusun oleh serabut aferen somatik
khusus.
N.II (optikus)
Sebenarnya bukan merupakan serabut saraf, tapi penonjolan dari otak. Reseptornya
adalah sel ganglion pada retina. Merupakan saraf sensorik murni.
Axon dari sel ganglion retina menuju discus opticus lalu kemudian keluar dari bola mata
dan membentuk nervus optikus. Kemudia nervus optikus bersilangan dengan n.optikus
sisi lainnya di chiasma optikum yang terletak di pertemuan antara dinding depan dengan
ventriculus tertius. Kemudian akan terbentuk traktus optikus dengan ketentuan:
o Serabut saraf yang separo nasalis retina akan menyilang linea mediana menuju tractus
opticus yang lain.
o Serabut saraf yang separo temporal retina tidak menyilang linea mediana menuju
tractus opticus yang sama.
Kemudian dari tractus opticus akan terjadi sinapsis dengan corpu geniculatum lateral
(PUSAT) yang bersama corpus geniculatum mediale membentuk metathalamus.
Kemudian axonnya akan membentuk radiatio optikus yang berjalan ke belakang
melalui pars retrolenticularis capsula interna dan berakhir pada cortex visualis (area
brodmann 17).
Cortex asosiasi visual (brodmann 18 dan 19) bertanggung jawab dalam pengenalan
objek dan pembedaan warna.
Serabutnya disusun oleh serabut aferen somatik khusus.
N.III (occulomotorius)
Memiliki dua nukleus :
o Nukleus occulomotorius principlaes (motorik)
Terletak di depan substansia grissea. Mengirimkan serabut efferen somatik ke seluruh
otot bola mata kecuali : m.obliquus superior (n.IV) dan m.rectus lateralis (n.VI).
menerima :
Serabut aferen dari tractus corticonuclearis
Serabut aferen dari tractus tectobulbaris
Serabut aferen dari fasciculus longitudinalis medialis yang kemudian akan
berhubungan dengan nuclei NC.IV,IV dan VIII.
o Nukleus parasympathicus (edinger-westphal/otonom)
Terletak di dalam substansia grissea. Mengirimkan serabut eferen pre-ganglioner yang
akan bersinapsis pada ganglion ciliare dan berlanjut menjadi serabut eferen post-
ganglioner yang berjalan dalam n.ciliaris brevis yang mensyarafi m.constrictor
pupillae dan m.cilliaris. menerima :
Serabut aferen dari tractus corticonuclearis : untuk refleks akomodasi
Serabut aferen dari nucleus pretectalis : untuk refleks sinar
N.IV (trochlearis)
Terletak di depan substansia grissea setinggi coliculi anterior. Berfungsi untuk
mengirimkan serabut eferen somatik (motorik sadar) yang akan bersilangan velum
medullare superior yang kemudia jalan di bawah coliculus inferior, masuk orbita dan
mensarafi m.obliquus superior. Menerima serabut aferen dari :
o Nucleus corticonuclearis
o Tractus tectobulbaris
o Fasciculus longitudinalis medialis yang kemudian akan berhubungan dengan NC.III,
VI dan VIII.
Merupakan satu-satunya nervus kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak.
N.V
Merupakan nervus kranialis terbesar. Memiliki dua radix dan empat nuclei.
o Radix sensorik (portio major)
Pusatnya di ganglion semilunare (Gasseri). Nucleus yang berperan ada 3 :
Sensorik utama (pusat sensasi sentuhan dan tekanan)
(tractus) spinalis (pusat sakit dan suhu)
Mesenchepalicus (pusat sensasi proprioseptif)
memiliki dua cabang :
Sentral
Serabut yang naik membawa rangsang sentuhan dan tekanan dan berakhir pada
nukleus sensorik itama. Serabut yang turun membawa rangsang sakit dan suhu
yang berakhir pada nucleus (tractus) spinalis. Sedangkan rangsang proprioseptif
berakhir pada nucleus mesenchepalicus.
perifer
axon dari nucleus-nucleus sensorik akan menyilang dan naik sebagai lemnicus
trigeminus dan berakhir di nucleus posteromedial ventralis thalami yang berjalan
di capsula interna dan berakhir di gyrus postcentralis (broadmann 3,1,2).
o Radix motorik
Terdiri dari serabut saraf eferen visceralis khusus (motorik sadar dari archus
branchialis). Nucleus yang berperan adalah nucleus motorik n.trigeminus.
N.VI (abduscens)
Memiliki serabut saraf eferen somatik (motorik sadar untuk m.rectus lateralis. Pusatnya
berada pada nucleus motorik n.abduscens.
N.VII (fascialis)
Memiliki 3 nuclei :
o Nucleus motorik utama
Yang mensarafi bagian bawah muka mendapat serabut aferen dari tractus
corticonuclearis dari hemispherum contralateral. Sedangkan yang mensarafi bagian
atas muka mendapat serabut aferen dari kedua sisi hemisferum cerebri.
Nucleus motorik utama akan membentuk radix motorik yang mengitari sisi medial
nucleus abduscent dan jalan dibawah colliculus facialis.
o Nucleus parasymphaticus
Letaknya di posterolateral nucleus motorik utama. Memiliki dua nucleus :
Nucleus salivarus superior
Menerima serabut aferen dari : hypothalamus, systema olfactorius dan nucleus
tractus solatorius (pengecapan).
Nucleus lacrimalis
Menerima serabut aferen dari hypothalamus (respon emosional) dan nucleus
sensorik n.trigeminus (refleks lakrimasi sekunder).
Mensarafi semua kelenjar air ludah, lir dan air mata.
o Nucleus sensorik
Merupakan bagian dari nucleus tractus solatorius. Akan membentuk radix sensorik
(n.intermedius) yang bertanggung jawab dalam pengantaran rangsang pengecapan 2/3
depan lidah.
N.VIII (vestibulocochlearis)
o N.vestibularis
Dibentuk dari axon ganglion vetibulare pada meatus acusticus internus. Saat masuk ke
kompleks nuclei vestibularis, serabutnya bercabang dua, yang pendek naik, yang
panjang turun. Sebagian kecil menuju cerebellum melalui pedunculus cerebelli
inferior. Kompleks nuclei vestibularis terdiri dari :
Nucleus vestibularis lateralis
Nucleus vestibularis superior
Nucleus vestibularis medialis
Nucleus vestibularis inferior
Serabut sarafnya :
Serabut aferen somatik umum (propioseptif)
Datang dari uriculus, sacculus, dan canalis semicircularis melalui n.vestibularis.
sedangkan yang dari cerebellum melalui pedunculus cerebelli inferior.
Serabut eferen somatik
Khusus dari nucleus vestibularis lateralis turun ke medulla spinalis membentuk
tractus vestibulospinalis.
Berpengaruh dalam gerakan bola mata dan menjaga keseimbangan dengan mengontrol
tonus otot bagian tubuh atas dan bawah.
o N.cochlearis
Pembentuknya merupakan cabang sentral dari ganglion spiralis cochlea. Saat
memasuki pons akan bercabang dua, satu cabang memasuki nucleus cochlearis
posterior dan lainnya memasuki nucleus cochlearis anterior.
Nucleus cochlearis terletak di permukaan pedunculus cerebelli inferior. Menerima
serabut aferen dari cochlea melalui n.cochlearis dan mengirimkan serabut eferen ke
nuclei corpus tradezoideum. Axonnya kemudian akan naik ke atas membentuk
lemniscus lateralis. Sebagian berganti neuron pada nucleus lemniscus lateralis
kemudian ke nucleus colliculus inferior lalu ke corpus geniculatum mediae. Sebagian
axon dari nucleus posterior corpus tradezoideum tidak berganti neuron, langsung
menuju corpus geniculatum mediale. Dari sini kemudian akson akan berjalan terus
dan berakhir pada cortex auditorius (brodmann 41,42) pada gyrus temporalis superior.
Memilki serabut aferen khusus untuk pendengaran.
N.IX (glossopharyngeus)
Memiliki tiga nuclei :
o Nucleus motorik utama (bagian dari n.ambiguus)
Dibentuk oleh ujung atas nervus ambiguus. Menerima serabut aferen dari tractus
corticoneuralis dari kedua hemisferum seerebri.
o Nucleus parasympathicus (nucleus salivarius inverius)
Menerima serabut aferen dari hypothalamus melalui jalan otonom turun dan sistema
olfaktorius melalui formatio reticulare. Mengirimkan serabut eferen preganglioner
parasaimpatis menuju ganglion oticum.
o Nucleus sensorik
Merupakan bagian dari nucleus tractus solitarius. Fungsi-fungsi :
Rangsang pengecapan sepertiga belakang lidah. Berakhir pada bagian bawah
gyrus postcentralis (brodmann 3,2,1)
Rangsnag sensasi umum sepertiga belakang lidah (suhu, sentuhan, tekanan dan
sakit) melalui dendrit ganglion petrosum dan berakhir pada nucleus spinalis
n.trigeminus.
Rangsang dari baroreseptor sinus caroticus. Berakhir pada nucleus dorsalis nervus
vagus. Bersama-sama dengan nervus vagus mengatur tekanan darah.
N.X(vagus)
Memiliki tiga nuclei :
o Nucleus motorik utama
Menerima serabut aferen dari tractus corticoneuralis dan meneruskan serabut eferen
ke mm.constrictor pharyngeus dan otot intrinsik laring.
o Nucleus parasympathicus
Menerima serabut aferen dari hipotalamus melalui jalan ototnom turun dan
n.glossopharyngeus khusus untuk lengkung refleks sinus caroticus. Kemudian
mengirimkan serabut eferen ke otot polos bronkus, otot jantung, dan otot polos traktus
digestivus mulai dari esofagus sampai duapertiga proksimal kolon transversum.
o Nucleus sensorik
Merupakan bagian bawah dari nucleus tractus solitarius. Rangsang pengecapan
berjalan melalui dendrit ganglion inferius nervus vagus yang aksonnya kemudian
akan berlanjut ke nucleus sensorik nervus vagus dan bersinapsis. Serabut eferen
nukleus sensorik n.vagus akan berjalan menyilang garis tengah dan naik ke atas
menuju :
Kelompok ventralis nukleus thalamus pada sisi kontralateral yang berakhir pada
gyrus postcentralis (brodmann 3,2,1)
Nucleus hypothalamus. Masuknya rangsang eksteroseptif melalui ganglion
superius n.vagus yang berakhir di nucleus spinalis n.trigeminus.
Nervus vagus memiliki lima jenis serabut saraf.
N.XI (acessorius)
Terdiri dari dua radix :
o Radix cranialis
Pusatnya berada pada bagian paling bawah nucleus ambiguus. Menerima serabut
aferen dari tractus corticonuclearis dari kedua hemisferium serebri. Serabut
eferennya bergabung dengan n.vagus dan disebarkan melalui :
R.pharyngeus n.vagus untuk mensarafi otot-otot palatum molle
N.recurrent laryngis untuk mensarafi otot intrinsik laring
o Radix spinalis
Puatnya berada pada nucleus spinalis yang berasal dari cornu anterius segmen
medulla spinalis C1 s.d C4. Aksonnya berjalan pada kolumna lateralis substansia alba
medulla spinalis. Menerima serabut aferen dari tractus corticospinalis. Radix spinalis
mensarafi m.trapezius dan m.sternocleidomastoideus.
N.XII (hypoglossus)
Pusatnya terdapat di nucleus hypoglossus. Menerima serabut aferen dari tractus
corticoneuralis. Khusus untuk m.genioglossus hanya menerima serabut aferen dari
hemisfer serebri kontralateral. Aksonnya berjalan melalui alur yang dibentuk oleh oliva
dan pyramid, lalu kemudian mensarafi semua otot lidah kecuali : m.palatoglossus(radix
cranialis n.accessorius via plexus pharyngeus n.vagus). (Uddin, Jurnalis. 2007)
Apati
Penderita tidak mempunyai perhatian terhadap keadaan sekitarnya,mengantuk dan
acuh-tak-acuh terhadap rangsang yang masuk; diperlukannya rangsang yang
sedikit lebih keras dari biasanya untuk menarik perhatiannya.
Somnolensi
Jelas sudah lebih mengantuk,tapi dapat di bangunkan kembali dan rangsang yang
lebih keras lagi diperlukan untuk menarik perhatiannya.
Sopor
Keadaan seperti tidur lelap,hanya berespon dengan rangsang yang keras; ingatan,
orientasi, dan pertimbangan sudah hilang.
Subkoma(soporo koma)
Penderita tidak dapat dibangunkan tapi masih bereaksi terhadap rangsangan nyeri
Koma
Tidak ada lagi respons terhadap rangsang yang keras; bila sudah dalam sekali,
maka reflek pupil (yang sudah melebar) dan reflex muntah hilang lalu timbullah
reflex patologik.
II.3 Etiologi
Menurut kausa
Kelainan otak :
Trauma (Hemato epidural, hemato subdural)
Gangguan sirkulasi : perdarahan intraserebral, infark otak oleh
trombosis dan emboli
Radang : ensefalitis, meningitis
Neoplasma : Primer, metastasis
Epilepsi
Kelainan sistemik :
Gangguan metabolisme dan elektrolit : hipoglikemia,uremia, diabetik
ketoasidosis
Hipoksia : Penyakit paru beratm kegagalan jantung, anemia berat
Toksik : keracunan Co, logam berat, obat, alkohol
II.4 Patofisiologi
Gangguan difus
Pada penyakit metabolik, gangguan neurologik umumnya bilateral dan hampir selalu
simetrik,
Kekurangan O₂
Otak normal memerlukan 3.3 cc O₂/100 gram otak/menit yang disebut
Cerebral Metabolic Rate for Oxygen (CMR O₂). CMR O₂ ini pada berbagai
kondisi normal tidak banyak berubah. CMR O₂ meningkat pada kondisi
kejang-kejang. Pada gangguan fungsi otak CMR O₂ menurun. Pada CMR O₂
kurang dari 2,5 cc O₂/100 gram otak/menit akan mulai terjadi gangguan
mental dan umumnya bila kurang dari 2 cc O₂/100 gram otak/menit terjadi
koma.
Glukosa
Energi otak hanya diperoleh dari glukosa. Tiap gram otak memerlukan 5.5
mgr glukosa/ menit. Hipoglikemi adalah gangguan pertama yang terjadi pada
serebrum dan kemudian progresif ke batang otak yang letaknya lebih kaudal.
Pada hipoglikemi, penurunan atau gangguan kesadaran merupakan gejala
dini.
Toksin
Gangguan kesadaran dapat terjadi oleh toksinyang berasal dari penyakit
metabolik dalam tubuh sendiri atau toksin.
Lesi Supratentorial
Pada lesi supratentorial, gangguan kesadaran akan terjadi baik oleh kerusakan
langsung pada jaringan otak atau akibat penggeseran dan kompresi pada ARAS
karena proses tersebut maupun oleh gangguan vaskularisasi dan edema yang
diakibatkannya. Proses ini menjalar secara radial dari lokasi lesi kemudian ke arah
rostro-kaudal sepanjang batang otak.
Oleh karena kenaikan tekanan intrakranial dapat terjadi
Herniasi girus cinguli yang terjadi di bawah falk serebri disebabkan oleh
proses penekanan dari satu sisi hemisfer otak
Herniasi senral yang disebabkan peningkatan tekanan intrakranial secara
menyeluruh. Penyebab tersering perdarahan talamus, edema otak akut dan
hidrosefalus obstruktif akut
Herniasi unkus terjadinya herniasi lobus temporalis bagian mesial terutama
unkus. Disebabkan oleh kompresi rostro kaudal progresif secara bertahap
tekanan makin ke kaudal makin hebat.
Lesi infratentorial
Pada lesi infratentorial, gangguan kesadaran dapat terjadi karena kerusakan ARAS
baik oleh proses intrinsik pada batang otak maupun oleh proses ekstrinsik.
II.5 Diagnosis & pemeriksaan
Diagnosis
- Anamnesa
- Pemeriksaan interna
- Pemeriksaan khusus
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
• Tanda-tanda vital : jalan nafas, respirasi, sirkulasi
• Nadi : frekuensi, isi dan ritme
• Tensi : pengukuran kiri dan kanan
• Suhu baik rektal atau ketiak
• Bau pernafasan : alkohol, aseton
• Warna kulit : ikterus, sianosis
• Selaput mulut bibir : ada darah
• Kulit : bekas suntikan, kulit basah berkeringat, purpura, sianosis
• Turgor kulit (dehidrasi)
• Kepala : telinga, hidung keluar darah, keluar liquor
• Thorax : paru-paru dan jantung
• Abdomen : vesika urinaria , liver dan ekstremitas
Pemeriksaan khusus :
C. Refleks verbal
5 : Orientasi baik
4 : Kata baik, kalimat baik, tapi isi percakapan membingungkan
3 : Kata-kata baik tapi kalimat tidak baik
2 : Kata-kata tidak dapat di mengerti, hanya mengerang
1 : Tidak keluar suara
a. Observasi umum
- gerakan otomatik
- gerakan mioklonik
- letak lengan & tungkai
c. Kelainan pupil
- besar pupil (normal,midriasis,miosis)
- bentuk pupil (isokor,anisokor)
- refleks pupil
- reaksi konsensual pupil
Pemeriksan Laboratorium
- darah rutin
- kadar gula darah
- elektrolit
- fungsi ginjal
- fungsi hati
- elektrolit
- gas darah
- Lumbal pungsi bila tidak ada kontraindikasi
- Oftalmoskop
- EEG
- CT-Scan : pada tumor, infark luas, perdarahan,hidrosefalus
- funduskopi mutlak dilakukan pada setiap kasus dengan kesadaran menurun untuk melihat
adanya edema pupil dan tanda-tanda hipertensi.
II.6 Penatalaksanaan
Harus dilakukan cepat dan tepat.gangguan yang berlangsung lama dapat
menyebabkan kerusakan ireversibel bahkan kematian.terapi bertujuan mempertahankan
homeostasis otak agar fungsi dan kehidupan neuron dapat terjamin.
Terapi umum :
1. Resusitasi kardiopulmonal serebral meliputi :
a. memperbaiki jalan nafas berupa pembersihan jalan nafas, sniffting position,
artificial airway,endotracheal intubation,tracheoktomi.
b. Pernapasan buatan dikerjakan setelah jalan nafas sudah bebas berupa:
- pernapasan mulut ke mulut/hidung
- pernapasan dengan balon ke masker
- pernapasan dengan mesin pernapasan otomatis
c. peredaran darah
bila peredaran darah terhenti,di berikan bantuan sirkulais berupa:
- kompres jantung dari luar dengan tangan
- kompres jantung dari luar dengan alat
d. obat-obatan
dalam keadaan darurat di anjurkan pemberian obat secara intravena,seperti
epinefrin,bikarbonas,deksametason dll
e. EKG dilakukan untuk membuat diagnosis apakah berhentinya peredaran darah
Karena Asitol,fibrilasi ventrikel,atau kolaps kardivaskuler.
f. resusitasi otak : melindungi otak dari kerusakan lebih lanjut
g. intensive care
2. anti konvulsan bila kejang
Terapi kausal
Segera dilakukan setelah diagnosis di tegakkan
Penanganan koma
Tata laksana koma meliputi 3 hal :
1. Life saving
2. terapi spesifik
3. perawatan umum
1. Live saving
Breath
Membebaskan dan membersihkan jalan nafas agar kebutuhan otak akan oksigen tetap
tercukupi.
Blood
Memelihara sirkulasi darah secara umum,menjaga perfusi darah ke otak agar selalu
cukup.tekanan darah,jantung,komponen darah dan bahan lain yang tidak termasuk komponen
darah.
Brain
Menjaga fungsi otak secara optimal yang meliputi ADO,kebutuhan oksigen dan glukosa
Bladder
Menjaga fungsi vesika urinaria secara optimal.pada laki-laki dapat di pasang kateter
kondom.apabila terpaksa dapat di pasang kateter tetap (dauer atau indwelling catheter) dan
kateter tersebut hendaknya dig anti setiap 3-4 hari.
Bowel
Memperhatikan nutrisi dan fungsi usus. Pada 3 hari pertama. Kebutuhan nutrisi dapat
dicukupi dengan pemberian infuse. Selebihnya perlu pemasangan NGT. Formula gizi
disesuaikan dengan keadaan penderita
2. Terapi spesifik
Tergantung faktor penyebab
3. Perawatan umum
Bersifat kompleks, hal yang perlu di perhatikan adalah:
Tenaga perawat, tekhnik perawatan, tersedianya obat-obatan dan alat medik tertentu,
tersedianya alat non medik, dan pengawasan ketat terhadap seluruh perangkat keperawatan.
III. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN FUNGSI MOTORIK SERTA
KELAINAN KLINIS FUNGSI MOTORIK
III.1 Pemeriksaan Fungsi Sistem Motorik
Pemeriksaan sistem motorik sebaiknya dilakukan dengan urutan urutan tertentu untuk
menjamin kelengkapan dan ketelitian pemeriksaan.
1. Pengamatan.
• Gaya berjalan dan tingkah laku.
• Simetri tubuh dan ektremitas.
• Kelumpuhan badan dan anggota gerakl.
2. Gerakan Volunter.
Yang diperiksa adalah gerakan pasien atas permintaan pemeriksa, misalnya:
Spasmus otot akibat iritasi radix saraf spinalis, misal: meningitis, HNP.
Kelumpuhan jenis UMN ( spastisitas ).
Gangguan UMN ekstrapiramidal ( rigiditas ).
Kontraktur otot.
Konsistensi otot yang menurun terdapat pada :
Normal : otot yang diperkusi akan berkontraksi yang bersifat setempat dan
berlangsung hanya 1 atau 2 detik saja.
Miodema : penimbunan sejenak tempat yang telah diperkusi ( biasanya terdapat pada
pasien mixedema, pasien dengan gizi buruk ).
Miotonik : tempat yang diperkusi menjadi cekung untuk beberapa detik oleh karena
kontraksi otot yang bersangkutan lebih lama dari pada biasa.
5. Tonus otot.
7. Gerakan involunter.
Gerakan involunter ditimbulkan oleh gejala pelepasan yang bersifat positif, yaitu
dikeluarkan aktivitas oleh suatu nukleus tertentu dalam susunan ekstrapiramidalis
yang kehilangan kontrol akibat lesi pada nukleus pengontrolnya. Susunan
ekstrapiramidal ini mencakup kortex ekstrapiramidalis, nuklues kaudatus, globus
pallidus, putamen, corpus luysi, substansia nigra, nukleus ruber, nukleus
ventrolateralis thalami substansia retikularis dan serebelum.
Tremor saat istirahat : disebut juga tremol striatal, disebabkan lesi pada corpus
striatum ( nukleus kaudatus, putamen, globus pallidus dan lintasan lintasan
penghubungnya ) misalnya kerusakan substansia nigra pada sindroma Parkinson.
Tremor saat bergerak ( intensional ) : disebut juga tremor serebellar, disebabkan
gangguan mekanisme “feedback” oleh serebellum terhadap aktivitas kortes
piramidalis dan ekstrapiramidal hingga timbul kekacauan gerakan volunter.
Khorea : gerakan involunter pada ekstremitas, biasanya lengan atau tangan, eksplosif,
cepat berganti sifat dan arah gerakan secara tidak teratur, yang hanya terhenti pada
waktu tidur. Khorea disebabkan oleh lesi di corpus striataum, substansia nigra dan
corpus subthalamicus.
Athetose : gerakan involenter pada ektremitas, terutama lengan atau tangan atau
tangan yang agak lambat dan menunjukkan pada gerakan melilit lilit , torsi ekstensi
atau torsi fleksi pada sendi bahu, siku dan pergelangan tangan. Gerakan ini dianggap
sebagai manifestasi lesi di nukleus kaudatus.
Ballismus: gerakan involunter otot proksimal ekstremitas dan paravertebra, hingga
menyerupai gerakan seorang yang melemparkan cakram. Gerkaan ini dihubungkan
dengan lesi di corpus subthalamicus, corpus luysi, area prerubral dan berkas porel.
Fasikulasi: kontrasi abnormal yang halus dan spontan pada sisa serabut otot yang
masih sehat pada otot yang mengalami kerusakan motor neuron. Kontraksi nampak
sebagai keduten keduten dibawah kulit.
Myokimia: fasikulasi benigna. Frekwensi keduten tidak secepat fasikulasi dan
berlangsung lebih lama dari fasikulasi.
Myokloni : gerakan involunter yang bangkit tiba tiba cepat, berlangsung sejenak,
aritmik, dapat timbul sekali saja atau berkali kali ditiap bagian otot skelet dan pada
setiap waktu, waktu bergerak maupun waktu istirahat.
8. Fungsi koordinasi
Tujuan pemeriksaan ini untuk menilai aktivitas serebelum. Serebelum adalah pusat yang
paling penting untuk mengintegrasikan aktivitas motorik dari kortex, basal ganglia,
vertibular apparatus dan korda spinalis. Lesi organ akhir sensorik dan lintasan – lintasan
yang mengirimkan informasi ke serebelum serta lesi pada serebelum dapat mengakibatkan
gangguan fungsi koordinasi atau sering disebut “Cerebellar sign “.
Macam-macam pemeriksaan “ Cerebellar sign”
Gerakan involuntar
Gerakan yang timbul sebagai akibat dari gangguan sistem ekstrapiramidal. Bercirikan
terjadinya diluar kehendak, tidak bertujuan, tidak terkoordinasi dan tidak dapat dikendalikan.
Karena itu gerakan involuntar digolongkan sebagai gerakan abnormal, bisa sebagai gejala
ataupun sebagai suatu diagnosis penyakit/ sindrom sendiri.
secara klinik, marsden (1992) membagi penyakit- penyakit dengan gangguan gerakan sebagai
berikut :
1. hipokinesia/akinesia disertai rigiditas misalnya penyakit parkinson, penyakit wilson
2. diskinesia (gerakan involuntar abnormal dan berlebihan)
Infeksi lokal dan sistemik (Haemophillus Influenzae,Herpes Simplex virus, Epstein barr
virus)
Lyme disease
Masuk angin, ( catch cold / exposed to chill) karena angin yang masuk kedalam
foramen stylomastoideus mengenai wajah dan membuat wajah menjadi edema.
Diabetes mellitus
Otitis media akut
Perubahan tekanan atmosfir yang tiba-tiba (misalnya saat menyelam atau terbang)
Multiple sclerosis
Iskhemia pada syaraf di dekat foramen stylomastoid
Perokok
Pengguna obat-obatan steroid
Patofisiologi Bells palsy
Proses inflamasi pada N VII(Fasialis) yang menyebabkan peningkatan diameter N.
VII (Fasialis ) sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui os temporal.
Perjalanan N VII (Fasialis) keluar dari os temporal melalui kanalis fasialis yang mempunyai
bentuk seperti corong yang menyempit pada pintu keluar sebagai foramen meatal. Dengan
bentukan kanalis yang unik tersebut, adanya inflamasi, demyelinisasi atau iskemik dapat
menyebabkan gangguan dari konduksi.
Angin yang masuk kedalam foramen stilomastoideum ini membuat syaraf disekitar
wajah sembab lalu membesar. Pembengkakan atau peradangan syaraf nomor tujuh atau
nervus facialis ini mengakibatkan pasokan darah kesyaraf tersebut terhenti. Hal ini
menyebabkan kematian sel sehingga fungsinya sbg penghantar impuls atau rangsangan
terganggu. Akibatnya perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat
diteruskan.
IV.3 Manifestasi Klinis Bells palsy
Gejala terjadi secara tiba-tiba, didahului nyeri dibelakang telinga, kelemahan pada
otot wajah. Kelemahan otot wajah yang terjadi dari ringan sampai berat. Tetapi selalu pada
satu sisi wajah
Sisi wajah yang mengalami kelumpuhan menjadi datar dan tanpa ekspresi, tetapi
penderita merasa seolah-olah wajahnya terpuntir adanya lipatan pada nasolabial
Sebagian besar penderita mengalami paresis atau merasakan ada beban di wajahnya,
meskipun sebetulnya sensasi di wajah adalah normal
Jika bagian atas wajah juga terkena, maka penderita akan mengalami kesulitan dalam
menutup matanya di sisi yang terkena (Lagophtalmus)
Berkurangnya ketajaman pengecapan disebabkan edema nervus fasialis di tingkat
foramen stylo mastoideus meluas sampai pada bagian nervus
Gerakan bibir menyimpang ke sisi yang tidak sehat
Konjungtiva bulbi tidak tertutup penuh menyebabkan iritasi
Ptosis (penurunan kelopak mata)
Ujung mulut biasanya tertarik ke bawah dan menyebabkan air liur mudah menetes.adanya
gangguan minum dan makan
Diagnosis Banding
IV.5 Penatalaksanaan
1. Steroid: Prednisone 1 mg/KgBB/hari PO selama 7 hari
2. Antivirius: Acyclovir 20 mg/KgBB/hari PO. Jika kelumpuhan membaik, acyclovir
dihentikan dan steroids dapat di tappering off(dihentikan secara berangsur-angsur)
melalui waktu lima hari berikutnya. Jika kelumpuhan masih sepenuhnya setelah lima hari,
maka dosis yang sama dari kedua obat-obat diteruskan untuk lima hari berikutnya,
kemudian steroids di tappering off melalui lima hari berikutnya.
3. Analgetik: untuk mengurangi rasa nyeri Ibuprofen dan Parasetamol
4. Vitamin B6 dan B12 untuk pertumbuhan serabut saraf yang rusak
5. Antibiotik okular dan air mata buatan dapat dibutuhkan untuk mencegah ulserasi kornea.
6. Perawatan mata: untuk menghindari terjadinya kekeringan kornea dan trauma benda
asing, maka diberikan air mata buatan, salep mata selama tidur dan kacamata untuk
menghindari sinar matahari dan benda asing.
Bila kondisi penderita sudah stabil, penanganan rehabilitasi medis dapat segera diberikan.
Melakukan latihan wajah. Lakukan minimal dua atau tiga kali sehari dan perhatikan
pula kualitas latihan wajah
Pada fase akut, latihan dapat dimulai dengan kompres hangat dan pemijatan pada
wajah. Pijatan ini bisa meningkatkan aliran darah pada otot-otot wajah. Kemudian latihan
dilanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap
memberi sinyal agar menggerakkan otot-otot wajah. Sebaiknya latihan ini dilakukan di depan
cermin. Gerakan yang dapat dilakukan berupa dalam latihan seperti tersenyum, bersiul,
mengatupkan bibir, mengerutkan hidung dan dahi juga mengangkat alis secara manual
dengan keempat jari.
Fisiotherapy, di mana wajah penderita akan dikompres dengan lampu sinar dan diberi
kejutan listrik di sekitar wajah
IV.6 Komplikasi
Regenerasi motorik tidak lengkap. Dengan tanda epifora, inkompeten oral dan obstruksi
nasal.
Regenerasi sensorik tidak lengkap. Dengan tanda disgeusia (gangguan pengecapan),
ageusia (kehilangan pengecapan), disesthesia (kehilangan sensasi atas stimulasi).
IV.7 Prognosis
Pemulihan lengkap tanpa gejala sisa( kira-kira 82 % pasien sudah sembuh sempurna
dalam waktu 6 bulan)
Pemulihan tidak lengkap pada fungsi motorik, tetapi tidak ada defek pada kosmetik
Kecacatan menetap yang nyata
IV.8 Pencegahan
1. Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin
mengenai wajah.
2. Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa wajah
langsung. Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit,
jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian
kipas.
3. Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak
bagus untuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf.
4. Bagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah / masker dan pelindung mata.
Suhu rendah, angin kencang, dan tekanan atmosfir yang rendah berpotensi tinggi
menyebabkan serangan Bell’s Palsy.
5. Setelah berolah raga berat, jangan mandi atau mencuci wajah dengan air dingin.
6. Saat menjalankan pengobatan, jangan membiarkan wajah terkena angin langsung. Tutupi
wajah dengan kain atau penutup.
Embolisme
Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita
trombosis.Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga
masalah yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit jantung. Setiap bagian
otak dapat mengalami embolisme, tetapi embolus biasanya embolus akan menyumbat
bagian–bagian yang sempit. Tempat yang paling sering terserang embolus sereberi adalah
arteria sereberi media, terutama bagian atas.
Perdarahan serebri
Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus
GPDO (Gangguan Pembuluh Darah Otak) dan merupakan sepersepuluh dari semua kasus
penyakit ini.Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri.
Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan /atau subaraknoid, sehingga jaringan yang
terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini mengiritasi jaringan otak, sehingga
mengakibatkan vasospasme pada arteria di sekitar perdarahan.Spasme ini dapat menyebar ke
seluruh hemisper otak dan sirkulus wilisi. Bekuan darah yang semula lunak menyerupai selai
merah akhirnya akan larut dan mengecil. Dipandang dari sudut histologis otak yang terletak
di sekitar tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis.
Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu
sisi tubuh
Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
Penglihatan ganda
Pusing
Bicara tidak jelas
Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
Pergerakan yang tidak biasa
Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
Ketidakseimbangan dan terjatuh
Pingsan
Kelainan neurologis yang terjadi lebih berat, lebih luas, berhubungan dengan koma
atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.
Stroke bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena
ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak
jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak
bertambah luas.
V. 6 Diagnosis Stroke
A. Anamnesis
B. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan tingkat kesadaran
Dengan metode Glascow Coma Stroke (GCS) untuk mengamati pembukaan kelopak
mata, kemampuan bicara, dan tanggap motorik (gerakan). Pada pemeriksaan fisik
perlu diperhatikan:
Sistem pembuluh darah perifer
Dengan melakukan auskultasi pada arteri carotis
Jantung
Dengan melakukan auskultasi dan EKG
Retina
Ekstremitas
C. Pemeriksaan neurologik
1. Pemeriksaan tonus otot
2. Pemeriksaan kemampuan bicara
3. Pemeriksaan motorik
D. Pemeriksaan penunjang
1. CT scan kepala
- Untuk menentukan penyebab stroke yang dicurigai
- Untuk mencari perdarahan atau massa di dalam otak
2. MRI, untuk melihat pembuluh darah non invasif
3. CT dan angiografi, untuk mencari gumpalan darah dalam arteri di otak.
4. Perfusion Weighted Imaging (PWI), untuk melihat daerah otak yang kurang
mendapat perfusi
5. Pungsi lumbal, untuk menentukan penyebab stroke
6. USG karotisUntuk mendeteksi aliran darah yang terganggu di arteri carotis dan
7. memperbaiki penyebab stroke
8. Angiografi serebrum, untuk mendeteksi penyebab dan lokasi stroke
9. Angiogram, untuk melihat pembuluh darah
10. Doppler transkranium ( karotis doppler ultrasound), untuk mencari penyempitan
atau stenosis dan penurunan aliran darah di dalam arteri karotis
11. Tes darah
Dalam situasi akut, ketika pasien berada di tengah-tengah stroke, tes darah
dilakukan untuk memeriksa anemia, ginjal dan fungsi hati, kelainan fungsi
elektrolit dan pembekuan darah.
Al Birr merupakan haq kedua orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al ‘Uquuq
yaitu kejelekan dan menyia-nyiakan haq.
"Al Birr adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka
perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al ‘Uquuq dan
menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya." (Disebutkan dalam kitab Ad Durul
Mantsur 5/259)
Berkata Urwah bin Zubair mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua tentang
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan." (QS. Al Isra’ : 24). Yaitu: "Jangan sampai mereka berdua
tidak ditaati sedikitpun". (Ad Darul Mantsur 5/259)
Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang
tua hukumnya adalah wajib, hanya saja mereka berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh
pengamalan) nya.
1. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Sembahlah Allah dan jangan kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu
Bapak". (An Nisa’ : 36).
Dalam ayat ini (berbuat baik kepada Ibu Bapak) merupakan perintah, dan perintah
disini menunjukkan kewajiban, khususnya, karena terletak setelah perintah untuk beribadah
dan meng-Esa-kan (tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak didapatinya perubahan
(kalimat dalam ayat tersebut) dari perintah ini. (Al Adaabusy Syar’iyyah 1/434).
2. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya". (QS. Al Isra’: 23).
3. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu." (QS.
Luqman : 14).
Berkata Ibnu Abbas mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua "Tiga ayat dalam
Al Qur’an yang saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa yang lainnya,
kemudian Allah menyebutkan diantaranya firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) :
"Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu", Berkata beliau. "Maka,
barangsiapa yang bersyukur kepada Allah akan tetapi dia tidak bersyukur pada kedua Ibu
Bapaknya, tidak akan diterima (rasa syukurnya) dengan sebab itu." (Al Kabaair milik Imam
Adz Dzahabi hal 40).
Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya bertanya
kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh
Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: "Sholat tepat pada waktunya",
Saya bertanya : Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
"Berbuat baik kepada kedua orang tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Berjihad di jalan Allah". (Diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (artinya): "Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….", hingga akhir ayat berikutnya : "Mereka
itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka
kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga.
Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." (QS. Al Ahqaf 15-16)
Dari Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata : Saya mendengar
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Celakalah dia, celakalah dia",
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Orang yang menjumpai salah satu atau kedua
orang tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga". (Diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).
Sebagaiman hadits yang terdahulu "Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua
dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua".
Diantarnya hadit yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik mudah-mudahan Allah
meridhoinya, dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa
yang suka Allah besarkan rizkinya dan Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia
menyambung silaturrahim".
Mentaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap Muslim. Haram hukumnya
mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali
apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya.
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya..." (QS. Luqman:
15)
"Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam
melakukan kebaikan." (HR. Bukhari no. 4340, 7145, 7257, dan Muslim no. 1840, dari Ali
radhiyallahu 'anhu)
Adapun jika bukan dalam perkara yang mendurhakai Allah, wajib mentaati kedua
orang tua selamanya dan ini termasuk perkara yang paling diwajibkan. Oleh karena itu,
seorang Muslim tidak boleh mendurhakai apa saja yang diperintahkan oleh kedua orang tua.
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua ibu
bapaknya..." (QS. Al-Ahqaaf: 15)
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu bapak..." (QS. An-Nisaa': 36)
Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan
lanjut hingga kondisi mereka melemah dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari
anaknya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kami jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: 'Wahai, Rabb-
ku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.'" (QS.
Al-Israa': 23-24)
Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan
yang dapat menyakiti kedua orang tua, walaupun dengan isyarat atau dengan ucapan 'ah'.
Termasuk berbakti kepada keduanya ialah senantiasa membuat mereka ridha dengan
melakukan apa yang mereka inginkan, selama hal itu tidak mendurhakai Allah Subhanahu wa
Ta'ala, sebagaimana yang telah disebutkan.
Tidak boleh mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua atau di hadapan
mereka berdua. Tidak boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului
mereka, atau mendahului urusan mereka berdua. Rendahkanlah diri di hadapan mereka
berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka, membentangkan dipan untuk
mereka, mempersilakan mereka duduk di tempat yang empuk, menyodorkan bantal,
janganlah mendului makan dan minum, dan lain sebagainya.
Berbicara dengan lembut merupakan kesempurnaan bakti kepada kedua orang tua dan
merendahkan diri di hadapan mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"...Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
(QS. Al-Israa': 23)
Oleh karena itu, berbicaralah kepada mereka berdua dengan ucapan yang lemah lembut dan
baik serta dengan lafazh yang bagus.
5. Menyediakan Makanan Untuk Mereka
Menyediakan makanan juga termasuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika ia
memberi mereka makan dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk
mereka makanan dan minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua daripada
dirinya, anaknya, dan istrinya.
6. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan Lainnya
Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-
laki datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan bertanya: "Ya, Raslullah,
apakah aku boleh ikut berjihad?" Beliau balik bertanya: "Apakah kamu masih mempunyai
kedua orang tua?" Laki-laki itu menjawab: "Masih." Beliau bersabda: "Berjihadlah (dengan
cara berbakti) kepada keduanya." (HR. Bukhari no. 3004, 5972, dan Muslim no. 2549, dari
Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu)
Seorang laki-laki hijrah dari negeri Yaman lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bertanya kepadanya: "Apakah kamu masih mempunyai kerabat di Yaman?" Laki-laki itu
menjawab: "Masih, yaitu kedua orang tuaku." Beliau kembali bertanya: "Apakah mereka
berdua mengizinkanmu?" Laki-laki itu menjawab: "Tidak." Lantas, Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Kembalilah kamu kepada mereka dan mintalah izin dari mereka. Jika
mereka mengizinkan, maka kamu boleh ikut berjihad, namun jika tidak, maka berbaktilah
kepada keduanya." (HR. Ahmad, III/76; Abu Dawud no. 2530; al-Hakim, II/103, 103, dan ia
menshahihkannya serta disetujui oleh Adz-Dzahabi dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu. Lihat
kitab Shahihh Abu Dawud no. 2207)
Seorang laki-laki berkata kepada beliau: "Aku membai'at anda untuk berhijrah dan
berjihad semata-mata hanya mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala." Beliau
bersabda kepada laki-laki tersebut: "Apakah salah satu kedua orang tuamu masih hidup?"
Laki-laki itu menjawab: "Masih, bahkan keduanya masih hidup." Beliau kembali bersabda:
"Apakah kamu ingin mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala?" Laki-laki itu
menjawab: "Ya." Kemudian, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kembalilah kamu
kepada kedua orang tuamu dan berbaktilah kepada keduanya." (HR. Muslim no. 2549, dari
Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu)
7. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka Inginkan
Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang
yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah
berbuat baik kepadanya.
8. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai
Mereka
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tua ridha dengan berbuat baik kepada
para saudara, karib kerabat, teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan memuliakan
mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua)
kepada mereka. Akan disebutkan nanti beberapa hadits yang berkaitan dengan masalah ini.
Apabila kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu
yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk
memenuhi sumpah keduanya karena itu termasuk hak mereka.
10. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang Lain
Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu
dosa besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya." Para Sahabat bertanya: "Ya,
Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?" Beliau menjawab: "Ada. Ia mencela
ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang
lain lalu orang itu membalas mencela ibunya." (HR. Bukhari no. 5973 dan Muslim no. 90,
dari Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu)
Orang-orang sering bergurau dan bercanda dengan melakukan perbuatan yang sangat
tercela ini. Biasanya perbuatan ini muncul dari orang-orang rendahan dan hina. Perbuatan
seperti ini termasuk dosa besar sebagaimana yang telah disebutkan.
Alasannya, ibu sendiri diwajibkan untuk taat pada suaminya, yaitu ayah anaknya.
Hanya saja, jika salah seorang dari mereka menyuruh berbuat taat dan yang lain menyuruh
berbuat maksiat, maka wajib untuk mentaati yang pertama.
Maksud lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu, yaitu lebih bersikap lemah-
lembut, lebih berperilaku baik, dan memberikan sikap yang lebih halus daripada ayah. Hal ini
apabila keduanya berada di atas kebenaran.
Sebagian salaf berkata: "Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi."
1. Menshalati Keduanya
Orang tua adalah orang yang paling utama bagi seorang Muslim untuk dido'akan agar
Allah mengampuni mereka karena kebaikan mereka karena kebaikan mereka yang besar.
Allah Subhanahu wa TA'ala menceritakan kisah Ibrahim Alaihissalam dalam Al-Qur'an:
"Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku..." (QS. Ibrahim: 41)
Hendaknya seseorang menunaikan wasiat kedua orang tua dan melanjutkan secara
berkesinambungan amalan-amalan kebaikan yang dahulu pernah dilakukan keduanya. Sebab,
pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amalan kebaikan yang dulu pernah
dilakukan dilanjutkan oleh anak mereka.
Memuliakan teman kedua orang tua juga termasuk berbuat baik pada orang tua,
sebagaimana yang telah disebutkan. Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu pernah berpapasan dengan
seorang Arab Badui di jalan menuju Makkah. Kemudian, Ibnu Umar mengucapkan salam
kepadanya dan mempersilakannya naik ke atas keledai yang ia tunggangi. Selanjutnya, ia
juga memberikan sorbannya yang ia pakai. Ibnu Dinar berkata: "Semoga Allah
memuliakanmu. Mereka itu orang Arab Badui dan mereka sudah biasa berjalan." Ibnu Umar
berkata: "Sungguh dulu ayahnya teman Umar bin al-Khaththab dan aku pernah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya bakti anak yang terbaik
ialah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya
setelah ayahnya tersebut meninggal." (HR. Muslin no. 2552 dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhu)
"Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka
sambunglah tali silaturahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal." (HR.
Ibnu Hibban no. 433 dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu. Hadits ini tertera dalam kitab
Shahiihul Jaami' no. 5960)
DAFTAR PUSTAKA