PENDAHULUAN
dilakukan. Uraian pada bab ini meliputi (1) latar belakang, (2) rumusan masalah,
A. LATAR BELAKANG
kekhasan seni dan budaya tersendiri yang disebabkan oleh situasi dan kondisi
merupakan cerminan seni dan budaya adiluhung yang kaya dengan kaidah-
Pada saat mendengar kata batik, kita pasti sudah mengenalinya. Dan
akan langsung merujuk pada jenis kain yang dibuat secara khusus mengikuti
Batik adalah sejenis kain tertentu yang dibuat khusus dengan motif-motif
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah
menjadi bagian dari Budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Pola,
motif dan warna dalam batik dahulu mempunyai arti simbolik. Ini disebabkan
dahulu batik merupakan pakaian upacara adat seperti kain panjang, sarung,
selendang, dodot, kemben dan ikat kepala. Adapun pakaian upacara adat
1
2
oleh karena itu diciptakanlah berbagai pola dan motif batik yang mempunyai
simbolisme yang bisa mendukung atau menambah suasana religius dan magis
Dalam bukunya yang berjudul Teknik dan Ragam Hias Batik Yogya
dan Solo, Sadewi Samsi (2011:6) menyatakan bahwa kesenian batik adalah
kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu
dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja
dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena itu banyak dari pengikut
raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka
masyarakat yang sudah percaya akan kualitas batik-batik yang berasal dari
Tulungagung.
Para pencipta motif pada zaman dahulu tidak sekedar mencipta sesuatu yang
indah dipandang mata saja, tetapi mereka juga memberi makna atau arti yang
menciptakan sesuatu yang ragam hias dengan pesan dan harapan yang tulus
3
dan luhur semoga akan membawa kebaikan di balik penciptaan motif dan tata
dengan kota Batu yang merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang
dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 800 km di atas permukaan air laut.
Kota ini dikaruniai keindahan alam yang memikat. Batu merupakan kota
kecil yang ada di Jawa Timur dan dikenal dengan julukan “kota pariwisata”.
merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang mempunyai ragam budaya,
home industri batik di wilayah kota Batu, seperti Batik Raden Wijaya di Jln
Pandan Rejo kecamatan Bumiaji kota Batu, Batik Olive di kecamatan Batu
kota Batu, Batik Semar di desa Sisir kecamatan Batu kota Batu dan
organisasi ibu PKK kota Batu yang memprogramkan kegiatan dan pelatihan
kerajinan batik yang berdiri cukup lama adalah Batik Raden Wijaya, yakni
masyarakat kota Batu, akan tetapi di luar Batu, batik ini cukup mendapat
4
sambutan yang baik contohnya seperti di Negara Belanda dan Jepang serta di
wilayah kota besar, terutama Jakarta dan Surabaya, karena promosi produk
menjadi hasil budaya khas kota Batu. Oleh karena itu perlu dijaga
kebudayaan nasional.
dari segi desain maupun motifnya. Apabila pada zaman dahulu desain dan
motif batik terikat dengan aturan dan kaidah-kaidah atau pakem yang harus
diikuti kini desain dan motif batik lebih bebas. Hal tersebut sejalan dengan
dalam pola pemikiran pembatik terutama perajin batik tulis. Apabila pada
masa lampau pembatik hidup di lingkungan keraton yang sangat ketat dengan
sehingga motif yang ada pada masa itu cenderung simetris, monoton, rapitan
detail kecil digarap secara luar biasa halus. Sekarang motif batik bergeser
dengan pola yang lebih variatif, motif kecil-kecil dan detail mulai
ditinggalkan karena lebih dianggap sebagai pengisi motif satu dengan yang
lain. Aplikasi desain batik tidak hanya terbatas pada tekstil kain tetapi
berkembang pada kerajinan batik topeng dari bahan kayu, lampion batik dan
lain-lain. Tidak kalah pula jenis motif dan ragam hiasnya, kini motif dan
ragam hias pada batik tulis lebih bebas dan beragam. Para perajin pun
Ada yang mengangkat tema ikon wisata suatu daerah, alam sekitar hingga
Bumiaji kota Batu. Batik Raden Wijaya dihasilkan tunggal oleh seorang
desainer sekaligus perajin batik wanita bernama Lina Santoso, sejak tahun
1980 an. Wanita ini menekuni batik karena terinspirasi alam sekitar kota Batu
yang dituangkan menjadi sebuah karya batik. Selama menekuni batik, sudah
lebih dari 80 motif batik lahir dari tangan Lina Santoso. Lina Santoso belajar
sekitar. Salah satu contoh motif apel dan strawbery yang terinspirasi dari hasil
motif batik profan, sedangkan menurut Putri Mulyanti dalam Studi Tentang
Dari segi motifnya “Batik Druju” lebih banyak mengambil tentang kehidupan
yang ada di pesisir pantai daerah tempat tinggal perajin. Hampir secara
6
dari kehidupan laut di Sendang Biru dengan mengambil bentuk kerang dan
“Batik Druju” juga menggunakan Motif Pulau Sempu yang hampir sama
dengan motif Kerang Acak, motif ini terinspirasi dari kehidupan Pulau
Sempu.
tentang ciri khas hasil alam dari kota Batu seperti motif apel, strawberry,
anggrek, kentang, wortel dan kobis yang merupakan hasil pertanian khas
Kota Batu.”Batik Raden Wijaya” juga menyajikan unsur hasil budidaya yang
ada di kota Batu seperti ikan koi dan kupu-kupu. Selain itu juga terdapat
misalnya museum satwa,wisata petik apel dan bunga serta masih banyak lagi
motif-motif yang menggambarkan keadaan alam serta ciri khas dari kota Batu
Selain memiliki perbedaan dari segi motif, “Batik Druju” dan “Batik
Raden Wijaya” juga memiliki perbedaan dari segi proses dan cara
yang dilakukan dengan beragam teknik seperti teknik cap dan tulis,
pengalaman yang bermanfaat bagi anak-anak yang putus sekolah, ibu rumah
7
tangga dan masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan agar dapat belajar
Kemunculan kerajinan batik di wilayah ini cukup menarik dilihat dari kondisi
“Batik Raden Wijaya” sebagai produk kerajinan batik yang terdapat di daerah
Batu.
B. RUMUSAN MASALAH
C. LANDASAN TEORI
penelitian ini.
1. Desain
Dalam batik, desain merupakan unsur yang yang penting. Sejak zaman
purba pun telah ditemukan hal-hal yang berkaitan dengan desain dengan
8
Dalam dunia seni rupa, kata desain sering diartikan sebagai merancang,
benda, desain diartikan sebagai reka bentuk, reka rupa, tata rupa, perupaan,
(interior) benda benda yang bagus, susunan rupa, tata bentuk, tata warna,
perancang kepada orang lain dan benda yang dibuat berdasarkan desain
Desain motif batik atau yang biasanya disebut pola dalam membatik
merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses penciptaan batik.
komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan
penerapan hiasan pada suatu produk dan juga dapat disebut bahwa fungsi
menjadi pola dasar dalam suatu karya seni atau kerajinan. Ragam hias dapat
berkarya seni, ragam hias biasanya juga disebut sebagai ornamen. Ornamen
juga berarti sebagai penghias atau hiasan. Sehingga ragam hias sendiri
merupakan hiasan yang biasanya dipakai untuk menghias diri ataupun benda
(Sunaryo, 2009: 14). Melalui motif, tema atau ide dasar sebuah ornamen
10
bentuk-bentuk di alam misalnya motif gunung, awan, atau pohon. Akan tetapi
ada pula yang bersifat khayalan atau imajinasi seperti motif singa yang
bentuknya merupakan hasil rekaan. Adapula motif yang karena tidak dapat
abstrak, seperti zig-zag, berpilin atau berkait, bidang persegi atau belah
Pada batik, ragam hias batik atau motif batik dibagi menjadi dua, yaitu
ragam hias geometris dan non geometris (Iriaji, 2010: 22). Ragam hias
geometris batik antara lain tumpal, spiral, meander, dan banji. Sedangkan
ragam hias non geometrik biasanya lebih ekspresif tanpa aturan maupun
ukuran. Ragam hias ini antara lain dari jenis flora, fauna, maupun manusia
yang biasanya mengalami stilasi maupun distorsi agar ragam hiasnya lebih
Dari sumber lain, desain motif batik juga dibedakan menjadi dua, yaitu
motif geometris dan non geometris. Motif geometris diantaranya: motif Bibis
Riris, Sirapan, Sriwedari, Tambal Miring, Tirta Teja, Tunjung Tirta, Ubar
Abir, Uceng Mudik, Udan Liris. Sedangkan motif nongeometris antara lain
1) Ornamen utama, adalah suatu gambar yang ditentukan oleh motif itu
sendiri.
bidang.
a. Titik
Titik merupakan awal dari sebuah bentuk yang paling dasar. Titik dapat
berdiri sendiri maupun bergabung dengan unsur lain seperti garis dan warna.
sangkar, elips atau bahkan berbentuk menyerupai pohon, rumah, alat musik,
atau yang lain, asal bentuk tersebut hasil atau cap-capan suatu alat itu juga
Dalam batik titik bisa kita jumpai sebagai isen-isen motif. Biasanya titik
b. Garis
berikut:
2) batas atau limit suatu benda, batas sudut ruang, batas warna, bentuk
massa, rangkaian massa, dan lain-lain yang disebut garis semu atau
maya.
Arah garis hanya ada tiga, yaitu horizontal, diagonal, dan vertikal. Garis
geraknya tetap terdiri dari tiga arah tersebut. Dalam batik, garis pun dapat
dilihat pada setiap motifnya, seperti pada motif utama dan isen-isen. Garis
c. Bidang
Bidang merupakan bentukan dari garis yang bertemu antara ujung satu
Jika kita menyentuhkan alat gambar atau alat tulis pada sebuah
tefril akan menghasilkan titik, yaitu suatu bentuk kecil tidak
berdimensi. Jika sentuhan tersebut kite geserkan akan
menghasilkan garis, yaitu bentuk kecil yang berdimensi
memanjang. Jika garis tersebut digerakkan memutar dan
kembali lagi bertemu dengan dirinya pada titik awalnya, akan
menghasilkan bidang yang merupakan bentuk berdimensi
panjang dan lebar serta menutup permukaan. Jika garis yang
kita buat tersebut patah-patah akan menghasilkan segitiga,
13
Dalam batik juga terdapat bidang. Dapat dilihat dari raut bidang wujud
motif batik itu sendiri. Contohnya pada motif geometris sendiri yang
mempunyai raut yang juga berbentuk geometris. Begitu juga pada motif
d. Warna
Secara objektif atau fisik, warna warna dapat diberikan oleh panjang
gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata
merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang
Batik tulis merupakan batik yang masih dibuat secara tradisional, baik
pembuatan motif hias di atas kain dengan lilin atau malam batik
menggunakan alat tertentu yaitu canting, cap, dan kuas, dengan pewarnaan
tertentu hingga terciptalah sebuah batik. Proses dari penciptaan batik tulis
Dalam membuat batik tulis, sudah pasti membutuhkan alat dan bahan
dalam membuat batik tulis. Menurut Hamzuri (1994: 3) alat yang digunakan
diantaranya:
1) Gawangan
2) Bandul
Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi
pokok bandul adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah
ditiup angin, atau tarikan si pembatik secara tidak disengaja. Jadi tanpa
3) Wajan
Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai
supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat
15
lain. Oleh karena itu wajan yang dibuat dari tanah liat lebih baik dari pada
logam, karena tangkainya tidak mudah panas. Tapi wajan tanah liat agak
4) Anglo
Anglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain. Anglo ialah alat perapian
membuat api ialah arang kayu. Jika menggunakan kayu bakar anglo diganti
dengan keren; keren inilah yang banyak dipergunakan oleh orang di desa-
desa. Keren pada prinsipnya sama dengan anglo, tetapi tidak bertingkat.
5) Tepas
Tepas ialah alat untuk membesarkan api menurut kebutuhan; terbuat dari
bambu. Selain tepas, digunakan juga ilir. Tepas dan ilir pada pokoknya sama,
meruncing pada salah satu sisi lebarnya dan tangkainya terletak pada bagian
6) Taplak
Taplak ialah lain untuk menutup paha si pembatik supaya tidak kena
tetesan malam panas sewaktu canting ditiup, atau sewaktu membatik. Taplak
7) Saringan malam
kotorannya. Jika malam disaring, maka kotoran dapat dibuang, sehingga tidak
16
untuk membatik.
8) Dingklik
hasil pekerjaan itu disebut batik, atau bukan batik. Canting dipergunakan
2) Kain. Beberapa jenis kain yang dapat digunakan dalam proses membatik
diantaranya, kain mori yang terdapat berbagai jenis yaitu prima, primisima
3) Lilin Batik. Lilin batik adalah bahan yang dipakai untuk menutup
permukaan kain menurut motif yang dikehendaki. Lilin batik terdiri dari
a) Pewarna alam
kuning)
b) Pewarna kimia
Zat warna kimia berasal dari zat-zat kimia yang diramu sebagai
pewarna batik. Zat-zat kimia pewarna batik itu antara lain: Napthol,
b. Proses
1) Persiapan
yang siap untuk dibatik. Dalam langkah persiapan itu antara lain ;
c) Mengeringkan
2) Membuat Batik .
a) Membatik kerangka
tanpa pola disebut ngrujak. Mori yang sudah dipola seluruhnya berupa
b) Ngisen-ngiseni
(Musman, 2011: 22), diantaranya motif cecek, sawut, cecek sawut, sisik
c) Nerusi
pada permukaan kedua itu mengikuti pola yang ada. Hasil pada tahap
d) Nembok
Yaitu menutup sebagian kain yang tidak ingin diberi warna atau
yang lain.
19
e) Bliriki
nemboki.
warna biru.
b) Nyoga
c) Nyareni
dipergunakan.
5. Fungsi Batik
tempat batik itu dibuat. Dari perbedaan tempat dan waktu yang dibuat
menyebabkan beragam fungsi dari berbagai jenis batik yang ada. Diantaranya
a. Batik keraton
Merupakan batik keraton Yogyakarta dan Solo saja. Hal ini karena
pada masa itu daerah tersebut merupakan kerajaan. Ragam hiasnya bersifat
batiknya antara lain Kawung, Parang Rusak, Truntum, Semen, Sawat, dsb
blangkon, dan juga kain panjang atau yang biasanya disebut nyamping.
b. Batik di Masyarakat
diterapkan di masyarakat. Oleh karena itu batik Keraton keluar dari Dalem
Dari uraian ini bisa disimpulkan bahwa batik akhirnya keluar dari
diantaranya yaitu; (1) Motif: sangat sederhana, kasar, dan tidak lengkap, (2)
Warna: kurang tajam, tidak cemerlang, dan cepat pudar, (3) Bahan: kusam,
21
harga lebih murah, (4) Teknologi: batik cap dan printing, (5) Penerapan: ada
167).
masyarakat saat ini lebih fleksibel dan dapat diterapkan sesuai dengan
keinginan pemakainya .
sebelum pembuatan batik yaitu dibuat pola batik dalam satu kacu. Satu kacu
merupakan satu persegi, yaitu mempunyai panjang dan lebar yang sama yang
biasanya diambil dari ukuran lebar kain mori yang akan dipakai.
lipatan dalam satu kacu yaitu motif yang mengarah ke vertikal, horizontal,
D. KEGUNAAN PENELITIAN
kegunaan praktis:
22
sumbangan terhadap kajian bidang ilmu seni rupa, khususnya seni kriya
Batu karya Lina Santoso yang terletak di desa Pandan Rejo kecamatan
Bumiaji kota Batu. Selain itu juga memberikan wawasan kepada peserta
Negeri Malang.
batik tulis karya Lina Santoso di Desa Pandan Rejo Kecamatan Bumiaji
Kota Batu.