PENDAHULUAN
Apalagi pada era revolusi industri 4.0 yang mencoba mengurangi penggunaan
SDM sebagai tenaga. Maka sebagai seorang mahasiswa yang tidak lain juga
sebagai agent of change haruslah selalu berusaha menjadi SDM yang unggul.
praktek, bahkan akan lebih baik bila lebih unggul dalam praktek.
bertanggung jawab dan terampil sebelum menginjak dunia kerja nanti. Jadi
1
Program kerja praktek yang sesuai dengan ranah ilmu hukum
yang harus memiliki kemampuan baik dalam hal litigasi maupun non litigasi
Kejaksaan Negeri Kudus. Kejaksaan adalah salah satu instansi bidang hukum
penuntutan. Namun, fungsi dari kejaksaan tidak hanya pada ranah hukum
acara pidana, disana juga ada ranah hukum acara perdata yaitu pada kantor
pengacara negeri. Pada laporan ini, saya akan membahas mengenai ranah
hukum acara perdata. Karena kantor jaksa pengacara negera ini kurang
diketahui oleh masyarakat luas. Sedangkan disisi lain, fungsi dari kantor
pengacara negera ini sangatlah bermanfaat bagi masayarakat luas. Untuk itu
saya lebih antusias dalam membahas mengenai tugas jaksa pengacara negera,
Negara?
Negara?
2
1.3. Tujuan Kerja Praktek
untuk dapat mengikuti ujian penulisan hukum. Tujuan utama dari diadakannya
kerja praktek ini adalah sebagai upaya agar mahasiswa yang lulus dari bangku
Sebagai upaya mempersiapkan SDM yang unggul agar dapat bersaing di dunia
kerja khususnya dibidang hukum. Karena pada akhirnya sarjana hukum akan
memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain yaitu :
3
c. Membentuk dan meningkatkan karakter pada diri untuk menjadi
kejaksaan.
saing tinggi.
4
Metode analitis guna menjelaskan aturan-aturan terkait pokok bahasan yang
akan dijabarkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Metode ini memuat
1. Bagian awal
a. Cover
b. Halaman judul
c. Lembar pengesahan
d. Kata pengantar
e. Abstrak
f. Daftar isi
2. Bagian isi
a. Bab I/ Pendahuluan
- Latar belakang
- Rumusan masalah
5
b. Bab II/ Gambaran Umum
- Struktur organisasi
- Teori
- Landasan
- Cara pandang
e. Bab V/ Penutup
- Kesimpulan
- Saran
3. Bagian akhir
a. Daftar pustaka
b. Daftar hadir
c. Lembar penilaian
6
d. Surat keterangan telah melaksanakan kerja praktek
e. Lampiran
BAB II
GAMBARAN UMUM
Visi
manusia.
Misi
1. Menyatukan tata pikir, tata laku dan tata krama dalam penegakan
hukum.
7
2. 3. Stukrutur Organisasi
Kepala Subbagian Kepala Seksi Kepala Seksi Tindak Kepala Seksi Tindak Kepala Seksi Perdata Kepala Seksi
Pembinaan Intelijen Pidana Umum Pidana Khusus dan TUN Pengelolaan Barang
Bukti dan Barang
Ida Marliani, SH. Sarwanto, SH. Muhammad R. Prabowo A., SH. Kurnia Dewi M, SH. Rampasan
Baharuddin, SH. MH. MH. Tulhah Yasir, SH. MH.
Kaur tata usaha dan Kasubsi ideologi, pol, Kasubsi prapenuntutan Kasubsi penyidikan Kasubsi perdata Kasubsi barang bukti
kepegawaian hankam, sosbud dan (-) (-) (-) (-)
Yusaka Kohana, SH. kemasyarakatan __
Mulyono Kasubsi penuntutan Kasubsi penuntutan Kasubsi TUN Kasubsi barang
Kaur keuangan dan (-) (-) (-) rampasan
PNBP __ (-)
Bagus Santosa, SH. Kasubsi ekonomi, Kasubsi eksekusi dan Kasubsi upaya hukum Kasubsi pertimbangan
keuangan & eksaminasi luar biasa dan eksekusi hukum
Kaur perlengkapan pengamanan (-) (-) (-)
Drs. Fajar Teguh pembanguan __ 8
Rahadiyono (-)
Kaur data statistik
kriminal, TI dan
perpusatakaan
Lu’lu’ Naurotuzz H,
SH.
9
2.3.2. Struktur organisasi seksi Perdata dan TUN (Datun)
Staff
Staff Staff Aladin
Sumarmi, SH. (-) Mustikaningtyas
Pelaksanaan sistem kerja yang ada di dalam Kejari Kudus ini sesuai
memiliki tupoksi masing-masing antara lain yaitu bagian tindak pidana umum,
barang bukti. Dalam setiap bagian tersebut memiliki beberapa staf yang
10
dibagi menjadi 2 sub-bagian untuk menanggani perkara masuk yaitu pidana
umum dan pidana khusus. Bagian hukum perdata digabung dengan TUN (Tata
bagian pidana umum, pidana khusus,intelijen dan perdata dan TUN. Jaksa-
BAB III
LANDASAN TEORI
3. 1. Teori
acara perdata. Hukum acara perdata dapat didefinisikan yaitu aturan-aturan yang
Teori mengenai hukum acara perdata ini digunakan sebagai pedoman dalam
perdata menyinggung pada tugas dan fungsi seorang Jaksa Pengacara Negara.
11
Sengketa perdata adalah suatu perkara perdata yang didalamnya telah terjadi
disebabkan adanya benturan kepentingan antar para pihak dari hubungan hukum
akan menyinggung tugas dan fungsi Jaksa Pengacara Negara. Dalam upaya
hukum baik secara litigasi maupun non litigasi. Arbitrase sebagai salah satu
paling akhir (ultimum remidium). Ketiga asas tersebut dapat peroleh oleh
12
3. 2. Landasan
Dasar hukum yang mengatur mengenai arbitrase sudah ada sejak lama.
Pada Reglemen Acara Perdata (Rv) yaitu pada Buku Ketiga Rv , pada Bab
Indonesia.
3. 3. Cara pandang
13
MoU sesuai dengan pemahaman paradigma konstruktivisme. Bahwa
prosedur yang telah diatur dalam peraturan Jaksa Agung. Sehingga unsur
arbitrase sesuai dengan aturan yang telah ada. Tugas dan Fungsi JPN juga
telah diatur secara normatif yuridis sesuai dengan UU No. 16 Tahun 200
BAB IV
oleh Jaksa sebagai Pengacara Negara kepada negara atau pemerintah, baik
hukum berdasarkan surat kuasa khusus baik secara non litigasi (negosiasi)
14
perkara perdata ini merupakan ranah litigasi dengan menggunakan lembaga
didasarkan pada Perjanjian Arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa. Bantuan hukum ini merupakan salah satu tugas dan
fungsi Jaksa Pengacara Negara yang telah diatur dalam Peraturan Jaksa Agung
Tindakan Lain dan Pelayanan Hukum Di Bidang Perdata dan Tata Usaha
Negara.
Perjanjian Arbitrase
Kejaksaan Negeri Kudus didasarkan adanya MoU terlebih dahulu yang pada
diajukan pada badan yang berwenang selain pada Peradilan Perdata. Hal
1. Bersifat asesor
15
berwenang/yang akan digunakan dalam menyelesaikan perselisihan yang
oleh sebuah badan kuasa swasta yang bersifat netral yang lazim disebut
“wasit”atau “arbitrase”.
16
Perjanjian arbitase tidak lahir dari undang-undang, tetapi lahir dari
Kelemahan:
(pidana).
pertimbangan.
17
Keunggulan penyelesaian melalui arbitrase dengan JPN sebagai
pelaksanaan arbitrase.
bukan dalam hal “mengadili”. Penunjukan arbiter dilakukan oleh para pihak
Kompetensi absolut arbitrase secara normatif akan lahir ketika para pihak
dalam membuat perjanjian yang secara tegas menyatakan bahwa mereka akan
kewenangan arbitrase menjadi semakin jelas dan kuat, karena sudah ada dasar
1
M. Yahya Harahap. Arbitrase. Jakarta: Sinar Grafika. 2003. Hal 83.
18
demikian dalam praktik selama ini penulis masih menemukan adanya
Oleh karena itu, itikad baik para pihak dan sikap pengadilan yang
perkara di luar pengadilan atas dasar perdamaian atau melalui arbitrase tatap
memeriksa suatu perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa
oleh badan peradilan atau forum lainnya sesuai dengan aturan perundang-
Sebagai contoh, ketika dalam suatu perjanjian jual beli, para pihak sepakat
19
untuk mengajukan sengketa melalui arbitrase, maka apabila sengketa timbul
para pihak harus mematuhi perjanjian yang telah mereka buat, dan memajukan
Ontvankelijke Verklaard) atau yang biasa disebut NO, tetapi ada pula yang
20
Permohonan dari
Kepala Kejaksaan
Stakeholder dengan
Negeri
SKK
Telaah
Litigasi/ Non
Litigasi
Administrasi
dilakukan pada Seksi Perdata dan TUN pada Kejaksaan Negeri Kudus.
Koordinasi
21
Dalam pelaksanaan penanganan perkara (non litigasi maupun
litigasi) bidang Perdata dan TUN setelah menerima SKK (Surat Kuasa
Permohonan
Telaahan Awal oleh JPN, yang ditunjuk oleh Kepala Kejari Kudus.
22
melaporkan secara berjenjang kepada Jaksa Agung Muda bidang
kesulitan permasalahan.
23
Pejabat di Daerah yang setara dengan Kepala Kejati, maka SKK
Kejari.
setempat.
24
Dalam hal mewakili Internal Kejari yaitu bidang Datun dapat
Pelaksanaan Arbitrase
25
para pihak dengan memperhatikan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
Kasus posisi
perselisihan/perkara.
26
Putusan arbitrase ini tidak memihak yang sifatnya final dan
putusan yang jelas dan tuntas sehingga secara teori dikatakan sah dan
antara para pihak atas objek atau barang yang disengketakan, dan
dilaksanakan.
3
Priyatna Aburrasyid, Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Jakarta : PT Fikahati .
2002. Hlm. 182.
27
diluar peradilan perdata melalui lembaga arbitrase dengan sistem pintu
tertulis dalam amar. Itu dilaksanakan secara sukarela oleh para pihak
yang telah menerima putusan tersebut, atau dalam hal ada pihak yang
BAB V
PENUTUP
5. 1. Kesimpulan
menemukan solusi yang sesuai dengan kehendak para pihak. Prosedur arbitrase
swasta terkait dengan tugas dan fungsi Jaksa Pengacara Negara. Yaitu dalam
28
Sebelum JPN melaksanakan bantuan hukum , ada beberapa prosedur yang
penuhi antara lain yaitu adanya permohonan, dibuatnya surat kuasa khusus,
5. 2. Saran
kerja praktek dapat lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan
judul pada prakteknya dengan cara wawancara maupun studi pustaka yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
29
- Makarao, Moh Taufik. 2004. Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata.
2. Jurnal
3. Undang-Undang
Republik Indonesia.
30
DOKUMENTASI
31